Mendengar perkataan Taotie, aku menggeleng sambil tersenyum getir. "Bicara memang mudah, tapi melakukannya sungguh sulit."
“Tidak sulit untuk dilakukan, tergantung apakah kamu mau melakukannya atau tidak. Segala hal pasti ada solusinya, tergantung apakah kamu memilih untuk menghadapi atau menghindar. Prinsip ini sama baik dalam kehidupan maupun dalam kultivasi.” Suara Taotie kembali terdengar dari giok kuno. Ia berhenti sejenak, lalu melanjutkan dengan nada melankolis: "Ah, ketahuilah, siapapun yang ingin menjadi kuat harus belajar menahan kesepian. Jalan orang kuat ditempuh sendirian—tanpa sahabat, tanpa keluarga, bahkan tanpa cinta. Hanya dengan fokus tanpa gangguan, mengerjakan satu hal dengan sungguh-sungguh, barulah kau bisa menjadi kuat."
Setelah mendengar perkataan Taotie, aku termenung sejenak lalu bertanya: "Jika memang begitu, apa artinya menjadi kuat?"
Lama tak terdengar, suara Taotie akhirnya kembali muncul dari giok kuno:
"Hanya ada satu makna menjadi kuat: melindungi mereka yang perlu dilindungi. Itulah satu-satunya jalanmu. Namun sebelum menjadi kuat, kau harus belajar melepaskan."
"Maksudmu mengingatkanku untuk melepaskan?" tanyaku.
"Renungkan sendiri. Aku mengantuk. Fokuslah berlatih, aku akan tidur..." Suara Taotie menghilang disertai suara menguap.
Aku tetap bersila di tempat, terus memikirkan kata-kata Taotie. Apa maksud sebenarnya dari nasihatnya ini? Jangan-jangan ia mengingatkan bahwa untuk meningkatkan tingkat kultivasiku, aku harus melepaskan ikatan keluarga, persahabatan, dan cinta? Jika memang begitu, aku tidak sanggup. Sungguh tidak sanggup.
“Ah…” Aku menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala, berusaha mengusir pikiran-pikiran yang mengganggu ini. Bagaimanapun juga, situasi saat ini memaksaku untuk mempercepat latihan dan memperkuat diri.
Aku memusatkan kewarasan, perlahan-lahan menarik Energi Zhen dari Dantian, memulai latihan "Energi Zhen Wuji" tahap pertama sambil mencari cara untuk mencapai terobosan ke tahap kedua.
……
Saat seluruh diriku memasuki kondisi meditasi, aku mulai mengalirkan Energi Zhen melalui meridian di sekujur tubuh.
Percobaan pertama berjalan lancar. Saat memulai putaran kedua, ketika Energi Zhen telah mengalir separuh jalan, tiba-tiba terlintas di pikinku perkataan nenek pengasah jarum di tepi desa itu:
"Sebenarnya mengasah batang besi menjadi jarum hanya punya satu kesulitan: memulainya. Apapun itu, seberapa pun sulitnya, yang ditakutkan bukanlah ketika kau melakukannya, tapi ketika kau bahkan tak berani memulai. Batang besi di tanganku ini memang masih jauh dari bentuk jarum, tapi begitu kulit matinya terkikis, prosesnya akan jauh lebih cepat. Tetesan air bisa melubangi batu, tali gergaji bisa memotong kayu. Terkadang, bukan karena kau tak mampu, tapi karena kau tak berani bertindak—bahkan tak berani membayangkannya…"
Sambil merenungkan kata-kata nenek itu, aku perlahan mengembalikan Energi Zhen yang beredar di meridian ke dalam Dantian.
“Beberapa hal bukanlah sulit, melainkan tidak dilakukan, atau bahkan tidak berani memikirkannya, tidak berani membayangkan...” Aku mengulang kalimat ini dalam hati, tiba-tiba sebuah pencerahan muncul di pikiran, terpikir sebuah metode latihan yang mungkin bisa menembus ke tahap kedua "Energi Zhen Wuji".
Menekan perasaan girang yang meluap, aku segera memusatkan pikiran dan menahan napas, perlahan mulai mengangkat energi ungu dari Dantian, kembali mengalirkannya melalui jalur meridian yang telah ditetapkan di tahap pertama. Saat mencapai separuh perjalanan, tiba-tiba kualihkan arah aliran energi ini, membuatnya berbalik menyusuri jalur berlawanan dalam tubuh.
Meridian-meridian dalam tubuhku yang sebelumnya tak pernah dilalui energi tiba-tiba meregang, kemudian perlahan melebar mengikuti aliran energi. Proses ini meskipun menyakitkan, memberikan sensasi keterhubungan yang menyeluruh di seluruh tubuh oleh energi.
Tubuh bagian dalam mengeluarkan suara gesekan halus yang nyaris tak terdengar...
Seiring energi yang merambat di meridian-meridian baru, kurasakan Dantian di dalam tubuh perlahan menjadi lebih murni. Apakah ini karena semakin banyak meridian yang terhubung oleh energi?
Hati berbunga-bunga, kucoba tetap tenang dan menghindari kesombongan, dengan sabar terus mendorong energi untuk membuka jalur-jalur meridian baru dalam tubuh.
Tiba-tiba, energi ungu yang selama ini kukendalikan seolah tersumbat saat bertemu sebuah meridian. Seberapapun kucoba mendorongnya, tak bisa maju sedikitpun ke meridian di depannya.
Di saat seperti ini, teringat kembali satu kalimat yang diucapkan nenek itu padaku: "Meski tongkat besi di tanganku masih jauh dari bentuk jarum, tapi begitu kulit matinya terkikis, prosesnya akan jauh lebih cepat."
Jangan-jangan di meridian ini memang ada lapisan kulit mati? Akan kucoba menggosoknya dengan energi! Dengan tekad itu, kukendalikan kembali energi untuk mengasak meridian depan secara berulang.
Gerakan ini tampak ringan, tapi sungguh menguras kewarasan. Harus kufokuskan seluruh kesadaranku, tak boleh secuil pun gangguan. Ini menyangkut meridian dalam tubuhku sendiri - satu kesalahan kecil bisa berujung cacat seumur hidup, atau meridian pecah yang berakibat kematian.
Inilah kelemahan cara latihan mandiri seperti ini. Tanpa bimbingan senior atau guru, semua harus kueksplorasi sendiri, mirip seperti Li Shizhen yang mencoba ratusan herbal dulu.
Setengah jam kemudian, energi Zhen dalam tubuhku masih belum bisa menembus, namun aku merakan ada sensasi sedikit mengembang dan memanas pada meridian tersebut. Segera kugencangkan gigi dan terus mengasahnya dengan energi Zhen selagi masih panas.
"Pu~!" Dengan suara jernih, energi Zhen tiba-tiba berhasil menembus meridian di tubuhku. Semburan energi Yang yang lebih murni dari sebelumnya langsung memancar deras dari meridian itu.
Energi Yang yang murni dan dahsyat ini bagai kuda liar yang lepas kendali. Sejak muncul, langsung berlarian liar ke seluruh meridian dalam tubuhku, sama sekali tak terkendali.
Keterkejutan, segera kufokuskan pikiran. Kugerakkan energi Zhen dalam tubuh untuk mengejar energi Yang yang berkeliaran itu dengan kekuatan kesadaran. Namun meski berhasil menyusul, energi itu tetap tak bisa diredam atau dikontrol.
Fokusku terbelah. Saat kucoba mengendalikan energi Yang dengan kesadaran, energ Zhen jadi tak terkendali. Kondisi ini membuatku sangat kelelahan tanpa solusi.
Persis di saat itu, energi Zhen kuat yang melesat dari meridian tiba-tiba bergerak cepat menuju Dantian. Setelah masuk, ia bersatu dengan energi Yang yang tersimpan di sana. Dua aliran energi Yang putih itu menyatu, berangsur berubah menjadi warna keemasan muda!
"Kemudian dua aliran energi Zhen berwarna emas yang telah menyatu ini perlahan mereda di Dantian, tak bergerak sedikitpun. Seperti kuda liar tadi yang kelelahan setelah berlari dan sedang beristirahat."
"Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba mengembalikan energi Zhen ungu ke dalam tubuh secara perlahan dengan kesadaran, lalu mencoba menggerakkan energi Yang berwarna emas itu. Hasilnya membuatku terkejut sekaligus gembira. Energi Yang yang sangat kuat itu ternyata bisa bergerak sesuai kesadaranku, keluar dari Dantian, menyusuri meridian tubuh dengan cepat sebelum akhirnya kembali tenang ke Dantian."
"Energi Yang kuning dan energi Zhen ungu di dalam tubuhku saling melingkari, berputar perlahan di dalam Dantian. Tiba-tiba kurasakan energi tak terbatas mengaliri seluruh tubuhku. Baik energi Yang maupun Zhen dalam tubuhku meningkat baik dalam kemurnian maupun volumenya."
"Bahkan darah di seluruh tubuhku seolah ikut mendidih karenanya."
"'Penyatuan Zhen-Yang', apakah ini Metode Kedua dari 'Energi Zhen Wuji'?"
"Huu~..." Aku menghembuskan udara kotor panjang, meregangkan tubuh yang lelah, lalu perlahan membuka mata.
"Melalui jendela, kusadari langit telah gelap. Waktu berlalu begitu cepat..."
"Braak! Braak! Braak!" Suara ketukan pelang terdengar dari luar.
"Secara refleks aku berjalan membuka pintu. Di luar berdiri Qiu Shasha."
“Shisan, siap makan…” Qiu Shasha baru saja bicara setengah, tiba-tiba mulut mungilnya terbuka lebar. Matanya membelalak memandangiku, wajah cantiknya langsung memerah. Dengan cepat dia memutar badan sambil berteriak: “Aah~!! Zuo Shisan! Mesum!!!”
