Perubahan sikap Rushuang yang tiba-tiba membuatku kaget. Aku tak mengerti, mengapa dia melarangku pergi saat mendengar Leizi akan menjemput di Hai Shi?
“Rushuang, kenapa aku tak boleh pergi?” Kutahan kebingunganku sambil menatapnya.
“Walau tak banyak berinteraksi dengan Lingxi itu, aku cukup paham sifatnya. Jika dia memintamu datang di Hai Shi, pasti akan menggunakan Bayangan Kulit Manusia khusus penangkal Ilmu Tao Mao Shan. Segala sesuatu di dunia ini punya hukum saling melahirkan dan mengontrol. Begitu terjebak dalam jebakan Bayangan Kulit Manusia, mustahil bagimu untuk kabur atau selamat.” jelas Rushuang sambil menatapku.
“Tapi sekarang aku tidak punya pilihan lain.” Aku menatap Rushuang sambil berkata, jika malam ini aku tidak pergi, hantu laki-laki berusia seribu tahun Lingxi kemungkinan besar akan kembali mencelakai nyawa orang tak bersalah. Ini hal yang tak bisa kutolerir, sama sekali tak bisa kuterima. Meski aku ini orang egois tanpa rasa kebenaran, tetap takkan tega melihat orang lain mati sia-sia karena ulahku.
“Shisan, apa kau khawatir Lingxi akan terus membunuh orang tak bersalah jika kau tidak datang saat Hai Shi?” Rushuang langsung membaca pikiranku.
Aku mengangguk: “Ya, itulah yang paling kukhawatirkan. Jadi malam ini, kapan pun Leizi datang menjemput dengan mobil, aku harus pergi.”
“Hmph! Cuma wayang kulit manusia! Jika tubuh asliku masih utuh, mana berani hantu kecil seribu tahun ini berulah?!!” Suara angkuh Taotie bergema dari dalam tas ransel yang kugendong.
Mendengar ucapannya, kusambar giok kuno itu: “Kakak Taotie, jangan cuma omdo! Kalau memang hebat, bantu aku basmi hantu Lingxi malam ini. Demi kebaikan umum, aku selalu mempersembahkan dupa untukmu.”
"Yang kubicarakan itu masa lalu. Sekarang sisa energi Yin di tubuhku yang memungkinkan aku berbicara denganmu saja sudah suatu keberuntungan. Terakhir kali kena pukul kitab 《Xuan Huang Di Jing》mu sampai setengah mati, belum pulih sepenuhnya. Lalu di alam baka aku memaksakan diri keluar dari liontin giok untuk membantumu menekan Sepuluh Yin Shuai dan Hakim Cui. Energi Yin-ku sudah lama terkuras habis." Taotie berkata padaku.
"Prajurit sejati tak membanggakan kejayaan masa lalu. Taotie, kau punya cara untuk mengatasi wayang kulit manusia itu?" Mengingat sebelumnya Taotie tak menganggap serius wayang kulit Lingxi, pastinya dia tahu cara menghancurkan ilmu hitam ini atau kelemahan wayang kulit tersebut.
Taotie mendengar pertanyaanku lalu menguap lebar dengan malas sebelum menjawab: "Cara... memang ada. Tapi belum tentu bisa kaulakukan. Jadi jika ingin mengatasi wayang kulit itu, cara paling aman adalah jangan pergi saat Hai Shi. Lewat waktu itu, silakan cari hantu laki-laki berusia seribu tahun sesukamu. Dengan tingkat kultivasi ilmu Tao-mu sekarang, mengatasi arwah Yin berumur seribu tahun bukan masalah."
"Penjelasanmu sama sekali tidak membantu! Jika hantu laki-laki Lingxi melihatku tidak datang saat Hai Shi lalu terus membunuh orang di sekitar, apa yang harus kulakukan?" Tanyaku pada Taotie.
“Hehehe……Shisan, kekuranganmu saat ini adalah hatimu terlalu lembut. Jika seseorang terlalu lembut hatinya, pada akhirnya takkan bisa meraih pencapaian besar. Seorang jenderal yang sukses dibangun dari ribuan tulang belulang, apa hubungannya hidup atau mati orang lain denganmu? Orang-orang itu bukan kau yang membunuh, selama kita bisa mencapai tujuan kita sendiri, untuk apa peduli berapa banyak yang mati? Terkadang, bisa hidup dengan baik lebih penting daripada nurani.” Taotie berkata padaku.
Mendengar perkataan Taotie, aku hendak membantah, tapi Rushuang lebih dulu menyahut sambil menatap giok kuno di tanganku: “Tuan, apakah Tuan hanya pernah mendengar 'seorang jenderal sukses dibangun dari ribuan tulang belulang', tapi tak pernah dengar 'nasihat untuk tidak membicarakan urusan gelar bangsawan'?”
“An Rushuang, aku mengenalmu. Mata Naga Leher Feniks, keagungan Kaisar. Konfigurasi takdirmu adalah takdir kaisar, jadi seharusnya kau lebih memahami ucapanku tadi. Jika ingin Shisan cepat menjadi kuat, latihlah sifatnya dulu. Sekalipun dia sudah banyak mengalami, dia masih anak 18-19 tahun yang belum matang. Manusia baru bisa berbuat baik pada diri sendiri setelah kejam pada orang lain. Aku yang sudah hidup ribuan tahun ini sudah mengerti betul hati manusia.” Taotie melanjutkan perkataan Rushuang.
“Yang Tuan lakukan itu bukan latihan Tao, tapi latihan iblis! Setiap manusia berdarah-daging takkan tega melihat orang tak bersalah mati karena dirinya. Di dunia ini, selama seseorang baik, dia layak dihormati. Selama dia baik, tak pantas mati.” Suara Rushuang tegas.
“Jadi maksudmu adalah?” Taotie bertanya pada Rushuang.
“Maksudku jelas, meski aku sangat khawatir akan keselamatan Shisan, aku tetap menyetujui kepergiannya malam ini. Karena tak peduli ke mana dia pergi atau bahaya apa yang dihadapi, setidaknya aku akan menemani dan menanggung bersama.” Suara Rushuang tak menyembunyikan sedikitpun kedalaman perasaan dan ketulusannya padaku.
“Ha ha ha ha... Shisan, dasar kau benar-benar beruntung. Memiliki istri hantu yang bijaksana dan memahami prinsip besar seperti ini, bahkan aku sebagai Dewa pun jadi iri. Pantas saja kau dicari oleh hantu laki-laki bernama Lingxi. Istri sepertinya memang sangat diminati banyak pihak.” Taotie tertawa terbahak sambil berkata padaku. Sebelum sempat kubicara, dia melanjutkan, “Sudahlah, karena kau bersikeras pergi malam ini, lebih baik kuberitahu cara mengatasi bayangan kulit manusia...”
Mendengar ini, hatiku berdebar gembira. Segera kusela, “Apa caranya?”
“Dua karakter: Shou Xin.” Setelah mengucapkan itu, suara dari giok kuno di tanganku menghilang.
“Shou Xin? Apa maksudnya sebenarnya?” Dengan kebingungan di hati, aku dan Rushuang turun dari atap sekolah.
Sesampainya di rumah pria gemuk, kuminta dia segera mempersiapkan perlengkapan. Namun tiba-tiba Qiu Shasha bangkit dari sofa, “Shisan, malam ini aku ikut denganmu.”
Kutatap wajahnya yang pasrah, “Kenapa tiba-tiba mau ikut?”
Qiu Shasha melotot padaku, berkata dengan nada kesal:
“Mengusir roh jahat dan menangkap hantu memang sudah menjadi kewajiban kami para praktisi Tao. Kamu malah bertanya alasannya? Tidak profesional!”
Aku menggelengkan kepala dalam hati, gadis ini benar-benar tajam mulutnya.
Tapi karena Qiu Shasha juga ingin ikut, aku tidak menghalanginya. Aku tahu sifat keras kepalanya yang mirip si pria gemuk. Sekalipun kurayu, pasti tidak mempan. Bisa-bisa malah bertengkar di sini.
Setelah kami bertiga siap, kulihat jam di dinding. Tinggal sepuluh menit lagi sebelum janji Leizi menjemput. Sebentar lagi dia pasti tiba.
Baru terpikir tentang Leizi, ponselku berdering. Dari nomor yang muncul, jelas itu Leizi.
Setelah mengangkat, kuketahui Leizi sudah menunggu di gerbang perumahan.
Usai menutup telepon, aku, si pria gemuk, Qiu Shasha, dan Rushuang berjalan menuju bawah.
Saat keluar dari kompleks, terlihat Audi A4 hitam baru terparkir di seberang jalan. Kuperhatikan sekeliling—tidak ada mobil lain.
Jangan-jangan Leizi mengendarai Audi A4 itu?! Pandanganku kembali tertuju ke mobil hitam itu.
Jendela mobil terbuka. Kepala Leizi dengan kacamata hitam besar menyembul sambil berteriak ke arah kami:
“San Ge, di sini!!”
Ketika aku melihat jelas pria berkacamata hitam dengan gaya rambut trendy mengilap itu adalah Leizi, barulah aku tersadar, lalu mengajak pria gemuk dan Qiu Shasha mendekat.
Sampai di depan mobil, pria gemuk itu menatap Leizi dan berkata: "Kukira Adik, jam tengah malam begini pakai kacamata hitam gede gini bisa lihat jalan nggak? Kok mirip artis saja, makan pakai kacamata hitam, nyetir pakai kacamata hitam, dasar ke toilet pun pakai kacamata hitam! Bisa melihat di mana 'burung'-mu?!" Pria gemuk itu memang selalu blak-blakan, apa yang terlintas di hatinya langsung diucapkan tanpa filter.
Leizi tersenyum canggung, lalu melepas kacamata hitamnya dan bertanya padaku: "San Ge, kamu... kalian semua ikut ke rumahku?"
