Melihat monster itu telah membuka mata, segera kukumpulkan energi Yang di kedua tangan. Dari tas ransel, kucabut Fu Pengusir Enam Jia dan kugenggam erat, siap menyerang kapan saja.
Tapi tepat di saat itu, monster yang terbaring di dalam peti mati transparan itu tiba-tiba menutup matanya kembali, pulih ke kondisi semula.
Zhao Man yang berdiri di sampingku melihat gerakanku tadi, segera mendekat dan bertanya, "Shisan, ada apa?"
"Kak Zhao, tadi kamu tidak melihat monster di dalam peti mati itu membuka kedua matanya?" tanyaku.
"Tidak, dari tadi aku terus menatap monster itu, tapi tidak melihatnya membuka mata..." Jawaban Zhao Man terdengar sangat meyakinkan.
"Tidak melihat?" Mendengar jawabannya, aku mulai meragukan penglihatanku sendiri. Jangan-jangan tadi mataku yang salah lihat?
Memikirkan ini, kukumpulkan lagi energi Yang untuk mengamati monster itu lebih seksama. Di tubuhnya masih mengelilingi gumpalan-gumpalan energi Yin. Bahkan setelah peti mati terbuka, energi Yin itu tidak menghilang, malah semakin mengeras dan mengitari tubuh monster.
Makhluk apa ini? Kutatap monster dalam peti itu dengan kewaspadaan semakin tinggi. Benda yang dikelilingi energi Yin pasti bukan barang baik.
"Sekretaris Yang, menurutmu ini apa?" Tiba-tiba Wen Ge berbicara menanyai Sekretaris Yang yang berdiri di belakangnya.
“Setelah mendengar perkataan Brother Wen, Sekretaris Yang menunduk melihat monster itu sambil berpikir sejenak, lalu berkata: "Menurutku tidak ada petunjuk berguna di dalam peti mati kaca ini, lebih baik kita lemparkan kembali ke sungai. Kapalnya jadi bau anyir, benar-benar menyengat!" Mungkin karena cuaca mendung dan hujan, ditambah melihat makhluk yang tidak manusia bukan hantu di dalam peti mati, Sekretaris Yang sendiri mulai ketakutan.
"Baik, segera aku suruh anak buah melemparkan benda ini lagi." Brother Wen mulai memanggil bawahannya untuk menutup tutup peti mati kaca terlebih dahulu sebelum melemparkannya.
Tapi kecelakaan terjadi tepat saat itu. Tiba-tiba terdengar suara menusuk seperti kuku menggaruk kaca dari dalam peti, lalu aku melihat kedua mata monster itu menyala kuning terbuka seketika!
Begitu mata monster itu terbuka, tanpa ragu sedikitpun, ia menjerit keras lalu melompat keluar dari peti mati dan langsung menerjang Sekretaris Yang yang paling dekat.
Perubahan mendadak ini membuat beberapa orang di sekitar peti mati terkunci ketakutan, kaki mereka seperti tertanam di tanah tak bisa bergerak.
"Ekspresi Sekretaris Yang saat ini semakin berlebihan, mulutnya terbuka lebar ketakutan, bola matanya hampir melotot keluar! Namun di ambang hidup-mati, refleksnya cukup baik. Dengan teriakan keras, ia menyambar sekretaris yang selalu mengikutinya dari belakang dan menariknya ke depan untuk dijadikan 'perisai manusia'."
Melihat adegan ini, sambil berlari ke belakang monster, dalam hati aku mengutuk si Yang keparat itu—benar-benar binatang berkulit manusia yang bisa melakukan apa saja!
Awalnya aku tak berniat menyelamatkan Sekretaris Yang. Pejabat korup seperti ini semakin berkurang semakin baik. Tapi mengenai sekretarisnya yang kadang baik kadang buruk, karena tidak kenal dekat, aku tak tega membiarkannya mati di depan mataku.
Dengan lincah aku menyusul ke belakang monster. Sebelumnya sempat mendekati Sekretaris Yang dan sekretarisnya, aku berseru kencang:
"Jíjí rú lǜ lìng!!" Sambil cepat-cepat menempelkan Fu Pengusir Enam Jia yang selalu kugenggam di tangan kanan ke titik vital belakang monster.
"Braak!!" Kertas jimat menempel di punggung monster, tiba-tiba menyemburkan cahaya api. Energi Yang yang meledak dari jimat itu langsung menjatuhkan monster dari udara ke tanah.
Melihat Fu Enam Jia efektif, tangan kananku dengan gesit merogoh tas ransel. Sekali lagi selembar kertas jimat muncul di telapak tanganku.
Melihat sekilas monster yang tergeletak di dek kapal nelayan, tubuhku melesat cepat ke depan sambil menempelkan Fu Pengusir Enam Jia kedua ke titik vital belakang monster itu.
Monster yang merangkak di tanah itu menjerit aneh bersamaan dengan seranganku. Tubuhnya yang licin tiba-tiba meluncur dari dek, berbalik sambil membuka mulut sebesar baskom yang langsung menyambarku.
"Braak!!" Suara tembakan terdengar dari belakangku. Kuping kiriku terasa panas saat proyektil melesat melewati telinga dan masuk ke dalam mulut monster itu.
Baru kusadari, sialan! Tembakan tadi hampir saja menghancurkan kepalaku!!
"Siapa yang menembak?!" Aku berbalik cepat sambil bertanya.
Saat menoleh, kulihat Wen Ge memegang pistol hitam yang sedang diarahkan ke arahku.
Sial! Wen Ge keparat itu sedang memanfaatkan situasi. Dia sengaja menembakku saat aku bertarung dengan monster. Meski membunuhku, dia bisa beralasan tembakannya meleset karena panik.
Menatap Wen Ge, aku menyeringai dingin. Dalam hati kuberkata: "Karena kau ingin nyawaku, bersiaplah untuk kubunuh."
“Aku tidak pernah sengaja menyinggung orang, tapi jika ada yang datang ingin mengambil nyawaku, aku tidak akan begitu dermawan untuk memaafkan. Bagaimanapun, aku sangat menghargai nyawaku sendiri, meskipun sisa hidupku mungkin tidak lama lagi.”
Pada saat yang sama, Zhao Man juga menyadari bahwa Brother Wen sebelumnya bermaksud membunuhku. Dengan cepat dia mengeluarkan pistolnya dan membidik Brother Wen. Dua anak buah Brother Wen juga mengarahkan senjata mereka ke Zhao Man. Suasana langsung memanas, situasi menjadi tegang seperti pedang terhunus.
Sebenarnya aku cukup khawatir Zhao Man dengan sifat nekatnya akan nekat menembak tanpa mempedulikan nyawanya. Jika sampai terjadi, meski dia berhasil membunuh Brother Wen di tempat, kemungkinan besar dia sendiri juga tidak akan selamat. Mengorbankan nyawanya untuk menukar nyawa seorang brengsek, sangat tidak worth it!
“Jangan terburu-buru!” teriakku memperingatkan kedua belah pihak. Belum lagi suaraku habis, tiba-tiba terdengar jeritan melengking. Pandanganku langsung gelap, mungkin monster itu kembali menerjang ke arahku.
Kali ini aku tidak lagi menahan diri. Saat hendak memutar badan untuk membentuk gerakan tangan Lóng Hŭ Qī Shè Yìn, kulihat monster itu memang melompat lagi dari papan kapal, tapi bukan ke arahku melainkan kembali menerjang ke sisi Sekretaris Yang.
Meski sebelumnya kena tembakan Brother Wen, monster itu tidak terluka parah. Dengan gesitnya dia menjatuhkan Sekretaris Yang ke papan kapal dan mengimpitnya di bawah badan.
Melihat ini, aku sengaja memperlambat gerakan tubuhku, sambil waspada terhadap Wen Ge yang mungkin melepaskan panah dingin, berlari perlahan. Kira-kira monster itu sudah selesai menggerogoti Sekretaris Yang di bawahnya, barulah aku melompat dengan gesit, kedua tangan cepat mengumpulkan energi Yang, dan menghantamkan pukulan keras ke titik vital belakang jantung monster itu.
Pukulanku tadi menggunakan seluruh tenaga, langsung membuat monster itu terpental jauh.
Melihat monster itu hampir jatuh ke perahu nelayan dan tercebur ke sungai, aku segera mengeluarkan energi Zhen dari Dantian, memusatkannya di tangan kanan, lalu menghantamkan telapak tangan dari jarak jauh ke arah monster itu.
Energi ungu keluar dari tubuhku, tepat mengenai monster itu. Disertai jeritan melengking, monster itu akhirnya jatuh ke Sungai Kuning.
Dengan langkah gesit, aku segera melesat ke sisi perahu, mengumpulkan energi Yang untuk memandang ke dasar sungai. Mayat monster itu menghilang, energi Yang pada tubuhnya juga lenyap bersamaan.
Kira-kira kemungkinan besar sudah mati. Monster dengan energi Yin yang tidak terlalu kuat seperti ini, setelah terkena "Energi Zhen Wuji", hampir pasti tidak bisa bertahan hidup.
Melihat ini, aku baru lega. Ingin segera menarik kembali energi Yang ke Dantian, tiba-tiba teringat Wen Ge dan kelompoknya yang masih bersama Zhao Man dan pria gemuk itu. Aku kembali mengumpulkan energi Yang ke seluruh tubuh, memutar badan dan menatap tajam ke arah Wen Ge.
Awalnya di hati aku berencana langsung menerjang ke depan untuk menjatuhkan tiga keparat itu dan melempar mereka ke sungai untuk jadi makanan ikan, tapi karena tiga pistol di tangan mereka, aku terpaksa menahan amarah yang menyala-nyala dalam hati.
Sekalipun ilmu Taoku tinggi dan gerakan tubuhku cepat, menghadapi tiga pistol sekaligus tetap membuatku tak berdaya. Jika hanya aku sendiri mungkin masih berani mengambil risiko untuk bertarung, tapi sekarang pistol mereka mengarah pada Zhao Man dan pria gemuk, aku harus menyerah sementara.
