"Shisan, jangan setuju dengannya!" Rushuang yang mendengar perkataanku tiba-tiba terbang dari belakangku, langsung menggenggam tangan kiriku, matanya memandangku dengan ekspresi yang sulit diungkapkan.
"Jangan percaya dia! Meski kau mati, dia tetap tidak akan melepaskan orangtuamu dan shifumu. Aku mengenalnya lebih lama darimu, lebih memahami karakternya. Lingxi bukan hanya pendendam, tapi juga sangat mudah menyimpan dendam. Jadi Shisan, bahkan jika kau benar-benar bunuh diri di hadapannya, dia tetap tidak akan membiarkan orangtuamu dan shifumu!" kata Rushuang padaku dengan panik.
Mendengar perkataan Rushuang, aku justru merasa terkejut. Selama ini sejak aku mengenalnya, ini pertama kalinya aku mendengar dia menyebutkan kekurangan orang lain. Terlihat jelas Rushuang benar-benar panik saat ini.
Memandang Rushuang di sampingku, sekarang aku benar-benar kehabisan akal. Sungguh tidak tahu harus berbuat apa lagi...
"Aku percaya pada perkataan Rushuang, karena itu aku semakin tidak boleh mati. Jika aku tetap hidup, Lingxi akan punya rasa takut untuk menyentuh orangtuaku dan Shifu. Tapi jika aku mati, semua ancaman itu tidak akan ada lagi baginya, dia akan semakin menjadi-jadi."
"Aku masih terlalu muda, semua pertimbanganku terlalu sederhana. Situasi sudah sampai seperti ini, jelas bukan dengan matiku saja bisa terselesaikan."
"Persis di saat aku serba salah, suara Taotie tiba-tiba terdengar dari dalam giok kuno:"
"Shisan, apa kau yakin bisa membasmi habis hantu yin berusia seribu tahun Lingxi dalam dua detik? Jika bisa, maka sebelum matipun Lingxi tidak akan sempat memberi tahu hantu-hantu penjaga orangtuamu dan Shifu. Mereka pun akan selamat."
"Mendengar perkataan Taotie, aku menengadah memandang ke arah Lingxi, memperkirakan jarak antara kami berdua saat ini."
"Jarak ini tidak bisa dibilang jauh, tapi juga tidak dekat. Paling tidak sekitar enam tujuh meter. Sekalipun aku bisa melesat ke samping Lingxi dalam satu detik, aku tidak yakin bisa membunuhnya dalam sisa satu detik. Bagaimanapun dia tetap hantu yin berusia seribu tahun."
"Dan meskipun Lingxi sekarang mengancamku dengan nyawa orangtua dan Shifu, kewaspadaannya sama sekali tidak berkurang. Dari tadi matanya tak berkedip memandangku. Karena itu aku menyimpulkan: Mustahil membunuhnya dalam dua detik."
"Resiko ini sama sekali tidak boleh kuambil."
"Memikirkan ini, aku menggelengkan kepala, berbisik pada Taotie: 'Tidak bisa, aku sama sekali tidak yakin bisa membunuh diriku sendiri dalam dua detik.'"
"Hah... Sekarang ini jadi sulit..." Taotie menghela napas berat, lalu diam seolah sedang membantuku mencari cara.
"Zuo Shisan, kesabaranku terbatas. Kuberi waktu tiga menit. Lewat dari itu, meski aku mati, orangtuamu dan Shifu akan jadi tumbal. Sebagai yang pernah mati, kematian bukan hal menakutkan bagiku..." Lingxi di seberang melihatku masih diam, takut ada perubahan, mulai mendesakku.
Mendengar kata-kata Lingxi, hatiku semakin kalut. Mati tidak bisa, hidup pun tidak bisa, benar-benar dilema.
Sebenarnya aku tidak takut mati. Jika kematianku bisa menjamin keselamatan orangtua dan Shifu, tak akan kuragu. Tapi seperti kata Rushuang, Lingxi ini pendendam dan tidak bisa dipercaya. Yang kutakutkan, setelah aku mati, orangtua dan Shifu justru akan lebih menderita.
"Masih dua menit..." Lingxi mengingatkanku dengan nada dingin.
……
"Zuo Shisan, tinggal satu menit terakhir..." Nada Lingxi mulai berubah. Sepertinya di detik-detik ini, dia sendiri mulai ragu.
"Lingxi, sisa satu menit ini jangan diberikan ke Zuo Shisan. Lebih baik kau gunakan untuk menulis pesan terakhir..." Di momen genting ini, suara Qing You si Pria Bertopi tiba-tiba terdengar dari sampingku.
Saat mendengar suaranya, hatiku senang, segera menoleh ke arah sumber suara, dan melihat dua sosok bayangan perlahan mendekati kami.
"Siapa? Siapa yang berani bicara di sana?! Tidak mau hidup lagi, ya?!!" Wajah Lingxi berubah pucat mendengar suara Pria Bertopi, dia mengaum ke arah sosok bertopi bambu yang mendekat.
"Hmph, justru kau yang tidak ingin hidup! Sebagai Taoist yang menguasai ilmu Tao tingkat tinggi, mana mungkin hantu-hantu kecil itu bisa menahanku?! Kau meremehkanku." Yang berbicara kali ini ternyata Master Qingfeng, guruku!
Bukankah... bukankah dia ditangkap dan dikurung oleh Lingxi? Bagaimana bisa dia muncul bersama Pria Bertopi? Apakah pria itu yang menyelamatkannya? Jika benar, pasti orangtuaku juga aman.
Di dalam hati, pikiranku sedikit tenang.
Wajah Lingxi berkerut parah melihat Qing You dari Sekte Longhu dan Master Qingfeng. Satu-satunya tamengnya—orangtuaku dan guruku—ternyata telah bebas. Tak heran napasnya tersengal melihat Master Qingfeng yang utuh berdiri di depannya!
"Kau... bagaimana kau bisa melarikan diri dari sana?!" teriak Lingxi pada Master Qingfeng.
Master Qingfeng sama sekali tidak menghiraukannya, malah memandang ke arahku dan berteriak, "Murid besar, orangtuamu sekarang baik-baik saja. Cepat habisi si keparat itu! Dasar sialan! Sebelumnya dia hampir membunuhku dengan siksaan!!"
Setelah mendengar perkataan Master Qingfeng, barulah aku benar-benar lega. Tanpa ragu lagi, aku memutar badan dan menerjang ke arah Lingxi.
Melihatku melesat ke arahnya, Lingxi dengan cepat mengeluarkan benda merah berdarah berbentuk seperti pena dari tubuhnya, lalu melemparkannya ke arahku.
Benda itu tiba-tiba berubah menjadi ratusan jarum halus di tengah udara, menyambar ke berbagai bagian tubuhku.
Melihat ini, aku segera menghentikan gerakan dan melesat ke kanan untuk menghindar.
Sementara itu, Lingxi memanfaatkan celah penghindaranku untuk berubah menjadi energi Yin hitam pekat, lalu kabur.
Begitu melihat Lingxi berbalik kabur, aku segera melesat mengejarnya. Dengan kekuatan dari 《Xuan Huang Di Jing》, kecepatanku meningkat drastis. Hanya dalam hitungan detik, aku sudah menyusul gumpalan energi Yin hitam pekat itu.
Saat sudah dekat, aku segera mengarahkan Pedang Pemotong Kegelapan dengan kesadaranku untuk menghantam punggung Lingxi sekuat tenaga. Kilau putih menyambar, langsung mengenai gumpalan energi Yin hitam pekat tersebut.
“Creek~!” Suara aneh terdengar, kemudian gumpalan energi Yin itu ditumbangkan ke tanah dari udara oleh sinar Pedang Pemotong Kegelapan.
Energi Yin yang jatuh ke tanah segera menampakkan wujud asli Lingxi. Ia menengadah ke arahku, matanya dipenuhi ketakutan: "Zuo Shisan... Eh, Paman Zuo, sudilah Yang Mulia memaafkan orang hina seperti aku. Aku berjanji akan pergi jauh-jauh, takkan berani mengganggu lagi!" Lingxi buru-buru bangkit dari tanah, bersiap untuk membungkuk hormat.
Namun tepat saat hendak membungkuk, tubuhnya tiba-tiba melesat ke arahku. Cakar panjangnya yang runcing mengarah ke dadaku.
Aku segera menghindar sambil menghantam perutnya sekuat tenaga. Pukulanku membuatnya terjengkang. Memanfaatkan momentum, kukendalikan Pedang Pemotong Kegelapan untuk menusuk titik vital di punggungnya!
“Pshh~!” Suara pedang menghunjam tepat di titik vital punggung Lingxi. Bilah pedang tenggelam setengahnya. Lingxi yang saat itu mengangkat kepala dengan cepat, sepasang mata merah darah penuh kebencian dan kedengkian menatapku: “Zuo Shisan, kau pikir membunuhku akan membuat dunia damai?! Kuberi tahu, malapetaka ini baru saja dimulai... Aku... aku hanya lebih dulu pergi darimu. Tak lama lagi, arwah kegelapan akan bangkit. Akhirmu akan sama sepertiku, hahahahaha...” Suara tawanya semakin menggila. Energi Yin di tubuhnya mulai menghilang dengan cepat, dan dalam sekejap, ia pun lenyap sepenuhnya...
Aku menyaksikan roh Lingxi tercerai-berai tanpa sedikit pun kepuasan atas balas dendam yang terlampiaskan. Perlahan kusarungkan kembali Pedang Pemotong Kegelapan, lalu menarik kitab Xuan Huang Di Jing ke dalam tubuhku.
Tanpa dukungan kekuatan mistis dari kitab itu, pandanganku tiba-tiba gelap. Tubuhku limbung jatuh ke lantai. Perlahan, kesadaranku pun menghilang...
