Aku tentu paham, perkataan yang dia ucapkan tadi bukanlah benar-benar khawatir akan hidup matiku, melainkan takut jika setelah mati rohku akan masuk ke alam baka. Metode latihan "Energi Zhen Wuji" ini tidak akan bisa mereka dapatkan.
Selain itu, sejak tadi aku terus curiga. Kucurigai perkataannya tentang bisa menyedot metode latihan "Energi Zhen Wuji" dari rohku itu tidaklah kredibel. Jika memang bisa, mengapa harus berulang kali memaksaku untuk mengatakannya? Langsung saja membuatku pingsan dan membawaku pulang, buat apa repot-repot seperti ini?
Tapi di saat seperti ini, muncul lagi seseorang yang tak kuduga. Tawa seperti kicau burung bulbul terdengar dari kejauhan. Hanya dengan mendengar tawa itu, aku langsung mengenali pemiliknya - Ji Honghua yang baru saja berpisah dariku!
Di dalam hati sangat kusadari, kedatangannya kali ini pasti untuk membantu Gui Dian dan ketiga tukang santet Jepang ini melawan aku dan Pria Bertopi.
"Sebenarnya kali ini kami sudah tidak bisa lolos dari takdir, ditambah dengan Jihonghua yang bisa membunuh orang dengan tarian dan kelopak bunga, semakin memperburuk keadaan. Perasaan putus asa langsung mengalir dari dasar hatiku."
Saat ini, di balik timbunan tanah, aku dan Pria Bertopi terisolasi tanpa bantuan!
"Zuo Shisan, kita bertemu lagi." Suara Jihonghua terdengar dari depan ku.
Aku mengangkat kepala memandangnya sebentar, tidak berbicara.
Dia tersenyum tipis, lalu menatapku yang masih terkapar di tanah: "Langsung ke intinya saja. Serahkan metode latihan 'Energi Zhen Wuji', aku akan memberimu akhir yang cepat."
"Hehe... Lebih baik aku mati daripada menyerah. Lupakan saja niatmu itu." Sambil menggigit gigi, aku berdiri dari tanah dengan perih.
"Hmph! Tidak mau dihormati malah minta dihukum!!" Melihatku berdiri, tukang santet wanita itu juga bangkit. Dia mengeluarkan kertas jimat hitam dari bajunya, bersiap menempelkannya di dahiku.
Persis saat dia menyerang, bayangan hitam melesat. Sosok misterius muncul di belakang tukang santet wanita itu, menendang titik vital punggungnya dengan tendangan keras.
Setelah menendang si tukang santet hingga terpental, sosok itu berputar elegan di udara sebelum mendarap sempurna di tanah.
Kuperhatikan baik-baik - ternyata yang datang tak lain adalah Master Qingfeng, guruku.
Master Qingfeng mengenakan jubah Tao, berdiri tegak di tempat, menatap wanita tukang santet dan Jihonghua di sampingku, tangan perlahan merogoh saku...
Kukira dia akan mengeluarkan alat ritual atau jimat sakti. Tapi tiba-tiba, dari saku bajunya dia mengeluarkan sebatang rokok dan korek api, dengan gaya sok cool menyalakan rokok, menggigitnya di mulut, menghirup dalam-dalam, menghembuskan asap lalu memandang dingin kedua wanita itu: "Muridku bahkan tak pernah kupukul sendiri, berani-beraninya kalian mengganggunya?!"
Tukang santet wanita itu tak mengenal guruku Master Qingfeng, jadi kemunculannya suksen membuatnya waspada, berdiri di tempat sambil mengamati gerak-gerik Master Qingfeng mencari kesempatan terbaik untuk menyerang.
Sementara Jihonghua yang melihat Master Qingfeng pertama kali tertegun, lalu tertawa kecil:
"Kekekeke... Kukira siapa yang datang. Rupanya sampah Qingfeng yang diusir dari Aliran Longhu. Kau datang cari mati ya?!" Ternyata Jihonghua juga mengenal guruku.
Master Qingfeng mendengar ucapan Jihonghua, tersenyum balas: "Jihonghua, maksudmu apa? Meremehkan siapa? Kuberi pepatah: Setelah tiga hari berpisah, pandanglah dengan mata yang tercelik!"
"Ji Honghua berhenti tertawa, menatap Master Qingfeng dengan serius: "Baik, aku bersikeras ingin melihat bagaimana kau yang 'terpisah tiga hari' ini bisa membuatku tercengang!"" Tubuhnya seperti hantu langsung menerjang ke arah Master Qingfeng.
"Guru, hati-hati!!" Aku berdiri di tempat ingin membantu, namun tak mampu, hanya bisa mengingatkannya dari samping.
"Murid, tenang saja. Gurumu ini sudah melewati banyak badai!"
Master Qingfeng melihat Ji Honghua mendekat dengan cepat, baru berteriak: "Jíjí rú lǜ lìng!!" Beberapa kertas jimat dikeluarkan dari bajunya dan dilempar ke depan, melesat menuju Ji Honghua.
Ji Honghua mendengus dingin:
"Tipu muslihat kecil!" Tubuhnya yang lentur menggeliat, dengan mudah menghindari kertas-kertas jimat yang dilempar Master Qingfeng.
Setelah menghindar, Ji Honghua kembali melesat. Master Qingfeng malah berbalik kabur...
"Sembilan!!" Suara nyaring seperti anak kecil terdengar dari kejauhan!
Begitu mendengar suara ini, aku langsung tahu: Shibo-ku, Lu Yu sang Zhenren!
Bahkan dia datang juga. Hari ini tiga Zhenren besar Aliran Longhu hadir lengkap.
"Chen!!" Suara karakter tunggal kembali bergema. Saat kata "Chen" diucapkan oleh Master Lu, semburan kuat energi Yang bagai cahaya fajar di bawah sinar matahari pagi menembus energi mayat dan Yin di sekeliling, langsung mencapai lokasi kami.
Saat itu, Ji Honghua telah menghentikan langkahnya. Alih-alih terus mengejar Master Qingfeng, ia menengadah ke arah sumber suara.
Tukang santet perempuan asal Jepang itu juga memandang ke arah yang sama...
"Po!!" Terdengar lagi suara mengguntur. Energi Yin dan mayat di sekitar mulai bergejolak, berangsur terdesak oleh energi Yang yang merambat.
"Ini... Ini teknik Jiu Feng Po Hui Gang! Apakah yang datang itu Lu Yu dari Sekte Longhu kalian?!" Tukang santet perempuan itu bertanya sambil menatap Ji Honghua.
Ji Honghua mengangguk singkat tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
"Hui!!" Saat suara ini bergema, Master Lu telah berada dalam jarak dekat. Energi Yin dan mayat di sekeliling kami runtuh tanpa perlawanan.
"Xie!!" Melalui kabut kelabu yang menyelimuti, kulihat sosok Master Lu yang bertubuh seperti anak kecil sedang menyatukan kedua tangannya membentuk segel mantra, melangkah mantap mendekati kami...
"Jing! Mie! Wang! Gang! Jiu Feng Po Hui Gang. She!!" Empat mantra sekaligus meluncur deras dari mulut Master Lu. Energi Yang di sekitar semakin mengental, perlahan menghancurkan energi Yin dan mayat yang mengurung kami.
Dengan jelas kusaksikan, pancaran energi Yang yang kuat menyelimuti seluruh tubuh Master Lu bagai perisai.
"Jiu Feng Po Hui Gang ini sebelumnya sudah pernah kulihat digunakan oleh Master Lu, tapi saat itu dia mengucapkan delapan karakter. Hari ini malah lengkap sembilan karakter tanpa kurang satu pun."
"Lu Yu, kamu datang ke sini ingin menyerangku?" Saat itu Ji Honghua melangkah dua langkah ke arah Lu Yu sambil menatapnya dan bertanya.
Master Lu menghentikan langkahnya, memandang Ji Honghua berkata: "Ji Honghua, sekarang sudah saatnya kita melepas topeng yang selama ini dikenakan. Sudah terlalu lama saling berpura-pura, tidakkah kamu lelah?"
Mendengar perkataan Master Lu, Ji Honghua tertawa terkekeh-kekeh:
"Hehehe... Mengapa aku harus lelah? Perkataanmu itu salah. Yang palsu selama ini adalah kalian, bukan aku. Aku hanya pion yang taat pada pemimpin sekte. Apa yang diperintahkannya, kulaksanakan. Mana ada kepalsuan? Justru kalianlah yang sembunyi-sembunyi di dalam sekte, banyak hal ditutupi dari pemimpin. Di permukaan kalian menghormatinya, tapi di hati malah berharap dia cepat mati."
Master Lu melihat Ji Honghua yang kembali mendekat beberapa langkah, berkata: "Kalau kamu sendiri sudah tahu hanya sebagai pionnya, mengapa masih mau jadi budaknya?"
Saat Ji Honghua mendengar perkataan Master Lu, ekspresi wajaknya langsung membeku. Namun ekspresi itu hanya muncul sekejap sebelum kembali normal. Dia menatap Master Lu sambil berkata: "Manusia hidup di dunia ini, tidak semua hal bisa dilakukan sesuai keinginan hati. Mungkin inilah takdir Ji Honghua. Bagaimanapun juga, aku akan tetap setia pada pemimpin sekte, bahkan jika dia memperlakukanku seperti pion, bahkan jika dia tak sudi menatapku langsung..."
Aku yang berdiri di samping merasa ada nuansa emosi aneh yang terselip dalam nada bicara Ji Honghua...
Jangan-jangan alasan Ji Honghua rela dijadikan pion oleh Hong Yan adalah karena dia menyukainya? Apakah Ji Honghua ini memiliki hubungan sesama jenis?!
