Mendengar ini, bayangan gelap melintas di mata Qiu Shasha. Setelah lama terdiam, akhirnya dia bicara: "Bukan hanya dia, bahkan aku sendiri pernah ratusan kali ingin mati..."
Pada detik ini, aku seolah memahami maksud perkataannya: "Maksudmu, ini semua karena ibumu Hong Yan??"
Qiu Shasha mengangguk pasrah:
"Ya. Aku mengerti keinginannya untuk mati sekarang. Tidak ada penderitaan yang lebih besar daripada kehilangan jati diri dan kebebasan, dipaksa melakukan segalanya yang tidak disukai."
"Sepertinya Ji Honghua juga tidak ingin terus dimanfaatkan oleh ibumu," kataku.
Qiu Shasha menguap lalu melanjutkan: "Tak ada satu pun manusia yang rela menjadi boneka orang lain..."
Perkataan Qiu Shasha ini sangat benar. Setiap manusia terlahir setara, tanpa perbedaan status. Tak ada yang rela hidup di bawah telapak kaki orang lain. Ji Honghua pun demikian.
"Apakah ibumu yang memberikan racun Bunga Ji Honghua sehingga dia terpaksa menuruti perintah ibumu?" Pria gemuk itu cepat marah tapi juga cepat mereda, sehingga dia mulai berbicara dengan Qiu Shasha untuk berdamai.
Qiu Shasha tidak melanjutkan pertikaian, sambil menggelengkan kepala berkata: "Tidak sama sekali, ibuku tidak pernah memberikan racun apapun pada Ji Honghua."
"Kalau di tubuhnya tidak ada racun, dan dia juga tidak ingin terus dikendalikan, apakah dia tidak pernah mencoba melarikan diri dari ibumu?" Setelah mendengar penjelasan Qiu Shasha, aku bertanya dengan mengernyitkan dahi.
"Hanya Ji Honghua sendiri yang bisa menjawab pertanyaan itu." Setelah berkata demikian, Qiu Shasha menoleh ke luar jendela mobil. Kulihat jelas di kedua matanya, terutama saat melirik, selalu terpancar kesedihan dan penolakan.
Mungkin dia teringat pada ibunya, atau mungkin hidupnya sekarang tidak bahagia.
Tapi manusia yang hidup di dunia penuh intrik dan kepalsuan ini, berapa banyak yang bisa terus bahagia? Kecuali mereka tidak hidup di dunia ini...
Mobil terus melaju ke depan, langit perlahan gelap. Kami bertiga diam membisu sepanjang perjalanan. Saat mobil memasuki kota Dongdian, pria gemuk itu tak tahan lagi. Dia mengeluarkan sebatang rokok dari saku, menyalakannya, dan mulai menghisapnya.
Aku menatap jalan di depan, tiba-tiba teringat Master Qingfeng yang sudah lama tidak kuhubungi. Ke mana dia pergi belakangan ini, bagaimana keadaannya, hampir tidak ada yang kuketahui. Kadang ingin menghubunginya tapi teleponnya tak pernah tersambung.
Hari ini kucoba lagi. Sambil berpikir begitu, kuambil ponsel dan mencari nomor guruku Master Qingfeng, lalu menghubunginya.
Tak ada suara dari seberang. Beberapa saat kemudian, ponsel memberi tahu bahwa nomor yang kupanggil sementara tidak dapat dihubungi.
Kecewa, kumasukkan kembali ponsel ke saku. Saat itu Qiu Shasha yang duduk di belakang bertanya, "Shisan, siapa yang kauhubungi tadi?"
"Guruku Master Qingfeng," jawabku.
"Tak bisa menghubunginya? Dia, Shibomu, dan Qing You pergi ke suatu tempat," lanjut Qiu Shasha.
Perkataannya langsung membuatku bersemangat. Segera kubalikkan badan dan bertanya, "Mereka pergi ke mana? Untuk apa?"
Qiu Shasha menggeleng pelan:
"Tempat persisnya tak kuketahui. Tapi tujuan mereka adalah mencari lokasi persembunyian hantu yin kaisar itu."
"Mengapa tak mengajakku?" protesku. Bagaimanapun, aku sudah menguasai Lóng Hŭ Qī Shè Yìn tahap empat dan memahami 'Energi Zhen Wuji' tahap dua. Tambahan satu orang akan menambah peluang sukses melawan hantu yin itu."
“Dia khawatir tentangmu. Jika kali ini kamu benar-benar mati, maka takkan ada lagi yang bisa mengalahkannya secara tulus.” Qiu Shasha berkata padaku.
“Hanya karena aku memiliki Tubuh Tao Bawaan?” tanyaku.
“Salah. Bukan hanya karena Tubuh Tao Bawaan-mu. Alasan utama adalah, seribu tahun yang lalu, orang yang menyegel hantu yin kaisar itu—adalah dirimu.” Qiu Shasha berbisik pelan.
“Bagaimana jika kali ini aku gagal?” Tanyaku pada Qiu Shasha dengan tatapan cemas, karena beban yang sudah menindih bahuku ini terasa terlalu berat, bahkan membuatku sesak napas...
“Banyak sekali orang akan tewas. Dunia akan mengalami kekacauan Yin-Yang. Saat itu tiba, zaman kegelapan akan datang.” Jawab Qiu Shasha.
Persis di saat itu, suara Rushuang terdengar dari dalam liontin giok:
“Shisan, kamu pasti bisa. Aku percaya padamu. Kamu juga harus percaya pada dirimu sendiri.”
Mendengar kata-kata Rushuang, hatiku terasa hangat. Saat aku mengangguk hendak berbicara, tiba-tiba kulihat sosok bayangan hitam berdiri tepat di tengah jalan depan mobil. Si pria gemuk juga melihatnya, dengan cepat memutar setir sambil menginjak rem dalam-dalam. Ban mobil berdecit panjang sebelum akhirnya tergelincir dan berhenti di tepi jalan, hampir menabrak pagar pengaman.
Pria gemuk yang menyetir langsung marah, kedua tangannya memukul setir dengan keras sambil mengumpat-umpat turun dari mobil, ingin mencari masalah dengan orang yang tadi berdiri di tengah jalan menghalangi mobil.
Tapi baru beberapa langkah pria gemuk itu mendekati orang tersebut, tiba-tiba mulutnya terkatup, tubuhnya membeku di tempat seperti patung.
Dari dalam mobil aku melihat keanehan pada pria gemuk itu, hati langsung berdebar. Kira-kira dia pasti melihat sesuatu yang mengejutkan. Aku segera waspada, mengeluarkan Pedang Pemotong Kegelapan dari tas dan menggenggamnya erat. Turun dari mobil, kukumpulkan energi Yang sambil menatap bayangan hitam itu.
Yang mengejutkan, dari bayangan hitam itu kulihat kabut hitam energi Yin berkelibat. Jelas sekali penghalang kami bukan manusia, melainkan hantu.
Saat mendekati pria gemuk, di bawah lampu jalan yang temaram, perlahan kulihat wajah hantu yin yang terus menatap kami. Begitu jelas wajahnya, seketika tubuhku seakan tersambar petir, membeku tak berkutik!
Hantu yin yang berdiri di hadapanku itu ternyata... Xia Linxuan, mantan pacar Leizi!
Dia... Kenapa dia di sini?! Bagaimana bisa berubah menjadi hantu yang berkeliaran di jalanan?
"Shixiong, aku bingung. Bukankah dia... pacar sahabatmu sejak kecil itu?" Pria gemuk itu bertanya sambil menatapku.
Aku tidak menjawab ucapan pria gemuk itu, malah menatap Xia Linxuan yang telah berubah menjadi hantu yin dan bertanya: "Xia Linxuan, apakah ini kamu?"
Mendengar pertanyaanku, tubuh hantu Xia Linxuan bergetar hebat. Dia berdiri gemetaran di hadapan kami, lalu mulai tersedu-sedu pelan.
"San... San Ge, ini aku... Aku Xia Linxuan..." ujar Xia Linxuan sambil terisak-isak.
"Kenapa kamu bisa menjadi seperti ini?" tanyaku.
Pertanyaanku membuat tangisnya semakin menjadi. Setelah beberapa saat, dia berbicara terputus-putus: "Semua ini... adalah balasanku... Aku yang salah sendiri. Tak kusalahkan siapa pun, hanya menyesal... Menyesal dulu tak memilih orang yang benar-benar mencintaiku, menyesal termakan popularitas dan harta... Akhirku begini, memang layak!" Tangisnya semakin keras di akhir kalimat.
Aku selalu luluh oleh air mata. Mengingat pesan terakhir Leizi yang memintaku tak menyusahkannya lagi, dan melihat dia sudah sadar kesalahan serta menerima balasan setimpal, kuputuskan untuk tak memusuhinya lagi. Saat aku menarik napas dalam hendak bertanya, Qiu Shasha yang datang dari belakang mendahuluiku: "Katakan, bagaimana sebenarnya kau mati?"
Xia Linxuan pelan-pelan menghentikan isaknya. Matanya menatap kami bertiga: "Aku... Aku dibunuh oleh Direktur Wang... Kecelakaan mobil palsu yang dia rekayasa..."
Mendengar perkataan Xia Linxuan ini, aku langsung menebak bahwa kemungkinan besar Xia Linxuan yang serakah telah mengajukan permintaan berlebihan kepada Boss Wang yang menyokongnya, sehingga membuatnya menjadi korban kejahatan.
