Cahaya merah di tangan kananku berpendar. Energi Yang khas dari Lóng Hŭ Qī Shè Yìn langsung memenuhi seluruh tubuhku.
Tubuhku melesat cepat ke dua anggota yang masih menembaki itu. Tinjuku mengarah ke titik vital di dada mereka.
Sebelum sempat mendekat, arwah jahat itu tiba-tiba melompat keluar dari tubuh korban dan terbang mundur dengan cepat.
“Dengan dua hantu yin itu mundur cepat, sisa hantu-hantu yin lainnya langsung mengikuti. Sekejap mata, di tengah kegelapan hutan yang dipenuhi pepohonan ini, mereka menghilang tanpa jejak...”
Apa yang sebenarnya terjadi?! Mungkinkah energi Yang di tubuhku tadi yang membuat mereka semua kabur ketakutan?
Aku tetap berdiri di tempat, menatap hantu-hantu yin yang berlari pontang-panting itu dengan perasaan penuh kebingungan dan ketidakpahaman.
“Kapten Yue, cepat ke sini! Lin Bu... dia sepertinya sudah sekarat!!”
“Kapten Yue, Jia Wei juga tidak bisa bertahan!...” Teriakan anggota Tim Penyelidik Fenomena Gaib terus bergema di sekeliling.
Mendengar teriakan itu, Si Bekas Luka buru-buru berlari ke arah dua orang yang terbaring di genangan darah. Aku juga mengarahkan pandangan ke sana dan melihat salah satunya sudah tak bergerak sama sekali, energi Yang di tubuhnya telah sirna sepenuhnya—jelas sudah mati.
Yang satunya masih bernyawa, tapi energi Yang-nya sangat lemah. Melihat tiga empat luka tembak di tubuhnya, tampaknya delapan puluh persen nyawanya sudah tidak tertolong.
Si Bekas Luka berlari mendekat, menekan luka salah satu korban dengan tangannya sambil berteriak meminta kotak P3K. Setelah dibalut darurat, dua orang segera diturunkan dari gunung dengan dipapah dan dibawa ke rumah sakit dengan mobil untuk pertolongan medis.
Selain kedua korban itu, ada dua orang lagi yang terkena tembakan dengan tingkat cedera berbeda. Satu kena gesekan di pipi, satunya lagi lengan tangannya tertembus peluru. Meski berdarah, untungnya tidak sampai fatal.
Kali ini, baru saja kami naik ke gunung, langsung dua tewas dua terluka. Pukulan ini secara tak kasat mata membuat moral seluruh tim kami jatuh ke titik terendah.
"Goblog! Aku lawan mereka sampai mati!!" Salah satu anggota tim yang seluruh tubuhnya berlumuran darah, kedua matanya merah membara, cepat-cepat mengganti peluru di senapannya lalu mengejar arah kaburnya hantu yin tadi.
"Huozi, kamu ngapain?! Dasar, berhenti untuk aku!!" Si Bekas Luka berteriak panik melihat anggota bernama Huozi itu.
Tapi Huozi seolah tak mendengar teriakan Si Bekas Luka. Kepalanya tak menoleh sama sekali saat terus mengejar arah kaburnya hantu yin.
"Sial, tembak!" Si Bekas Luka tiba-tiba memberi perintah.
"Braak!!" Suara tembakan menggema. Peluru melesat membawa jejak api dan mendarat tepat di kaki Huozi. Huozi kaget bukan main, langsung diam di tempat seperti patung.
Suara khas perempuan Zhao Man yang berkarakter magis terdengar dari belakangku:
“Huozi, jangan pernah lupakan tugas suci kita sebagai tentara! Sejak bergabung dengan Tim Penyelidik Fenomena Gaib, dalam hidup kita hanya ada tiga tugas suci: taat! Taat! Dan tetap taat!! Apapun alasannya, jika kau melanggar perintah lagi dan melangkah maju satu langkah, detik berikutnya aku akan mengakhirimu.” Sinar laser bidikan pistol Zhao Man menyorot tepat di punggung Huozi. Ucapannya terdengar dingin tanpa secercah ruang negosiasi.
Di mata mereka, tugas tentara mengalahkan segalanya, bahkan nyawa mereka sendiri.
Karena gelapnya malam, aku sama sekali tak menyadari kehadiran Zhao Man. Aku benar-benar tidak memperhatikannya sebelumnya.
Mendengar perkataan Zhao Man, Huozi akhirnya mengangguk dan berbalik kembali.
Dengan jelas kulihat wajah Huozi yang berbalik itu telah dipenuhi jejak air mata. Peristiwa apa yang bisa membuat pria berjiwa baja berpengalaman ini menitikkan air mata?
Si Bekas Luka menghampiri Huozi. Ia menepuk bahu Huozi pelan, "Huozi, kakakmu orang baik pasti dilindungi langit. Apapun yang terjadi, kita harus tetap tenang. Hanya dengan begini kita bisa menghajar musuh sehebat mungkin, dan hanya ini cara membalaskan dendam kakakmu!"
Huozi mengangguk berat mendengar kata-kata Si Bekas Luka, lalu kembali ke formasi pasukan.
“Baik, sekarang semua bersiap siaga! Pakai alat deteksi Yin! Begitu menemukan hantu yin atau roh jahat di gunung ini, langsung tembak tembak sampai mati! Lanjutkan pendakian!!” Si Bekas Luka memberi perintah. Para anggota tim dengan cepat menyesuaikan diri sambil mengenakan sepasang lensa hijau.
Untuk berjaga-jaga, aku memposisikan diri di barisan paling belakang. Sambil mengikuti pendakian, aku juga berjaga dari serangan belakang. Hantu-hantu yin ini jelas sangat licik, sangat mungkin menyergap dari belakang.
Syukurlah sepanjang perjalanan, selakin Energi Yin yang semakin pekat di sekitar, kami tidak menemui satu pun hantu atau zombie. Bahkan Hong Yan, Sekte Gan Shi, atau tukang santet Jepang pun tidak terlihat.
Kedamaian semu ini justru membuat hatiku gelisah. Jelas-jelas ini jebakan yang mereka siapkan.
Jebakan "mengundang musuh masuk ke dalam kendi".
Meski tahu ada konspirasi, kami tetap harus ke Aliran Longhu. Tidak ada pilihan jalan lain.
Karena tidak ada hambatan, kami segera melihat kompleks Tao Aliran Longhu. Saat mendekati gerbang utama, tidak seperti biasa, sama sekali tidak ada penjaga.
Tim kami langsung memasuki area Aliran Longhu dan bergegas menuju aula utama.
Saat sampai di aula utama, baru kulihat banyak daoshi dari Aliran Longhu berkumpul dalam kelompok kecil, masing-masing bergegas melesat ke berbagai arah. Setiap wajah terpancar perasaan yang tak tergambarkan, bahkan dari sorot mata mereka kudeteksi keputusasaan dan keinginan untuk menghindar.
Prajurit yang hatinya ingin pulang, takkan memiliki semangat bertempur. Di momen genting seperti ini, jelas pertanda buruk.
Saat rombongan kami memasuki aula, beberapa daoshi segera menyambut dan membukakan pintu. Begitu melangkah masuk, kulihat aula yang luas ini dipadati ratusan orang. Mayoritas MAHIR Tao dari Aliran Longhu telah bergegas kembali untuk berkumpul di sini.
Memandang sekeliling aula, kulihat banyak wajah yang kukenal:
Shifu-ku Master Qingfeng, Shibo Lu Zhenren, Qing You si Pria Bertopi, Xiao Ran yang jarang bicara... Mereka semua hadir.
Melihat kedatanganku, Master Qingfeng segera memanggilku untuk keluar bersamanya. Sementara Si Bekas Luka Zhao Man dan yang lain menghampiri kelompok Lu Zhenren dan Qing You.
Dengan segudang tanya di hati, aku mengikuti Shifu keluar dari aula. Segera kusergah, "Shifu, sebenarnya apa yang sedang terjadi?"
Master Qingfeng menggelengkan kepala sambil menghela napas panjang. "Situasinya genting, sangat tidak menguntungkan bagi kita. Tapi syukurlah kau datang, Shisan. Setelah po ke-8 kembali, seharusnya kau sudah menguasai gerakan terakhir dari Lóng Hŭ Qī Shè Yìn?" Sorot matanya memancar harap.
“Aku benar-benar tidak ingin mengatakan yang sebenarnya, takut membuat Master Qingfeng terpukul. Tapi di saat seperti ini, tidak jujur sama sekali tidak mungkin. Akhirnya aku menatap Master Qingfeng dan berkata: "Shifu, sekarang aku akan jujur padamu. Sampai saat ini, aku baru menguasai Lóng Hŭ Qī Shè Yìn sampai gaya keenam. Untuk gaya ketujuh, baik mantra maupun mudra, aku sama sekali tidak ingat.""
Wajah Master Qingfeng berkedut beberapa kali setelah mendengar perkataanku. Ia membuka mulut menatapku tapi tak bisa mengeluarkan kata...
"Shifu, maafkan aku. Aku terlalu tidak mampu." Melihat kondisi Master Qingfeng seperti ini, hatiku dipenuhi rasa bersalah.
Master Qingfeng menghela: "Hah~!... Ini bukan salahmu. Ini bukan sesuatu yang bisa dipahami hanya dengan usaha keras. Semua ini adalah takdir kita, takdir Aliran Longhu." Nada bicaranya terdengar putus asa.
Sebenarnya bukan hanya dia. Dengan kekuatan ratusan daoshi Aliran Longhu melawan puluhan ribu hantu yin dan zombie, peluang menang sangat tipis. Apalagi masih ada Hong Yan, Sekte Gan Shi, Guru Hantu, tukang santet dan lain-lain yang siap menghadang.
Bahkan kulihat semangat daoshi di sekte mulai pudar. Sesekali ada yang diam-diam melompati tembok kabur. Jika benar-benar perang total, tampaknya peluang menang hampir nol.
