，，，《》。
“Tapi, bagaimana caranya sebenarnya untuk mengendalikan cambuk kayu berdarah ini?” Setelah berpikir sampai di sini, aku segera bertanya pada Taotie: “Taotie, bagaimana cara menggunakan cambuk kayu berdarah ini? Aku pernah mencobanya sekali, hampir menghabiskan semua energi Yang di tubuhku dan nyaris kehilangan nyawa. Sampai sekarang, setiap melihat cambuk ini, hatiku masih trauma.”
“Asalkan energi Yang dalam tubuhmu cukup kuat untuk diserapnya.” Kata Taotie padaku.
“Bagaimana cara menilai apakah energi Yang dalam tubuhku sudah cukup untuknya?” Tanyaku.
“Mudah saja. Sejak kamu mempelajari 'teknik meditasi internal', kamu bisa melihat kondisi energi Yang dan Zhen di Dantian-mu dengan mudah. Ketika energi Yang di Dantian-mu mencapai ukuran kepalan tangan orang dewasa, itu artinya sudah cukup untuk menggerakkan cambuk kayu berdarah ini.” Jelas Taotie.
Mendengar penjelasannya, aku segera mengaktifkan 'teknik meditasi internal' dan mulai mengamati Dantian dalam tubuhku.
Di dalam Dantian, jelas terlihat energi Yang yang tersimpan di sana. Meski sekarang lebih murni dibanding terakhir kali kulihat, ukurannya belum mencapai sebesar kepalan tangan orang dewasa.
Meski masih ada selisih ukuran, tapi tidak terlalu besar. Jika aku giat melatih energi Yang, tidak butuh waktu lama untuk mencapainya.
“Shisan, sudah kau lihat?” Taotie bertanya padaku setelah melihatku lama terdiam.
Aku mengangguk: "Aku lihat, tapi energi Yang di Dantianku tidak sebesar kepalan tangan, masih kurang sedikit."
"Jadi yang paling kau butuhkan sekarang adalah memanfaatkan setiap waktu untuk melatih energi Yang. Jika kau bisa mengendalikan sapu bulu kayu darah ini dengan lancar, bukan tidak mungkin mengalahkan Hong Yan," kata Taotie padaku.
"Baik, aku mengerti. Taotie, terima kasih ya." Aku menghentikan teknik meditasi internal dan berterima kasih padanya.
Taotie mendengus, lalu berkata: "Sudah, semua yang perlu kukatakan sudah. Jasadku terlalu lelah sekarang, aku mau tidur dulu." Setelah itu, tak ada suara lagi darinya.
Aku menggelengkan kepala, memandang sapu bulu kayu darah di tanganku. Kini ia bukan lagi sekadar alat ritual Tao, melainkan sebuah tanggung jawab yang telah ditakdirkan Langit - mustahil kutolak betapapun kucoba...
Menarik napas dalam-dalam, kusimpan hati-hati sapu bulu kayu darah itu di lapisan tas ranselku. Setelah menggeliatkan badan, kubaringkan diri untuk istirahat.
Baru saja berbaring, mataku terasa berat. Tak lama kemudian, aku tertidur lelap.
Siang berganti malam. Begitu hari gelap, si pria gemuk membangunkanku dari tanah. Kuregangkan badan yang kaku, lalu melihat jam tangan - sudah pukul setengah sembilan malam. Ternyata tidurku sangat lama.
Bangkit berdiri melihat sekeliling, terlihat semua orang sudah lama siap, hanya menunggu aku sendiri. Aku agak canggung terbatuk kering sekali, lalu bertanya pada pria gemuk yang berdiri di sampingku: "Pria gemuk, kalian semua sudah makan?"
"Belum, hanya menunggu kamu bangun untuk makan bersama." Pria gemuk itu sambil berbicara mulai mengeluarkan biskuit kompresi dari tas ransel, membagikannya ke semua orang.
Sebenarnya sampai saat ini, setiap melihat biskuit kompresi ini saya langsung merinding. Sudah lama merasa mual memakannya, tapi di wilayah liar ini saya tidak punya pilihan lain. Akhirnya mengambil biskuit kompresi dari tangan si pria gemuk, memaksakan diri untuk menyantapnya.
Dalam kondisi seperti ini, satu-satunya cara adalah mengisi perut dulu, baru ada tenaga untuk melanjutkan perjalanan keluar.
Namun yang tetap membuatku khawatir adalah Rushuang yang telah bereinkarnasi. Meski sudah memiliki detak jantung, suhu tubuh, dan pernafasan seperti kita, dia tetap tidak mau makan apapun, hanya minum air sedikit sebagai simbolis.
Melihat kondisi fisik Rushuang sekarang, di hati saya muncul perasaan tidak enak yang samar. Jika Rushuang terus menerus tidak makan seperti ini, pasti fisiknya tidak akan kuat bertahan.
“Rushuang, bisakah kamu memberitahuku mengapa kamu sangat tidak ingin makan sesuatu?” Saat itu, aku berjalan mendekati Rushuang dan bertanya sambil menatapnya dari dekat.
“Aku... aku juga tidak tahu. Sebenarnya aku ingin makan, tapi begitu melihat makanan, aku langsung merasa mual dan sama sekali tidak bisa memakannya.” Jawab Rushuang padaku.
“Lalu apakah kamu bisa merasakan lapar?” Tanyaku.
Rushuang menggelengkan kepala perlahan:
“Sampai saat ini, aku sama sekali tidak merasa lapar.”
“Rushuang, tunggu sampai kita keluar dari Wilayah Liar ini, aku akan membawamu menemui Dokter Hantu Yang Zhentian. Mungkin dia bisa membantu mencari tahu penyebabnya.” Aku mencoba menghibur An Rushuang.
“Ya, baik.” Rushuang mengangguk setuju, tapi kulihat bayangan kesedihan samar di kedalaman matanya.
Setelah semua siap, malam itu juga kami langsung meninggalkan gua. Memanfaatkan kegelapan malam, kami bergegas menyusuri jalan yang pernah dilalui.
Jarak tersisa sebenarnya tidak terlalu jauh. Dengan langkah cepat, tak lama kemudian kami pun berhasil keluar dari wilayah tandus. Sebuah jalan tanah berkelok-kelok mulai terlihat di depan.
Melihat jalan tanah tak jauh di depan, Feng'er dan Chui Chun yang baru saja selamat dari maut langsung bersorak gembira, hampir saja melompat-lompat di tempat.
Aku memimpin rombongan menyusuri jalan tanah itu, lalu menoleh ke pria gemuk yang mengikuti dari belakang: “Hei si Gendut, di mana kamu parkir mobil kita?”
Pria gemuk itu terdiam sejenak sambil memandang sekeliling, lalu menunjuk ke depan:
“Ayo jalan lagi dikit. Aku agak lupa bagian ini.”
Kami pun terus berjalan menyusuri jalan tanah. Setelah sekitar setengah jam, tiba-tiba si Gendut menarik lenganku sambil berteriak: “Shixiong! Itu dia! Lihat pohon kering itu? Itu tanda buatanku! Dari sini tinggal jalan setengah li lagi, mobil kita parkir di sana!”
“Pria gemuk, kamu tidak salah ingat, kan?” Qiu Shasha menatap pria gemuk itu dengan ragu.
“Tidak mungkin salah. Kalian cukup ikuti Pangye dari belakang.” Pria gemuk itu menepuk dadanya dengan penuh keyakinan.
Benar saja, setelah beberapa langkah mengikuti pria gemuk itu, aku melihat mobilnya yang diparkir di pinggir jalan dari kejauhan.
Setelah enam orang kami berdesakan masuk ke mobil kecil itu, pria gemuk langsung menyalakan mobil dan menuju kota terdekat. Kami mengantar Feng'er dan Chui Chun terlebih dahulu sebelum kembali.
……
Ketika aku, Rushuang, dan Qiu Shasha tiba kembali di Dongdian, hari sudah pukul 4 sore keesokan harinya. Perjalanan berhari-hari ini membuat semua kelelahan, terutama Rushuang yang baru terlahir kembali. Kondisi fisiknya sangat lemah ditambah belum makan sama sekali. Begitu tiba di rumah, dia langsung terlelap di kasur.
Yang sedikit melegakan, Qiu Shasha yang merawat Rushuang di kamar memberitahuku bahwa Rushuang sempat bangun dan minum susu.
Melihat Rushuang yang tertidur lagi setelah minum susu, tiang penyanggah terakhir kekuatanku pun ambruk. Aku masuk ke kamar pria gemuk itu dan langsung tertidur di kasur yang sama dengannya.
Tidur kami seperti orang mati suri. Ketika Qiu Shasha dan Rushuang membangunkan kami, ternyata hari sudah pagi lagi...
Aku dan si gemuk tidur nyenyak selama lebih dari sepuluh jam! Tidak heran, setelah pengalaman mengerikan di wilayah liar itu kami hampir tidak pernah tidur nyenyak.
Setelah bangun dan sarapan, segera kuambil ponsel dan menghubungi Zhao Man.
Di telepon, kukatakan padanya bahwa Air Suci Sungai Luo untuk memulihkan kecantikannya sudah ditemukan. Kuminta dia menyiapkan waktu segera untuk bersama kami ke Beijiu Shui menemui Dokter Hantu Yang Zhentian.
Selain itu, aku juga ingin Yang Zhentian memeriksa mengapa Rushuang selalu mual melihat makanan setelah bereinkarnasi.
Zhao Man di seberang telepon sangat gembira. Setelah menanyakan lokasiku, dia bilang akan tiba dalam setengah jam lalu buru-buru mematikan telepon.
