“Oh ya, aku lupa! Barusan cuma menggunakan kertas jimat untuk mengunci tubuhnya, belum menyumbat mulut anak ini. Sekarang, aku akan membuat si ambisius ini tak bisa bicara selamanya!” Kakek tua itu mengeluarkan alat besi berbentuk kail dari tubuhnya dan mulai mendekatiku.
Tiba-tiba, jenazah perempuan itu menoleh ke kakek tua itu: "Lao Ming, kita sudah berjanji sebelumnya. Jika berhasil memancing anak-anak ini, buku 《Xuan Huang Di Jing》dan metode latihan 'Energi Zhen Wuji' miliknya untuk kalian. Sedangkan Tubuh Tao Bawaan dan darah kehidupannya untukku. Jangan sampai kau lupa!"
"Tenang saja. Sekte Gan Shi selalu menepati janji." Kakek tua itu terus mendekatiku langkah demi langkah, matanya dipenuhi kerakusan.
Aku tetap berdiri di tempat tanpa mengubah posisi, sabar menunggu kakek tua itu mendekat.
Saat kakek itu berhenti tepat di hadapanku, dengan gesit aku melangkah maju. Tanpa basa-basi kuhunus Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks yang telah dibuka segelnya, menyayat lehernya dengan garang.
Melihat serangan mendadak ini, kakek itu terkejut. Wajahnya berubah pucat sebelum tubuhnya melesat mundur dengan gerakan menghindar yang cepat.
"Hmph!" Kuhela napas pendek. Energi Zhen ungu berkumpul di tangan kiriku. Dengan gerakan mencambuk, energi itu melesat dari tangan kananku mengejar tubuh kakek yang sedang mundur.
"Wajah kakek tua itu menunjukkan kepanikan sejenak, ingin menghindar, namun sebelum sempat bergerak, energi Zhen ungu telah menghantam dadanya dengan keras, menjatuhkannya ke tanah. Saat aku hendak menerjang, tiba-tiba terasa hembusan angin dingin dari belakangku.
Dengan cepat kumenoleh, melihat jenazah perempuan itu mengembangkan cakar dan gigi, menerjang ke arahku.
"Dasar p****n! Hun tak terpecahkan, esensi terkumpul rapat. Dalam keseimbangan Yin-Yang yang murni. Lóng Hŭ Qī Shè Yìn! She!" Setelah mengucapkan mantra jurus kedua Longhu Qishe Yin, cahaya merah kekuningan muncul di tangan kiriku, lalu kuhantamkan ke titik vital di dada jenazah itu.
Jenazah itu tak menghadapi langsung. Melihat Lóng Hŭ Qī Shè Yìn, tubuhnya berputar luwes seperti ular perak tak bertulang, menghindari tangan kiriku dan terus mendekat sambil mengarahkan cakar hitamnya ke wajahku.
Terpaksa kumundur selangkah, mengayunkan Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks di tangan kanan ke arah lengan jenazah itu.
"Pshh~!" Pisau itu menancap di tubuh jenazah, sementara tangan kiri penuh kukunya mencengkeram erat lenganku. Kucoba melepaskan diri, tapi cengkeramannya tak mau lepas.
“Jíjí rú lǜ lìng！！”Aku berseru kencang, mengerahkan seluruh tenaga, mengarahkan Lóng Hŭ Qī Shè Yìn di tangan kiri ke titik vital di dahi jenazah perempuan itu.
Dengan dentangan keras, tangan kiriku menghantam dahi jenazah itu. Namun sepersekian detik kemudian, tubuh jenazah perempuan di hadapanku tiba-tiba berubah menjadi gulungan asap pekat yang menerjang ke arahku.
Sialan! Buruk, terjebak perangkap!!
Dalam hati kutahan napas gegabah, lalu cepat-cepat melompat mundur menghindar. Tepat saat aku mundur, angin jahat tiba-tiba berhembus dari belakang. Tanpa sempat melihat, kutolak tanah dengan kedua kaki dan melompat ke kiri.
“Sial! Kau hampir membunuhku!! Pemuda ini sudah menguasai metode penggunaan 'Energi Zhen Wuji' dengan lancar. Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya?!” teriak si kakek tua ke arah jenazah perempuan saat aku menghindari serangannya.
Kutabaikan percakapan mereka. Langsung kualihkan energi Zhen dalam tubuhku, menyatukannya dengan energi Yang di tangan kiri, lalu kusergap si kakek tua dengan langkah gesit.
Di depan wajahnya, kuhantamkan tinju ke rusuk kirinya. Si kakek bereaksi cepat, mengeluarkan golok dari saku dan menebas tangan kiriku.
Terpaksa kutarik kembali tangan yang sudah kuhulurkan. Kukendalikan postur tubuh, mengalirkan energi Zhen lagi untuk menyerang dari jarak jauh.
Kakek tua itu terpaksa menghindar. Saat inilah kesempatannya! Sambil si kakek menghindari energi ungu, aku bergegas maju dan menyusul ke sampingnya. Namun di detik ini, aku melakukan kesalahan fatal: meremehkan refleks dan kecepatan gerakan tubuh sang kakek.
Matanya menyipit. Tangan kanannya yang menggenggam golok menyabet ke bahu kiriku dari sudut yang mustahil.
Terlalu cepat! Sama sekali tak sempat menghindar! Tapi dalam bahaya, otakku bekerja. Kuambil keputusan nekat: bukannya mundur, malah kupercepat gerakan tubuh menerjang si kakek. Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks di tanganku kuhunjamkan keras ke perutnya!
"Pu~~!" Dentuman berat terdengar. Pisau legendaris itu menembus perut kakek, sementara golok di tangan kanannya menghunjam bahuku.
Bahu kiri terasa nyeri. Pengalaman terluka berkali-kali memberitahuku: tebasan ini tidak melukai.
Yang paham struktur golok tahu: bagian paling tajam selalu di tengah. Ujungnya sengaja dipertebal. Aku memanfaatkan ini untuk bertaruh.
Setelah menusuk kakek itu, tak kubiarkan dia balas menyerang. Kutendang tubuhnya sekuat tenaga, membuatnya tersandung mundur beberapa langkah sebelum akhirnya terjatuh.
“Huu~!” Suara desau angin tiba-tiba terdengar di sebelahku. Kuputarkan kepala dan melihat jenazah perempuan itu kembali menerjang ke arahku.
Kali ini kutingkatkan kewaspadaan. Pertama kukumpulkan energi Yang di kedua mata untuk menyapu seluruh penjuru tubuh jenazah itu, memastikan itu benar-benar jasad aslinya. Kemudian kugerakkan tangan kiriku, seberkas energi Zhen ungu terlepas dari telapak tangan. Energi itu melesat membawa jejak cahaya ungu menuju wajah jenazah perempuan tersebut.
Melihat energi Zhen yang meluncur dari tanganku, jenazah itu segera memutar tubuhnya untuk menghindar. Tepat di momen itu, dentuman senapan Zhao Man bergema berturut-turut. Kulihat semburan cahaya api menyasar tubuh jenazah itu. Tembakan-tembakan Zhao Man tepat mengenai punggung jenazah perempuan tersebut.
Sama sekali tak kuduga Zhao Man tiba-tiba menyerang di saat seperti ini. Awalnya kukira dia pingsan setelah terpental akibat pukulan jenazah itu. Ternyata selama ini dia pura-pura pingsan sambil menunggu momen tepat untuk bertindak.
Tubuh jenazah perempuan itu bergetar hebat setelah terkena Peluru Pengusir Setan Zhao Man. Dengan raungan mengerikan, dia berbalik dan tanpa pikir panjang langsung menerjang ke arah Zhao Man. Jelas sekali amarahnya telah meluap akibat provokasi itu.
Dan saat ini, justru kemarahan itulah yang kuharapkan. Semakin besar amukannya, semakin menguntungkan posisi kami. Zhao Man, wanita yang sangat cerdik ini, juga sepenuhnya menyadari strategi tersebut.
"Sekarang adalah kesempatan untuk menyerang, Zhao Man sengaja membahayakan dirinya sendiri untuk menciptakan peluang emas ini bagiku. Bagaimana mungkin aku membiarkannya lolos?" Aku segera mengumpulkan energi Yang di kedua kaki, bergerak cepat mengejar jenazah perempuan itu dari belakang.
Setelah menyusulnya, tanpa ragu kuhunus Pisau Naga Lilin dan Burung Feniks ke arah titik vital di punggungnya.
Mayat itu menyadari pengejaranku dan berusaha menghindar ke samping. Dengan menyeringai dingin, kulepaskan energi Zhen dari tangan kiriku yang menghantam tubuhnya. Jeritan melengking pecah saat tubuhnya terpental beberapa meter, energi Yin-nya menyusut drastis.
Melihat ini, kukumpulkan energi Zhen dan melangkah mendekatinya. "Hari ini aku pasti akan memusnahkanmu sampai rohmu tercerai-berai!" tekadku membara.
"Zuo Shisan, tahukah kau siapa aku semasa hidup? Jika kau berani membasmi ku hari ini, bukan hanya kau—seluruh Aliran Longhu pun takkan sanggup menanggung konsekuensinya!!" Ancaman itu diucapkannya dengan tatapan dingin meski masih terbaring lemah.
