Aku bukan tipe orang yang pandai menghibur. Di saat seperti ini, sama sekali tak tahu harus menasihati Zhao Man bagaimana. Ingin kusarankan dia mengurangi minum, tapi ucapan itu tertahan di kerongkongan.
Kuambil gelas dan mengisinya penuh. “Kak Zhao, kalau kamu ingin minum, aku temani.” Kataku sambil mengangkat gelas ke arahnya.
Zhao Man tersenyum, mengisi gelasnya lalu menyentuhkan gelasnya ke milikku dengan lembut. Cairan di gelasnya habis dalam sekali teguk.
Aku pun menirunya, lalu menuangkan anggur lagi ke gelas kosong.
Sedangkan Zhao Man justru pada saat ini, menatapku dan bertanya: "Shisan, bisakah kau memberitahuku bagaimana cara melupakan seseorang? Aku benar-benar lelah dengan penderitaan ini, sungguh kuharap bisa jatuh cinta pada orang lain, bahkan berharap bisa mencintaimu atau si pria gemuk, tapi aku tak sanggup, benar-benar tak sanggup. Aku bisa mengontrol tubuhku, tapi tak bisa mengendalikan hatiku. Setiap saat ia menyiksaku, membuatku menderita tiada tara, namun aku tetap harus tersenyum, tersenyum menghadapi berbagai macam orang. Karena itu, orang sepertiku mungkin adalah makhluk paling menyedihkan di dunia ini?" Zhao Man mengisi kembali gelasnya hingga penuh dan meneguknya habis.
"Tok!" Suara gelas ditaruh Zhao Man di atas meja, matanya merah menatapku:
"Shisan, tahukah kau? Aku sangat... kesepian... sungguh kesepian..."
Melihat keadaan Zhao Man sekarang, hatiku serasa teriris. Aku pernah merasakan kesepian yang sama seperti yang dialaminya sekarang, yaitu saat Rushuang menggantikanku menanggung dosa di alam baka.
Di hari-hari itu, hidupku bagai tak pernah ada mentari. Andai tak ada keyakinan dalam hatiku untuk menyelamatkan Rushuang, mungkin aku sudah kolaps sejak lama.
Sedangkan Zhao Man sekarang, siapa lagi yang bisa memberinya keyakinan untuk bertahan? Tampaknya hanya dirinya sendiri.
"Kak Zhao, tahukah arti karakter 'gu' dalam kata 'kesepian' menurut penjelasan karakter Tiongkok kuno?"
Zhao Man terkejut dengan pertanyaanku yang tiba-tiba. Dia menatapku dengan tatapan kosong beberapa saat sebelum akhirnya bertanya refleks: "Apa itu?"
"'' karakter ini mengandung makna raja, sesuatu yang unik dan tak tergantikan. Seorang raja sejati tak membutuhkan pengakuan ataupun belas kasihan siapapun. Ia bisa berjalan sendiri dengan tenang dalam kondisi apapun. Saat seseorang menyepi, setidaknya pikirannya merdeka - kondisi mental yang mampu merangkul segala hal. Yang dihadapinya adalah dirinya yang sejati, sumber segala pemikiran manusia. Orang yang menyepi bisa menemukan kedamaian dan kebahagiaan diri dalam situasi apapun, bahkan ketika menghadapi hidup dan mati. Jadi Kak Zhao, kuharap kau memiliki mentalitas ini: tetap tenang dan bahagia diri apapun yang dihadapi." Aku menatap Zhao Man dengan serius.
Zhao Man menggelengkan kepala sambil menatapku:
"Tetap tenang? Bahagia diri? Mudah diucapkan, tapi jika Rushuang tiba-tiba meninggalkanmu, bisakah kau tetap tenang?"
Aku terdiam. Sebenarnya Zhao Man benar. Perasaan adalah hal tersulit untuk dikendalikan di dunia ini. Begitu rasa sakit itu datang, tak ada obat yang bisa menekannya.
"Tapi kita harus menghadapi masa depan dan melupakan masa lalu. Kau akan menikah suatu hari nanti, dan melupakannya. Aku yakin, sangat yakin, akan ada pria yang muncul dalam hidupmu untuk menggantikan Kapten Yue, membuatmu jatuh cinta." Kataku dengan penuh keyakinan pada Zhao Man.
Zhao Man mendengar ini, tangannya yang memegang gelas ragu sejenak, lalu meneguk lagi hingga habis. Dia seperti berbicara padaku, juga seperti bergumam pada diri sendiri:
"Mungkin. Kuharap hari itu, pria itu segera datang. Setiap hari sekarang bagiku adalah siksaan."
"Dia pasti akan datang. Omong-omong Kak Zhao, apakah kau ada waktu sore ini?" Aku memanfaatkan kesempatan ini untuk menanyakan hal yang sejak lama ingin kutanyakan.
Zhao Man menunduk merenung sejenak, lalu berkata: "Ada waktu sih, tapi..."
"Tapi apa?" tanyaku.
"Kalian mau membawaku menemui siapa? Apakah dia benar-benar bisa menyembuhkan bekas luka di pipiku?" Zhao Man menatapku dengan keraguan.
"Kita akan pergi ke Beijiu Shui mencari seorang tua bermarga Yang. Meski tak bisa jamin pasti sembuh, tak ada ruginya mencoba. Lagipula aku sangat percaya pada keahlian pengobatan Pak Yang." Jawabku.
Setelah mendengar penjelasanku, Zhao Man akhirnya mengangguk:
"Baik, sore ini aku ikut kalian."
"Oke, aku akan telepon si pria gemuk sekarang, minta dia menjemput kita dengan mobil." Kataku sambil mengeluarkan ponsel dari saku dan mencari nomor si pria gemuk.
Zhao Man tiba-tiba menghentikanku: "Shisan, apakah si pria gemuk itu masih menyimpan dendam padaku?"
Aku tersenyum:
"Tidak mungkin. Pria itu berhati lapang. Mari kita bertaruh - saat dia datang nanti, pasti akan menyapamu duluan dan bahkan meminta maaf."
"Benar atau tidak?" Zhao Man memandangku dengan tak percaya, "Tadi jelas-jelas aku yang marah padanya di depan banyak orang. Kalau ada yang harus minta maaf, itu aku yang minta maaf padanya. Kenapa dia malah mau minta maaf padaku?"
"Kita lihat saja nanti." Aku segera menghubungi ponsel pria gemuk itu, menjelaskan lokasi restoran tempat kami berada, dan menyuruhnya menjemput dengan mobil sebelum langsung mematikan telepon.
Tak lama kemudian, ponselku berdering. Melihat itu panggilan dari pria gemuk, aku langsung mematikan telepon dan bergegas pergi ke lantai bawah bersama Zhao Man.
Setelah membayar tagihan dan keluar dari restoran, kulihat pria gemuk itu berdiri di depan mobilnya sambil memegang ponsel dan melirik ke sekeliling.
"Hei gemuk, sini!!" Teriakku. Melihat kami, dia segera berlari ke arah kami sambil tersenyum lebar.
Mendekat, dia pertama menyapaku lalu menoleh ke Zhao Man: "Nona Zhao, jangan terus marah padaku. Aku memang terlalu percaya diri sebelumnya. Jangan diingat-ingat. Jika hal ini menimbulkan kesalahpahaman orang lain, aku mohon maaf."
Zhao Man menggelengkan kepala:
"Tidak, aku tidak pernah marah padamu. Kemarahanku waktu itu bukan karenamu. Kau tak perlu minta maaf."
Pria gemuk itu terkekeh:
"Laki-laki sejati mana bisa membiarkan wanita yang minta maaf duluan?" Lalu dia menoleh padaku: "Shixiong, apa kita langsung ke Beijiu Shui mencari Dokter Hantu Yang Zhentian itu?"
Aku mengangguk:
"GO!! Kau yang menyetir dan memimpin jalan."
……
Setelah naik mobil, baru aku sadar Qiu Shasha juga ada di dalam mobil pria gemuk itu, dan tidak pergi sama sekali.
Singkat cerita, setelah kami berempat tiba di Beijiu Shui dan menemukan Dokter Hantu Yang Zhentian, kami menjelaskan maksud kedatangan. Yang Zhentian memeriksa bekas luka di wajah Zhao Man, lalu langsung menatapku dan berkata: "Bekas luka di wajahnya ini sebenarnya bisa diobati, tapi membutuhkan bahan katalis yang sangat langka."
"Bahan katalis apa yang dibutuhkan?" Pria gemuk itu buru-buru bertanya setelah mendengar.
"Shen Shui (Air Suci) dari Sungai Luo." Jawaban Yang Zhentian ini membuat semua orang yang hadir terkejut.
Shen Shui Sungai Luo inilah yang selama ini ingin kucari, dan akhir-akhir ini aku sedang merencanakan perjalanan ke wilayah liar Nanman. Aku sama sekali tidak menyangka bahwa bekas luka di wajah Zhao Man juga membutuhkan Shen Shui Sungai Luo.
Tapi ini justru tepat, bagaimanapun Shen Shui Sungai Luo ini harus kudapatkan. Asal bisa menemukannya, tidak hanya bisa menyembuhkan bekas luka Zhao Man, tapi juga membuat Rushuang terlahir kembali sebagai manusia untuk terus menemaniku.
"Shen Shui Sungai Luo?! Kami memang sudah berencana mencari Shen Shui itu, tapi sampai sekarang kami tidak tahu di mana lokasi wilayah liar tempat Shen Shui berada, apalagi cara mencapainya?" Aku bertanya pada Yang Zhentian sambil berharap bisa mendapatkan informasi tentang lokasi wilayah liar itu.
Mendengar pertanyaanku, Yang Zhentian menggelengkan kepala:
“Sejak zaman dahulu hingga sekarang, banyak orang yang ingin pergi ke daerah liar Nanman di selatan untuk mencari Air Suci Sungai Luo. Di antara mereka juga ada para ahli spiritual yang telah mencapai tingkat latihan tinggi. Tapi tidak ada satu pun yang benar-benar berhasil menemukan dan membawa kembali Air Suci Sungai Luo. Bagaimana mungkin seorang kakek tua jelek seperti aku tahu lokasi air suci itu?”
