Ketika mendengar Lingxi mengaku memegang Master Qingfeng Dao Zhang, reaksi pertamaku adalah mempertimbangkan kebenaran ucapannya. Apakah dia berbohong? Ingin menggunakan Master Qingfeng Dao Zhang untuk menjalankan taktik mengulur waktu.
Entah perkataan Lingxi tadi benar atau palsu, aku harus mengakui taktik mengulur waktu-nya sangat jitu. Karena aku sama sekali tidak berani mempertaruhkan nyawa Shifuku.
Bagaimana jika Master Qingfeng Dao Zhang benar-benar ada di tangannya? Jika aku sembarangan menyerang, penyesalan pun akan sia-sia nantinya.
Lingxi sepertinya membaca keraguanku dari ekspresi wajahku. Dia segera mengeluarkan sesuatu dari sakunya dan melemparkannya ke arahku.
Khawatir ada jebakan, aku segera menghindar ke samping. Setelah benda itu mendarat, barulah kuperhatikan.
Ternyata itu adalah tas hitam. Pertama kukonsentrasikan energi Yang untuk memindainya. Melihat tidak ada Energi Yin di dalamnya, aku pun membungkuk dan mengambil tas hitam itu dari tanah.
Setelah membuka tas hitam itu, terlihat jubah Tao compang-camping di dalamnya. Melihat jubah ini, hatiku langsung berdebar kencang. Segera kukeluarkan jubah itu dari dalam tas.
Setelah kubentangkan, kuperhatikan jubah ini persis seperti yang sering dipakai oleh Master Qingfeng. Tidak mungkin salah, bahkan logo "anti-palsu" Adidas di dada kirinya pun sama.
Melihat jubah Tao ini, akhirnya kuyakini bahwa Lingxi tidak berbohong tadi. Kemungkinan besar Master Qingfeng benar-benar jatuh ke tangannya.
"Zuo Shisan, bagaimana? Kenal jubah siapa ini? Masih berani melawanku? Masih ingin mengambil nyawaku?! Hahahaha..." Lingxi tertawa terbahak-bahak dengan angkuh, memandangiku bagai melihat badut.
Seorang badut yang terus dipermainkannya...
Ternyata sebelum mengganggu aku dan Rushuang, Lingxi sudah mempersiapkan segalanya. Tidak hanya menggunakan shadow kulit manusia dan roh Raja Darah Yin, tapi juga menculik Masterku sebagai sandera.
Untuk membunuhku, Lingxi benar-benar berusaha keras. Malam ini pasti dia tidak akan membiarkanku keluar dengan selamat.
Kutempatkan jubah Master Qingfeng dengan hati-hati di tanah, lalu kubangun dan menatap Lingxi: "Di mana Masterku sekarang? Apa yang kauperbuat padanya?!"
“Bagaimana? Seorang kakek tua yang hanya bisa membual sebenarnya tidak ingin kusulitkan, dia hidup dengan baik di tempatku, tapi berapa lama dia bisa bertahan, bukan tergantung padaku tapi padamu, jadi...” Suara Lingxi terhenti, sorot matanya memancarkan sinar dingin, menatap dengan aura seram lalu melanjutkan:
“Jika aku tidak kembali malam ini, gurumu pasti akan mati, dan mati dengan sangat mengenaskan, bahkan keinginan rohnya untuk memasuki roda enam kelahiran kembali hanyalah lelucon belaka.”
Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan amarah yang meluap, menatapnya dan bertanya: “Apa sebenarnya yang kau inginkan?!”
“Apa yang kuinginkan? Sederhana, aku ingin kau... mati, sekarang juga!!!” Lingxi berkata sambil menggerakkan angin dingin di sekelilingnya.
“Zuo Shisan, jika kau ingin berbakti dan tidak ingin gurumu mati mengenaskan karena ulahmu, maka bunuhlah dirimu di hadapanku. Aku jamin gurumu akan kembali ke Aliran Longhu dalam keadaan utuh.”
“Shisan, jangan, jangan dengarkan dia!” Suara An Rushuang terdengar dari belakangku.
Aku mendengus dingin, menatap Lingxi: “Aku tidak bisa mempercayai perkataanmu, kecuali kau perlihatkan guruku terlebih dahulu.”
“Hahaha... Zuo Shisan, kau pikir aku anak tiga tahun?! Jika kubiar kau melihat gurumu, lalu kau mencoba menyelamatkannya, siapa yang bisa menghentikanmu? Kau tidak bisa menemuinya. Sekarang hanya ada dua pilihan: mati kau, atau mati gurumu.” Lingxi menatapku.
“Kau salah, masih ada pilihan ketiga.” Kataku pada Lingxi.
“Pilihan apa?” Lingxi menunjukkan keraguan di wajahnya, menatapku dengan gelisah sambil bertanya.
“Yakni aku akan membiarkanmu mati terlebih dahulu.” Kataku pada Lingxi sambil melangkah dua langkah mendekatinya. Di saat seperti ini, aku sama sekali tidak boleh menunjukkan kelemahan. Aku harus memegang inisiatif. Selama aku tidak menyerangnya, Shifu pasti aman. Karena itu aku harus mengalahkannya secara verbal.
Dengan demikian nilai tawarku dalam negosiasi akan meningkat. Aku tak boleh membiarkannya selalu unggul. Jika tidak, bukan hanya Master Qingfeng yang tak bisa diselamatkan, nyawaku sendiri pun tak akan bertahan.
“Kau... kau tidak peduli dengan hidup mati Shifu-mu?!” Wajah Lingxi berubah saat aku mendekat, nada bicaranya mulai melemah. Ketenangan dan kendali diri sebelumnya sudah lenyap tanpa bekas.
Yang membuatku heran, meski kehilangan kendali, dia tetap tidak menunjukkan rasa takut padaku.
“Lingxi, apa hubungan antara kematian Shifu denganku? Kau pikir aku akan mengorbankan nyawa berhargaku untuk orang luar? Hehe, kau terlalu naif.” Aku terus mendekati Lingxi sambil berbicara.
Di saat kritis ini, aku sama sekali tidak boleh menunjukkan kepedulian terhadap nasib Master Qingfeng. Hanya dengan cara ini, kita berdua mungkin bisa selamat.
"Hmph, aku benar-benar tak menyangka. Dari luar kau berpura-pura jadi Junzi, tapi saat diuji antara hidup dan mati, kau ternyata juga binatang pengecut yang takut mati! Kau tega mengorbankan nyawa gurumu demi menyelamatkan diri sendiri. Hari ini aku benar-benar mengenal siapa dirimu, Zuo Shisan! Jika kau tak peduli pada nyawa shifu, bagaimana dengan orangtuamu?!!" Lingxi tak menunjukkan kepanikan meski aku mendekat, justru sorot matanya memancarkan kilatan jahat sambil berbicara.
Mendengar perkataan Lingxi, otakku langsung blank. Segala kemampuan berpikirku hilang seketika. Orangtua dan shifu adalah orang terdekatku di dunia ini. Kini mereka semua jatuh ke tangan Lingxi. Pukulan ini membuatku kehilangan akal, ingin menyobek-nyobek tubuh sialan Lingxi hidup-hidup!
Tapi sisa kesadaranku yang terakhir berbisik: Aku tak boleh melakukan ini. Aku harus tenang.
Hanya satu hal yang tak kupahami: Bagaimana mungkin Lingxi mengetahui tempat tinggal orangtuaku?
Sejak kejadian sebelumnya, Kapten Si Bekas Luka dari Tim Penyelidik Fenomena Gaib telah memindahkan orangtuaku ke lokasi baru dan mengunci semua informasi tentang alamat rumah kami. Jika Lingxi bisa menemukan tempat tinggal mereka dalam waktu singkat, hanya ada satu penjelasan - fakta yang paling tak ingin kukakui!
Pasti Leizi yang memberitahunya!
Memikirkan ini, aku menghela napas panjang mengeluarkan udara kotor. Memandang Lingxi yang berdiri di hadapanku, aku tak tahu harus berkata apa. Saat ini, dia benar-benar memegang kendali atas kelemahanku, membuatku sama sekali tak punya keinginan untuk melawan.
Lingxi berdiri berseberangan denganku, dengan senyum dingin menggantung di wajahnya. Dari raut wajahku, dia menangkap perubahan dalam hatiku. Kemudian dia berkata, "Hehe... Zuo Shisan, jika kamu tidak percaya pada ucapanku, maukah kukeluarkan ponsel orangtuamu sebagai bukti??"
"Cukup!!" Aku membentak Lingxi dengan suara menggelegar.
"Belum, mana mungkin cukup? Aku juga ingin menyaksikan kamu mati dihadapanku! Zuo Shisan, jika tak ingin orangtuamu dan shifu-mu mengalami kecelakaan, bunuh diri saja dengan Pedang Pemotong Kegelapan di sampingmu. Dengan ribuan tahun latihan spiritualku, kuberjanji: selama kamu mati, tak akan kusakiti keluarga atau sahabatmu. Kamu sendiri pun tahu, semua ini hanya untukmu! Jika kamu sudah mati, buat apa aku repot-repot mengganggu orang biasa?" Lingxi menatapku dengan tatapan menusuk.
Aku menghela napas, menatapnya dan bertanya, "Kamu yakin?" Sebenarnya ucapan Lingxi benar. Semua yang dilakukannya malam ini hanya punya satu tujuan akhir - nyawaku.
"Asalkan aku mati, dia juga sama sekali tidak perlu menyusahkan orangtuaku dan shifuku. Sebenarnya di hatiku selalu terpikir, mungkin aku memang adalah bintang sial sejak lahir hingga sekarang, selalu mendatangkan kesialan dan nasib buruk bagi teman-teman dan keluargaku. Tampaknya hanya dengan kematianku, mereka baru bisa hidup normal kembali."
"Aku yakin." Lingxi menjawab sambil memandangku.
"Baik, aku setuju. AKU YANG MATI..." Aku mengangguk setuju pada Lingxi.
