Seperti tersengat listrik, tubuh Bai Shuo mulai gemetar tak terkendali. Darah yang menggelepar membuat matanya terbalik putih, kepalanya terangkat, tenggorokannya mengeluarkan erangan kesakitan.
Seketika seluruh darahnya berubah menjadi bahan peledak lalu meledak. Setiap bagian tubuhnya merasakan sakit seperti terkoyak.
Teriakan menyakitkan kembali terdengar. Seperti dimangsa binatang tak kasat mata yang menyerap tubuhnya, Bai Shuo menjerit histeris penuh ketakutan. Rasa sakit yang melonjak seketika membuatnya ingin bunuh diri, tapi bahkan menggerakkan jari pun tak bisa. Setiap detik terasa diperpanjang hingga batas maksimal yang tak tertahankan.
Sesuatu di dalam rongga dada berdenyut hebat, bergemuruh seperti genderang. Benda yang disebut jantungnya berjuang keras di dalam dada, seolah ingin melepaskan diri dari ikatan tubuh.
Saat zat dalam jarum suntik menyatu dengan darah, tubuh Bai Shuo tiba-tiba membengkak. Darahnya... sedang mendidih?
Darah yang menggelegak membuat urat darah merah pekat menyembur dari seluruh tubuhnya. Darah segar merembes perlahan dari lubang wajah, sudut mata pecah, dua aliran air mata darah menetes dari matanya yang kosong.
Bai Shuo merasakan tubuhnya telah mencapai batas maksimal. Seperti balon yang membengkak, hampir meledak. Tapi ada belenggu misterius yang muncul dalam tubuhnya, selalu membimbing kekuatan fisik yang menggelepar liar ke jalur tepat setiap kali hampir meledak. Kesakitan yang diperpanjang membuatnya terkapar di tanah menjerit seperti binatang buas.
Yang tersebar dari darah bukan hanya kekuatan fisik, tapi juga kedinginan sifat binatang. Kegilaan dan kekacauan yang sama sekali tidak manusiawi bangkit dari pikirannya, hampir menarik Bai Shuo ke dalam kekacauan seketika.
Dengan detak jantung, relic yang tertanam di tengkorak memancarkan cahaya samar, kekuatan fisik tak kasat mata tanpa henti memperbaiki kesehatan yang retak, menyimpan tenaga kesadaran terakhirnya.
Juga membuatnya terus merasakan kepedihan yang mendalam ini, namun di tenggorokannya ingin meledakkan tawa.
Meski seluruh tubuhnya kesakitan seperti hendak mati, tapi... perasaan ini terlalu indah!
Sensasi bertahan hidup begitu kuat saat ini, tarian di antara hidup-mati begitu mempesona hingga ingin larut di dalamnya. Dalam roh yang mengamuk, kesadaran Bai Shuo menekan segala kebuatan dan kegilaan, dengan rakus merasakan kepedihan yang belum pernah dicicipinya - kepedihan yang membuat orang gila!
Wajah berlubang pernapasan yang perlahan mengeluarkan darah muncul senyum mengerikan, tangannya gemetar mengulurkan telapak tangan. Awalnya ingin menyandar ke dinding, tapi justru menancap dalam ke dinding, lima jarinya menggores parit panjang di batu bata. Namun tubuhnya bangkit berdiri.
Tubuh goyah berjalan tertatih, tampak rapuh seperti mudah dihancurkan, tapi jejak aura yang dipancarkan membuat orang tak bisa mengendalikan rasa takut.
Ia mengangkat wajah penuh tawa sadis, menghadapi vampir haus darah yang putus asa, mengeluarkan suara serak dan aneh.
“Kau... takut ya?” Langkahnya perlahan maju, meninggalkan jejak dalam di lantai. Satu langkah, dua langkah, mendekati vampir haus darah itu.
“Jangan buru-buru... Aku segera membunuhmu!” Gerakannya tertatih seperti monster yang merayap dari neraka, lebih gila daripada sosok Paman Xu sebelum mati.
Mendengar teriakan ketakutan vampir itu, merasakan perjuangan gila-nya, Bai Shuo menyunggingkan senyum kejam: “Sudah buang air...?”
Saat bergerak maju, urat darah merah perlahan merambat di bola mata kosongnya, menembus seluruh bagian putih mata bagai pupil hantu penasaran.
“...Sudahkah kau berdoa pada dewa...?”
Langkah terus berlanjut. Telapak tangannya menggores dinding samping meninggalkan celah dalam yang mengerikan, suara seraknya bergema bagaikan raungan monster kelaparan.
“...Apakah kau sudah ketakutan setengah mati?”
Dalam ruang redup, bayangan Bai Shuo menyelimuti tubuh vampir. Wajak hangusnya yang buruk rupa gemetar, kelenjar air mata yang terluka bakar sudah tak bisa menangis. Di bawah jejak aura non-manusia ini, ia hampir sepenuhnya gila, hanya bisa melolong nyaring tanpa artikulasi.
“Menangislah...” Bisik kasar Bai Shuo menusuk telinganya: “...Berteriaklah!”
“Lalu... MATILAH KAU!”
※※※
Di dalam ruangan yang gelap, hanya layar monitor raksasa yang memancarkan cahaya. Dalam adegan suram di atas layar, seorang anak muda yang penuh darah menunjukkan senyum gila dan mengerikan. Suara serak terdengar, disertai jeritan, rintihan, dan kutukan sesuatu yang tak terlihat. Kamera terus bergetar keras, semburan darah memancar dari bawah lensa, mengubah jubah putih anak muda itu menjadi merah darah, bagai lukisan kejam yang penuh noda.
"Wahahahaha!" Tawa riang keluar dari mulut pria gemuk. Si Gendut mengenakan seragam putih ketat, wajah bulatnya memakai kacamata berbentuk lingkaran. Senyumnya menunjukkan kegembiraan dan kesombongan, seolah menemukan sesuatu yang sangat menghibur.
Inilah wajah sebenarnya dari komandan pasukan vampir haus darah - satuan terakhir Kerajaan Ketiga Jerman.
Dialah yang mengirim vampir; saudara Valentine dan si Tampan untuk menyusup ke markas hellsing Inggris - lembaga khusus penangkal vampir - sebagai ujian kemampuan.
Di masa depan dekat, pria yang akan membawa gelombang kematian ke London. Pemegang kekuasaan tertinggi di antara prajurit vampir, manusia di antara Monster, maniak perang yang tak terselamatkan, komandan terakhir Kerajaan Ketiga Jerman.
Namanya telah musnah bersama keruntuhan kerajaan, satu-satunya sebutan yang tersisa hanyalah pangkat militernya dahulu: Mayor.
"Dan sekarang dia justru mengeluarkan tawa lega yang jarang terlihat, tawa yang penuh kegembiraan dan kesenangan itu membuat siapa pun yang mendengarnya merinding."
"Saudara Valentine itu di depan si buta bagaikan kain lap usang... Inikah kekuatan tersembunyi HELLSING..." Dia tertawa gembira dengan suara bersemangat: "Selain Alucard, hellsing ternyata menyimpan sesuatu yang mengerikan seperti ini, benar-benar membuatku... Sangat senang! Senang sampai selangkangan ku bergairah!"
Menunjuk ke layar yang memperlihatkan anak-anak muda terus melancarkan serangan dan tertawa gumat, dia berkata: "Musuh kita adalah Monster menjijikkan yang mengerikan seperti ini, sungguh luar biasa! Luar biasa!"
Pria jangkung yang berdiri di belakang garis justru gugup menggigit jarinya, lelaki berkacamata aneh itu mengunyah jarinya sendiri, mengabaikan darah yang merembes telah mengotori sarung tangan dengan warna merah.
Manusia Sains dari Pasukan Terakhir Pengaruh vampir haus darah mengeluarkan suara gemetar, hasil eksperimennya sedang dibunuh dengan keji oleh musuh, keyakinan awal yang ternyata begitu rapuh di bawah kegilaan lawan yang melampaui perkiraan, memenuhi hatinya dengan ketidakrelaan dan kekecewaan.
"Ma, maaf... Benar... Kita... Kita belum..."
"Jangan bicara omong kosong." Mayor tertawa terkekang: "Lebih baik katakan kita sudah mendekati kesuksesan! Pertarungan dengan hellsing telah membuahkan hasil tertentu, melalui setengah abad usaha akhirnya mendekati eksistensi non-manusia ini..."
“Lihat penampilannya yang mengerikan ini, lihat postur yang membuat gemetar ini... bisa memiliki musuh seperti ini!” Dia sudah tidak bisa menahan kegembiraannya, menutupi wajah dengan tangan sambil tertawa aneh: “Sungguh sempurna!”
