Mendengar penjelasan Master Lu bahwa arwah Leizi tidak bereinkarnasi namun tetap di dunia manusia mengganggu Xia Linxuan, aku langsung membeku di tempat.
"Aku tak pernah menyangka, Leizi mencintainya sedemikian dalam, bagaikan penyakit yang sudah masuk ke tahap parah, benar-benar tak terselamatkan."
"Master Lu, Anda... Bagaimana Anda tahu? Di mana hantu yin Leizi sekarang?!" Aku menatap Master Lu dan bertanya. Saat ini aku sangat khawatir, jika Leizi membuat masalah besar sampai menarik perhatian ahli Tao, sebagai hantu kecil yang baru muncul tanpa kemampuan spiritual, dia bisa dengan mudah dibasmi oleh daoshi lain.
"Jika bertemu daoshi baik hati, mungkin mereka akan memberinya jalan, mendoakan arwahnya. Tapi jika bertemu daoshi tak bermoral, mungkin demi kepraktisan langsung memusnahkannya."
"Di Villa D7, Distrik Dongyang, Kota Dongdian. Kemarin malam aku tidak sengaja melewati sana dan melihatnya. Awalnya ingin langsung membawanya ke sini, tapi setelah dipikir, urusan ini sebaiknya tidak kucampuri. Kamu sendiri yang harus pergi." Master Lu berkata padaku.
"Aku paham. Ngomong-ngomong Master Lu, bagaimana Anda tahu aku di sini?" Aku bertanya penasaran sambil menatapnya.
Master Lu mendengar pertanyaanku, matanya sekilas melirik ke nisan Leizi, lalu berkata: "Shisan, aku sudah cukup lama mengenalmu. Jika tidak bersama pria gemuk itu, kamu pasti di dua tempat: Kuil Qingzhu Shifu-mu, atau di sini."
"Aku sendiri tak pernah menyadarinya..." Aku berdiri tegak sambil berkata.
"Wajar, pengamat netral selalu lebih objektif. Sudah, aku ada urusan harus kembali ke Sekte Longhu." Master Lu berbalik tubuh dan melangkah pergi.
"Master Lu, tunggu sebentar!" Aku segera memanggilnya.
“Ada apa？” Master Lu menghentikan langkahnya, menoleh ke arahku dengan wajah penuh tanya.
“Ada satu hal yang tak kumengerti, ingin kutanyakan padamu.” Kataku.
Master Lu secara refleks menengadah melihat langit yang mulai gelap, lalu berkata padaku: “Apa yang ingin kau ketahui? Tanyakan saja.”
“Apakah ibu Qiu Shasha yang bernama Hong Yan adalah pemimpin sekte Aliran Longhu saat ini?” Aku terus menatap wajah Master Lu yang masih kekanakan. Saat mendengar pertanyaanku, ekspresinya berubah jelas. Dia mengangguk dan menjawab: “Ya, benar. Hong Yan memang pemimpin Aliran Longhu sekarang.”
“Apakah kalian sudah lama tahu bahwa Hong Yan memiliki hubungan erat dengan hantu yin berumur ribuan tahun yang ingin kembali ke dunia manusia?” Tanyaku.
Kali ini Master Lu terdiam. Dia berdiri di hadapanku, memandangi gundukan-gundukan makam berumput liar di belakangku. Setelah lama, dia menghela napas: “Meski kami selalu curiga, tak ada bukti yang bisa membuktikan hubungan pemimpin sekte dengan hantu yin itu. Bahkan putrinya sendiri, Qiu Shasha, tak punya bukti.” Master Lu memandangiku dengan pasrah: “Dulu, bahkan jika ada bukti, apa yang bisa kami ubah? Syukurlah Langit tak meninggalkan kami, membawamu ke sini. Sekarang aku harus mencari bukti untuk menggulingkan Hong Yan. Untuk ini, aku butuh bantuanmu.”
"Akulah buktinya, Hong Yan pernah ingin mendapatkan metode latihan 'Energi Zhen Wuji', karena itu dia memburuku." Aku menatap Master Lu sambil berkata.
"Shisan, beberapa hal sebaiknya jangan kau anggap terlalu sederhana. Di dalam Aliran Longhu, namamu tidak dikenal, statusmu tidak jelas. Perkataanmu sama sekali tidak bisa meyakinkan orang, dan tidak ada yang akan percaya." Master Lu berkata padaku.
"Lalu apakah tidak ada cara lain? Apakah Qing You baru akan berkhianat pada Aliran Longhu setelah mengetahui tujuan sebenarnya Hong Yan?" Tanyaku.
"DIA TIDAK BERKHIANAT! DIA SAMA SEKALI TIDAK PERNAH BERKHIANAT PADA ALIRAN LONGHU! Di hatinya, posisi Aliran Longhu selalu menjadi prioritas utama, tidak ada yang lebih dalam perasaannya terhadap Aliran Longhu dibanding dia! Siapa pun mungkin bisa mengkhianati Aliran Longhu, hanya DIA YANG TIDAK AKAN PERNAH!!!" Begitu mendengar ucapanku tadi, emosi Master Lu langsung meledak sambil berteriak keras.
"Aku... aku bukan maksud begitu? Maksudku adalah..." Saat ini aku seperti lidah terjepit.
"Ma-maafkan Shisan, tadi aku terlalu emosional. Aku mengerti maksudmu." Master Lu memandangku dengan penuh penyesalan.
"Tidak apa." Aku menggelengkan kepala, namun dalam hati berpikir: Posisi Qing You di hati Master Lu pasti sangat istimewa.
"Ya, kalau tidak ada hal lain yang ingin kau tanyakan, aku akan pergi dulu." Master Lu berkata padaku.
"Baik, terima kasih banyak Shibo Lu." Aku memanggilnya Shibo sambil menatapnya, dan kali ini secara tak terduga dia mengangguk padaku sebelum berbalik pergi.
Setelah Master Lu pergi, aku melirik nisan Leizi untuk terakhir kalinya, lalu kembali ke makam Kakek-Nenekku untuk berpamitan. Setelah itu, aku buru-buru kembali ke kota terdekat dan langsung naik mobil menuju Dongdian.
Aku buru-buru pulang karena ingin menemui Leizi di Kawasan Villa Dongyang, Dongdian. Sebagai arwah yang sudah meninggal, dia harus tunduk pada siklus Yin-Yang langit-bumi, kembali ke alam baka, dan bereinkarnasi sebagai manusia. Tidak boleh terus mengembara di dunia manusia.
Di dalam mobil, aku menelepon si pria gemuk lebih dulu, memintanya menungguku di Terminal Dongdian setengah jam kemudian.
……
Sesampainya di Terminal Dongdian, mobilnya langsung terlihat parkir di tepi jalan begitu keluar dari terminal.
Begitu masuk mobil, tanpa basa-basi kusuruh pria gemuk itu langsung mengantarku ke Kawasan Villa Dongyang.
Di perjalanan, sambil menyalakan sebatang rokok, dia bertanya sambil menyetir: "Shixiong, buat apa ke Villa Dongyang? Jangan-jangan ada villa orang kaya yang kemasukan hantu? Kalau iya, kita bisa meraup untung besar nih!"
Kugelengkan kepala mendengar pertanyaannya:
"Bukan. Sahabatku Leizi, arwahnya tidak mau kembali ke alam baka untuk bereinkarnasi. Malah terus mengganggu mantan pacarnya di dunia manusia."
"Sial! Dasar otak keblinger! Cewek itu aja sudah tega ninggalin dia mati hidup, masih mau ngejar?! Nih orang kok sukanya menghina diri!!" Pria gemuk itu langsung meledak mendengar penjelasanku.
"Mungkin inilah yang disebut cinta, ketika seseorang benar-benar terjebak di dalamnya, benar salah hitam putih, masa lalu dan kesalahan semua terlupakan, satu-satunya yang bisa dipikirkan hanyalah bersamanya (dia)..." ujarku.
"Ah... Sejak dulu cinta berlebih hanya menyisakan dendam, mimpi indah paling mudah tersadar." Pria gemuk menggelengkan kepala, melanjutkan menyetel dengan fokus.
Sedangkan aku yang duduk di kursi penumpang depan, mulai merenung. Perkataan pria gemuk tadi mengingatkanku, aku memang membutuhkan harta dalam jumlah besar untuk memberikan santunan pada keluarga tiga belas buruh migran yang mati karena ulahku. Ke depannya harus mencari kesempatan mengakali harta pejabat korup atau pedagang licik...
Mobil berbelok melewati tikungan, melanjutkan perjalanan selama lima enam menit sebelum tiba di kawasan villa Dongyang. Memasuki area villa, kusuruh pria gemuk mengarahkan mobil ke villa D7.
Sampai di D7 pukul 5 sore. Mobil parkir di samping, kami berdua turun dan berjalan menuju pintu gerbang villa tersebut.
Di depan pintu, selembar kertas jimat kuning besar terpasang persis di tengah pintu villa. Kulihat sekilas, sama sekali tidak mengerti fungsi jimat ini...
"Shixiong, sepertinya ada yang lebih dulu datang menangkap Leizi." Pria gemuk menatap kertas jimat di pintu sambil berkata padaku.
"Jimat macam apa ini? Pertama tak ada Tiancheng, kedua tak ada Ziyun, bahkan Fu Ben pun tidak. Ini... di tengahnya ditulis 'Feng Tian Cheng Yun, Huang Di Zhao Yue' dengan coretan acak-acakan, maksudnya apa?" Pria gemuk menatap tajam kertas jimat setengah meter di depan pintu itu.
"Sudahlah, jangan lihat-lihat lagi. Lebih baik kita masuk dulu untuk memeriksa apakah Leizi ada di dalam villa ini," kataku sambil mengulurkan tangan menekan bel rumah.
Aku dan pria gemuk itu berdiri di depan pintu menunggu cukup lama, tapi tak seorang pun keluar. Saat kami hampir berbalik untuk pergi karena mengira villa itu kosong, pintu tiba-tiba terbuka. Seorang wanita berbusana mewah muncul, tanpa memandangi kami dia langsung bertanya: "Kalian cari siapa?"
Mendengar suara wanita itu, tubuhku gemetar ketakutan. Kepala kuangkat seketika - wanita yang muncul ternyata Xia Linxuan!
