“Aku bilang...” Bai Shuo menghela napas panjang: “Jika kau terus menindihku, aku benar-benar akan mati.”
Ia hampir tertekan hingga sulit bernapas. Setelah Chen Jingmo buru-buru bangkit, akhirnya ia bisa menarik napas lega dan menepuk tangan gadis itu: “Sudah, keluarkan hadiah pertarungan kita, benda yang kuserahkan padamu sebelum pingsan.”
“Eh?” Baru teringat oleh peringatan Bai Shuo, Chen Jingmo mengeluarkan kartu yang diselipkan Bai Shuo ke tangannya sebelum pingsan, yang sembarangan ia masukkan ke ruang di jam tangan dalam kepanikan. Setelah mengobrak-abrik cukup lama, akhirnya berhasil mengambilnya.
Kartu sebesar telapak tangan biasa itu memancarkan kilau logam di genggaman Chen Jingmo. Pola sederhana yang tergambar di permukaannya seolah memiliki daya magis tertentu, mengeluarkan jejak aura misterius.
Dalam cahaya redup, Chen Jingmo membaca tulisan di atasnya dengan perlahan dan jelas.
Tulisan rumit itu bukan dalam bahasa yang ia kenal, melainkan seperti aksara tingkat tinggi. Maknanya langsung terpahami hanya dengan melihatnya.
"Kerakusan...?" Chen Jingmo terdiam sejenak setelah membacanya, lalu teringat sesuatu. "Ini... jangan-jangan Kartu Rune?"
Kartu Rune, benda yang terkondensasi setelah makhluk berlevel empat bintang atau lebih mati. Memiliki berbagai kekuatan misterius.
Saat Prajurit Samsara atau makhluk lain benar-benar menguasai inti suatu skill, atau mencapai pencerahan atas suatu kekuatan, rune terkait akan terkondensasi dalam jiwa - mirip Tanda Suci yang didapat Bai Shuo secara tak terduga. Setelah kematian, jiwa yang sirna akan termanifestasi sebagai kartu untuk digunakan orang lain.
Sebenarnya informasi tentang Kartu Rune jauh lebih kompleks. Jenis rune tak terhitung jumlahnya. Kabar angin di Ruang Dewa Utama menyebut beberapa Prajurit Samsara 9-bintang bahkan memiliki lebih dari 800 jenis Kartu Rune.
Seperti Saint Seiya, Kartu Rune diklasifikasikan menjadi tiga level: Perunggu, Perak, dan Emas. "Kerakusan" di tangan Chen Jingmo hanya rune Perunggu tunggal. Jika digabung dengan rune lain, mungkin berevolusi menjadi rune Perak "Lahap". Dengan keberuntungan, kombinasi terus-menerus dengan rune sejenis bisa menjadi rune Emas "Lubang Hitam".
Data yang dijual seharga 500 poin hadiah di Ruang Dewa Utama hanyalah dasar dari yang paling dasar. Meski begitu, Bai Shuo dan kawan-kawannya berhasil menyimpulkan banyak informasi. Setidaknya, jika memiliki rune terkait, saat meningkatkan kemampuan tertentu mungkin tidak memerlukan kartu plot, bahkan poin hadiah yang dibutuhkan juga jauh lebih sedikit.
Tentu saja, nilai terbesar rune bukan sebagai barang mewah atau alat tukar. Penggunaan rune yang berbeda akan menghasilkan efek berbeda. Meski sebagian besar tidak bisa langsung meningkatkan Kekuatan Tempur, namun sebagai bantuan, nilainya tidak kalah dengan skill di Ruang Dewa Utama.
Bai Shuo bahkan menduga bahwa segala kemampuan berasal dari kekuatan kombinasi rune. Bahkan wilayah dewa dalam legenda pun merupakan pencapaian agung yang ditenun dari kekuatan rune tak terhitung...
Tentu ini hanya spekulasi. Bai Shuo tidak terlalu yakin, karena spekulasi tetaplah spekulasi. Seperti catatan yang ditinggalkan Paman Xu, klasifikasi tingkat bintang semakin ke belakang semakin terasa absurd. Indeks yang membacanya pun hanya menggelengkan kepala dan berkata: "Jika klasifikasi tingkat bintang hanya berdasarkan skala penghancuran, itu terlalu sempit."
Berapa banyak kesalahan dalam catatan Paman Xu, Bai Shuo pun tak tahu. Dengan kemampuan tingkat satu bintang, Paman Xu sudah mencapai batas maksimalnya untuk menyimpulkan hal sebanyak itu.
OOT. Tentang Kartu Rune, yang Bai Shuo ketahui hanya ini. Kartu 'Kerakusan' di tangan Chen Jingmo saat ini adalah cara terbaik untuk menyelesaikan masalah terbesar yang dihadapinya.
"Rakus, menelan berbagai makanan tanpa kendali." Zeng Qing yang pernah mati kelaparan memang bisa mengkristalkan kartu rune seperti ini, tapi kemampuan kartu ini bukan membuat orang makan berlebihan seperti pemuda patah hati lalu menambah lemak, melainkan memperbaiki luka tubuh dengan cepat melalui konsumsi makanan berkalori tinggi.
Kartu rune yang bagaikan obat penyelamat ini merupakan yang paling cocok untuk Bai Shuo saat ini, tak ada kartu lain yang lebih sesuai.
"Tapi... bagaimana cara menggunakannya?" Chen Jingmo mengamati kartu hitam pekat berkilau logam di tangannya di bawah lampu: "Apa kita harus membuat slot seperti mesin?"
Tangannya menirukan gerakan memasang kartu ke punggung tangan, dengan suara kekanak-kanakan: "Ding dong... Kartu Anda telah habis kuota, silakan isi ulang..."
Ucapannya terhenti mendadak karena kartu di tangannya menghilang, seolah menyatu dengan tubuhnya. Bersamaan terdengar suara lapar dari gesekan usus.
"Tiba-tiba... sangat lapar..." Chen Jingmo memegang perut dengan wajah menderita, matanya hijau kebiruan menatap Bai Shuo: "Kelihatannya... enak..."
Prak!
Bai Shuo tak segan menepuk kepalanya: "Kau juga ingin jadi kanibal?"
Chen Jingmo membungkuk, membaringkan wajahnya di wajah Bai Shuo dan mengendus dengan detail, bergumam dengan suara tidak jelas: "Aroma yang enak..."
"Ini bau keringat! Cepat keluarkan!... Hei... Jangan dijilat!"
……
Setelah kerepotan, Bai Shuo akhirnya berhasil membuat Chen Jingmo mengeluarkan Kartu Kerakusan, hampir tergigit beberapa kali selama prosesnya. Chen Jingmo yang pikirannya kacau oleh rasa lapar tiba-tiba duduk di tepi tempat tidur menutupi wajahnya, ingin segera masuk ke dalam lubang.
Bai Shuo tiba-tiba ingin menyalakan sebatang rokok lalu menepuk bahunya sambil berkata: "Tenang, aku akan memperlakukanmu dengan baik..."
"Ahem, Anggota Tim Chen Jingmo." Bai Shuo menghapus air liur di wajahnya, berkata dengan serius palsu: "Carikan beberapa makanan."
Chen Jingmo yang sudah beberapa kali kehilangan muka seperti mendapat pengampunan, melarikan diri keluar kamar. Tak lama kemudian, makanan yang dibawa anggota tim memenuhi meja di kamar.
Sun Changwu mengusap dagunya bertanya: "Kapten, bisa kau habiskan?"
"Kapten, membuang-buang bukan kebiasaan baik. Aku menghormati kebiasaanmu, tapi..." Ini Otolia yang masuk mode menguliahi.
"......" Ini Chen Jingmo yang menatap langit.
"Liu Xue, mau sedikit?" Liang Gongzheng tanpa basa-basi memegang ayam panggang dan menyodorkan paha ayam kepada Otolia yang sedang menguliahi.
“Seharusnya... bisa dimakan ya?” Bai Shuo menatap makanan di atas meja dengan ragu, lalu menancapkan rune ‘Kerakusan’ ke punggung tangannya.
Kartu rune hitam pekat menghilang seperti bayangan di punggung tangan Bai Shuo. Berbeda dengan Chen Jingmo yang saat itu masih bingung, Bai Shuo merasakan tulang dahinya tiba-tiba memanas seolah ada sesuatu yang muncul. Seluruh tato di tubuhnya mengalami perubahan halus, lalu... kelaparan dahsyat melanda.
Kelaparan yang membuatnya ingin mengunyah papan ranjang sekalipun, tak tertahankan dan tak terobati. Untungnya masih ada banyak makanan di hadapannya.
Memiliki makanan benar-benar berkah, untuk pertama kalinya Bai Shuo merasakan hal ini begitu kuat.
Seperti naga jahat yang kelaparan puluhan tahun akhirnya menemukan makanan, Bai Shuo melahap dengan rakus semua hidangan di meja. Mantou, ayam panggang, berbagai makanan masuk ke mulutnya bagai air mengalir tapi lenyap tanpa bekas.
Bisa dibilang, seperti angin menyapu awan...
Makanan di meja menghilang dengan kecepatan yang tak terjangkau orang biasa, sementara suhu tubuh yang dipancarkan Bai Shuo semakin tinggi.
Makanan berkalori tinggi lenyap di perut Bai Shuo, diolah oleh pencernaan monster yang menyedot habis semua nutrisi dan kalori, mempercepat sirkulasi tubuh hingga suhunya meledak melebihi batas normal.
