“Hei... Bukannya kamu sedang berbelanja?” Bai Shuo memiringkan tubuh ke kanan, menatap kios yang hanya menampilkan beberapa barang: “Barusan bicara apa? Aku bisa dengar dari jauh.”
Begitu topik ini disebut, remaja Indix terlihat jelas murung: “Bundling sales atau apalah, paling kubenci, lagipula terlalu mahal...”
“Aku bilang, Guan...” Matou Shinji berdiri di depan kios, baru saja membuka mulut langsung dipotong oleh wanita muda di balik meja.
Wanita muda dengan tubuh montok dan wajah cantik itu mengerutkan alisnya: “Panggil aku, Nyonya Canghai!”
“Baiklah, Nyonya Canghai.” Matou Shinji mengangkat bahu, menunjuk tiga lembar kertas keemasan yang ditumpuk: “Barang ini, terlalu mahal.”
Benda yang disebut Gulungan Netheril itu terbaring diam di atas meja, lapisan cahaya berkabut berkedip di permukaannya, menyamarkan tulisan namun memancarkan aura kuno dan kompleks yang terasa menyergap.
Hanya sapuan kuas yang samar seakan dipenuhi kebijaksanaan yang terkumpul selama 10.000 tahun.
Kitab mantra dari dunia Faerûn, pencapaian tertinggi yang ditemukan bangsa Netheril, pernah menciptakan era gemilang Kota Terapung.
Gulungan Netheril.
"Mahal ya sudah biasa, kalau tak suka harga jangan dibeli." Wanita muda yang dijuluki Nyonya Canghai bersandar di kursi sambil terus merapikan kukunya: "Di sini tidak ada tawar-menawar!"
"Baiklah, baiklah." Ia membentangkan tangan, berbisik dengan suara yang hanya bisa didengar mereka berdua: "Kudengar kabar... kau sedang mempersiapkan upaya breakthrough... rintangan setengah dewa..."
Senyum penuh keinsafan mengembang di wajahnya.
Gerbang batas maksimal setelah tingkat tiga bintang.
Tingkatan setengah dewa setelah tingkat enam bintang.
Rintangan ketuhanan setelah tingkat sembilan bintang.
Bisa disebut sebagai penanda kekuatan Prajurit Samsara, sekaligus tahapan terpenting dalam hierarki kekuatan mereka.
Setiap tiga tingkat, jurang pemisah antar Prajurit Samsara akan melebar bagai langit dan bumi, semakin tinggi level semakin besar perbedaannya.
Begitu berhasil mengatasi tingkatan tertinggi, kekuatan fisik diri akan berlipat ganda.
Mendengar ucapannya, ekspresi wanita di balik meja berubah. Mata pisau di tangannya memancarkan jejak aura samar yang langsung mengunci pria tak jauh darinya, niat membunuh yang halus namun tajam.
Andai saja ini bukan area aman yang melarang pertarungan, tak diragukan lagi lawan akan langsung melancarkan serangan mematikan.
“Jangan buru-buru... Hanya kebetulan saja tahu.” Matou Shinji sedikit waspada mundur perlahan: "Jika bicara tentang upaya breakthrough rintangan setengah dewa, tanpa bantuan legion besar mungkin akan sangat sulit? Lagipula hubunganmu dengan beberapa legion besar di sisi kekuatan juga tidak terlalu baik..."
“Aku tidak tertarik mendengarmu menyampaikan fakta untukku di sini.” Wanita bangsawan Canghai mengerutkan alis: "Mau beli cepat beli, tidak mau minggat!"
“Aku belum selesai bicara, lagipula, apa aku tipe orang yang cari-cari masalah?"
“Hei, sepengetahuanku di dunia FATE, hmm, dari tiga route, dua setengah memiliki atribut sampah."
“Itu dulu, bukan? Siapa yang tidak pernah melakukan kesalahan? Lagipula hanya berdasar plot masa lalu untuk menilai kualitas seseorang, terlalu gegabah bukan?"
Menghadapi ejekan lawan, Matou Shinji hanya mengangkat bahu tersenyum pasrah: "Kesalahan masa muda."
“Bicaralah cepat, kentut pun cepat keluarkan."
“Baik, baik, wanita dengan temperamen meledak memang tidak imut. Menandatangani kontrak, aku bisa menjadi anggota tim sementara untuk membantumu. Tapi setelah berhasil, kamu harus menyerahkan pengalaman dan pemahamanmu saat upaya breakthrough pintu setengah dewa tanpa ada yang disembunyikan. Saling menguntungkan, setuju?"
“Hei?" Wanita bangsawan Canghai tersenyum dingin: "Menggunakan aku sebagai batu loncatan?"
“Tidak bisa dikatakan, hanya saling menguntungkan. Lagi pula aku sudah mencapai tingkat enam bintang, naik ke Bintang Tujuh hanyalah masalah waktu.” Matou Shinji menatap lawannya dengan wajah tenang: “Dibandingkan itu, harga tiga gulungan Necromancer Scroll lebih murah, bukan masalah kan?”
“Sungguh kapten yang baik.” Nyonya Canghai berpikir sejenak lalu mengangguk: “Transaksi ini aku terima, mari tandatangani kontrak.”
“Hm, hm, menjadi gadis ajaib...” Sambil mengucapkan candaan klise, keduanya menandatangani kontrak yang dijamin oleh dewa utama.
Setelah penandatanganan selesai, Matou Shinji mengetuk kepala remaja di sampingnya, Index, dengan buku jari: “Selesai.”
Ceramah tentang berbagai kategori ilmu dan proses diferensiasi yang sedang diberikan kepada Bai Shuo terputus, akhirnya dia punya waktu untuk melihat barang-barang di kios sekitar.
“Melotot...” Index yang masih kesal menatap Nyonya Canghai, tapi diganggu oleh gerakan kasar Matou Shinji yang mengacak-acak rambutnya.
“Sudah, cepat bayar. Kita masih perlu berdiskusi serius dengan dua tuan dari Tim Harapan.”
“Satu plot A-level, plus rune 'Frost' tingkat Perak.” Dengan wajah cemberut, Index mentransfer satu plot A-level dari jam tangannya, lalu mengeluarkan kartu rune keperakan dari ruang angkasa dan melemparnya ke meja.
“Baiklah, sampai jumpa besok.” Matou Shinji berpamitan kepada Nyonya Canghai, lalu menggenggam leher Index yang masih dalam keadaan 'menatap...' siap untuk pergi, tapi tiba-tiba mendengar suara lain.
“Ini... apa?”
Bai Shuo berdiri di depan kios, memegang manik Buddha yang tidak utuh.
Saat Bai Shuo mengisi waktu dengan melihat-lihat sekilas, tanpa sengaja menemukan sesuatu yang terselip di antara berbagai barang.
Disebut tidak utuh hanya karena ini adalah satu manik tunggal, seolah dipisahkan dari rangkaian tasbih lengkap. Tertempatkan di antara peralatan berantakan, benda tak mencolok ini berhasil ditemukan Bai Shuo.
Hanya dengan menyentuh permukaannya yang kusam, Bai Shuo bisa merasakan kekuatan fisik tertentu yang mengalir perlahan di dalamnya.
Mata Bai Shuo sedikit terbentuk celah sempit, pandangan tajamnya menembus penampilan luarnya, merasakan kekuatan fisik yang masih bersirkulasi lemah di dalam. Meski kini hampir sepenuhnya tertidur, cahaya yang berputar di dalamnya masih menyimpan semangat dahulu kala bagai galaksi yang berputar.
Dan, di lapisan lebih dalam, masih tersisa sesuatu yang lain.
Seperti semacam semangat, tingkatan tertinggi, atau kekuatan ilahi...
Hanya dengan persepsi saja Bai Shuo sudah merasakan keakraban. Ia bisa merasakan jejak aura yang ditinggalkan mantan pemiliknya selama ratusan bahkan ribuan tahun.
"Nyonya Canghai mengangkat kepala, melirik sejenak lalu berkata: 'Itu, didapatkan terakhir kali di dunia mitos Raja Underworld, tasbih milik Saint Virgo Emas Asmita. Awalnya untaian utuh, sayangnya, setelah jurus Ledakan Haigu dari Kapten Pasukan 'Militer Dewa', hanya tersisa ini.'"
"'Virgo? Aku ingatnya Shaaka?' Bai Shuo mengangkat kepala dengan bingung."
"Sebagai salah satu kenangan bahagia masa kecilnya adalah berkumpul di depan TV menonton 'Saint Seiya' atau membaca komik bersama teman. Meski sebagian besar alur cerita dan karakter sudah terlupakan, setidaknya nama rasi Virgo masih diingatnya."
"Manusia yang paling mendekati dewa, Shaaka."
"'Asmita? Saint Virgo generasi sebelumnya ya?' Sun Wukong memegang dagu, mendekati Bai Shuo dari belakang sambil melihat pecahan cloth suci di tangannya: 'Seharusnya karakter dari mitos Hades kan? Dan ada ciri khas yang sangat menonjol - buta sejak kecil. Mirip dengan Kapten.'"
"'Oh?' Bai Shuo tersenyum: 'Sekedar dengar saja sudah cocok.'"
"Bai Shuo menggenggam erat pecahan di tangannya. Tanpa perlu alasan lain, hanya melalui jejak aura dan sisa kekuatan fisik yang tertinggal di dalamnya, dia sudah merasakan jalan yang nyaris identik dengan miliknya."
"Dan, lebih sempurna serta kuat darinya."
Jika bisa memahami kekuatan fisik yang terkandung di dalamnya, mungkin lubang pada diri sendiri juga bisa ditambal, dan di jalan maju telah ada penanda jalan yang langka.
"Bagaimana harganya?" Dia mengangkat kepala.
Wanita bangsawan Canghai tiba-tiba mengangkat kepala, setelah melihat mata Bai Shuo, kembali menunduk untuk merapikan kuku: "Langka ada yang mau, saya jual dengan harga promo, ambil dengan 9.000 poin hadiah."
"Terlalu mahal katanya!" Index melompat keluar lagi, kedua tangan menahan pinggang, wajah penuh kemarahan: "Paling mentok 5.000 poin hadiah, sama sekali tidak layak 9.000!"
Bai Shuo menunduk, merasakan manik-manik yang kokoh seperti Emas Vajra memancarkan gelombang getaran lemah di telapak tangan, setelah berpikir sejenak berkata: "Poin hadiah di sini agak ketat, bagaimana dengan satu kartu alur cerita tingkat B?"
"Sudah kubilang terlalu banyak!" Index mengembungkan pipi kesal, seperti anak kecil: "Untuk alat rusak seperti ini, cukup satu kartu alur cerita Tingkat C!"
Melirik Index yang terus membantah, wanita Canghai mengangkat kepala dan menyimpan pedangnya: "Aku Canghai berbisnis tidak pernah menipu tua atau muda, harga paten: 5.000 poin hadiah plus satu kartu alur cerita Tingkat C, setuju?"
"Terdeal." Bai Shuo langsung memutuskan, segera mentransaksikan sisa satu kartu alur cerita Tingkat C dan 5.000 poin.
“Mungkin di mata orang lain, Bai Shuo menghabiskan sejumlah poin hadiah yang tidak terlalu banyak untuk membeli sebuah perlengkapan yang tampak tidak berguna. Tapi nilai segala sesuatu bersifat relatif terhadap individu. Bagi mereka yang menempuh jalan berbeda, benda ini sama sekali tak berguna. Namun bagi Bai Shuo saat ini, manik-manik ini memiliki nilai yang sangat penting.”
“Hanya dengan merasakan kekuatan fisik yang terkandung di dalamnya, Bai Shuo sudah menyimpulkan bahwa jalan yang ditempuh oleh Ashirvad memiliki nilai referensi yang sangat penting baginya. Bahkan bisa dikatakan sebagai penunjuk arah. Dengan membandingkan diri terhadapnya untuk menutupi kekurangannya, suatu hari nanti dia juga akan mencapai tingkatan tertinggi yang sama!”
“Baiklah, sekarang mari kita bahas urusan resmi.” Matou Shinji menepuk tangan sambil menatap Bai Shuo: “Ada minat untuk berdiskusi?”
“Membahas apa?”
“Banyak hal.”
