Selama pertempuran, baju bagian atas Bai Shuo telah hangus terbakar. Pada tubuhnya yang terbuka terukir mantra-matra aneh dan luka bakar hitam.
Tangannya diselubungi sarung tinju yang dibentuk Chen Jingmo, menutupi seluruh lengan bawah dengan desain garang. Bahu dan pinggangnya yang terbuka dipenuhi mantra-misterius berlapis yang membentuk aksara besar hingga menembus sumsum tulang - setiap karakter tercipta dari kumpulan ribuan sutra.
Ini adalah warisan kitab Buddha berusia seribu tahun dengan kekuatan mistis:《Liu Zu Tan Jing》,《Sanghata Sutra》《Leng Yan Jing》《Miao Fa Lian Hua Jing》...
Pada dada penuh luka terlihat jejak samar seperti gambar yang kabur setelah terkena air, mustahil diidentifikasi.
Di punggungnya, tempat yang tak pernah teramati oleh Jiao Long dari awal hingga akhir, terukir sebuah gambar yang mengerikan.
Di atas punggung lebar itu, Buddha yang menginjak singgasana teratai, rambut terjuntai ke bahu, alis berkerut dan mata melotar, menampakkan wajah kemarahan agung. Dengan satu tangan memegang pedang dan tangan lain memegang tali, berdiri di tengah kobaran api. Gerakan otot Bai Shuo membuatnya seakan setiap saat bisa melompat keluar dari punggungnya.
Aura kemarahan yang tak tertandingi, bahkan bentuk samarnya saja sudah membuat jiwa berguncang.
Atas perintah ajaran Matahari Agung Tathagata, menampakkan wujud kemarahan untuk menaklukkan semua iblis - Raja Kebijaksanaan berkewibawaan agung.
Raja Diam Tak Tergoyahkan!
Ini juga bentuk puncak latihan "Sutra Perpindahan Gunung oleh Kekuatan Buddha", dimana bahkan siluet samarnya sudah memancarkan kewibawaan dewa.
Seiring pendalaman latihan Bai Shuo, wujudnya akan semakin jelas. Hingga akhirnya, setiap gerak-gerik Bai Shuo akan memancarkan kewibawaan dan kekuatan yang sama persis. Saat latihan mencapai puncak, wujud itu akan lenyap total, menyatu sempurna dengan Bai Shuo.
Saat itulah Bai Shuo benar-benar bisa berubah wujud menjadi Raja Diam Tak Tergoyahkan yang menyapu semua rintangan iblis.
Apapun pencapaiannya di masa depan, itu urusan nanti. Kini, akhirnya ia tersentak dari lamunannya oleh Jiao Long.
Setelah kehilangan pengalaman misterius itu, meski Bai Shuo menjaga hati tetap jernih, dua persen murka yang mengganggu pikiran tetap muncul.
Kesempatan langka ini tidak datang begitu saja. Jika diberi waktu lebih, mungkin ia bisa menyempurnakan seni bela diri ini hingga mencapai batas maksimal. Saat itu tiba, selama tidak melampaui batas yang bisa ditanggung Bai Shuo, segala jenis serangan akan tertolak di luar lingkaran tak kasat mata.
Namun segera, ia tak lagi punya waktu untuk bertele-tele dengan kesempatan langka ini, karena ancaman yang dipancarkan Jiao Long dan perasaan krisis yang tiba-tiba meningkat dalam hati.
Dalam lingkaran api yang berputar, Jiao Long yang tersenyum dingin tiba-tiba berubah seperti Monster menakutkan atau hantu.
Dalam hati Bai Shuo tiba-tiba muncul secarik rasa takut yang sudah lama tak dirasakan - perasaan saat ia masih menjadi pria buta biasa yang menghadapi anjing liar kelaparan.
Kelaparan, kekacauan, kegilaan, primordial...
Menyadari gelombang getaran negatif dari tubuh Jiao Long, Bai Shuo tanpa ragu meningkatkan kekuatan fisiknya hingga puncak intensitas.
Bersamaan dengan itu, di telapak tangan Jiao Long yang menyala-nyala, tiba-tiba muncul biji mata samar dalam kobaran api.
Biji mata yang samar-samar itu perlahan muncul dalam api. Saat kemunculannya, kesehatan Bai Shuo langsung kaku membeku.
"Saat itu, pandangan dari predator puncak rantai makanan, tatapan lapar dan garang, kristalisasi kebencian terakhir dan amarah naga yang telah dipenggal, cukup membuat jiwa manusia berguncang, mati akibat kutukan kengerian."
Api yang dipenuhi kebencian dan kutukan kembali menyelimuti telapak tangan Jiao Long, di tengah telapak, biji mata yang terdistorsi dan jahat mengunci tubuh Bai Shuo, membuatnya merasakan dingin yang menusuk tulang dan kekakuan."
Bahkan ujung jari tak bisa digerakkan, seolah menghadapi monster yang tak tertahankan, yang dihadapi Bai Shuo adalah Jiwa Naga yang selama ribuan tahun legenda tetap berdiri di puncak kengerian, menyebarkan kematian, malapetaka, dan rasa takut."
"Ada apa denganmu?" Jiao Long tersenyum dingin menatapnya, telapak tangan yang terulur membentuk spiral dari percampuran api naga dan ruang hampa, terus terkonsentrasi, melesat naik hingga batas maksimal, akhirnya berubah sepenuhnya menjadi cakar naga yang membara."
"Terlihat seperti rusak... sungguh malang..."
"Kenapa tidak bergerak..." Ia mengangkat tangan kanannya yang mirip monster, mengarah ke Bai Shuo, perlahan merentang maju, menuju tengkoraknya."
Layaknya perhatian antar sahabat, Jiao Long mengeluarkan suara lembut: "Cepat bergerak... bagaimana bisa tidak bergerak? Jika tidak bergerak..."
Jiwa gelapnya yang terdistorsi tak lagi bisa menahan senyuman, tersenyum dengan keanehan: "Jika tidak bergerak... benar-benar akan mati..."
Akan mati... Akan mati... Mati...
Perasaan kematian mendekat dengan cara yang belum pernah dialami sebelumnya, dalam intuisi kabur di pikirannya, Bai Shuo bisa merasakan bayangan Monster perlahan mendekat, panas membakar napas naga sedikit demi sedikit memanggang tubuhnya, berharap membakarnya menjadi arang.
Setiap sel berteriak keras, diliputi rasa takut, tapi tak bisa bergerak.
Di bawah aura penguasaan jiwa naga, hubungan antara jiwa dan raga Bai Shuo terputus sementara, meski hanya sesaat, jika tak bisa bertindak segera, maka pasti akan dibakar menjadi debu tanpa sisa arang.
Itu adalah kekuatan yang cukup menghancurkan dirinya dalam sekejap!
Sensasi kedinginan menyergap dari atas, Bai Shuo seperti tercebur ke gua es, rasa takut dan kesakitan yang lama tak dirasakan menerpa, sebelum kematian, segala sesuatu terasa rapuh tak berdaya.
Cakar naga yang membakar terus membesar di pandangan, kejahatan dan kegarasan yang memenuhi-nya menyemburkan cemochan ke Bai Shuo.
Dalam kedinginan dan ketakutan akan kematian, waktu melambat, derita yang datang pun hanya bisa ditahan dengan diam dalam siksaan.
Di tengah kegelapan dan kedinginan tak berujung, akhirnya Bai Shuo menemukan "apa" yang tak pernah bisa ia rasakan selama ini.
Denyut jiwa yang begitu dekat itu, selama ini diam-diam menemani dengan setia, hingga kini tak pernah pergi.
Perasaan samar itu semakin jelas, di bawah ancaman kematian, Bai Shuo bisa merasakan ketenangan dan keteguhan di dalamnya.
Itu adalah jiwa Chen Jingmo, berdenyut perlahan, tanpa henti menembakkan gelombang guncangan ke sekeliling, dan baru saat ini, dalam kegelapan dan kedinginan, akhirnya terpersepsi oleh Bai Shuo.
Sejak Chen Jingmo menukar darah senjata dari "Soul Eater", Bai Shuo dan dia menghadapi masalah tak terduga - rintangan pertama antara perajin dan senjata.
Persepsi jiwa.
Bai Shuo yang mengubah raganya menjadi kuil dengan jiwa tersembah di dalamnya, kecuali mencapai tingkat bintang lima yang bisa menjelmakan jiwa, mustahil merasakan gelombang jiwa Chen Jingmo melalui daging-daging, hanya bisa bekerja sama secara minimal lewat latihan awal.
Persepsi jiwa paling dasar saja tak bisa diselesaikan, apalagi resonansi jiwa berikutnya, maupun berbagai skill kuat di bawah resonansi jiwa.
Tapi kini, jiwa dan raga Bai Shuo yang terisolasi tiba-tiba merasakan gelombang jiwa Chen Jingmo.
Dan dalam persepsi Chen Jingmo, gelombang jiwa Bai Shuo juga terlihat jelas bagai sinar matahari yang menyentuh ujung jari.
Seperti dua orang yang berteriak melalui tembok, akhirnya tidak ada lagi penghalang di antara mereka, sehingga suara kedua belah pihak terdengar jelas.
Dua panjang gelombang jiwa yang berbeda saling menjalin di antara kedua orang itu. Satu jenis panjang gelombang stabil dan kokoh, terkadang seperti api yang membara, setelah melepaskan belenggu raga, terus-menerus memancarkan pesan kuat ke sekeliling.
Itu adalah jiwa Bai Shuo.
Panjang gelombang lainnya, halus namun tangguh, berdenyut tenang seperti aliran air jernih yang berkelok-kelok, hampir tak terasa namun sejak awal hingga akhir tetap membelit jiwa Bai Shuo.
Itu adalah jiwa Chen Jingmo.
Pada momen ini, tak ada lagi jarak antara sang perajin dan senjata. Dua jiwa yang berbeda perlahan mendekat. Saat bersentuhan seketika, gesekan dahsyat terjadi. Dua getaran yang sama sekali berbeda saling menjalin, rasa kesakitan yang tak terucap muncul dari dalam jiwa. Namun jiwa-jiwa yang saling mendekat ini akhirnya tak terpisahkan, terus menyesuaikan denyut satu sama lain, perlahan bergerak mendekati ritme yang sama.
Dua panjang gelombang jiwa yang sama sekali berbeda saling mempengaruhi dan menjalin, hingga akhirnya tak terbedakan. Ritme yang dalam pun bergema.
Saat ini, di antara jiwa kedua orang tiba-tiba muncul kilatan listrik yang tak bisa diamati mata telanjang. Cahaya dari gelombang jiwa langsung menyapu jiwa Bai Shuo, membuat jiwanya yang tertegun oleh kutukan tiba-tiba tersadar. Kedua matanya memancarkan kilatan listrik hasil konsentrasi maksimal gelombang jiwa.
Siksaan menyakitkan di dunia jiwa, di realitas hanyalah sekejap.
Api naga yang garang dan sifat binatang masih perlahan mendekat, tapi Jiao Long sudah bosan dengan taktik ini. Kecepatan yang awalnya lambat tiba-tiba meningkat, gerak-geriknya disertai auman rendah naga. Pandangan Bai Shuo dipenuhi merah darah api naga, kematian di depan mata. Mata naga penuh kutukan dalam api mengirimkan dendam penuh kebencian padanya.
Seketika itu, badai dan api yang mampu menghancurkan bumi meledak lalu sirna di hadapan penghalang tak terduga, menerjang ke segala arah dan membakar bekas merah membara di tanah.
Tangan api naga penuh kutukan dingin itu, justru ditahan oleh sebuah telapak tangan yang terangkat di detik-detik terakhir.
Telapak tangan itu memancarkan cahaya dari gelombang jiwa yang terkonsentrasi. Di bawah sorotan silang kilatan listrik biru menyala dan api naga merah darah, Bai Shuo menunjukkan senyuman mengejek.
"Pada saat yang sama, cahaya yang terkonsentrasi dari panjang gelombang jiwa meledak dan mengerahkan semua pasukan, menerjang ke arah kutukan api naga."
"Kilatan listrik ganas seperti bendungan yang jebol ini bukanlah energi fisik, melainkan kekuatan tak kasat mata dari panjang gelombang jiwa yang tidak berpengaruh pada materi, namun daya penghancurnya terhadap entitas spiritual tak terkira."
"Seketika, Bai Shuo dan Chen Jingmo memusatkan panjang gelombang jiwa mereka menjadi serangan yang mampu mengguncang dan melukai jiwa!"
"Kemampuan ini, di dunia Soul Eater, di tangan ahli terhebat Death Weapon Meister Academy: Dr. Stein, disebut..."
"Kekuatan Jiwa!"
