"Shixiong bilang kamu menangis lewat telepon sebelumnya, aku tidak tega meninggalkanmu sendirian di sini." Pria gemuk itu menatap Zhao Man.
"Hu Pangzi, aku ulangi sekali lagi, aku baik-baik saja. Terima kasih atas perhatianmu, tapi urusanku bukan urusanmu. Aku adalah aku, kamu adalah kamu. Sudah cukup jelas?!" Zhao Man menatap tajam pria gemuk itu.
Pria gemuk menggelengkan kepala: "Tapi aku mencintaimu, sungguh." Ini pertama kalinya dia mengungkapkan perasaan hatinya di hadapan Zhao Man.
"Tapi aku tidak mencintaimu, Pangzi. Apa kamu mengerti arti cinta sebenarnya?" Zhao Man berbalik hendak pergi setelah mengatakannya.
Pria gemuk tiba-tiba berteriak ke arah punggung Zhao Man: "Zhao Man, kau pikir karena aku miskin, gemuk, dan jelek, aku tak punya perasaan? Sekarang aku bersumpah di sini, jika Langit memberiku harta dan wajah tampan, aku akan membuatmu tak bisa meninggalkanku, seperti aku yang tak bisa meninggalkanmu sekarang. Meski Langit tak melakukan itu, secara spiritual kita tetap setara."
Zhao Man menghentikan langkahnya, tanpa menoleh berkata: "Kau pikir perasaan adalah harta dan wajah tampan? Hu Pangzi, kuberitahu, perasaan bukan harta maupun penampilan. Saat kau benar-benar mencintai seseorang, latar belakang, pekerjaan, wajah, penghasilan, keluarga, bahkan kesehatannya tak penting lagi. Satu-satunya yang penting adalah aku mencintainya."
"Siapa orang itu?" tanya pria gemuk.
"Yang pasti bukan kau. Bagaimanapun, terima kasih telah menyukaiku. Meski aku sudah berubah jadi seperti ini..." Zhao Man memutar badan dan masuk ke lift tanpa menoleh.
Pria gemuk berdiri di tempat menyaksikan Zhao Man masuk ke lift. Lama kemudian, dengan wajah kehilangan jiwa, ia berbalik dan berjalan ke arah kami.
Saat pria gemuk sampai di sampingku, kutanya pelan: "Pangzi, kau baik-baik saja?"
Pria gemuk menggelengkan kepala dengan senyum pahit:
"Aku janji tidak akan melompat dari gedung, oke?" Ia berjalan keluar dari Leshi Group menuju mobil di depan.
Tapi karena Zhao Man sendiri bilang tak apa, tak perlu kami tetap di sini. Nanti kami akan telepon untuk menanyakannya.
“Aku baru saja bersiap masuk ke mobil bersama Qiu Shasha, tiba-tiba ponsel berbunyi.”
Setelah mengeluarkannya dan melihat, aku langsung merasa terkejut karena telepon itu ternyata dari Zhao Man. Dengan penuh kebingungan, aku mengangkat telepon dan mendengar suara lemah tak bertenaga darinya:
“Shisan, bisakah kamu menunggu sebentar di ruang utama? Nanti aku ingin makan bersama dan ada beberapa hal yang ingin kubicarakan.”
Setelah berpikir sejenak, aku mengangguk: “Baik, aku akan menunggu di sini.” Setelah itu aku mematikan telepon dan menyuruh Qiu Shasha pulang bersama pria gemuk itu, sementara aku menunggu Zhao Man turun sendirian di ruang utama.
Sebenarnya saat pertama kali Zhao Man menelepon dan mengatakan hal-hal itu, tiba-tiba muncul ilusi di hatiku bahwa dia mungkin menyukaiku.
Tapi setelah dipikir lagi, aku segera menyangkalnya. Zhao Man pasti tidak mungkin menyukaiku. Seperti yang pernah dia katakan, dia menyukai pria dewasa, stabil, dan sukses - jelas aku tidak memenuhi kriteria itu.
Soal kesuksesan karir tidak usah dibahas, bahkan soal kedewasaan dan kestabilan pun aku sama sekali tidak mendekati. Lebih tepat disebut ekstrem dan temperamental.
Karena itu, hatiku pun menjadi tenang dan menunggu Zhao Man dengan sabar.
……
Setelah duduk menunggu di sofa ruang utama selama setengah jam, Zhao Man masih belum turun. Aku pun mulai bermain game kecil di ponsel untuk mengusir kebosanan.
Setelah tambahan setengah jam lagi, akhirnya terdengar suara "tek tek tek" sepatu hak tinggi menginjak lantai.
"Mengikuti suara, aku menengadah ke atas. Orang yang datang tepat adalah Zhao Man. Aku bangkit dari sofa, menatapnya bertanya: "Kak Zhao, kau sudah selesai sibuk?"
Zhao Man mengangguk, dengan ekspresi menyesal berkata padaku: "Shisan, maaf sudah membuatmu menunggu lama. Mari kita makan di seberang." Setelah berkata demikian, Zhao Man langsung berjalan menuju pintu keluar. Aku segera menyusulnya.
Di sebuah restoran seberang, Zhao Man membawaku masuk ke ruang VIP. Setelah memesan lauk-pauk, ia melepas masker yang selalu menutupi wajahnya. Bekas luka hitam yang mengerikan di pipinya masih terlihat jelas.
"Kak Zhao, sebenarnya aku dan si gemuk datang hari ini hanya ingin bertanya apakah kau punya waktu. Kami ingin mengajakmu menemui ahli yang bisa menyembuhkan lukamu," ujarku memulai pembicaraan.
Zhao Man menghela napas tipis: "Bisa atau tidaknya dokter itu menyembuhkan wajahku tidak penting lagi. Melalui kejadian ini, aku melihat banyak sisi manusia dan memahami banyak hal. Sebenarnya luka ini membawa bukan hanya kesialan." Sambil berkata demikian, ia mengeluarkan ponsel dari tas dan mendorongnya ke hadapanku.
Setelah mengambil ponsel Zhao Man, aku melihat deretan karakter di layar:
“Zhao Man, bukan karena aku tidak menyukaimu, tapi aku sudah memiliki wanita yang kusukai. Aku juga tidak ingin melanjutkan hubungan tanpa perasaan ini, yang kurasa kamu juga merasakannya. Jadi aku memutuskan untuk berpisah dengan baik, tapi kontrak kerjasama antara Grup Le dan perusahaanmu tetap berlaku. Ini adalah satu-satunya kompensasiku untukmu. Terakhir, aku minta maaf.” Tanda tangan jelas tertulis Le Zhenyu.
Melihat nama penanda tangan terakhir, tiba-tiba kusadari betapa mengerikannya sifat manusia. Hanya dengan perubahan penampilan, seseorang bisa mengucapkan begitu banyak kata-kata pura-pura mencari jodoh.
“Makanya kubilang, perubahan di wajahku tidak hanya membawa kesialan. Ini justru baik, melindungi kebebasan pernikahanku sekaligus menyelamatkan perusahaan orangtuaku. Sebelumnya kami terus bernegosiasi kontrak dengan Grup Le, tapi banyak hal terjadi di tengah jalan. Suasana hatiku sangat buruk, ucapan kasar kepada si pria gemuk itu – tolong sampaikan permintaan maafku padanya.” Zhao Man menatapku.
“Tenang, dia bukan orang yang pendendam. Semua masalah akan hilang dari otaknya setelah tidur semalam.” Kubalas sambil mengangguk pada Zhao Man.
Zhao Man tersenyum:
“Baguslah…” ujarnya sambil duduk di hadapanku, menatap kosong ke satu titik.
Beberapa saat kemudian, semua hidangan telah diantar. Tanpa sungkan langsung kusantap. Ke mana pun pergi, jangan sampai perut diperlakukan tidak adil, bukan?
Sedangkan Zhao Man duduk di seberangku tanpa menyentuh makanan sama sekali, malah memesan beberapa botol bir dan minum sendirian dengan tegukan besar-begitu terus.
Aku tahu suasana hatinya sedang buruk hari ini, jadi tidak mengganggunya. Di tengah-tengah makanku, tiba-tiba Zhao Man menatapku dan berkata: "Shisan, kadang aku iri pada si Gemuk."
"Iri padanya? Kenapa?" Aku meletakkan sumpit, memandangnya dengan bingung.
"Dia bisa seenaknya mengungkapkan perasaan pada orang yang disukai. Tapi aku... perasaanku harus tetap terpendam selamanya di dasar hati. Shisan, kau... kau paham perasaan seperti ini?" Sorot matanya yang berkaca-kaca menembusku.
"Kak Zhao, kau... suka siapa?" tanyaku.
"Hehe..." Senyum getir merekah di wajahnya. "Orang yang kusukai adalah pahlawan dalam hatiku. Nyawaku diselamatkannya. Aku takkan pernah lupa bayangannya yang tegak melindungiku... Shisan, tahukah kau asal luka di wajah Kapten Yue?"
Dari ucapannya, aku mulai menangkap maksudnya. Rupanya Zhao Man diam-diam menyukai Yue Ming, kapten Tim Penyelidik Fenomena Gaib mereka.
"Luka itu karena menyelamatkanmu?" Tebasku.
Zhao Man mengangguk pelan:
"Ya. Andai bukan karena aku... bekas luka yang hampir merusak hidupnya itu..." Dua garis air mata mengering membekas di pipinya.
“Sampai sekarang, akhirnya aku tahu mengapa Zhao Man mengatakan dia tidak bisa mengungkapkan perasaannya pada orang yang dicintai seumur hidup. Karena Si Bekas Luka sudah memiliki keluarga dengan istri dan anak, cinta Zhao Man harus tetap terpendam dalam hati, tak boleh diungkapkan.”
Pahitnya perasaan ini meski tak pernah kualami, tapi dari wajah penuh penderitaan Zhao Man, aku bisa menebak betapa lama dia memendam beban ini sendirian.
“Kak Zhao, apa kamu tidak pernah berpikir untuk mencintai pria lain?”
“Rushuang menantimu seribu tahun, kapan dia pernah ragu? Aku baru berapa lama...” Zhao Man menenggak anggur dalam-dalam, mungkin berharap menghilangkan kesedihan, tapi tak sadar minuman justru memperdalam nestapa.
