“Setelah mendengar Qiu Shasha memanggilku, aku berpikir dalam hati, kebetulan sekali. Dia ingin bicara denganku, dan aku juga punya pertanyaan untuknya.
Pertama-tama aku menemui Wang A'cheng dan putranya untuk pamit, menyuruh mereka makan dulu tanpa perlu menunggu kami. Kemudian aku mengikuti Qiu Shasha menuju buritan kapal nelayan.
Setelah sampai di buritan kapal, Qiu Shasha berdiri di samping pagar kapal. Kepalanya terus mendongak menatap gemintang di langit malam, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Aku menunggu di sampingnya beberapa saat, akhirnya tak tahan lagi. Aku menoleh padanya dan bertanya, "Qiu Shasha, untuk apa kau memanggilku ke sini?"
Qiu Shasha menghela napas tipis sambil tetap menatap langit, "Zuo Shisan, mulai sekarang jangan panggil namaku lagi. Aku bukan Qiu Shasha, namaku Tang Xinlei, seorang pria sejati. Qiu Shasha yang dulu sudah mati... baik secara fisik maupun batin."
"Apa??" Aku tertegun mendengar perkataannya.
"Maksudku, aku ingin hidup sebagai pria mulai sekarang. Boneka bernama Qiu Shasha itu sudah kau bunuh dengan tanganmu sendiri." Tiba-tiba Qiu Shasha menoleh tajam ke arahku. Aku melihat jelas, matanya menyala-nyala membara kebencian!
"Tampaknya sampai sekarang dia masih menyalahkan aku karena tusukan pisau itu. Tapi saat itu, apa ada pilihan lain bagiku?"
"Qiu Shasha, kamu masih menyalahkan aku?" tanya aku.
"Aku tidak pernah menyalahkanmu. Aku membencimu!!" Qiu Shasha berkata dingin sambil menatapku. Nada bicaranya sama sekali tidak mengandung candaan. Aku bisa lihat dan dengar, saat ini dia benar-benar membenciku.
Bahkan saat memanggil namaku, dia mengubah dari "Shisan" sebelumnya menjadi "Zuo Shisan". Meski hanya tambahan marga, hubungan kami perlahan menjauh.
Suasana sekarang agak canggung. Aku tak tahu harus berkata apa, lalu mengalihkan topik: "Ngomong-ngomong Qiu Shasha, bukannya kamu sudah mati? Aku melihat sendiri energi Yang di tubuhmu habis, bagaimana bisa hidup kembali?"
Qiu Shasha terkekeh pelan: "Teknik pernapasan tersembunyi Mao Shan dari Aliran Longhu, bukan hanya kamu yang bisa."
"Kamu pura-pura mati?!" Baru setelah mendengar ini aku mengerti. Sekarang aku tahu mengapa sebelumnya dia terus memaksaku untuk membunuhnya - semua bagian dari rencana pura-pura mati.
Satu-satunya alasan dia melakukan ini adalah ingin melepaskan diri dari sosok misterius yang terus memberi perintah dari balik layar.
"Benar. Lebih baik kau tusuk sampai mati daripada terus menjadi boneka di tangan orang lain. Tanpa kehendak sendiri, hidup hanya untuk menuruti, menuruti, dan menuruti..." Sorot mata tajam Qiu Shasha meredup saat mengucapkan ini.
"Setidaknya kamu sekarang sudah bebas, terlahir kembali, benar kan Tang Xinlei?" Aku menatap Qiu Shasha dan bertanya.
"Bebas memang bebas, tapi masih ada satu hal penting yang belum kulakukan," kata Qiu Shasha.
"Hal apa?" tanyaku.
"Aku tidak ingin memberitahumu," jawab Qiu Shasha.
"Kalau begitu, kamu memanggilku ke sini hanya untuk mengatakan namamu sekarang adalah Tang Xinlei?" lanjutku bertanya.
"Tidak sepenuhnya. Qing You masih punya beberapa pesan yang ingin disampaikan melalui aku," ujar Qiu Shasha sambil kembali menoleh, menatap bintang-bintang di langit malam.
"Pesan apa saja?" Hatiku dipenuhi keraguan, pesan apa sebenarnya yang ingin disampaikan pria bertopi bambu ini melalui Qiu Shasha.
"Sifat sejati setiap manusia sudah sempurna, perkembangan alami adalah yang terbaik. Ada sesuatu yang disebut enam bayangan takdir duniawi, yaitu kecenderungan manusia menganggap berbagai perasaan tidak nyaman dan pikiran sebagai dirinya sendiri. Padahal diri sejati adalah sifat murni yang bersinar terang. Ada orang yang bisa melihat cahaya sifat sejati ini, cahaya yang dimiliki setiap manusia."
"Selain itu, Jalan Taoisme banyak mengajarkan cara mengamati konsep, mengamati hati, serta berbuat baik dan menghilangkan kejahatan. Namun pikiran jahat dan karma buruk melayang-layang di udara, mudah menempel pada manusia. Mereka yang memiliki kekuatan lebih bahkan bisa melepaskan semua pikiran jahat itu. Berlatih Tao harus dimulai dengan melatih tubuh dan hati, hanya dengan begitu hatimu tak akan tertipu, energi jahat akan sirna sendiri, dan manusia bisa meraih kebebasan sejati untuk menjadi junzi (manusia unggul)." Qiu Shasha sengaja memperlambat tempo bicaranya, khawatir aku tidak memahami.
“Orang yang latihan Tao, harus terlebih dahulu melatih tubuh dan hatinya……” Aku membacakan kalimat ini dalam hati, ini sudah ketiga kalinya aku mendengarnya sejak memasuki gerbang Jalan Tao.
Pertama kali diucapkan oleh Master Qingfeng, kedua kalinya oleh Master Lu Yu, dan ketiga kali disampaikan melalui mulut Qiu Shasha oleh Pria Bertopi. Semua berbicara tentang melatih tubuh dan hati, tapi bagaimana sebenarnya cara melatihnya? Dari mana memulai?
Aku tak bisa memahami, kekuatan fisik bisa diubah melalui usaha diri dan mempelajari mantra Tao. Tapi bagaimana cara seseorang melatih jiwa raganya?
Memikirkan ini, aku menatap Qiu Shasha dan bertanya bingung: “Qiu Shasha...”
“Kau harus memanggilku Tang Xinlei.” Dia menyela sebelum aku selesai berbicara.
“Aku masih belum terbiasa. Tang Xinlei, aku ingin bertanya sesuatu.”
“Tanyakan.” Qiu Shasha berkata.
“Semua orang menyuruhku melatih tubuh dan hati, tapi bagaimana caranya?” Pertanyaan ini terus menghantuiku. Meski selalu berusaha berbuat baik, saat energi jahat dalam tubuhku meluap, aku tetap tak bisa mengendalikannya.
"Pertama, kamu harus menemukan akar keberadaan energi jahat dalam tubuhmu." Qiu Shasha menatapku melanjutkan: "Kuberi kamu sebuah pepatah, harap kamu ingat baik-baik. Bila menghadapi orang berkuasa, pandanglah dengan sebelah mata, jangan terkesima oleh kemegahannya. Balairung setinggi beberapa ren, atap berukir selebar beberapa chi, jika aku berkuasa, takkan kulakukan. Hidangan seluas meja persegi, ratusan selir melayani, jika aku berkuasa, takkan kulakukan. Pesta pora minum anggur, berburu dengan kereta kuda ribuan, jika aku berkuasa, takkan kulakukan. Semua yang mereka miliki, bukanlah keinginanku; Yang kumiliki, adalah sistem kuno, mengapa aku harus takut pada mereka?"
Mendengar pidato terakhir Qiu Shasha ini, aku benar-benar bingung, sama sekali tidak mengerti maksudnya. Akhirnya kbertanya: "Hei Tang Xinlei, bisa bantu terjemahkan bagian ini? Tingkat pendidikanku terbatas."
Qiu Shasha melotot padaku, lalu menjelaskan: "Makna kasar paragraf itu adalah: Meski hartamu segunung emas, meski selir-selirmu berkelompok, meski pengawalmu sebanyak semut, bagiku hanyalah awan lewat. Kendalikan semua hasrat, pikiran jahat, dan niat membunuh dalam hatimu. Energi jahat seperti nafsu dan pikiran jahat manusia, semakin lama ada akan semakin menumpuk, akhirnya membuat seseorang hancur selamanya. Hadapi masalah, jangan sampai terpaksa, jangan pernah timbulkan niat membunuh atau keinginan sedikitpun, kecuali kamu ingin energi jahat dalam tubuhmu mengikis habis dirimu."
"Mendengar ini, aku mulai sedikit mengerti. Meskipun aku tidak terlalu mengejar ketenaran dan keuntungan, namun keserakahan selalu bersemayam di hatiku. Untuk benar-benar menghilangkan hasrat dan memutus enam akar, sejujurnya, sama sekali tidak bisa kulakukan."
"Kurasa aku tidak bisa. Selama masih hidup, hasrat harus tetap ada, harus mencari harta." Aku menatap Qiu Shasha sambil berkata jujur.
"Apa? Nama dan keuntungan begitu penting bagimu?!" Qiu Shasha mengerutkan alis melengkungnya, menatapku dengan marah sambil mengejek.
Aku menggelengkan kepala:
"Apapun pilihanku di kehidupan berikutnya; tapi di kehidupan ini, karena aku sudah datang, aku harus memastikan orangtuaku menghabiskan masa tua dengan damai, harus memberikan pendidikan terbaik untuk anak-anakku, membuat pasanganku hidup dalam kedamaian. Di masyarakat sekarang ini dimana setiap langkah membutuhkan uang, orang yang sama sekali tidak punya hasrat tidak mungkin bertahan hidup. Semua ini mustahil terwujud tanpa dukungan harta. Inilah hasratku, tapi juga tanggung jawabku. Bukan paksaan atau keterpaksaan. Jadi, mencari harta dan hasrat bukanlah soal mau atau tidak mau, melainkan keharusan yang harus kulakukan."
Qiu Shasha terdiam lama setelah mendengar ucapanku... Baru setelah beberapa saat dia berbicara: "Mungkin, hantu yin yang menaruh energi jahat di tubuhmu sudah melihat hal ini sejak awal. Selama manusia masih hidup, mereka tidak akan pernah bisa lepas dari hasrat dan tanggung jawab. Jadi meski seribu tahun telah berlalu, energi jahat di tubuhmu tetap tidak bisa dilepaskan. Tian tidak mendapatkan waktu yang tepat, matahari dan bulan kehilangan cahayanya. Tanah tidak mendapatkan waktu yang tepat, pepohonan tidak akan tumbuh. Air tidak mendapatkan waktu yang tepat, angin dan ombak tidak akan tenang. Manusia tidak mendapatkan waktu yang tepat, segala urusan tidak lancar. Ini... mungkin memang takdirmu."
Aku tersenyum pada Qiu Shasha: "Aku tidak akan menyerah pada takdir..."
