Entah mengapa, tiba-tiba muncul dorongan kuat dalam hatiku. Dorongan ini menyuruhku bahwa saat ini aku membutuhkan pembunuhan untuk meringankan penderitaan di tubuh dan hatiku.
Aku menimpakan semua sumber masalah dan tanggung jawab ini kepada Sekte Gan Shi. Pada detik ini, niat membunuhku bagai gunung menjulang!
Saat kumenerjang ke belakang "Mayat Berbaju Emas" itu, kukumpulkan seluruh energi Yang di tangan kiriku. Dengan sekuat tenaga, kuhantamkan ke titik vital di punggungnya!
Pukulan tangan kiri mengenai titik vitalnya, tubuh raksasa "Mayat Berbaju Emas" gemetar hebat lalu limbung ke depan.
Tanpa ragu, kukejar lagi. Telapak tangan lain menghantam jantung belakangnya. "Mayat Berbaju Emas" mengaum nyaring, melepas Pria Bertopi dan Master Lu yang dikejarnya, lalu berbalik menerjangku dengan ganas.
Melihat ini, kularikan langkah sambil membuat mudra dengan satu tangan. Kuteriakkan mantra Pola Tujuh Bintang Surgawi:
"Qi kacau-balau memenuhi wujudku, Langkah Yu mendorongku ke Yang Terang, Langit berputar Bumi menginjak Enam Jia, Menginjak Bintang menyejajarkan Sembilan Roh, Jari mengarah membuat siluman gentar, Dewa membantuku menyelamatkan diri, Sempa malapetaka takkan menyentuh. Jíjí rú lǜ lìng!!" Setiap kali mantra terucap, langkahku semakin mantap. Tujuh langkah rampung, energi Yang di tubuhku berlipat ganda bagai gelombang.
Pandangan mendadak gelap, "Jin Jia Shi" itu sudah berada di depan mata. Aku segera melambungkan tangan ke arah "Jin Jia Shi" yang menerjang.
Telapak tangan ini menghantam wajah "Jin Jia Shi", langsung membuatnya mundur hingga 7-8 langkah baru bisa stabil. Aku jelas melihat dari tubuhnya: energi Yin jahat di tubuhnya sudah hampir habis.
Tapi aku tetap merasa terkejut, "Jin Jia Shi" ini benar-benar sesuai namanya, sangat tahan pukul.
"Jin Jia Shi" itu berdiri di tempat, menatapku dengan mata merah darah besar. Setelah beberapa detik, ia meraung dan melompat tinggi, tubuh raksasanya langsung mendekat beberapa meter.
Saat aku bersiap menyerang lagi, "Jin Jia Shi" yang jatuh dari udara tiba-tiba diam di tempat. Perlahan ia menundukkan kepala dan lengan, menutup mata, energi Yin jahat yang terus menyebar dari tubuhnya mulai menyusut...
Perubahan ini membuatku bingung. Tiba-tiba kudengar suara pertarungan di belakang. Berbalik kulihat Pria Bertopi dan Master Lu sedang mengepung Pemimpin Sekte Gan Shi.
Aku langsung paham. Rupanya Pemimpin Sekte Gan Shi sudah kewalahan sendiri, tak punya tenaga lagi untuk mengontrol "Jin Jia Shi" ini. Setelah mengerti penyebabnya, aku segera berlari ke arah mereka.
"Seperti kata pepatah, tangkap pemimpinnya dulu untuk mengalahkan musuh. Asalkan kita bisa menaklukkan Pemimpin Sekte Gan Shi yang mengendalikan 'Jin Jia Shi' ini, mayat baja yang tak terkalahkan itu akan hancur dengan sendirinya. Sekte Gan Shi pun akan kehilangan pemimpinnya."
Dengan beberapa lompatan gesit, aku mendekati. Alih-alih menyerang langsung dari depan, aku memutar jauh ke belakang Pemimpin Sekte Gan Shi. Setelah dekat, aku menghantamkan telapak tangan ke punggungnya tepat di area jantung.
Pukulan itu mendarat sempurna di punggung Pemimpin Sekte Gan Shi. Tubuhnya yang kurus langsung terpental jauh, mendarat di tanah sambil gemetaran tak terkendali.
Melihat ini, aku segera ingin menerjang lagi untuk menghabisinya. Tapi Master Lu tiba-tiba menahan langkahku:
"Shisan, apa maksudmu?!"
Tanpa pikir panjang, aku langsung menjawab: "Aku ingin membunuhnya."
Tatapan Master Lu menjadi aneh mendengar jawabanku. Ia meraih kerah bajuku, bertanya dengan suara dingin: "Siapa yang menyuruhmu menggunakan kitab 《Xuan Huang Di Jing》 itu lagi?! Aura pembunuh dan dendam dalam dirimu suatu hari akan merenggut nyawamu!!"
Aura pembunuh yang sebelumnya menguasai pikiranku perlahan mereda di bawah tatapan tajamnya...
Aku terdiam di tempat, tak tahu harus berkata apa pada Master Lu.
"Master Lu melirikku dan melanjutkan,"Cepat simpan《Xuan Huang Di Jing》di sini dan tunggu kami!" Setelah berkata demikian, dia berbalik dan berlari ke arah Pemimpin Sekte Gan Shi yang tergeletak di tanah."
Memandang bayangan Master Lu yang menjauh, perlahan kukembalikan energi Yang di tubuhku ke Dantian. Bersamaan dengan menghilangnya kekuatan misterius yang selalu mengalir dalam diriku hingga lenyap sepenuhnya... Cahaya《Xuan Huang Di Jing》di atas kepalaku pun mereda, kembali ke wujud aslinya sebelum turun perlahan.
Kuraih《Xuan Huang Di Jing》yang melayang turun dari udara dan memasukkannya kembali ke dalam tas ransel.
Kupalingkan pandangan ke arah Qiu Shasha. Kulihat Zhao Man sedang berjongkok di sampingnya. Tanpa pikir panjang, kuhampiri mereka.
Sesampainya di dekat Zhao Man, kusadari dia sedang melakukan kompresi jantung sambil berusaha menghentikan pendarahan di luka Qiu Shasha.
"Kak Zhao, jangan sia-siakan tenaga. Dia sudah tiada," kataku dengan berat hati. Hun dan Po Qiu Shasha telah meninggalkan tubuhnya, mustahil untuk dipulihkan.
Tubuh Zhao Man bergetar mendengar suaraku. Tangannya berhenti bergerak saat dia menoleh,"Shisan... Aku... Aku ingin menyelamatkannya karena merasa Qiu Shasha sendiri sebenarnya tak ingin seperti ini."
"Setelah mendengar perkataan Zhao Man, hatiku dipenuhi kepahitan dan penyesalan. Mengapa Qiu Shasha lebih memilih mati daripada memberitahuku kebenaran? Mengapa dia melakukan ini? Siapa yang memaksanya di belakang layar?"
Aku berjongkok, menatap wajah pucat Qiu Shasha yang begitu familiar. Rasa bersalah menggerogoti hatiku bagai monster, membuatku sesak napas.
Perlahan kusadari, energi Yin di udara mulai menghilang. Para Gan Shijiang dari Sekte Gan Shi yang mengepung kami pun mulai bubar. Pasti Pria Bertopi dan Master Lu telah berhasil menguasai pemimpin mereka.
Aku merenung dalam hati: Apakah keputusanku datang ke Sekte Gan Shi ini benar atau salah?
"Shisan, Shisan?..." Zhao Man bangkit dari samping Qiu Shasha dan menyentuh bahuku pelan.
Saat kuputar kepala ke arah Zhao Man, kulihat jenazah perempuan itu sedang mencoba menyelinap pergi dari belakangnya!
Melihat jenazah itu kabur, kukumpulkan energi Yang di kedua kakiku dan segera mengejarnya. Sebuah bayangan lain juga bergerak bersamaku mengejar jenazah tersebut.
Kulihat sekilas - itu Pria Bertopi.
Saat kami menyusul jenazah itu, Pria Bertopi mengeluarkan tali merah panjang dari jubahnya. Dengan melemparkannya ke udara, dia berseru keras:
"Jíjí rú lǜ lìng!!"
"Tali merah itu di udara, seolah-olah hidup kembali, menggeliat, lalu melesat ke arah jenazah perempuan itu."
Seketika, jenazah perempuan itu diikat erat oleh tali merah dan terjatuh ke tanah, tak bisa bergerak.
Melihat ini, aku bergegas menerjang ke depan, langsung membentuk mudra Lóng Hŭ Qī Shè Yìn sambil berseru: "Gōng zhōng sì jué shén yuán zhào, niàn yǐ wú cún sān míng kāi. Lóng Hŭ Qī Shè Yìn! She!!" Cahaya merah muncul, aku menghantam keras dahi jenazah perempuan yang tergeletak tak bergerak itu.
"San Ge, jangan! Aku Bai Ruotong!!" Jenazah itu kembali menggunakan suara Bai Ruotong untuk memanggilku.
Tanpa ragu, aku memukul titik vital di dahinya. Tertimpa jurus ketiga Lóng Hŭ Qī Shè Yìn di titik mematikan, jenazah itu menjerit kesakitan sebelum energi Yin-nya mulai tercerai-berai.
Tubuhnya perlahan mulai menjadi transparan...
Berdiri di hadapannya, aku berkata pada bayangan yang memudar itu: "Bai Ruotong sudah lama mati. Aku yang membunuhnya..."
"Hahaha! Zuo Shisan, kau pikir ini akan berakhir dengan membunuhku?! Semua ini baru permulaan! Kalian para Taoist busuk tak akan lama lagi!! Hahahaha..." Di tengah tawa gila itu, rohnya tercerai-berai.
Di tanah tempatnya berdiri tadi, tersisa sebuah mutiara putih.
Ketika aku melihat mutiara putih ini, hatiku bergetar, karena mutiara ini persis seperti yang diciptakan Bai Ruotong sebelum mati!
