Kekuatan yang bahkan tak bisa menembus selembar kertas itu memancarkan aura zen yang ganjil.
Bukan energi dewa maha dahsyat atau Penghancuran Total Jurus Tinju yang dulu harus mengumpulkan seluruh kekuatan hingga puncak. Meski terlihat mirip, bagi Matou Shinji ini sama sekali berbeda.
Dibandingkan dengan keganasan Penghancuran Total Jurus Tinju yang membunuh segala kejahatan, tusukan jari ini lemah bagai angin sepoi-sepoi - benih yang tumbuh dari reruntuhan jurus yang dihancurkan sendiri.
Meski masih menyisakan bayangan Penghancuran Total Jurus Tinju, ini sepenuhnya milik Bai Shuo.
Jalan bela diri yang ditempa dengan jiwa dan dibakar oleh tekad.
Seolah menyentuh sesuatu yang sulit dipercaya, Matou Shinji menoleh dengan tatapan kosong sesaat, namun segera mengulurkan telapak tangannya ke arah Bai Shuo.
Ujung jarinya memancarkan gelombang getaran niat membunuh yang setara dengan Bai Shuo. Dua aliran kehendak selembut angin itu merambat di tengah hampa, hingga akhirnya saling bersentuhan.
Derakan berirama terdengar samar. Setelah dua gelombang niat bertarung yang lemah itu bertahan lama di udara, barulah terdengar suara putus seperti senar harpa dari pangkal jari Bai Shuo.
Kekuatan fisik lemah di tangan Bai Shuo sirna, diikuti gelombang getaran niat membunuh yang juga menghilang di udara.
Dalam pertempuran yang kembali berkobar ini, Bai Shuo tetap menjadi pihak yang kalah.
Namun wajahnya justru menampakkan ekspresi lebih bahagia dari pemenang. Dengan gerakan jari-jari lemah di telapak tangan, ia berbisik: "Tampaknya... asumsiku benar."
Entah mengapa, ekspresi wajah Matou Shinji terlihat kaku. Diam-diam ia memalingkan muka, mengambil kembali cangkir teh di meja, dan meneguknya. Dari tenggorokannya keluar desisan halus yang tak terdengar oleh Index yang duduk di sebelahnya.
"Lumayan..."
Bukan terobosan mendadak seperti jenius legendaris, juga bukan pencerahan setelah latihan 10 tahun tanpa henti.
Dari konsep tinju Penghancuran Total melalui penghancuran diri sendiri hingga membangun kembali bentuk awalnya, Bai Shuo menghabiskan waktu 38 menit 13 detik.
Dalam 38 menit itu, dia telah memahami segalanya, menemukan arah untuk maju, dan memperoleh gambaran tentang cara melakukannya.
Bagaimana mungkin fenomena kelahiran dan kehancuran tingkatan tertinggi melalui proses "kehancuran sebelum pembangunan kembali" ini bisa diungkapkan hanya dengan kata 'lumayan'?
Ini bukan kesadaran bela diri dari jenis jenius berbakat alami, juga bukan dari jenis jenius pekerja keras - ini melampaui kedua kategori tersebut.
"Kalau sudah memutuskan bergabung dengan pasukan 'Salib', tak perlu terburu-buru menyelesaikan semuanya hari ini." Matou Shinji menatap Bai Shuo yang ber-ekspresi wajah pucat, mengeluarkan map dokumen dari ruang angkasa dan melemparkannya ke tangan Sun Wukong, "Isinya bisa kalian pelajari dulu. Untuk registrasi resmi, besok ikuti saja koordinat yang ada di dalamnya."
Matou Shinji berdiri sambil menunjukkan ekspresi wajah agak frustasi.
"Oh ya, kalau tidak suka diperintah orang, pilih saja kategori tim independen. Penjelasan detailnya semua ada di dalam."
"Sudah, Index, kita pergi." Ia menggaruk-garuk kepala remaja di sampingnya, "Masih banyak yang harus diselesaikan."
Index memiringkan kepala sambil menatap Matou Shinji, "Hmm... Si Rambut Rumput Laut kelihatan frustasi ya..."
"Meracau!"
“……”
※※※
Di bawah sorotan bola cahaya dingin yang menyebar di udara, Bai Shuo dan Sun Wukong muncul bersamaan di ruang Tim Harapan. Mereka melihat Chen Jingmo yang penuh rasa ingin tahu terbaring di kursi santai. Gadis itu menatap langit seperti sedang menonton film blockbuster mahal, mulutnya penuh popcorn.
Melihat Bai Shuo kembali, ia tersenyum lalu menunjuk langit sambil berkata dengan suara tak jelas: "Cepat lihat gadis ajaib~"
Pada detik pertama menginjakkan kaki di ruang ini, Bai Shuo langsung menyadari reaksi energi di atas kepalanya. Dengan bingung ia mendongak, melihat Ottolia melayang dalam pilar cahaya.
Ottolia yang tampak tertidur itu terapung dalam pilar cahaya, seolah terendam dalam wadah tak kasat mata. Cairan berpendar indah membungkus tubuhnya, meresap perlahan ke dalam tubuh mengikuti irama napasnya.
"Ini..." Mata keemasan kemerahan Bai Shuo langsung menembus esensi cairan tersebut.
Itu... energi yang dicairkan?
Cairan terkonsentrasi dari kekuatan kehidupan termurni memantulkan kilau mempesona. Ottolia yang terendam di dalamnya tertidur dengan helai rambut keemasannya berkibar-kibar, menampilkan keindahan yang tak terucapkan.
Chen Jingmo mendekati Bai Shuo, menatap fenomena abnormal di langit sambil mengeja perlahan: "Mo~ Kua~ng~"
“Hmm……Apa?” Sun Wukong memandang Chen Jingmo dengan ekspresi terkejut: “Yang di Final Fantasy itu?”
“Betul.” Chen Jingmo mengangguk dengan ekspresi seperti murid yang bisa diajar.
“Hei, itu bisa berakibat fatal!” Sun Wukong berkata dengan gelisah: “Bagaimana jika terjadi alergi atau penolakan?”
“Kau pikir aku tidak memikirkannya?” Chen Jingmo memandangnya dengan tenang: “Sudah diuji dewa utama. Tingkat keselarasan sangat tinggi, tidak ada reaksi alergi sama sekali. Hmm, perkiraanku setelah penguatan pertama bisa mencapai level 2nd di.”
“Kenapa aku dapat peringatan aneh begini?” Sun Wukong menyipitkan mata melihat Ottolia: “Kecepatan penyerapan ini...Hmm, masih menukar apa lagi?”
“Cuma...” Separuh kalimat pertama Chen Jingmo membuat Sun Wukong lega, tapi separuh terakhir membuatnya hancur: “...sel Jenova saja.”
“Oh, sel Jenova ya...” Sun Wukong belum menyadari, mengangguk sambil bergumam: “Jenova...”
“Astaga! Sel Jenova!” Ekspresi Sun Wukong seperti melihat hantu: “Kalian tidak takut kehilangan kendali? Itu sel monster yang telah menyerap nyawa ribuan planet!”
“Tenang saja, pasti aman!” Chen Jingmo menepuk dada dengan penuh keyakinan. Sayangnya, dadanya tidak terlalu berisi, dan Sun Wukong sama sekali tidak merasa tenang.
Sun Wukong berjongkok di tanah dengan wajah kecewa: "Sial, sial! Ksatria putri yang baik malah dirusak oleh wakil kapten..."
"Eh... Kalian sedang membicarakan apa? Tolong... jelaskan sedikit." Bai Shuo menunjuk Ottolia di tengah hampa: "Ada apa ini?"
"Baiklah, merendam cairan Mako, menukar sel Jenova." Sun Wukong duduk bersila sambil memandang Ottolia: "Berasal dari game terkenal Square Enix, serial Final Fantasy. Alur utama ada di 《Crisis Core》dan 《Advent Children》."
"Makna asli Jenova adalah krisis yang turun dari langit. Tubuh aslinya adalah makhluk luar angkasa yang menyerap nyawa planet melalui sel, ditemukan ilmuwan Shinra pada mayat spesies kuno. Eksperimen menunjukkan transplantasi selnya ke manusia bisa meningkatkan fungsi tubuh secara signifikan. Alur tengah dilewati, intinya ingin menciptakan manusia setara dewa."
"Hasil paling terkenal dan sukses adalah SOLDIER Shinra - Sephiroth, hmm... sekaligus bos utama dalam game."
"Tapi sel ini berasal dari monster penghancur planet. Semakin lama, semakin dikendalikan kehendak penghancurnya hingga akhirnya menjadi boneka."
"Cairan Mako juga merupakan salah satu penemuan perusahaan Shinra. Dengan mengekstrak konsentrasi kehidupan planet, cairan ini diproduksi. Setelah diserap tubuh manusia, dapat meningkatkan skill tubuh secara berlipat ganda. Cairan ini sendiri merupakan kekuatan kehidupan paling murni. Sebagian orang mungkin alergi atau bahkan mengalami kekacauan roh, seperti tokoh utama berambut emas yang malang, direndam dalam cairan Mako selama empat tahun dan hampir menjadi tanaman."
"Menggabungkan dua sistem penukaran ini, apakah tim cadangan berniat membuat SOLDIER Shinra?" Sun Wukong menghela napas lesu: "Risikonya terlalu besar, bukan?"
"Oh ya, SOLDIER Shinra adalah manusia super yang dibuat dengan menggabungkan dua teknologi ini, dibagi menjadi tiga level: 1st, 2nd, dan 3rd. Seperti Sephiroth dan tokoh berambut emas yang kusebut sebelumnya, mereka termasuk level 1ST. Tentu perbedaannya sangat besar, contohnya Sephiroth yang berada di puncak level 1ST ini hampir bisa menghancurkan planet dan membawa Bumi berkelana di alam semesta..."
"Hmm, terdengar sangat hebat..." Bai Shuo memegang dagu: "Bagaimana cara membawa Bumi berkelana di alam semesta?"
“Eh, ngomong-ngomong soal ini aku jadi pengin kritik!” Sun Wukong menghela napas dengan wajah pasrah: "Setelah perusahaan Shinra menghancurkan Bumi, Sephiroth ingin mengubah Bumi jadi bus besar, menyetir bus jarak jauh di alam semesta untuk mencari tempat tinggal baru. Hmm, tujuannya bagus sih, sangat megah, sayang cara eksekusinya payah banget! Dan yang paling ingin kukritik adalah, apa sih itu orang lulusan universitas atau belum ya?!"
"Nggak ada peta antariksa, nggak punya pengetahuan navigasi terkait, perkiraanku kalkulus lanjutan dan fisika universitas aja dia belum kuasai, konsep dasar aja kurang ngerti. Ngerti ilmu navigasi antariksa nggak sih? Bisakah kecepatan Bumi ditingkatkan sampai kecepatan kosmis ketiga? Jarak tempuhnya seberapa jauh? Sudah tentukan arah yang benar? Terbang kayak lalat buta, gimana kalau jatuh ke lubang hitam? Kalau... Aduh!"
Yang memotong ucapannya adalah kepalan tangan Chen Jingmo. Chen Jingmo menunjukkan kepalan tangan dengan ekspresi wajah muram, lalu melototinya tanpa berkata-kata.
"Ada apa?" Bai Shuo bingung.
"Nggak, nggak ada." Chen Jingmo menggelengkan kepala dengan wajah polos.
"Ah, kenapa di Ruang Dewa Utama aku masih bisa ketemu fansnya Sephiroth ya..." Sun Wukong duduk kembali di tanah dengan wajah paham: "Aku benar-benar nggak ngerti apa sih bagusnya rambut perak itu... Oke, aku diam."
Di bawah tatapan Chen Jingmo yang mulai muram lagi, Sun Wukong dengan bijak menutup mulutnya.
