Mendengar suara aneh dari belakang, aku segera menoleh. Hanya sempat melihat sosok putih melayang di belakangku sebelum menghilang dalam kabut energi Yin yang pekat.
"Zuo Shisan, Zuo Shisan... Kaulah yang membunuhku, kembalikan nyawaku..."
"Zuo Shisan, Zuo Shisan... Kaulah yang membunuhku, kembalikan nyawaku..."
……
Tiba-tiba, dari segala arah bergema teriakan hantu yang dingin dan mengerikan, membuatku semakin gelisah.
“Kembalikan nyawaku!!……” Saat itu juga, aku mendengar suara mengaum dari belakang. Aku segera memutar badan dan melihat hantu yin berwarna putih terbang mendekat ke arahku dengan cepat.
Melihat ini, aku segera mengumpulkan energi Yang di tangan kanan dan menghantam hantu putih itu sekuat tenaga.
“Braak!!” Dentuman keras bergema disertai aliran udara yang menyebar, menghancurkan kabut energi Yin di sekeliling.
Hantu itu terpelanting ke belakang setelah kena pukulan tangan kiriku, lalu menghilang kembali ke dalam kabut hitam energi Yin.
Saat menyerang tadi, sempat kulihat wujud hantu itu - seorang pria paruh baya yang tak kukenal sama sekali. Jangan-jangan arwah-arwah di sekitar kita yang terus meneriakkan tuntutan balas dendam ini adalah ketiga belas buruh migran yang dibunuh Lingxi?!
Pikiran ini membuat bulu kudukku meremang. Jika benar demikian, Lingxi benar-benar kejam. Tidak hanya membunuh mereka, tapi juga menjebak arwah mereka di sini sebagai senjata melawanku, tanpa memberi kesempatan bereinkarnasi.
Apakah alam baka akan tinggal diam melihat Lingxi melanggar peraturan dunia bawah secara semena-mena seperti ini?
“Shisan, hati-hati!!” Terdengar teriakan Qiu Shasha dari depanku. Tangannya melesat mengirimkan Kertas Fu ke belakang tubuhku dengan gerakan cepat.
"Pliak!!" Dari belakangku terdengar suara ledakan, disusul jeritan menderita yang menusuk telinga. Saat aku menoleh, kulihat kertas jimat yang ditembakkan Qiu Shasha dari tangannya tepat mengenai hantu yin putih di belakangku, membuatnya terpental.
Meski begitu, hantu itu tidak musnah. Ia kembali menyatu dengan energi Yin di sekelilingnya, bersembunyi.
"Qiu Shasha, makasih." Aku berterima kasih padanya, berusaha mengabaikan pertanyaan-pertanyaan itu dan fokus sepenuhnya untuk menghancurkan wayang kulit manusia yang menjebak kami.
"Shisan, yang harus kau lakukan sekarang adalah tetap tenang. Jangan terburu-buru, pasti ada solusinya." Tiba-tiba Rushuang keluar dari liontin giok dan berdiri di sampingku.
"Rushuang, tenang saja. Aku tidak akan panik. Kau lebih baik kembali ke dalam giok." Dulu dia yang selalu melindungiku, kini giliranku untuk menjaganya.
"Aku bisa membantumu di luar." Rushuang mengawasi sekitar dengan mata phoenix-nya yang waspada.
Sebelum sempat kubicara, tawa dingin kembali bergema:
"Kekekekeke..." Aku segera menoleh ke arah sumber suara - kosong! Tapi bersamaan itu, energi Yin dahsyat tiba-tiba menerjang dari depan!
"Shisan, hati-hati di depanmu!" Rushuang mengingatkanku. Saat aku menoleh dan melihat hantu yin yang menerjang ke arahku, sebelum sempat bertindak, Rushuang langsung memukul mundur makhluk itu dengan lengan bajunya yang panjang.
Melihat situasi ini, aku segera mengumpulkan energi Zhen dan melemparkannya ke arah sumber energi Yin terkuat yang kurasakan. Energi Zhen ungu itu melesat cepat meninggalkan tubuhku menuju sasaran.
Kilatan energi ungu pucat itu menembus gumpalan energi Yin, terus melaju ke kejauhan tanpa mengenai satupun hantu yin.
Jelaslah, cara ini sama sekali tidak efektif.
Ternyata ucapan Taotie sebelumnya benar - wayang kulit manusia Lingxi memang sulit ditaklukkan.
"Kekekeke... kembalikan nyawaku..." Tiba-tiba, kulihat jelas seorang hantu yin muncul dari kabut energi Yin, menerjang pria gemuk yang berdiri di sebelah Qiu Shasha.
Menganggap ini kesempatan, aku hendak melemparkan energi Zhen ungu ke hantu itu. Tapi tepat saat akan menyerang, teringatlah tiga belas buruh migran yang mati mengenaskan karena ulahku. Mereka mati karena aku, kini menjadi hantu yin pun tak bisa bereinkarnasi. Nasib mereka sudah cukup tragis - bagaimana mungkin aku tega menghancurkan roh mereka sampai tercerai-berai dengan energi Zhenku...
Aku menggigit gigi, melakukan gerakan gesit ke samping pria gemuk itu, dan menggunakan energi Yang untuk menghantam hantu yin yang sedang menerjangnya hingga terpental.
"Goblog, tadi aku benar-benar tidak melihat!" Pria gemuk itu terkejut, segera mengusap keringat dingin di dahinya.
"Shisan, tadi kesempatan bagus sekali. Kenapa tidak menggunakan 'Energi Zhen Wuji' untuk membasmi hantu yin itu? Di sini ada 13 hantu yin. Setiap yang berkurang, peluang kalian lolos dari bayangan kulit manusia ini akan bertambah." Suara Taotie bergema dari giok kuno.
"Aku tidak bisa." Bisikku pada Taotie.
"KENAPA?! Apa kau merasa kasihan pada mereka?! Zuo Shisan, di sini hanya ada dua pilihan: 13 hantu yin yang rohnya tercerai-berai, atau kalian yang hancur! Akal mereka sudah dikontrol hantu laki-laki itu, kasihanmu sia-sia!!" Suara Taotie penuh amarah.
"Aku tahu semua itu, tapi tetap tidak tega." Sambil berkata, kutangkis hantu yin yang menerjangku. Kulihat Rushuang di samping juga menahan serangannya, tidak tega membunuh hantu buruh migran ini.
"Tidak tega?! Apa kau tega melihat sahabatmu dan istri hantumu tercerai-berai di sini?!" Taotie mendesakku.
“Pasti ada cara lain.” Aku menatap Energi Yin yang mengelilingi kami sambil berkata dengan tegas. Tepat di saat itu, Qiu Shasha dan Rushuang berhasil memukul mundur serangan hantu yin beberapa kali.
“Keras kepala! Ini bukan waktunya untuk bermartabat. Selamatkan dirimu dulu, baru pikirkan hidup mati orang lain.” Taotie berkata dingin padaku.
“Ini bukan keras kepala. Jika hari ini aku menghancurkan roh 13 buruh migran itu, seumur hidup aku takkan bisa lepas dari rasa bersalah. Ini bukan soal kebajikan besar, tapi hati nurani manusia.” Begitu kata-kataku meluncur, tiba-tiba kurasakan sesuatu bergerak dalam tas ranselku.
Kaget, segera kuperiksa tas. Sesosok benda melayang keluar-masuk dalam tas. Perubahan mendadak ini membuatku panik. Segera kuulurkan tangan dan membuka tas.
Suara deruan naga menggema dari tas. Cahaya putih yang menyilaukan memancar tiba-tiba. Pedang Pemotong Kegelapan berpendar putih perlahan melayang keluar dari tas...
Qiu Shasha, pria gemuk di sampingku, dan Rushuang di seberang sama-sama terpana melihat Pedang Pemotong Kegelapan yang melayang sengit memancarkan Energi Yang dan cahaya putih.
Setelah deruan naga panjang kedua, pedang sepanjang pisau belati itu tiba-tiba berkilat dahsyat. Dengan cepat, ia melesat terbang ke arahku!
"Melihat Pedang Pemotong Kegelapan ini menerjang wajahku dengan tusukan ganas, aku cepat-cepat memiringkan kepala untuk menghindar. Setelah pedang itu melesat, ia langsung menembus salah satu hantu yin yang tiba-tiba muncul di belakangku."
Hal yang tak terduga terjadi tepat pada momen ini. Setelah ditembus oleh Pedang Pemotong Kegelapan, alih-alih rohnya tercerai-berai, hantu yin itu justru berangsur berubah menjadi bayangan transparan yang perlahan melayang ke angkasa...
Ternyata gerakan Pedang Pemotong Kegelapan tadi bukan untuk membunuh, melainkan memimpin arwah tak bersalah itu menuju kedamaian.
"Cring~!!" Dentang logam nyaring bergema saat pedang itu melayang mendekatiku, mengitariku tiga kali, lalu berhenti dihadapanku sambl terus mengeluarkan suara benturan logam berirama:
"Cring! Cring! Cring!..."
Aku bingung memandangi Pedang Pemotong Kegelapan yang melayang dihadapanku. Apa maksudnya ini?
"Shisan, sepertinya Pedang Pemotong Kegelapan itu mengakuimu. Cepat teteskan darahmu untuk mengikatnya sebagai tuan!" seru Rushuang di sampingku sambil menatap pedang itu.
