Dengan jelas kulihat sinar redup hitam memancar dari kepalan tangan kanan Hong Yan. Pada detik berikutnya, jurus keenam Lóng Hŭ Qī Shè Yìn di tangan kananku bertubrukan dengan tinjunya. Dua energi merah dan hitam saling berbenturan di udara, memercikkan cahaya terang yang menyilaukan.
Bersamaan dengan itu, kurasakan kekuatan dahsyat meledak dari tinju Hong Yan, membuat seluruh tubuhku terlempar mundur.
Kekuatan purba yang masif ini membuat tubuhku mundur beberapa langkah sebelum akhirnya bisa berpijak mantap. Melihat ke arah Hong Yan, ternyata dia juga terpental mundur beberapa langkah sepertiku.
Tingkat kultivasi Hong Yan memang benar-benar luar biasa. Meski dibantu《Xuan Huang Di Jing》, tetap tak mudah bagiku untuk mengalahkannya.
Saat itu Hong Yan menghentikan gerakan mundurnya, ia menorehkan kuku di pergelangan tangan kanannya hingga mengeluarkan luka berdarah. Darah merah mengalir deras dari lukanya, sementara kedua tangannya dengan cepat membentuk mudra yang sama sekali tak kumengerti. Dengan suara lantang ia mengucapkan mantra: "Míng hé sān sān, shén jú yīn yáng, mìng shēng sān mǐn, wěi zhōng liù qīng, wù nìng jù jiǔ, zǐ yáng xiāng zhù. Jíjí rú lǜ lìng! Shè!!" Begitu mantra selesai, kulihat jelas totem hitam seram muncul di tengah dahinya.
Yang lebih mencengangkan, energi Yang di tubuhnya yang sebelumnya hampir habis tiba-tiba melonjak drastis dalam sekejap.
Dia... dia sedang mengorbankan sisa umurnya untuk memulihkan energi Yang yang terkuras tadi dengan cara ekstrim.
"Zuo Shisan, sisa umur Yang-ku tak banyak lagi. Awalnya tak ingin menggunakan jurus rahasia ini, tapi kau yang memaksaku! Matilah dengan tenang!!" Hong Yan melesat seperti kilat, tinjunya mengarah tepat ke titik vital di dadaku.
Saat ini, baik intensitas energi Yang maupun kecepatan serangannya jauh melampaui sebelumnya.
Tak berani lengah, segera kuhunuskan jurus keenam Lóng Hŭ Qī Shè Yìn untuk menghadang.
Jurus keenam Lóng Hŭ Qī Shè Yìn bertubrukan dengan tinju kanan Hong Yan. Seketika rasa sakit menusuk telapak tangan kananku, seluruh tubuhku terpental ke belakang.
Saat terpental ke belakang, aku melirik ke arah Hong Yan. Dia hanya mundur beberapa langkah sebelum berhenti. Dalam pertarungan ini, aku mulai terdesak.
Begitu jatuh ke tanah, aku segera bangkit dan berlari kencang menuju Hong Yan.
Aku tahu tak mungkin menang, tapi tetap maju. Bukan karena otakku rusak, ini strategi: mengalihkan perhatian Hong Yan agar Pedang Pemotong Kegelapan yang mengintai di belakangnya bisa menyergap.
Melihatku mendekat, Hong Yan menyeringai dingin. Tinjunya melesat ke wajahku.
Sambil mengendalikan pedang secara mental mendekatinya, kuhantam tinjunya dengan Jurus Keenam Lóng Hŭ Qī Shè Yìn. Tubuhku terlempar lagi, tapi pedang berkilau bertuliskan mantra menyambar kepala Hong Yan.
Terlambat baginya untuk menghindar. Dentang logam bergema saat pedang menyayat lehernya. Kepala Hong Yan terpenggal, berguling-guling di tanah dengan suara blup-blup...
Melihat pemandangan ini, aku duduk di tanah dan menghela napas panjang. Semua ini, akhirnya... akhirnya semuanya berakhir...
Aku menahan rasa sakit yang terus menerus datang dari seluruh tubuhku, perlahan bangkit dari tanah. Saat aku kembali menatap ke arah mayat Hong Yan, hatiku mendadak terkejut!
Dia ternyata belum mati!! Karena kulihat mayat tanpa kepala Hong Yan yang dipenggal Pedang Pemotong Kegelapan itu tidak roboh, tetap berdiri tegak di tempatnya.
Melihat ini, aku cepat-cepat menoleh ke arah kepala Hong Yan di tanah. Kulihat kepalanya sedang menatap ke arahku, sepasang mata terbuka lebar mengawasiku. Detik berikutnya, bibir merah di kepala Hong Yan mulai bergerak-gerak. Kepalanya tiba-tiba melayang di udara seperti ilmu kepala terbang tukang santet Jepang, terbang menuju tubuh tanpa kepalanya.
Saat kepala Hong Yan kembali menyatu dengan tubuhnya, bekas luka di leher sama sekali tidak meninggalkan jejak atau bekas...
Hong Yan menyeringai dingin ke arahku. Dia memutar-mutar lehernya sebentar, lalu berkata dengan bibir merahnya: "Zuo Shisan, meski sekarang kau dibantu 《Xuanhuan Dijing》, kau pikir bisa membunuhku? Aku sudah mempersiapkan berbagai rencana cadangan khusus untukmu."
Mendengar perkataannya, aku tidak menjawab. Aku memanfaatkan kesempatan ini untuk mengumpulkan energi Yang, berusaha mencari celah kelemahan di tubuhnya.
“Malas melanjutkan debat kusir dengan anak ini, serahkan nyawamu！！” Begitu Hong Yan mengucapkan ini, aura pembunuhan yang kuat langsung menyebar dari tubuhnya. Dia segera bergerak menerjang ke arahku.
Melihat ini, aku terpaksa menghadapi serangannya. Gaya keenam dari Jurus Naga-Harimau bertubrukan dengan pukulan kanan Hong Yan. Tanpa kejutan, tubuhku kembali terpental akibat pukulannya.
Hong Yan yang kini menggunakan teknik rahasia dengan mengorbankan Umur Yang-nya, serangannya semakin kuat bagai gelombang yang tak kunjung reda.
Saat tubuhku masih terlempar, Hong Yan sudah mengejar lagi. Cepat-cepat kuhayunkan telapak tangan kiri, semburan energi Zhen ungu melesat dari telapak tanganku menuju Hong Yan.
Hong Yan menghentikan langkahnya, menangkis dengan gesit energi ungu itu. Sementara itu, tubuhku akhirnya menghantam tanah. Memanfaatkan waktu yang kudapat dari "Energi Zhen Wuji", aku berusaha bangun. Namun sebelum sempat berdiri mantap, pandanganku tiba-tiba gelap - Hong Yan sudah di depanku, menendang perutku!
Sadar tak sempat menghindar, kusilangkan kedua lengan di depan perut. Tendangan Hong Yan menghantam lengan-lenganku. Gaya jatuh yang luar biasa dari tendangannya membuatku terpental beberapa meter, kedua lengan mati rasa.
"Hmph!" Hong Yan mendengus dingin, menarik kembali kaki kanannya. Dengan bantuan momentum dari tanah, dia melesat lagi ke arahku seperti panah.
“Dasar p****n! Benar-benar menganggap Xiao Ye ini bisa diinjak-injak.” Saat ini, aku mengumpulkan sisa energi Yang di tubuhku ke tangan kanan, menyambut pukulan Hong Yan dengan serangan balasan.
“Braak~!!” Suara ledakan keras menggema, telapak kananku bertabrakan dengan tinju kanan Hong Yan. Kekuatan tak kasat mata seketika memantulkan kami ke arah masing-masing.
Aku mundur beberapa langkah sebelum berhasil memantapkan postur. Organ-organ dalam terasa bergejolak, darah panas mengganjal di tenggorokan. Kucoba menahannya dengan susah payah.
Hong Yan yang juga terdorong mundur tampak tak tergoyahkan. Ia mengeluarkan pisau belati dari tubuhnya, lalu dengan cepat menghunjamkannya ke titik-titik akupuntur di sekujur badannya.
Kali ini tusukan Hong Yan sangat brutal. Setiap tusukan langsung mengeluarkan aliran darah merah segar.
Setelah tujuh tusukan, Hong Yan menutup rapat kedua matanya. Kedua tangannya membentuk mudra sementara mulutnya komat-kamit melantunkan mantra yang sama sekali tak kupahami.
Pasti ia sedang menggunakan teknik rahasia tertentu. Rupanya demi membasmi diriku hari ini, ia tak segan mengorbankan apapun.
Tapi inilah saat terbaik untuk menyerang! Saat aku hendak meluncur mendekatinya, tiba-tiba beberapa karakter melintas dalam benakku:
“Yang Shen huan xu reng zai shi, Xiang jiao Long Hu Qi She Yin!”
Ini... bukankah mantra terakhir dari jurus Lóng Hŭ Qī Shè Yìn gaya ketujuh?!
Aku merasa sangat gembira, jika pada saat ini aku bisa memahami tahap terakhir jurus Lóng Hŭ Qī Shè Yìn, maka situasi pertempuran saat ini akan berbalik.
Namun kegembiraan ini hanya bertahan beberapa detik sebelum aku putus asa, karena meski mengetahui mantra tahap akhir Lóng Hŭ Qī Shè Yìn, sama sekali tak ada ingatan tentang mudranya.
Pikiranku kacau balau, tak ada secercah ingatan tentang gerakan tangan Lóng Hŭ Qī Shè Yìn tahap ketujuh.
Saat aku panik, Hong Yan telah menyelesaikan mantranya. Energi Yang di tubuhnya semakin kuat, bahkan kulihat kulit telanjang di luar bajunya dipenuhi talisman aneh seperti tato...
