Hal paling menyebalkan di dunia adalah ketika kamu sudah susah payah menguasai rahasia memanggang daging, bersiap-siap menikmati hasil jerih payah dengan gembira, tiba-tiba ada tamu tak diundang yang ingin melakukan sesuatu pada daging panggang atau padamu.
Dari dalam kegelapan hutan, tiba-tiba sekawanan burung beterbangan. Dalam kegelapan pekat seperti tinta, ada sesuatu yang perlahan mendekat.
Penuh dengan kelaparan dan nafsu makan, apa yang ada memancarkan teriakan kekacauan, membuat Bai Shuo secara instingtif merasakan sedikit perasaan krisis.
Hanya dari jejak aura yang terbawa angin, sudah memiliki momentum yang tidak kalah dari Bai Shuo.
Makhluk tak dikenal sedang mendekat dengan cepat, bau aneh dalam angin semakin pekat, alis Bai Shuo juga semakin berkerut.
Perlahan ia meletakkan kembali tusuk sate di tangannya ke rak panggang, kemudian menekan telapak tangan kosong, aliran udara yang terbawa terkonsentrasi bersama-sama, dari kejauhan menghancurkan api yang sedang membakar dengan dahsyat.
Maka hutan pun kembali tenggelam dalam gelap gulita.
Dalam kegelapan, samar-samar bisa dibedakan makhluk yang sedang mendekat cepat dari kejauhan, keempat anggota tubuh yang bergerak cepat secara bergantian setiap mencengkeram tanah akan melompat setinggi dua tiga zhang, bergerak maju di hutan dengan medan rumit seperti kera, sepasang mata memerahnya membuat merinding.
Tidak diragukan lagi, ini adalah binatang buas yang cukup mengancam Bai Shuo.
Dunia seperti apa yang bisa melahirkan sesuatu yang mengerikan seperti ini!
Bai Shuo menarik napas dalam-dalam, tertawa sinis dalam kegelapan: Ternyata dunia yang kumasuki tidak sesederhana yang kubayangkan.
Di tempat yang didudukinya, kekuatan tak kasat mata tiba-tiba menyebar. Lingkaran Tak Kasat Mata menyatu dengan hembusan angin yang kacau, membungkus aura mengancam yang terpancar dari Bai Shuo yang telah mencapai puncak kekuatan spiritualnya, dengan kokoh menguasai ruang seluas 50 meter.
Seperti Raja Binatang yang menandai wilayah kekuasaannya, ia memancarkan pesan murni penuh ancaman: Penjelajah, berhentilah!
Jika tak ingin terlibat dalam pertarungan mematikan yang tak terduga, tetaplah berdiri di luar lingkaran - atau lebih baik minggir!
Dalam kegelapan kekacauan, napas Bai Shuo bagai angin dingin yang menggantung di gua gelap. Perlahan ia mengambil posisi bertahan, siap melancarkan serangan mematikan kapan saja.
Makhluk yang mendekat dengan cepat seakan merasakan ancaman dari Bai Shuo. Di luar wilayah yang telah ditandainya, makhluk itu ragu-ragu sejenak, lalu tersenyum aneh dan melangkah masuk ke dalam lingkaran.
Begitu kakinya menginjak wilayah itu, Lingkaran Tak Kasat Mata yang telah menyebar maksimal langsung menyusut, menyelubungi sekujur tubuh Bai Shuo. Dalam kegelapan pekat yang tak tembus pandang, tiba-tiba terdengar suara "Boom" menggema.
Seperti gunung runtuh dan bendungan jebol, cekungan besar muncul di tempat Bai Shuo sebelumnya berdiri. Tubuhnya yang dibungkus angin kencang menciptakan medan pertahanan padat, tiba-tiba menyempitkan jarak dengan binatang buas penyerang.
Seketika, manusia dan binatang itu berhadapan muka dalam jarak sehelai rambut.
Pupil yang membara bagai cahaya mengerikan yang menakutkan dalam kegelapan. Begitu monster itu menyadari, kepalan tangan Bai Shuo menghantam dengan keras. Ilmu Vajra Emas diaktifkan, meningkatkan kekuatan fisik puluhan kali lipat yang cukup menghancurkan monster di hadapannya menjadi debu.
Pada detik berikutnya, dentuman keras terdengar dari tempat Bai Shuo menyerang. Bai Shuo dan monster penyerang itu terlempar ke belakang oleh gelombang udara akibat tabrakan dahsyat.
Jika sebelumnya Bai Shuo hanya merasakan bayangan perasaan krisis di hatinya sebelum bertarung, kini setelah serangan tinjunya, monster dalam kegelapan itu justru mengangkat kepalan tangan tanpa menghindar untuk menahan serangannya. Yang paling mengejutkan, kekuatan fisiknya ternyata dihalangi?
Tidak hanya itu, pada saat itu juga yang dirasakan Bai Shuo adalah kesetaraan kekuatan!
Meluncur di antara hutan lebat, mata Bai Shuo mengunci siluet yang bergerak cepat dalam kegelapan. Langkahnya berhenti sejenak, menghentikan momentum luncuran sebelum kembali menerjang ke arah sosok itu.
Menyadari serangan Bai Shuo kembali, monster itu mengeluarkan jeritan gembira. Berhenti di batang pohon raksasa, tanpa rasa takut sedikitpun, ia kembali mendekati Bai Shuo - bahkan seolah menikmatinya?
Kali ini Bai Shuo sekali lagi mengayunkan tinju kanannya yang dipenuhi kekuatan, sementara Monster itu tetap tidak menghindar dan menyambut serangannya secara frontal. Tepat di detik pertemuan kedua kepalan, senyuman licik tiba-tiba muncul di mata Bai Shuo.
Sesaat sebelum kontak, tinju Bai Shuo tiba-tiba terbuka menggambar lingkaran kecil di atas lintasan asli, sementara cakar Monster justru seperti menyerahkan diri, digenggam erat oleh Bai Shuo.
Sekejap kemudian, Bai Shuo mengaum keras seperti meriam ke Monster yang berada dalam jangkauan dekat. Tubuhnya berputar tiba-tiba, sementara lengan yang mengunci telapak tangan lawan diangkat ke bahu. Seperti putaran dadakan, setelah memutar 180 derajat, tarikan dahsyat yang mampu memutus baja tiba-tiba muncul dari lengan yang terangkat, disusul suara deru benda berat menerobos udara di antara pepohonan.
Ini adalah bantingan bahu dengan intensitas yang mampu memuntir Manusia Besi!
Apapun monsternya, matilah kau!
Di permukaan Bumi muncul cekungan aneh, Monster yang tertanam dalam tanah tak lagi bergerak.
Setelah melepaskan pegangan, Bai Shuo perlahan menghela napas.
Saat kontak tadi, dia hampir merasa aneh seolah memegang kereta cepat yang sedang melaju kencang!
Kekuatan fisik ini hampir melebihi dirinya sendiri!
Binatang buas di dunia ini semua monsterkah? Andai bukan karena teknik beladiranya, mungkin pertarungan akan berlarut-larut.
Dia nyaris tercekik oleh bau busuk yang perlahan menyebar di udara - sudah berapa lama makhluk ini tidak mandi?!
Dengan perlahan menyalakan obor, dia mendekati lubang dalam itu dan akhirnya melihat jelas wujud makhluk tersebut.
Kesan pertama: Kok mirip monyet banget sih?
Kesan kedua: Ini makhluk masih hidup!
Sebelum kesan ketiga muncul, makhluk berbentuk manusia di lekukan itu tiba-tiba menjerit kesakitan. Dengan kecepatan yang tak terduga oleh Bai Shuo, ia melompat keluar dari lubang dan menyerang musuh yang berada di depan mata.
"Aduh, sakit sekali!"
Dalam serangan gencar bagai angin topan, Bai Shuo samar-samar mendengar jeritan monyet itu.
Tunggu, dia... bisa bicara? ...Hantu!
Kalau memang hantu, tak perlu takut... Bai Shuo mengira ini makhluk aneh. Toh di dunia Huluwa, keberadaan hantu bukan hal yang asing, kan?
Dalam serangan liar bagai binatang, Bai Shuo menarik napas lega. Kemudian amarah yang terpendam membuatnya berteriak kasar: "Bikin Laozi kaget setengah mati!"
Lalu dimulailah pertarungan saling pukul mengandalkan tenaga murni!
"Kau yang pura-pura jadi hantu! Kau yang diam saja! Kau yang mengganggu makanku!"
……
Setengah jam kemudian, dentuman keras yang tak henti akhirnya mereda. Pertempuran panjang ini telah membuka area seluas setengah mu di tengah hutan lebat.
Di tengah puing-puing pepohonan, Bai Shuo dan sosok yaoguai berbulu yang mirip manusia saling menatap tajam. Manusia dan siluman itu mengeluarkan napas seperti bellow.
"Hei... Kau ini makhluk apa sebenarnya..." Bai Shuo menopang lututnya sambil terengah-engah, menatap yaoguai yang sedang menggosok bagian tubuhnya yang sakit di kejauhan: "Kau mengerti bahasaku?"
Yaoguai berbulu itu mengangkat kepala, menatap dengan mata melotong penuh kemarahan: "Aku tentu yaoguai! Kau... kau ini makhluk apa!"
Bai Shuo tertegun sejenak, lalu meledak marah sambil menunjuk dirinya sendiri: "Aku tentu manusia!"
Begitu kata-kata itu keluar, manusia dan siluman baru sadar telah mengajukan pertanyaan bodoh. Suasana canggung tiba-tiba muncul di antara dua pihak yang baru saja terjerat dalam pertarungan.
Yaoguai itu menggaruk bulunya yang lebat, menjepit dua kutu, lalu menuding Bai Shuo dengan kesal: "Aku cuma mau minta makanan! Kenapa kau pukul aku?!"
"Apa?!" Bai Shuo tiba-tiba merasa seluruh tenaganya terkuras, berteriak: "Ada yaoguai minta makan dengan cara berkeliaran di hutan belantara pegunungan?! Siapa pun pasti akan panik!"
"Aku yaoguai! Kalau tidak berkeliaran di hutan pegunungan, harus ke mana lagi?!" Makhluk dengan tubuh asli tak jelas itu juga merasa difitnah: "Aku belum sempat bicara pun kau sudah memukul!"
