Zhao Man di depan kemudi langsung mengurangi kecepatan dan memutar mobil ke arah Kuil Qingzhu setelah mendengar permintaanku.
Saat mobil sedang berputar, Zhao Man melirik ke belakang sambil bertanya: "Shisan, ada apa? Mau menjenguk Shifu dan yang lain?"
"Iya. Sudah lama tak dengar Shifu mulai berlagak, jadi kangen juga..." jawabku sambil menghela nafas.
Zhao Man tersenyum tanpa bertanya lagi. Ia menekan pedal gas, melesat cepat di jalanan.
Sepanjang perjalanan, kuambil ponsel dan menghubungi nomor Master Qingfeng. Perlu kukonfirmasi apakah dia sedang di Kuil Qingzhu atau tidak. Jangan sampai kita datang sia-sia.
Dering telepon berbunyi beberapa kali sebelum akhirnya terdengar suara khas Master Qingfeng:
“Zuo Shisan si anak nakal, benar-benar sudah punya istri lupa shifu! Berapa lama kau tidak menelepon aku?! Apakah masih ada ruang untuk shifu ini di hatimu?! Apakah kau masih mengingatku dalam pikiranmu? Apakah kau menyimpanku dalam kenangan indahmu yang kemerahan?”
Mendengar kata-kata tajam Master Qingfeng yang seperti habis makan mesiu itu, aku segera membela diri:
“Shifu, tolong jangan marah dulu. Ini semua salahku, aku benar-benar sadar akan kesalahan. Kedepannya pasti rajin menelepon dan sering mengunjungi Shifu di Kuil Qingzhu.” Entah Master Qingfeng sedang menstruasi atau bagaimana hari ini, biasanya kalau lama tidak kontak juga tidak pernah marah sebesar ini.
Suara Master Qingfeng mulai melunak setelah mendengar penjelasanku: “Syukurlah kau masih punya hati nurani. Tapi dasar kau ini tidak akan datang tanpa urusan penting, ada keperluan apa hari ini?”
“Shifu, apakah Shifu sedang berada di Kuil Qingzhu sekarang? Kalau iya, kami akan segera kesana.” tanyaku.
“Aku sedang di sini. Ada apa?” Master Qingfeng mengernyitkan dahi penuh tanda tanya.
“Sulit dijelaskan lewat telepon. Bagaimana kalau kami datang saja? Jaraknya tidak jauh.” jawabku.
“Baiklah, cepat kesini ya! Aku tutup dulu teleponnya!” Master Qingfeng buru-buru mematikan ponsel.
Aku hanya bisa menggeleng pasrah sebelum menyimpan ponsel kembali ke saku.
“Shixiong, apakah guru kita ada di Kuil Qingzhu?” Si pria gemuk menatapku penuh harap setelah melihatku menutup telepon.
Kuanggukkan kepala: “Ada.”
……Karena jaraknya tidak terlalu jauh, belum sampai sebatang rokok dihisap, Zhao Man sudah membawa kami sekelompok orang tiba di Kuil Qingzhu.
Setelah memarkir mobil dan berjalan bersama ke gerbang kuil, saat mengangkat kepala melihat tiga karakter besar "" lagi, pikiranku tiba-tiba berkunang-kunang. Seolah waktu mengalir mundur cepat, kembali ke saat pertama kali aku datang ke Kuil Qingzhu untuk bersujud pada guru.
Waktu itu, aku masih anak nakal yang tak mengerti apa-apa, bertemu dengan seorang Shifu yang terlihat tak bisa diandalkan namun memperlakukan aku seperti anak kandungnya sendiri.
Sungguh keberuntungan bisa berguru pada Master Qingfeng.
"Shixiong, ngapain diam membeku di situ? Ikuti!" teriak pria gemuk yang melihatku berdiri kaku di depan gerbang kuil, lalu menoleh menghampiri.
Aku mengangguk patuh, berjalan bersama Rushuang mengikuti langkah pria gemuk, Qiu Shasha, dan Zhao Man...
Masuk ke dalam Kuil Qingzhu, kulihat halaman yang dulu hampir tiap hari kusapu kini dipenuhi rumput liar. Ayam petelur di sangkar sudut selatan terlihat sekarat, tak ada semangat sama sekali.
Melihat pemandangan ini, hatiku dipenuhi kebingungan. Apakah Master Qingfeng sudah sama sekali tidak mengurus apapun di sini? Padahal sebelumnya saat aku masuk kuil ini, semuanya masih terawat rapi.
"Letakkan semua hal ini dulu," aku membawa semua orang menuju ruang kerja Master Qingfeng. Sampai di depan pintu ruang kerja, aku pertama-tama mengetuk pintu dua kali dengan lembut, lalu suara Master Qingfeng terdengar dari dalam:
"Shisan yang datang ya? Masuklah semua."
Masuk bergantian, pemandangan pertama yang terlihat adalah lapisan asap putih tebal. Mataku langsung berair karena iritasi asap ini, hidung juga terasa sangat perih.
"Batuk~! Batuk~!... Shi, Shifu, kenapa kau merokok sebanyak ini di dalam ruangan? Kalau mau merokok bukalah jendela! Ini namanya bunuh diri secara perlahan, tahu tidak!" Sambil menutup hidung, aku membantu membuka semua jendela di ruangan ini.
Asap putih di dalam ruangan akhirnya menemukan jalan keluar, mengikuti angin sepoi-sepoi, berhamburan keluar dengan cepat.
"Hah... Sudah tua, hanya tersisa satu hobi ini." Master Qingfeng yang duduk di kursi menghela napas, memutar tubuhnya melihat kami, lalu mengeluarkan sebatang rokok dari sakunya hendak menyalakannya.
"Qingfeng, kamu masih merokok!!" Saat itu Qiu Shasha tak bisa lagi diam, menegur guruku dengan suara keras.
"Mendengar perkataan Qiu Shasha, Master Qingfeng segera mengambil rokok yang terselip di mulutnya, lalu tersenyum padanya: 'Putri Qiu melarang, Qingfeng tentu tak berani.' Sambil berkata demikian, ia bangkit dari kursinya. Meski usia Qiu Shasha jauh lebih muda dari Master Qingfeng, bagaimanapun juga dia adalah putri pemimpin sekte Aliran Longhu, status hierarkinya jelas di sini."
Qiu Shasha mendengus dingin mendengar itu, lalu diam seribu bahasa.
Saat itulah Master Qingfeng baru menyadari kehadiran Rushuang yang mengikutiku dari belakang.
Ketika melihat Rushuang muncul di siang bolong di hadapannya, awalnya ia terpaku beberapa saat, lalu menggosok-gosok matanya sebelum mengamati tubuh Rushuang dengan saksama...
"Bahkan... punya energi Yang, persis seperti manusia biasa... Shisan, istrimu An Rushuang sudah dilahirkan kembali sebagai manusia?!!" Master Qingfeng bertanya padaku dengan wajah penuh keheranan.
Aku mengangguk dengan senyum getir:
"Benar, aku menemukan Air Suci Sungai Luo di wilayah liar itu, membantu Rushuang bereinkarnasi."
"Hebat kau, bahkan Sungai Luo yang legendaris bisa kau temukan. Apa lagi yang tak bisa kau lakukan di dunia ini?" Setelah berkata demikian, Master Qingfeng kembali mengamati Rushuang, mungkin masih meragukan proses reinkarnasinya.
"Ngomong-ngomong Shisan, sebelumnya kau bilang ada urusan datang mencariku?" Baru teringat percakapan telepon kami sebelumnya, Master Qingfeng bertanya sambil menatapku.
Aku melirik Rushuang yang berdiri di sampingku, menarik napas dalam-dalam, lalu berkata pada Master Qingfeng: "Shifu, tentang hal ini aku ingin bicara denganmu di kamar dalam."
"Zuo Shisan, maksudmu apa? Kok kamu memperlakukan kami bukan seperti keluarga sendiri? Masih ada hal yang disembunyikan?" Qiu Shasha yang berwatak blak-blakan langsung meledak mendengar ucapanku.
Aku menggelengkan kepala menjelaskan pada Qiu Shasha: "Bukan seperti yang kau pikir, Shasha. Ini urusanku dan Rushuang, tidak ada hubungannya dengan kalian."
Zhao Man di samping ikut menengahi: "Shasha, jangan berpikir macam-macam. Biarkan Shisan bicara dengan shifunya di kamar dalam. Ayo, aku ajak kalian jalan-jalan." Zhao Man menarik tangan Qiu Shasha dan Rushuang keluar ruang kerja.
"Eh...tunggu aku! Aku juga ikut jalan!" Pria gemuk itu juga ikut kabur dari ruang kerja.
Melihat semua orang telah pergi, aku menoleh ke Master Qingfeng: "Shifu, terus terang saja. Meski Rushuang berhasil dilahirkan kembali sebagai manusia, umur Yang-nya hanya tinggal belasan hari. Aku datang minta bantuanmu mencari cara menyelamatkannya."
"Apa?! Hanya sisa umur Yang belasan hari?! Ini kan bukan main-main sama orang?!" Master Qingfeng membanting meja sampingnya dengan geram.
Memang benar, setelah melalui segala kesulitan dan berkali-kali menghadapi bahaya maut untuk mencari Air Suci Sungai Luo, Fenghuang Dan (Empedu Phoenix), dan buah Qiqiaolinglong, rasanya seperti kita sedang dipermainkan!
"Sekarang keadaan sudah seperti ini, hatiku benar-benar kacau. Aku sama sekali tidak tahu harus berbuat apa," kataku kepada Master Qingfeng.
"Shisan, dengarkan baik-baik. Saat menghadapi masalah jangan panik dulu. Setiap masalah pasti ada solusinya, asalkan kita mau mencari jalan keluar," Master Qingfeng mencoba menenangkanku, namun alisnya sendiri mulai mengerut perlahan...
