"Shifu, aku sudah bersusah payah membantu Rushuang terlahir kembali sebagai manusia. Tapi sekarang baru tahu umur Yang-nya hanya tersisa belasan hari lagi. Bagaimana aku tidak panik?" protesku.
Master Qingfeng menghela nafas panjang. Dengan kedua tangan terlipat di punggung, ia mondar-mandir di dalam ruangan sambil menunduk berpikir. Tiba-tiba ia menengadah dan berkata, "Shisan, bagaimana bisa aku lupa dengan Shibo Lu? Dia sekarang ada di kuil. Ayo ikut aku temui Shibo Lu. Pengetahuannya jauh lebih luas dariku, mungkin dia punya solusi untukmu."
"Baik," jawabku sambil mengangguk. Aku mengikuti langkah Master Qingfeng keluar dari ruang kerja menuju sebuah bangunan di seberang.
Sebelum masuk, Master Qingfeng mengetuk pintu beberapa kali dan bertanya, "Shijie, ada di dalam?"
"Masuklah. Shisan juga ikut hari ini?" Suara khas Master Lu yang bernada kekanak-kanakan terdengar dari dalam ruangan.
Setelah mendengar penjelasanku, Master Qingfeng segera mendorong perlahan pintu kayu dan membawaku masuk.
Di dalam ruangan, Master Lu Yu sedang duduk bersila di atas kasur kayu sambil melatih energi Yang. Di tengah ruangan terdapat meja kayu bundar, di atasnya terletak tungku dupa yang sedang mengepulkan asap tipis, menyebarkan aroma bunga samar ke seluruh ruangan.
"Salam hormat, Shibo Lu." Melihat Master Lu, aku segera membungkuk memberi hormat dengan ritual Tao di seberang kasur kayunya.
Mendengar suaraku, Master Lu mengangguk halus. Matanya yang baru terbuka menatap tajam ke arahku. "Shisan," ujarnya tanpa menunggu penjelasan, "kapan tepatnya istri hantumu An Rushuang akan dilahirkan kembali sebagai manusia?"
Aku terkejut, "Baru beberapa hari lalu, Shibo Lu. Bagaimana Anda bisa tahu?"
"Tadi saat mereka pergi, aku mengintip dari jendela dan mendengar percakapan kalian," jawab Master Lu sambil melangkah turun dari kasur kayu dengan sepatunya.
"Kalau begitu, izinkan aku langsung ke intinya. Kunjunganku kali ini adalah untuk meminta bantuan Shibo Lu."
"Bantuan? Bantuan apa?" tanya Master Lu sambil merapikan pakaiannya.
Dengan hati berdebar kurajut kalimat: "Seperti yang Anda lihat, Rushuang sudah menjadi manusia. Tapi... umur Yang-nya tinggal belasan hari lagi. Adakah cara untuk memperpanjang nyawanya?" Andai Master Lu tak tahu jawabannya, terpaksa aku harus menghadap Taotie atau langsung ke Raja Yama.
“Setelah bangkit kembali, An Rushuang hanya memiliki sisa Umur Yang sekitar sepuluh hari lebih? Shisan, kamu yakin?” Master Lu menatapku dengan ragu.
Aku mengangguk dan berkata, “Yakin, sebelumnya aku membawa Rushuang menemui sesepuh Dokter Hantu Yang Zhentian, begitulah yang dia katakan padaku.”
“Apa kamu bertanya apakah ada cara lain?” Master Lu yang duduk di kursi kayu di sebelah meja bundar bertanya padaku.
Aku menjawab, “Sudah. Sesepuh Yang Zhentian bilang memang ada cara, tapi dia tidak tahu.”
“Dia saja tidak tahu?” Nada bicara Master Lu kini jelas terdengar terkejut. Tampaknya identitas Dokter Hantu Yang Zhentian ini sangat luar biasa. Setidaknya di mata Master Lu, Yang Zhentian jauh lebih mengerti urusan dunia Yin-Yang dibanding dirinya.
“Ya. Begitulah yang dia katakan.” Sambil mengangguk, hatiku semakin sesak. Melihat situasi ini, kemungkinan besar Master Lu juga tidak tahu cara memperpanjang Umur Yang Rushuang.
Saat itu juga, ruangan kecil ini menjadi hening. Aku, Master Qingfeng, dan Master Lu diam seribu bahasa. Master Lu terus menatap kosong cangkir di atas meja, matanya menerawang seolah memikirkan sesuatu, lama tak bersuara...
“Dug... dug... dug...” Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki tergesa dari halaman luar.
Pemilik langkah kaki itu langsung berlari menuju ruang kerja Master Qingfeng. Mendengar suara itu, Master Qingfeng dan Master Lu saling pandang, lalu buru-buru berjalan keluar.
"Buka pintu, kami melihat seorang pria paruh baya mengenakan jubah Aliran Longhu sedang berdiri di tengah halaman sambil melihat ke segala arah."
"Zhang Yi?! Urusan apa yang membuatmu datang ke sini?" Master Lu bertanya kepada pria berbaju Tao itu.
Pria bernama Zhang Yi itu segera berbalik dan berlari ke arah kami. Sesampainya di depan, ia memberi hormat dengan ritual Tao kepada Master Lu terlebih dahulu, baru kemudian menyerahkan sepucuk surat yang selalu dipegangnya.
Master Lu menerima surat tersebut, membukanya dengan cepat, lalu mulai membaca dengan seksama.
Seiring ia membaca, aku melihat jelas wajah Master Lu berangsur-angsur menjadi suram...
"Surat ini dikirim Qing You untukku?!" Setelah selesai membaca, Master Lu menggenggam amplop itu dan menggosoknya dengan satu tangan. Api tiba-tiba menyala dan membakar surat itu menjadi abu hitam yang tersapu angin.
Zhang Yi mengangguk cepat:
"Benar, Master Lu. Surat ini memang ditulis sendiri oleh Zhenren Qing You. Beliau yang menyuruhku mengantarkannya ke tangan Anda."
Master Lu menghela napas panjang, menatap ke arah barat Kuil Qingzhu, lalu berkata pada Zhang Yi: "Aku mengerti. Pulanglah dulu, aku segera kembali ke Aliran Longhu."
"Baik, jagalah diri Anda, Master Lu." Setelah berkata demikian, Zhang Yi berlari ke halaman belakang kuil. Sampai di kaki dinding, ia langsung melesat melewati tepi dinding dan menghilang di luar kompleks kuil.
"Sebelum pergi, kata-kata terakhir Zhang Yi membuatku bingung dan khawatir. Mengapa ia tiba-tiba berkata 'Master Lu, jagalah diri baik-baik' pada Master Lu? Mungkinkah ada masalah di Aliran Longhu?"
Apakah karena Hong Yan? Atau sekelompok tukang santet jahat dari Jepang yang bersembunyi di kegelapan? Atau ada pihak lain?
"Shisan." Master Lu memanggil namaku dengan lembut.
"Ya, Shibo Lu. Ada yang perlu kuperintahkan?" Aku mengangguk setuju dan mendekati Master Lu.
"Ada urusan mendesak di Aliran Longhu. Untuk sementara tak bisa membantumu mencari solusi masalah Rushuang, tapi sumpahku tetap. Jika ada cara, akan segera kutemui." Badannya berkelebat, beberapa kali melompat, lalu menghilang di balik tembok...
Menatap arah kepergiannya, kuhela nafas. Tampaknya hanya bisa minta bantuan Taotie atau Raja Yama. Jika mereka pun tak bisa, benar-benar kehabisan akal.
"Jangan selalu berpikir negatif. Setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Percayalah pada master." Master Qingfeng membelakangiku.
"Ya." Jawabku singkat.
"Bagus. Aku harus segera ke Aliran Longhu. Khawatir dengan Shibo-mu."
"Aku ikut. Siapa tahu bisa membantu." Firasatku mengatakan sesuatu besar akan terjadi di sana.
Master Qingfeng menggelengkan kepala:
“Tidak perlu. Kamu tunggu di sini sampai istrimu dan temanmu kembali, jangan lupa kunci pintu sebelum pergi.” Master Qingfeng berkata sambil melompati tembok dengan gesit.
Rupanya gerbang Kuil Qingzhu bagi mereka hanyalah hiasan belaka...
Setelah Master Qingfeng pergi, kulihat Rushuang, Zhao Man, Qiu Shasha, dan pria gemuk belum kembali. Karena bosan, aku membersihkan rumput liar di halaman kuil, memberi makan ayam, lalu menyirami kebun sayur yang retak.
Setelah semua selesai, Rushuang dan yang lain akhirnya masuk bersama-sama sambil mendorong pintu.
“Shisan, bagaimana hasil pembicaraan dengan Shifu-mu?” Qiu Shasha langsung bertanya begitu masuk.
“Sudah selesai. Hari juga sudah sore, mari kita pulang.” Kataku sambil berjalan mendekati mereka.
Entah mengapa, saat melangkah keluar dari Kuil Qingzhu, tiba-tiba aku merasa firasat tidak enak. Firasat buruk ini membuat kelopak mata kananku terus berkedut!
Apakah Aliran Longhu benar-benar akan mengalami malapetaka?! Aku berdiri di depan gerbang kuil menatap ke arah Aliran Longhu.
Di ufuk langit, awan merah darah membentang seperti senja, menyala merah separuh langit.
Pemandangan langka yang indah ini justru terasa seperti pertanda buruk di mataku!!
Sepertinya langit akan segera berubah...
