Mendengar perkataan Si Bekas Luka, pria gemuk yang duduk di sampingku langsung melonjak dari sofa, menatapnya dan bertanya: "Kapten Yue, apa maksud perkataanmu tadi?! Apakah kamu mencurigai istri shixiong-ku yang membunuh para buruh migran itu?!" Begitu Si Bekas Luka menyebut hantu itu memiliki ribuan tahun latihan spiritual, pria gemuk yang berpikiran sederhana ini langsung mengasosiasikannya dengan Rushuang yang juga memiliki latihan spiritual ribuan tahun.
"Saudara Hu, aku tidak mencurigai An Rushuang istri shixiong-mu. Karena di Dunia Manusia kita, bukan hanya dia satu-satunya hantu yang memiliki latihan spiritual seribu tahun. Alasan aku berkata demikian adalah karena aku merasa kasus gaib ini memiliki hubungan erat dengan Shisan Lao Di. Itulah alasan utama kenapa aku memanggil kalian kembali dengan tergesa-gesa." Si Bekas Luka mencoba menjelaskan pada pria gemuk.
Wajah pria gemuk berangsur reda setelah mendengar penjelasan itu. Dengan malu-malu ia berkata: "Kapten Yue, tadi aku terlalu emosional. Aku ini orangnya ceplas-ceplos, jangan diambil hati ya..." Sambil bergumam, pria gemuk itu kembali duduk.
"Sejak mendengar Kapten Yue menyebutkan hantu yin berusia seribu tahun itu, hal pertama yang terlintas di pikiranku adalah hantu laki-laki berusia seribu tahun, Lingxi.
Sebelumnya demi Rushuang, dia pernah menggangguku sekali. Saat itu jika bukan karena bantuan Taotie, aku pasti sudah dibunuhnya. Waktu itu dia kabur dalam keadaan terluka, tak disangka sekarang malah kembali. Pasti hanya satu alasan dia mencariku: berkaitan dengan Rushuang.
Saat aku sedang menunduk merenung, tiba-tiba kudengar Si Bekas Luka di seberang memanggilku:
"Shisan Lao Di, sebelumnya aku sudah menghubungi Aliran Longhu kalian, tapi tidak mendapatkan info apapun tentang latar belakang hantu yin itu. Kau tahu asal-usul hantu berusia seribu tahun itu?" Alasan Si Bekas Luka bertanya padaku jelas - hantu itu memang mengincarku, jadi di matanya pasti aku tahu seluk-beluknya.
Sebenarnya tebakannya tepat. Jika hantu yin pembunuh itu benar Lingxi, memang aku tahu latar belakangnya dan pernah berinteraksi. Kukanggukkan kepala pada Si Bekas Luka:
"Kurasa aku bisa menebak asal-usul hantu yin itu. Aku juga tahu tujuan dia mencariku, bahkan sebelumnya pernah bertarung dengannya."
“Oh? Shisan Lao Di, kalau kamu sudah tahu semuanya, izinkan saya bertanya – bagaimana rencanamu menangani hal ini? Tim Penyelidik Fenomena Gaib kami benar-benar tak berdaya menghadapi hantu yin itu. Ini pertama kalinya dalam lebih dari sepuluh tahun tugas saya menerima kasus pembunuhan oleh hantu yin berusia ribuan tahun. Sangat rumit.” Si Bekas Luka memandang saya dengan ekspresi pasrah.
“Kupikir dia sekarang juga sudah tahu aku kembali. Jadi Kapten Yue, malam ini pasti akan kuberikan keadilan untukmu dan para korban tak bersalah itu.” Kataku dengan serius menatap Si Bekas Luka.
“Kalau butuh bantuan Tim Penyelidik Fenomena Gaib, jangan sungkan minta.” Ujar Si Bekas Luka padaku.
Setelah merenung sejenak, kujawab: “Kapten Yue, ada satu hal yang kubutuhkan. Aku perlu kontak keluarga ketiga belas korban tak bersalah itu, termasuk informasi rekening ATM mereka.”
“Untuk apa ini?” Si Bekas Luka mengerutkan kening.
“Jangan tanya detailnya, Kapten. Bisakah kau bantu?” Kataku sambil meneguk air panas dari cangkir di meja.
“Tentu saja. Besok pagi akan kukumpulkan semua datanya dan kirim ke ponselmu.” Kapten Yue mengangguk setuju.
“Bagus. Kalau tak ada urusan lain, kami permisi dulu. Harus mempersiapkan diri.” Aku bangkit dari sofa. Hantu Spiritual Ribuan Tahun itu kemungkinan besar akan datang malam ini, jadi persiapan matang sangat diperlukan.
“Baik, kuantarkan.” Si Bekas Luka pun ikut berdiri dari sofa.
Saat kami berjalan bersama ke depan lift, aku bersama pria gemuk dan Qiu Shasha masuk ke dalam lift. Zhao Man dan Si Bekas Luka mengantar kami sampai di sini. Sesaat sebelum pintu lift menutup, Si Bekas Luka tiba-tiba bertanya padaku dengan kekhawatiran: "Shisan Lao Di, lawanmu itu tetap merupakan hantu yin yang memiliki ribuan tahun latihan spiritual. Kamu yakin benar-benar bisa mengatasinya??"
Aku tersenyum dan berkata: "Mungkin dulu tidak bisa, tapi sekarang... aku pasti membuatnya tidak bisa kembali!!" Begitu ucapanku selesai, pintu lift perlahan menutup...
Singkat cerita, setelah kami keluar dari tempat Si Bekas Luka, langsung memanggil taksi dan bergegas menuju kompleks perumahan tempat pria gemuk tinggal.
Setelah kembali ke rumah pria gemuk, aku melihat jam. Sekarang sudah pukul 9:30 malam. Aku harus menelepon Leizi dulu untuk mengetahui tujuan sebenarnya dia memanggilku pulang, dan apakah dia ada hubungannya dengan hantu yin berusia ribuan tahun itu.
Sambil memikirkan itu, aku mengeluarkan ponselku, mencari nomor Leizi, lalu menghubunginya.
Bel telepon berbunyi beberapa saat sebelum akhirnya Leizi mengangkat di ujung sana. Pertanyaan pertamanya tetap sama:
"San Ge, kamu sudah kembali?"
Mendengar pertanyaan Leizi itu, hatiku tiba-tiba dipenuhi perasaan sesak yang tak tertahankan. Setelah terdiam sejenak, akhirnya kuberi tahu Leizi: "Iya, aku sudah kembali. Baru tiba malam ini di Dongdian."
"Sudah kembali... Kalau begitu kapan San Ge punya waktu?" Leizi melanjutkan pertanyaannya. Hingga saat ini dia sama sekali tidak menanyakan apakah aku bisa membantunya melunasi hutang dua juta yang dia pinjam.
"Tampaknya dugaan Zhao Man sebelumnya tidak salah, masalah Leizi yang berhutang dua juta ke kasino ternyata hanya karangannya sendiri. Hatiku perlahan-lahan menjadi sesak..."
Setelah melirik Qiu Shasha dan pria gemuk di sampingku, aku berkata pada Leizi di telepon: "Aku bisa meluangkan waktu kapan saja sekarang."
"San Ge, sekarang kamu di mana? Beri tahu lokasimu, aku... aku akan menjemputmu tepat pukul sebelas lewat tiga puluh malam ini." Saat Leizi mengucapkan ini, kurasakan getaran keraguan dalam nada suaranya.
"Leizi, kenapa harus jam sebelas lewat tiga puluh malam baru menjemputku?" Aku mulai curiga ada yang aneh dalam permintaan Leizi ini.
"Aku... aku sedang di luar, tidak bisa meninggalkan tempat. Kebetulan baru bisa kembali jam sebelas lewat tiga puluh malam."
Ucapannya semakin tertatih, jelas-jelas dia sedang berbohong.
"Kamu di mana sekarang?! Sedang apa?!" Aku membentak sambil menekannya.
Tiba-tiba Leizi berpura-pura ada yang memanggilnya. "Kirimkan alamatmu dulu, nanti aku hubungi lagi," katanya terburu-buru sebelum mematikan telepon.
Menatap layar ponsel yang masih menampilkan nomor Leizi, aku menghela napas panjang. Ternyata benar kata Pria Bertopi itu - Leizi memang sudah berubah.
Mungkin sejak lama aku sudah merasakannya, tapi enggan mengakui. Apakah perubahan Leizi ini karena pacarnya Xia Linxuan? Atau karena dirinya sendiri?
“Shixiong, apa yang dikatakan si bocah itu?” Saat itu, pria gemuk menghampiriku sambil menyodorkan apel yang sudah dicuci, lalu bertanya padaku.
“Leizi bilang dia akan menjemputku di sini jam 11:30 malam ini.” Jawabku.
“Tampaknya bocah itu memang bermasalah. Kenapa harus memilih datang tepat saat energi Yin paling kuat malam ini? Ini membuktikan dia sudah berkomplot dengan hantu yin berusia seribu tahun itu untuk menjerumuskanmu ke dalam perangkap yang sudah disiapkan. Shisan, jika kau ikut dia malam ini, pasti kau akan terperangkap dalam bahaya.” Qiu Shasha yang berada di samping segera berkomentar setelah mendengar ucapanku.
“Aku tetap harus pergi.” Hingga detik ini, masih ada secercah harapan dalam diriku terhadap Leizi. Dia adalah saudara yang tumbuh bersamaku sejak kecil, bahkan pernah menyelamatkan nyawaku dengan mengorbankan dirinya sendiri. Aku benar-benar tidak bisa memahami bagaimana mungkin dia bersekongkol dengan orang lain untuk mencelakaiku?
“Shixiong, menurutku lebih baik kita bersiap di sini menunggu kedatangan hantu yin itu. Tak perlu berjalan ke sarang musuh.” Pria gemuk itu juga mencoba membujukku.
Kugelengkan kepala:
“Aku harus pergi. Mungkin hantu yin itu mengancam keluarga Leizi?” Tanyaku pada pria gemuk itu.
“Hantu yin itu saja tega membunuh 13 buruh migran, untuk apa repot mengancam Leizi dengan nyawa manusia? Hehe, Shisan, jika kau ingin menguji kemanusiaan, silakan saja. Kekejaman realita akan membangunkanmu. Ingat, tak semua orang bisa mempertahankan batasan harga dirinya, juga tak semua bisa menahan godaan.” Kata Qiu Shasha.
Aku mengirim alamat rumah pria gemuk ke Leizi melalui ponsel, lalu menghela napas panjang. Menatap pemandangan malam di luar jendela, kukatakan: "Mungkin kau benar, tapi beberapa hal harus dicoba dulu baru kita tahu kebenarannya..."
