Di atas awan kelam, Raja Hantu berdiri di tengah, menunduk memandang ke bawah dengan sorot mata marah. Pengawas Siang dan Pengawas Malam berada di kedua sisinya, disusul oleh Bai Wuchang dan Hei Wuchang, Niu Tou, Mianma, Ekor Macan Tutul, Parung Burung, Insang Ikan, serta Penyengat Lebah. Kesepuluh Yin Shuai dari alam baka telah berkumpul di sini.
Pasukan hantu Jepang dari era Perang Dunia II yang sedang bertempur dengan murid Aliran Longhu di tanah tiba-tiba mengangkat kepala melihat ke arah awan kelam di atas setelah merasakan energi Yin yang menggumpal.
Begitu menyadari kedatangan Sepuluh Yin Shuai dari neraka, semua panik. Yang penakut bahkan berubah menjadi sinar hitam langsung melarikan diri ke kaki gunung.
Kesepuluh Yin Shuai di atas awan kelam serentak mengeluarkan alat ritual. Sepuluh benda keramat bercahaya hitam itu melesat turun dan melayang di udara di atas kepala kami, berfungsi seperti penyedot debu raksasa yang menghisap semua arwah jahat dari tanah.
Sepuluh Yin Shuai ini memang pantas dijuluki penghancur arwah yin. Hanya dalam hitungan detik, mereka telah meluluhlantakkan kekuatan jahat yang mengepung Aliran Longhu.
Tak lama kemudian, seluruh arwah di Gunung Naga Harimau telah tersedot masuk ke dalam alat ritual para Yin Shuai tanpa tersisa satupun.
“Dengan ini, di depan gerbang Aliran Longhu, tidak ada satu pun hantu yin yang tersisa. Kekuatan jahat yang masih ada hanyalah zombie, tukang santet Jepang, dan segelintir Guru Hantu. Semua ini bukanlah arwah yin jahat. Bahkan Sepuluh Yin Shuai pun tak bisa berbuat apa-apa terhadap mereka.”
“Terima kasih atas bantuan para Yin Shuai!” Saat itu, Pria Bertopi yang telah keluar dari lingkaran pertarungan membungkuk memberi hormat kepada Sepuluh Yin Shuai yang berdiri di atas awan kelam.
Di tengah, Raja Hantu mengangguk melihat Pria Bertopi, lalu memutar badan menatap ke arahku. Wajahnya yang mengerikan dengan raut marah terus memandangiku tanpa sepatah kata.
Aku tentu tak tahu rencana apa yang disembunyikan Raja Hantu ini. Terpaksa aku meniru Pria Bertopi memberi hormat sambil berkata:
“Terima kasih para Yin Shuai telah datang membantu, terima kasih!!”
“Zuo Shisan, urusan Dunia Manusia sebenarnya bukan wilayah kami di alam baka. Namun membiarkan arwah-arwah ini berkeliaran di dunia manusia selama bertahun-tahun adalah kelalaian kami. Maka hari ini, aku memimpin para Yin Shuai untuk menarik mereka kembali. Tak perlu berterima kasih, jagalah dirimu.” Setelah melemparkan kata-kata ini, Raja Hantu berbalik hendak pergi bersama para Yin Shuai.
Tepat saat Sepuluh Yin Shuai berbalik, sosok bayangan merah tiba-tiba muncul di udara. Sosok itu langsung menerjang ke arah awan hitam tempat para Yin Shuai berdiri.
“Para Yin Shuai yang terhormat, kalian sudah datang, jangan buru-buru pergi. Lebih baik temani gadis kecil ini mengobrol!!”
Yang mengucapkan kalimat ini adalah ibu Qiu Shasha—Hong Yan!!
Akhirnya dia tidak bisa menahan diri dan muncul di saat kritis ini. Setelah melihat Hong Yan menyergap cepat ke dalam awan hitam tempat Sepuluh Yin Shuai berada, aku segera melompat ke atas gerbang Sekte Longhu. Dengan bantuan lompatan dari puncak gerbang, aku langsung menerjang ke arah awan hitam di langit.
Telapak kakiku mendarat di awan hitam, ternyata awan ini berwujud nyata dan bisa diinjak. Saat menengadah ke depan, kulihat Hong Yan yang berbalut jubah merah sedang bertarung sengit dengan Raja Hantu.
Meski Raja Hantu adalah pemimpin Sepuluh Yin Shuai dan dibantu oleh Yin Shuai lainnya, nyaris saja dia terkena serangan Hong Yan. Dengan kekuatan luar biasa yang dimilikinya sekarang, jika serangan itu mengenai, roh Raja Hantu pasti akan tercerai-berai. Namun di alam baka dia memiliki tubuh abadi, sedangkan konsekuensinya di dunia manusia masih menjadi misteri.
Untungnya, saat aku maju menghadang dan menahan pukulan Hong Yan, Raja Hantu masih selamat.
"Zuo Shisan, awalnya aku ingin membiarkanmu hidup lebih lama. Tapi jika kau nekat datang untuk bunuh diri, aku akan mengabulkan keinginanmu!" Hong Yan berbicara dengan nada dingin. Aura pembunuh yang memancar dari tubuhnya membuat seluruh tubuhku gemetar tak tertahankan.
Ini pertama kalinya sejak roh kedelapanku kembali, aku berhadapan langsung dengan Hong Yan. Mustahil bilang tidak grogi sama sekali. Wanita yang bisa membasmi Yin Shuai hanya dengan gerakan tangan ini jelas bukan lawan yang bisa kutaklukkan sekarang.
Namun sampai saat ini, mau menang atau tidak, aku harus memaksakan diri. Jika sudah berusaha maksimal tetap tidak bisa, maka hanya ada satu jalan: meminjam kekuatan 《Xuan Huang Di Jing》 untuk membasmi Hong Yan.
Begitu pikiran ini muncul, hatiku sedikit tenang. Kegelisahan sebelumnya perlahan memudar. Sebenarnya dengan berpikir terbuka dan merelakan, hasil terburuk hari ini adalah mengkhianati tubuhku sendiri, mengorbankan diri bersama Hong Yan.
"Hong Yan, ada pepatah kuno yang tidak tahu kau dengar atau tidak: Momentum tak boleh dihabiskan, kata-kata tak boleh diucapkan penuh. Siapa yang mati siapa yang hidup, belum bisa dipastikan." Aku menengadah memandangnya dengan berkata dingin.
"Hmph! Omong besar, mencari mati!!" Hong Yan mendengus dingin, tubuhnya bergerak cepat mendekat ke arahku.
Hanya terlihat bayangan merah sekilas. Hong Yan yang sebelumnya lima meter jauhnya, seketika berpindah dihadapanku. Tinjunya mengarah ke titik vital dada.
Aku segera melompat ke belakang menghindar. Serangan Hong Yan meleset tapi terus mengejar. Situasi memaksaku mundur terus hingga keluar dari awan hitam, melompat ke tanah.
Hong Yan yang mengejar ketat di belakang terus berusaha mempersempit jarak. Sekarang dia tak ingin memberi kesempatan bernapas atau balas menyerang.
Tak ada cara lain. Dengan mengontrol kesadaran, Pedang Pemotong Kegelapan yang melayang di atas kepalaku menyabet keras ke kepala Hong Yan yang mengejar.
Walau Hong Yan memiliki tingkat kultivasi yang kuat, ia tetap takut akan ketajaman Pedang Pemotong Kegelapan. Melihat pedang itu menghunjam ke arahnya, dia tidak berani menyambut serangan langsung, segera menghentikan langkah dan menoleh menghindar.
Memanfaatkan momentum, aku segera melepaskan serangan dari tangan kiri. "Energi Zhen Wuji" melesat dari telapak tanganku dengan cepat, menuju titik vital di dahi Hong Yan.
Hong Yan terpaksa mundur beberapa langkah, menggeser posisi untuk menghindari serangan gabungan Energi Zhen Wuji dan Pedang Pemotong Kegelapan.
Inilah saatnya! Manfaatkan kesempatan emas! Sambil berpikir dalam hati, tangan kananku dengan gesit membentuk mudra keenam Lóng Hŭ Qī Shè Yìn. Dengan suara lantang kuteriakkan: "Quán píng jiǔ shì shén níng dìng, jì zhào mián mián nèi mò hūn. Lóng Hŭ Qī Shè Yìn! Shè!!" Saat jurus keenam teraktifkan, cahaya merah menyilaukan tiba-tiba berpendar dari tangan kananku, langsung diselimuti energi Yang murni yang luar biasa kuat.
Sambil mempertahankan jurus keenam, kuangkat kepala memandang awan hitam di atas. Berharap Sepuluh Yin Shuai bisa melakukan penyergapan saat aku bertarung dengan Hong Yan. Hanya dengan strategi ini aku punya keberanian menghadapinya.
Tapi saat kuangkat kepala, hati ini langsung membeku. Awan hitam raksasa di atas kepalaku telah lenyap - Sepuluh Yin Shuai telah kembali ke alam baka dengan kecepatan tertinggi...
Tampaknya pertarungan melawan Hong Yan selanjutnya harus kuhadapi sendiri.
“Gaya keenam Lóng Hŭ Qī Shè Yìn?! Tak kusangka kecepatan latihanmu benar-benar cepat, bisa memahami gaya keenam dalam waktu sesingkat ini. Aku agak menyesal sebelumnya 'menjaga'mu!!” Nada bicara Hong Yan padaku jelas dipenuhi keterkejutan.
Kutatapnya dengan pandangan dingin, tak berbicara, tapi fokus mencari kelemahan di tubuh Hong Yan.
“Hanya saja, satu hal yang tak pernah kupahami. Mengapa kalian manusia begitu keras kepala? Tak bisa realistis? Tak tahu hidup mati? Tahu akan mati tapi tetap memilih bertahan.” Hong Yan berbicara sambil menatapku.
“Sederhana. Kalian mau perang, maka berperanglah!” Kataku padanya.
“Baik, sangat baik! Kalian mau perang, kami pun perang. Zuo Shisan, hari ini kuberi tahu: Setelah malam ini, semua daoshi Sekte Longhu akan kuhabisi sampai ke akar-akarnya! Bahkan seluruh Gunung Naga Harimau tak akan tersisa makhluk hidup! Inilah akhir bagi yang berani melawanku!” Senyum dingin Hong Yan memancarkan kegilaan akan kekuasaan dari matanya.
“Basa-basi dasar! Hidup mati kita tentukan sekarang!” Seruku sambil melesat cepat ke arahnya.
Kugerakkan tangan kanan, mengerahkan seluruh energi Yang ke telapak tangan yang kuhantamkan ke titik vital di dada Hong Yan.
## Hong Yan berdiri di tempatnya, menyaksikanku mendekatinya tanpa sedikit pun panik, seolah semua sudah direncanakannya. Saat tangan kananku hampir menghantam titik vital dadanya, tiba-tiba sudut bibirnya melengkung dingin menatapku.
## Dentuman berat "Braak!!" terdengar ketika jurus keenam Lóng Hŭ Qī Shè Yìn dari tangan kananku menghantam tepat titik vital dada Hong Yan.
