"Awalnya Wen Ge berniat melarikan diri, tapi setelah pisau belati pria gemuk itu menekan pinggangnya, dia segera menghentikan gerakan, berbalik dan berkata pada pria gemuk: "Saudara... saudara, j-jangan terburu nafsu, tarik pisau itu, aku tidak akan pergi, aku tidak pergi."
Mendengar perkataan Wen Ge, pria gemuk itu mendengus dingin: "Jangan sok akrab dengan Pangye ini, dasar! Siapa saudaramu?! Ketahuilah, di pistol Pangye masih tersisa satu peluru yang semestinya kuambil untuk diriku sendiri tadi malam. Kalau kau lari lagi, peluru terakhir ini akan kusimpan untukmu."
"Ti-Tidak... aku tidak berani lari lagi..." Wen Ge langsung menggelengkan kepala dan mengibaskan tangannya ketakutan.
Melihat itu, pria gemuk perlahan menarik kembali belati dari pinggang Wen Ge. Menyaksikan Wen Ge yang sudah ditakuti, aku kembali memandang ke arah tiga "mayat hidup" yang tak jauh di depan.
Sekretaris Yang yang berjalan di depan bersama Wen Ge dan dua anak buah botaknya tampak sama sekali tidak menyadari kehadiran kami. Mereka terus melangkah kaku menuju hutan lebat di depan dengan arah yang seragam, seolah dikendalikan oleh sesuatu - mirip ritual Gan Shijiang...
"Shisan, apakah mereka terpapar Energi Yin?" tanya Zhao Man sambil menatap ketiga sosok itu.
Pertanyaan Zhao Man membuatku tersadar. Segera kukumpulkan energi Yang dan kutatap mereka. Anehnya, sama sekali tidak kudapati jejak Energi Yin pada tubuh mereka.
“Ketiga orang itu tidak memiliki sedikit pun energi Yin di tubuh mereka.” Aku berkata jujur pada Zhao Man.
“Lalu bagaimana mereka bisa?...” Zhao Man kembali melihat ke arah tiga orang yang terus berjalan maju itu dan bertanya padaku. Makna kalimatnya adalah jika mereka tidak memiliki energi Yin di tubuh, lalu mengapa bisa "hidup kembali setelah mati"?
Aku menggelengkan kepala: "Aku juga tidak tahu mengapa mereka 'hidup' kembali. Lebih baik kita jangan dulu mengganggu ular dalam semak, ikuti saja perlahan dari belakang, lihat ke mana tujuan mereka dan apa yang akan mereka lakukan."
Zhao Man dan pria gemuk langsung mengangguk setuju mendengar saranku. Sementara Qiu Shasha hanya mengangkat bahu acuh tak acuh, memberikanku tatapan yang berarti "semua keputusan ada di tanganmu" sebelum memalingkan pandangannya.
"Ayo, ikuti mereka." Aku menarik napas dalam dan memantapkan hati. Harus mengikuti ketiga orang di depan ini. Mungkin tempat yang mereka tuju menyimpan petunjuk keberadaan "Rumput Yin-Yang". Sekalipun kemungkinannya sangat tipis, aku harus mencoba mengadu nasib.
Sambil mengikuti tiga orang itu dari belakang, aku mengamati tubuh mereka dengan cermat. Sekarang Ketua Yang dan dua anak buah Wen Ge telah berubah menjadi monster yang aneh.
Pertama, postur tubuh mereka membesar hingga baju lusuh yang dikenakan jadi kekecilan. Kedua lengan, kaki, dan lima jari mereka tumbuh cakar tajam. Sama sekali tidak mirip manusia lagi, lebih menyerupai tiga binatang buas.
Pakaian asli mereka memiliki lengan baju dan celana yang terlalu pendek. Lengan dan betis yang terbuka dipenuhi pembuluh darah menonjol berisi cairan hitam pekat, terlihat seperti cacing hitam menjalar yang sangat menjijikkan.
Awalnya kami mengira mayat Sekretaris Yang yang hilang tiba-tiba itu ditelan hidup-hidup oleh ular sanca besar lain. Ternyata mereka semua kabur ke sini bersama.
Di antara ketiganya, terutama Sekretaris Yang, wajahnya sudah tidak mirip manusia hidup sama sekali. Kulitnya menghitam kebiruan dengan tujuh lubang wajah mengalirkan darah hitam kental, persis seperti hantu dengki. Melihat wajahnya saja membuatku tak nyaman.
Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka bertiga? Jika ini mutasi mayat menjadi zombie, meski kabut menghalangi matahari, energi Yang siang hari seharusnya membuat mereka tak bisa bergerak. Kalau bukan zombie, apakah ini semacam mutasi lain?
Sambil mengamati Sekretaris Yang yang berjalan di depan, berbagai dugaan berkecamuk di benakku. Mereka yang telah bermutasi ini seperti hafal betul medan "Pulau Yin-Yang", membawa kami berkelok-kelok melewati hutan lebat tak tembus cahaya menuju sebuah lembah kecil.
Di belakang lembah kecil itu berdiri tebing batu setinggi sekitar sepuluh meter. Ketiganya berjalan mantap menuju struktur geologi tersebut.
Saat kami mengikuti di belakang Sekretaris Yang dan yang lain mendekat, kami menemukan sebuah lorong gelap di tengah tebing batu yang menjulang di sekitar area ini. Tebing-tebing batu ini membentuk sebuah gua raksasa yang menyerupai reruntuhan kuno.
Setelah bermutasi, ketiga orang termasuk Sekretaris Yang langsung berjalan masuk ke dalam gua ini.
Melihat ini, semua orang berhenti di depan mulut gua yang gelap gulita dan tak terlihat ujungnya. Pria gemuk itu seperti maju memasukkan kepalanya untuk melihat sebentar, lalu mundur kembali.
"Shixiong, dalam gua ini terlalu gelap. Tak ada yang terlihat, plus ada bau aneh. Masuk juga kita?" Pria gemuk itu menoleh sambil bertanya padaku.
Aku berdiri di depan mulut gua sambil memusatkan energi Yang untuk mengamati. Setelah memastikan tidak ada energi Yin yang terdeteksi di pintu masuk, aku melambaikan tangan dan berkata: "Ayo ikuti. Hati-hati semua." Sambil mengatakan ini, aku mengambil senter kuat dari Zhao Man, menyalakannya, lalu memimpin dengan penerangan sambil perlahan memasuki gua.
Begitu melangkah masuk, hawa lembap dan dingin menusuk langsung menyergap. Udara di dalam juga membawa bau tak sedap.
Gua ini bisa dilalui tiga-empat orang berdampingan, tinggi lebih dari dua meter. Lantainya lembap dan lengket, dipenuhi batu-batu menonjol yang mudah membuat tersandung. Selain sulit dilalui, juga sangat berisiko melukai kaki.
“Aku……Aku bilang semua, bukankah kita datang ke pulau ini untuk harta? Tempat ini terlalu seram dan mengerikan, mayat bisa hidup kembali. Walaupun gua ini berisi harta sebanyak apapun, kalau kita tidak bisa keluar hidup-hidup, ya… nyawa pun tak akan bisa menikmatinya. Setuju tidak? Menurutku lebih baik kita pulang saja, rasa penasaran berlebihan memang bukan hal baik.” Saat itu juga, Wen Ge yang selama ini berjalan di belakang rombongan berkata dengan suara gemetar.
Pria gemuk langsung menepuk kepala Wen Ge setelah mendengarnya, sambil menatapnya berkata: “Kenapa kamu pengecut begini? Waktu mulai merugikan orang, mana ada kamu takut? Nyawa orang lain bukan nyawa, nyawa sendiri baru berharga?!”
“Aku… bukan itu maksudku. Maksudku kita tidak perlu ikut masuk ke gua ini mengikuti monster-monster di depan. Bisa-bisa kita semua tidak bisa keluar lagi.” Wen Ge memandang pria gemuk melanjutkan, jelas terlihat sekarang dia benar-benar ketakutan.
“Masih belum berhenti? Kalau masih banyak mulut, percaya tidak Pangye akan menjahit mulutmu?!” Pria gemuk mulai kehilangan kesabaran karena ulah Wen Ge.
“Sudah, jangan berisik lagi. Perhatikan jalan di kaki, di gua ini banyak binatang berbisa. Hati-hati jangan sampai tergigit.” Kuingatkan semua orang, lalu terus berjalan maju.
“Shisan, hati-hati!!”
Baru berjalan beberapa langkah, tiba-tiba kudengar suara Qiu Shasha yang selama ini mengikuti di belakang. Persis saat suaranya menghilang, sebuah bayangan hitam tiba-tiba melesat keluar dari sisi kiriku dan menerjangku.
Melihat bayangan itu, pertama-tama aku menghindar, lalu dengan cepat mengumpulkan energi Yang. Tangan kanan yang kosong kuhantamkan sekuat tenaga ke arah bayangan tersebut.
Pukulanku yang sarat energi itu membuatnya terhuyung-huyung mundur. Zhao Man segera menyorotkan senter ke arah kemana bayangan itu mundur. Di bawah sorotan kuat senter, aku mulai bisa melihat wujud asli bayangan hitam itu.
Dia adalah salah satu anggota botak mantan anak buah Wen Ge yang sebelumnya ditelan hidup-hidup oleh ular sanca.
Sekarang si botak itu menatap kami dengan sepasang mata hitam pekat. Kulitnya yang terbuka sudah membusuk. Pukulan energikku tadi tepat mengenai pipi kirinya, menghancurkan sebagian besar wajahnya hingga hanya menyisakan gumpalan daging busuk.
Di antara daging yang hancur itu, terlihat akar-akar hitam seperti tumbuhan yang berusaha mengumpulkan serpihan darah dan daging. Sepertinya mereka berusaha meregenerasi bagian wajah yang kuhancurkan!
