Berdiri di tepi sungai aneh yang memancarkan cahaya hijau ini, aku menggelengkan kepala setelah mendengar pertanyaan pria gemuk di belakangku: "Aku juga belum pernah melihat Sungai Luo, jadi tidak tahu." Saat mengucapkan ini, kepalaku justru terasa semakin pusing. Awalnya kami datang ke wilayah liar ini untuk mencari Sungai Luo, tapi ketika benar-benar menemukannya, tak seorang pun bisa mengenali. Sekarang harus bagaimana?
"Shisan, lalu bagaimana kita menentukan apakah sungai ini benar-benar Sungai Luo?" Qiu Shasha juga mendekat sambil menatap sungai bercahaya hijau aneh di depan kami.
"Aku juga tidak tahu. Karena Sungai Luo selalu ada dalam legenda, tak pernah ada yang melihatnya. Tak ada yang tahu wujud aslinya, jadi tidak bisa diverifikasi," jawabku pada Qiu Shasha.
Qiu Shasha menghela napas dalam hati: "Lalu... lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?"
Tiba-tiba aku teringat pada Raja Yama di alam baka. Jika dia tahu letak Sungai Luo, pasti juga mengetahui wujudnya. Masalahnya, di tempat kita berada sekarang ini sama sekali tidak bisa menggunakan energi Yin-Yang. Entah apakah giok liontin itu masih bisa berfungsi di sini.
Sudahlah, mengobati kuda mati seperti kuda hidup. Mari kita coba dulu.
"Setelah memikirkan ini, aku segera melepaskan liontin giok yang bisa menghubungi alam baka dari leherku, lalu menekan bagian yang menonjol di tengahnya."
"Setelah ditekan, aku menunggu cukup lama di tempat, tapi tidak ada perubahan apapun pada liontin giok itu. Bahkan kabut hitam energi Yin pun tidak keluar dari dalamnya."
"Tampaknya mustahil menghubungi Raja Yama di alam baka dari sini. Aku menggelengkan kepala, menggantungkan kembali liontin giok di leher, lalu berjalan menuju sungai aneh yang memancarkan cahaya hijau di depan."
"Warna air kehijauan pucat, gelombangnya berkilau seperti sutra. Sungai itu mengalir sunyi, memantulkan cahaya berkilauan bagaikan bola mata yang sedang mengawasi kami sekelompok pendatang asing..."
"Saat semakin mendekat, aku mulai mencium aroma harum seperti bunga osmanthus yang terbawa angin."
""Di sini wanginya luar biasa~"" Qiu Shasha tak kuasa menahan komentar."
"Persis setelah ucapannya, tiba-tiba aku merakan Dantian di tubuhku mengembang disertai sensasi panas. Seketika itu pula aku bisa merasakan energi Yang dalam tubuhku!"
"Perubahan ini membuat hatiku berdebar. Segera kucoba memusatkan energi Yang ke telapak kaki, lalu melesat cepat ke depan dengan gerakan gesit."
"Dengan sekali lompatan, aku sudah melayang 4-5 meter dan mendarat di area dangkal sungai aneh itu. Saat kedua kakiku menyentuh air, segera kuberteriak ke Qiu Shasha: ""Shasha! Sekarang aku bisa menggunakan energi Yang. Coba kamu juga!"""
Setelah mendengar perkataanku, Qiu Shasha mengangguk, lalu tubuhnya melompat di tempat dan melompat ke arahku.
Kembalinya kemampuan menggunakan energi Yang membuat hatiku dipenuhi kelegaan di samping kegembiraan. Selama energi Yang dalam tubuh bisa digunakan, bahkan di Wilayah Liar yang sama sekali asing ini, kami memiliki dasar untuk menghadapi berbagai risiko bahaya.
Pria gemuk, Cui Chun, dan Feng'er di belakang sudah berlari ke arah kami.
Karena sungai aneh ini bercahaya, sekitar tidak perlu menyalakan senter. Dengan jelas kulihat dari posisiku yang diam, saat hendak naik ke tepi sungai, tiba-tiba terlihat benda hitam mengikuti tanah di belakang pria gemuk dan yang lain.
Sepertinya seekor ular berbisa!!
Melihat ini, segera kulompat dengan gesit mengejar pria gemuk sambil berteriak: "Pria gemuk, hati-hati! Ada ular berbisa di belakangmu!"
Mendengar teriakanku, pria gemuk segera menoleh ke tanah di belakangnya.
Saat melihat ular hitam yang membuntutinya, tanpa ragu ia menarik sekop lipat tentara Jerman dari tubuhnya, menggenggam erat di depan dada, siap menghadang kapan saja ular itu datang bunuh diri.
Saat itu juga kumelesat ke samping pria gemuk. Baru hendak menyerang ular yang sudah mendekat, tiba-tiba pria gemuk menarik lenganku:
“Shixiong, biar aku yang urusi ini! Sialan, kita malah semakin terpuruk, ular kecil begini berani terus mengejar-ngejar kita!” kata pria gemuk sambil memanfaatkan momen ketika ular hitam itu melengkungkan tubuh dan mengangkat kepala untuk menyerang. Dengan cepat dia mengayunkan sekop tentara di tangannya, menebas titik vital tujuh inci di bawah kepala ular hitam itu dengan penuh kebencian.
Sekop tentara itu menghantam tubuh ular hitam, langsung memotongnya menjadi dua bagian. Meski bukan pisau tajam, tepi sekop ini memang diasah. Tidak hanya ular hitam sebesar jempol ini, bahkan ular sanca sebesar mangkuk sekalipun bisa dipenggal kepalanya jika dihantam dengan tenaga penuh.
Awalnya kukira ular hitam yang terpotong dua oleh pria gemuk itu setidaknya sudah kehilangan kemampuan menyerang, meski tidak langsung mati. Tapi yang membuat kami berdua terkejut, ular terpotong di tanah itu tidak mati. Tiba-tiba setiap bagian tubuhnya mulai berdenyut...
Dalam sekejap, ular hitam yang terpotong itu berubah menjadi ratusan bahkan ribuan serangga hitam yang bergerak mengerumuni tanah. Pemandangan itu membuat napasku tersengal sementara kulit kepalaku terasa mati rasa.
“Goblog bangsat! Ini... ini hantu apa sih?!” Pria gemuk itu juga gemetar melihat perubahan mengerikan ular hitam tadi. Dengan sekop masih di genggaman, dia mulai menghantam kerumunan serangga hitam di tanah.
"Serangga-serangga itu justru sangat lincah. Sebelum sekop tentara di tangan pria gemuk itu menghantam tubuh mereka, mereka sudah cepat-cepat berpencar. Sekop pria gemuk itu hanya menghantam udara kosong.
Sementara itu, serangga-serangga hitam itu malah memanfaatkan kesempatan untuk cepat-cepat mengepung kaki pria gemuk.
Melihat pria gemuk akan celaka, aku segera berlari mendekat dan menendang tubuhnya hingga ia terlempar ke belakang, menghindari kepungan serangga-serangga itu.
Meskipun pria gemuk berhasil kulempar, serangga-serangga ini dengan cepat membagi formasi dan mengepungku dari depan, belakang, kiri, dan kanan.
"Tok~!" Suara tepukan terdengar dari kejauhan. Serangga-serangga itu seolah mendapat perintah, dengan nekad mendekat cepat ke arah telapak kakiku.
Melihat ini, aku terpaksa melesat cepat keluar dari kepungan sambil mengumpulkan Energi Zhen di tangan kiri dan melemparkannya ke belakang. Semburan energi ungu dari tanganku tepat mengenai gerombolan serangga hitam itu.
Meski Energi Zhen ini kuat, jangkauan serangannya terbatas. Jadi meski berhasil mengenai gerombolan serangga, kerusakan fatal yang ditimbulkan tidak signifikan.
Andai saja Zhao Man ada di sini, mengatasi serangga kecil ini pasti semudah meniup debu. Wanita itu selalu membawa flare, smoke bomb, dan bahan bakar padat di tubuhnya.
Dengan bahan bakar padat, membasmi serangga-serangga ini akan semudah membalik telapak tangan.
“Aku sambil mundur cepat, sambil berteriak kepada semua orang, menyuruh mereka segera menuju ke area dangkal sungai aneh itu untuk berlindung. Kebanyakan serangga di darat takut air.”
“Lagipula kita sama sekali tidak tahu latar belakang serangga-serangga ini. Makhluk hidup di sini terlalu berbahaya, jadi lebih baik berhati-hati.”
“Melihat pria gemuk dan Qiu Shasha membawa Feng'er serta Cuichun masuk ke sungai aneh itu, aku melompat beberapa kali menyusul, ikut masuk ke area dangkal sungai ini bersama mereka.”
“Begitu kami baru saja berdiri mantap, gerombolan serangga hitam itu menyusul sampai tepi sungai. Tapi kemudian, pemandangan yang membuat kami terpana terjadi: serangga-serangga itu berkumpul lagi di tengah, berusaha mendekati kepala ular.”
“Seolah-olah kepala ular itu memiliki daya magnet yang menarik tubuhnya. Tak lama, tubuh ular itu menyatu kembali. Ular hitam itu tersusun rapi seperti tak pernah terjadi apa-apa, lalu mulai merayap menyeberangi air, mengejar kami dengan garang!”
“Sialan! Ini... ini makhluk apa? Ini ular atau gerombolan serangga?!” Pria gemuk itu membuka mulut lebar, berteriak melihat "ular hitam" yang sudah sampai di depan kami.
"Jangan peduli apakah itu ular atau serangga, lumpuhkan dulu!" Aku segera membentuk mudra Lóng Hŭ Qī Shè Yìn tahap pertama dengan satu tangan, sambil meneriakkan mantra: "Qi tak tercerai, shen tak redup! Dalam keheningan, Yang Satu terlahir! Lóng Hŭ Qī Shè Yìn! She!!"
Alasan aku memilih jurus Lóng Hŭ Qī Shè Yìn untuk menghadapi "ular hitam" ini adalah karena sebelumnya kulihat kabut hitam tipis mengelilingi tubuhnya.
