Aku benar-benar bingung dengan ucapan aneh Qiu Shasha ini. Segera kutatap wajahnya sambil bertanya: “Kukira Qiu Shasha, apa maksudmu langsung menghina begitu?”
Qiu Shasha tidak menjawab. Tanpa sepatah kata pun, dia berbalik dan berlari menjauh...
Melihat bayangan Qiu Shasha yang berantakan itu, aku semakin bingung di depan pintu. Tadi jelas-jelas dia datang memanggilku makan, kenapa tiba-tiba pipinya merah lalu memanggilku "mesum" dan kabur?
Angin dingin berhembus di halaman. Darah panas dalam tubuhku perlahan mereda. Tapi aku juga merasakan perubahan di bagian bawah tubuhku...
“Goblog!!” Cepat-cepat kutundukkan kepala. Benar saja, "saudara" di selangkanganku sudah memancangkan tenda entah sejak kapan. Awalnya karena darah mengalir deras tak kusadari. Baru sekarang kumerasakan. Pantas tadi Qiu Shasha langsung memarahiku sambil merah padam!
Julukan mesum itu memang pantas untukku.
"Selesai, selesai... Kali ini malu tujuh turunan sampai Jembatan Nenek, bagaimana aku bisa menghadapi orang nanti? Bagaimana melanjutkan hidup di dunia Yin-Yang?! Dasar "Energi Zhen Wuji" metode kedua ini benar-benar mengakali ayah, latihan ini malah bisa bikin 'saudara' jadi berdiri tegak...
……
Setelah merapikan diri, aku keluar dari rumah. Tak buru-buru makan, malah berbalik menuju gerbang halaman. Sekarang ingin menguji seberapa besar peningkatan setelah mencapai metode kedua "Energi Zhen Wuji".
Setelah meninggalkan rumah Wang Acheng, pertama kukumpulkan energi Yang di kedua mata untuk memindai sekeliling. Setelah energi Zhen membuka seluruh meridian tubuh, tak hanya energi Yang melimpah, bahkan saat mengonsentrasikan energi Yang untuk mengamati sekitar, pandangan jadi lebih jernih.
Daun pohon berjarak ratusan meter pun bisa kulihat jelas.
Sensasi sekarang memberiku ilusi transformasi total. Sejak energi Zhen membuka meridian, tingkat kultivasiku naik lebih dari satu level.
Memikirkan ini, segera kutetapkan arah. Kukumpulkan energi Yang di telapak kaki, tubuh berbalik, dan melesat cepat ke depan.
"Syuut!~" Seluruh tubuh meluncur seperti anak panah. Dalam hitungan detik, beberapa kali melesat telah kulewati desa ini. Sampai di tepi Sungai Kuning, berbalik arah. Melewati sebuah rumah, dengan bantuan tendangan kaki, tubuhku langsung melayang ke atas atap.
Dengan mudah aku melesat ke atas atap. Sebelumnya, loncatanku paling hanya sampai ke tepi dinding. Sekarang aku bahkan bisa melesat ke atap tanpa kesulitan, menunjukkan peningkatan drastis dalam tingkat kultivasiku dibanding sebelumnya.
Berdiri di atas atap, perlahan kukumpulkan energi Zhen dari Dantian ke tangan kiri. Menatap pohon poplar sebesar paha di kejauhan, hendak kucoba daya penghancur energi Zhen yang keluar dari tubuh. Tapi teringat saat kabur dulu pohon pernah menyelamatkanku, segera kutarik kembali tangan. Aku putar badan dan melesat keluar desa...
Setelah susah payah menemukan rumah bata tua di sekitar desa, kupilih dinding bata yang paling kokoh. Kulepaskan tangan dengan cepat, semburan energi Zhen ungu menyambar dari telapak tanganku.
"Boom~!!" Dentuman keras menggema. Dinding bata itu langsung bolong setinggi satu meter, seluruh struktur bergoyang-goyang seperti hendak roboh.
Melihat pemandangan ini, selain terkejut, hatiku dipenuhi sukacita. Kekuatan dahsyat yang muncul setelah ke tingkat kedua "Energi Zhen Wuji" ini benar-benar membuatku terbata-bata, jauh melampaui perkiraanku sendiri.
"Huu~!..." Kutatap dinding yang remuk redam oleh telapak tanganku, menghela napas panjang. Tampaknya jika bisa mencapai tingkat ketiga "Energi Zhen Wuji", pasti bisa mengalahkan wanita berbaju merah itu!
“Kukira kenapa dia terus meminta metode latihan 'Energi Zhen Wuji' ini. Ternyata setiap tingkat energi ini meningkat, tingkat kultivasi, kerangka tubuh, serta energi Yang dan Qi vital dalam tubuh praktisi spiritual akan meningkat drastis secara bersamaan.”
Setelah melirik terakhir ke dinding batu ini, aku memutar badan dan segera melesat menuju rumah Wang Acheng...
Saat kembali ke rumah Wang Acheng, aku justru melihat pria gemuk keluar dari halaman. Melihatku, dia segera bertanya: "Shixiong, tadi kamu ke mana? Saat makan siang kami mencari-carimu. Aku baru saja mau pergi mencarimu."
"Aku tadi jalan-jalan sebentar." Aku tersenyum malu pada pria gemuk itu, berusaha mengalihkan topik.
"Ayo, cepat makan! Hari ini Nona Qiu sendiri yang masak untuk kita. Empat lauk pauk, dia menghabiskan dua tiga jam. Yuk kita cicipi!" kata pria gemuk sambil tersenyum padaku.
Mendengar perkataannya, baru kusadari. Tadi Qiu Shasha tiba-tiba masuk ke kamarku memanggilku, ternyata undangan untuk mencicipi masakannya.
"Ayo." Setuju, aku pun berjalan masuk ke halaman bersama pria gemuk itu.
Begitu masuk, di meja makan memang sudah tersaji nasi, lauk, dan mantou. Semua orang duduk melingkar, menungguku.
“Ini membuatku sangat malu, segera menatap semua orang yang duduk di meja makan dan berkata: "Maaf ya, membuat kalian menungguku, tadi aku jalan-jalan keluar. Ayo kita makan sekarang, nanti makanan jadi dingin."” Aku langsung mencari tempat duduk kosong dan duduk.
Meskipun di atas meja hanya ada empat hidangan utama, semuanya sangat mewah: spare ribs saus asam manis, ikan mas merah, ikan rebus pedas, dan terakhir ayam besar. Semua makanan berat ini pasti cukup untuk kami sekelompok orang.
Aroma daging aneh yang tercium dari meja makan membuat perutku semakin lapar. Segera kuambil sebuah mantou dan mulai menggigitnya.
“Shisan, kamu sudah cuci tangan belum?!” Qiu Shasha menatapku sambil bertanya, tapi ekspresinya masih terlihat agak kaku.
Kejadian tadi itu, bukan hanya dirinya yang masih perawan merasa malu, bahkan aku sebagai pria sejati pun merasa sangat canggung. Seberapa pun terbuka sifatnya, dia tetaplah seorang wanita.
“Sudah, kemarin baru cuci,” jawabku.
“Cuci tangan dulu, kamu juga si gemuk!” Qiu Shasha menatapku dan pria gemuk itu.
Kami terpaksa meletakkan mantou dan bergegas cuci tangan.
……
Ternyata masakan Qiu Shasha memang enak, membuat selera makan meningkat. Tak kusangka gadis manja ini punya keahlian memasak yang luar biasa.
“Saat ini perasaanku luar biasa baik, salah satunya karena aku berhasil mencapai metode kedua 'Energi Zhen Wuji'. Yang terpenting, aku tetap mempertahankan ikatan keluarga, persahabatan, dan cinta namun tetap bisa mencapai level kedua. Ternyata menjadi kuat tidak harus melalui jalan pengorbanan perasaan.”
Jadi satu-satunya yang membuatku khawatir sekarang adalah Zhao Man yang masih terbaring tak sadarkan diri di tempat tidur.
Dia mengalami pukulan ganda secara fisik maupun mental. Aku benar-benar takut terjadi sesuatu padanya. Sebenarnya ketika seseorang terluka parah, tidak ada yang lebih menakutkan daripada kehilangan keinginan untuk bertahan hidup.
Setelah makan, aku menuju kamar tempat Zhao Man berada. Dengan perlahan kubuka pintu, namun terkejut mendapati Zhao Man sudah lama sadar. Matanya menatap lurus ke satu titik kosong, seolah rohnya telah tercabut dari tubuh.
“Kak Zhao, kamu sudah bangun? Lapar? Aku akan ambilkan sup ayam untukmu.” Kataku sambil berbalik menuju pintu.
Tiba-tiba Zhao Man memanggilku:
“Shisan, tidak perlu... Aku sama sekali tidak lapar...” Suaranya sangat lemah, jelas kehilangan energi vital. Dia perlu suplemen darah dan menguatkan Yuan Qi.
“Kak Zhao, tubuhmu butuh asupan. Kamu sudah lama tak sadar. Jika tidak makan, pasti akan kolaps.” Kubujuk Zhao Man dengan lembut.
Setelah terdiam sejenak, akhirnya dia mengangguk pelan.
Saat itu, pria gemuk dan Qiu Shasha mendengar suara Zhao Man dan tiba-tiba berlari ke arah kami. Segera kuhalangi Qiu Shasha dan berkata padanya: "Shasha, Kak Zhao sudah siuman. Tolong ambilkan mangkuk sup ayam untuknya." Sebagai pria, urusan seperti ini lebih pantas ditangani perempuan.
Mendengar perkataanku, Qiu Shasha mengangguk tanpa ragu lalu berbalik menuju meja makan untuk mengambilkan sup ayam bagi Zhao Man.
Sementara pria gemuk masuk ke dalam rumah, tapi tak lama kemudian mundur keluar. Ia berbisik padaku: "Shixiong, kurasa ada yang aneh dengan panjang pahaku."
