“Hiks, lapar sekali...” Di tengah malam yang sunyi, tiba-tiba terdengar suara lemah merintih.
Gadis berkulit pucat pasi dan kurang gizi menutupi perutnya, berjalan lesu di jalan sementara bunyi keroncongan kelaparan terus terdengar dari dalam perutnya.
“Pengin pelihara 'Wu'... bisa dimakan terus tapi tetap enak...” Zeng Qing menggigit jarinya sambil menelan air liur, perlahan melangkah menuju arah Pasukan Sorban Kuning.
Dengan dalih mencari makan, Zeng Qing berhasil menipu Jiao Long dan meninggalkan tim, bersiap memulai perburuan lebih awal.
Sejak awal, dia tak pernah punya kepercayaan pada Jiao Long. Kedamaian di antara mereka hanya karena kekuatan masing-masing tidak bisa mengalahkan satu sama lain. Lagipula, Zeng Qing bukan tipe orang yang mau menunggu sisa-sisa makanan Jiao Long.
“Lagi pula banyak orang, makan beberapa dulu saja.” Zeng Qing mengulum jarinya, bergumam sendiri: “Kalau dia marah... Ah, terserah! Mati marah pun bukan urusanku.”
Tiba-tiba terdengar suara kewaspadaan dari depan. Dalam kegelapan, pengintai Pasukan Sorban Kuning perlahan muncul membawa pisau tajam.
“Berhenti!” Saat pengintai itu melihat wajah gadis tersebut, kewaspadaannya agak mengendur sementara pikiran buruk mulai menggelora di hatinya...
Wanita ini... terlihat... sangat cantik...
Pengintai yang telah lama lapar dan haus menunjukkan senyum aneh, berkata pada rekan di belakangnya: "Gerak-gerik mencurigakan, jangan-jangan mata-mata, nanti kita 'interogasi' baik-baik..."
"Hm? Banyak makanan..." Zeng Qing mengangkat kepala, menatap orang di depannya.
"Makanan? Iya, di sini kami punya banyak makanan lho... Ada yang enak-enak lho."
Mengira gadis di depannya sebagai pengungsi bencana, sang pengintai tersenyum perlahan mengulurkan telapak tangan, tanpa sadar kematian semakin mendekat.
"Kalau begitu..." Zeng Qing menutup mata, tangan tergabung, berseru antusias: "Saya mulai makan~!"
※※※
Dalam kegelapan malam, pertama-tama terdengar serentetan suara hancur, sesuatu pecah berantakan, kemudian gumaman gadis yang bingung memilih bagian tubuh untuk digigit, disusul deru kunyahan yang menggugah selera, hingga akhirnya ia bersendawa puas.
Membersihkan darah di tubuhnya, Zeng Qing berdiri dari tanah, puas mengusap mulut. Saat hendak melanjutkan perjalanan, tiba-tiba ia menoleh seakan teringat sesuatu, menepuk-nepuk sambil tersenyum manis: "Terima kasih jamuannya, saya sudah kenyang."
Setelah berbalik, gadis itu bersenandung hendak melanjutkan langkah, namun mendengar desir angin aneh dari kegelapan, suara rendah, halus, dan berat.
Seperti... meteor?
Boom!
Ledakan dahsyat menggema dari kegelapan malam, sosok bayangan hitam sebesar batu raksasa tiba-tiba membesar dari kabut, jatuh dari langit dan menghantam tempat Zeng Qing berdiri.
Tekanan angin yang muncul seketika hampir membuatnya tercekik.
Bumi bergetar membelah celah raksasa, angin kencang menyebar dari pusat gravitasi jatuhan, dalam kegelapan muncul siluet manusia samar yang memancarkan aura keganasan luar biasa dan amarah di bawah sinar bintang redup.
Pada detik terakhir, Zeng Qing yang mundur cepat bagai hantu berhasil menghindar dari tekanan dahsyat yang mampu menghancurkan baja menjadi serbuk, kedua kakinya meninggalkan jejak panjang di tanah sementara matanya waspada mengawasi siluet dalam kegelapan.
Desahan panjang terdengar, bagaikan nafas amuk monster yang mengamuk.
"Enak tidak?"
Bai Shuo yang terlambat tiba perlahan bangkit dari lubang tanah, menarik objek berat tak berbentuk yang tertancap di tanah.
Zeng Qing perlahan mengambil postur serasi bertahan, setelah berpikir sejenak menjawab: "Lumayanlah..."
Membungkuk perlahan bagai binatang buas yang akan menerkam, Bai Shuo menggeram rendah: "Kalau enak... makan sampai kenyanglah!"
"Perkataan belum selesai diucapkan, Bumi kembali bergetar seolah-olah ada mesin pemancang yang menghantam tanah. Siluet yang sebelumnya telah diperpanjang jaraknya tiba-tiba terpental dari tempatnya seperti peluru, baja di tangannya mengeluarkan siulan melengking.
Seketika mantra yang terukir di tubuhnya tiba-tiba bergerak liar. Dalam getaran Bumi, Bai Shuo bagaikan binatang buas yang mengerikan menginjakkan bekas cekungan dalam di tanah, bergerak maju... menghancurkan!
Baja berat di telapak tangan menghancurkan udara penghalang di depan. Otot dengan peningkatan kekuatan yang mengerikan mengayunkan senjata panjang. Kekuatan fisik yang terkumpul dari kedua kaki melalui putaran pinggang bergema dalam tubuh, akhirnya menyusup ke lengan, menyebar ke atas sepanjang lengan, menggerakkan senjata di tangan... tebasan datar!
Saat Bai Shuo mengayunkan senjata, siulan melengking keluar dari senjata menenggelamkan dengungan rendah, hampir menusuk gendang telinga Zeng Qing.
Jurus yang sangat sederhana namun penuh keganasan luar biasa. Seketika mengumpulkan seluruh kekuatan fisik: serangan maju, tebasan datar, lalu... hancurkan!
Zeng Qing hanya mendengar dua ledakan yang menyatu, suara musuh yang samar tiba-tiba menjadi jelas, membesar seketika, hingga akhirnya memenuhi seluruh pandangan.
"Ini buruk..."
Jejak aura yang bergetar dalam paru-paru Zeng Qing belum sempat mengeluarkan suara, deru menusuk telinga telah tiba di pinggangnya.
Dibandingkan dengan kekuatan dahsyat itu, pinggang ramping itu terlihat rapuh dan malang.
Namun kepalan tangan kecil gadis itu, di bawah kehendaknya, bergerak seperti belalang mencoba menghentikan roda kereta - menghadang senjata tebasan datar yang datang.
Seperti perlawanan tanpa harapan, di bawah tatapan serius Zeng Qing, lengan ramping itu mengayunkan kepalan tangan ke arah serangan Bai Shuo.
Pernah dengar bunyi lonceng ditabuh?
Balok raksasa yang tergantung rantai di tengah hampa menghantam lonceng tembaga berat dengan dahsyat, memancarkan gaung bergema yang mampu menggetarkan darah manusia dari titik tumbukan.
Bai Shuo merasakan dirinya menghantam truk Dongfeng yang melaju kencang, tubuhnya tertarik mundur oleh Gaya reaksi dari senjata.
Senjata puluhan kali lebih berat dari tubuhnya menggores parit panjang di tanah, namun melalui kendali maksimal, daya breakthrough berhasil dinetralisir hingga berhenti meluncur.
Napas berat terdengar dari dada Bai Shuo. Fungsi tubuhnya mencapai batas maksimal sesaat tadi. Jantungnya berdegup kencang, memaksanya berhenti menyerang dan sejenak terengah-engah.
Bau amis darah di ujung hidung membuatnya tak kuasa tertawa - darah segar yang menempel di senjata itu.
Senjata yang digenggam erat oleh dua telapak tangan adalah senjata mengerikan bernama Heavy Anti-Armor Single Soldier Weapon M-8. Dengan berat bersih 1.300 kilogram, senjata dingin dari baja berkepadatan tinggi ini memiliki sudut-sudut mengerikan seperti batang besi, cukup untuk merobek armor kendaraan tempur infanteri di bawah energi kinetik dan ayunan seluruh kekuatan!
Bahkan Bai Shuo yang mengerahkan seluruh kekuatan fisiknya untuk memperkuat otot, ditambah bantuan Chen Jingmo, baru bisa menggunakan senjata tingkat monster ini secara normal.
Tak ada musuh yang tetap berdiri utuh di atas Bumi setelah menanggung serangan penuh darinya. Setidaknya, monster kanibal di hadapannya ini tidak bisa!
Telapak tangannya mengusap perlahan ujung senjata, mencium aroma darah di atasnya dengan seksama, lalu mengulang pertanyaan tadi: "Enak tidak..."
Gadis yang baru saja melahap manusia dengan lahap, Zeng Qing, melihat lengannya yang sudah berubah bentuk aneh, mengeluarkan suara tangisan tertekan: "Wu... Praktisi Reinkarnasi bidang fisik paling kubenci!... Aku baru tingkat empat... Banteng kasar... Wu..."
Perlahan ia meluruskan lengan yang terlipat menjadi tujuh delapan segmen, mengeluarkan bunyi gesekan tulang-tulang yang membuat gigi ngilu, tangisannya semakin keras: "Mengapa aku bukan tipe penguatan... Setiap dipakai lengan pasti rusak..."
Di bawah tebasan rata yang ganas, lengan yang hancur berdarah-daging tiba-tiba bergetar hebat. Dalam kegelapan, otot-otot bergerak-gerak, luka menutup, tulang-tulang beregenerasi, seolah waktu mengalir mundur. Lengan yang hancur total kembali ke bentuk semula, hanya darah segar yang tersisa di ujung jari yang membuktikan fakta dia pernah terluka.
Gadis itu mengangkat lengan yang baru diperbaiki, menjilat rakus sisa darah di atasnya sambil mengeluarkan suara tak jelas: "Baru bertemu sudah merepotkan begini, habis bertarung perut jadi lapar lagi... Benci sekali..."
"Padahal cuma pemula di misi kedua..." Zeng Qing mengusap air mata di wajahnya: "Membuatku kesakitan seperti ini... Matilah kau!"
Gadis bermata berkaca-kaca itu seperti ngengat terbang ke api, melesat cepat ke arah Bai Shuo. Penampilannya yang rapuh itu justru memberi kesan paling berbahaya bagi Bai Shuo.
