Chen Jingmo duduk di atas pohon pinus tunggal di puncak gunung. Kedua kakinya menggantung dari cabang pohon raksasa, betis rampingnya bergoyang tanpa sadar.
Cabang itu menjulur melampaui puncak gunung. Di bawahnya terdapat jurang ribuan zhang. Lautan awan bergelombang mengikuti aliran udara kacau, sinar matahari yang menyinari permukaannya memantulkan lingkaran pelangi.
Menghirup dalam-dalam napas tajam yang berhembus, dia memejamkan mata, bersandar di batang pohon raksasa, merasakan gelombang getaran jiwa yang berasal dari kedalaman kulit kayu, menarik napas lega menikmati udara santai.
"Ottolia, hari keempat ya." Seperti berbicara pada udara, Chen Jingmo menepuk batang pohon di bawahnya, kedua betisnya berayun-ayun: "Bagaimana perasaanmu?"
Gelombang jiwa yang familiar merambat dari kedalaman batang pohon, membuatnya sedikit tenang, melanjutkan pandangan ke lautan awan yang bergulung.
Sudah lima hari sejak berpisah dengan Bai Shuo.
Setelah beristirahat sebentar, Chen Jingmo segera membawa Ottolia yang sudah tak sadarkan diri menuju arah Gua Cahaya Keemasan, sepanjang perjalanan hanya menghadapi dua siluman yang bisa diatasinya sendiri tanpa hambatan berarti.
Namun kondisi Ottolia justru memburuk dengan cepat. Dalam pertempuran, overdosis tenaga dan trauma yang diterima Ottolia sebagai penyerang utama di garis depan jauh lebih parah dibanding Chen Jingmo, setelah sadar sesaat tiba-tiba terjatuh dalam tidur panjang.
Faktanya, Ottolia benar-benar mengalami masalah serius.
Meski telah memiliki kekuatan tempur tingkat tiga bintang setelah penguatan awal, dia benar-benar tidak sebanding di bawah Caiyun yang berada di puncak tingkat empat bintang. Setelah menanggung satu serangan penuh kemarahannya, luka tersembunyi dalam tubuh Ottolia sudah cukup untuk mengakhiri nyawanya.
Jika bukan karena saran Chen Jingmo untuk menukar sel Jenova sebagai penguatan, mungkin Ottolia sebagai manusia murni sudah hancur lebur oleh serangan itu.
Jenova, krisis yang jatuh dari langit, bentuk sempurnanya bahkan mampu menyerap kehidupan planet-planet. Dalam plot Final Fantasy, ia telah menyebabkan beberapa kali krisis umat manusia, namun juga menunjukkan bahwa ini benar-benar sistem penukaran yang sangat kuat. Selain persyaratan penukaran yang ketat, tidak ada kekurangan lainnya.
Harus manusia murni, dan setelah melalui penguatan tubuh lainnya, sekali melakukan penukaran Jenova akan memicu reaksi penolakan hebat yang tak terduga. Dua kekuatan ini bertarung dalam tubuh manusia, hasil akhirnya sembilan dari sepuluh kasus akan saling melukai. Bahkan dengan dewa utama yang bisa memperbaiki kapan saja, seseorang mungkin berubah menjadi monster bentuk mengerikan. Jalan evolusi terputus, belum lagi meninggalkan bahaya laten besar.
Selain itu, tubuh harus cukup kuat, setidaknya harus tetap sadar saat transplantasi sel Jenova, menggunakan tekad baja untuk menahan kepedihan yang mendalam dan memasukkannya ke dalam sirkulasi fisiologis tubuh. Jika tidak, ini hanya menanamkan bom yang bisa meledak kapan saja dalam tubuh.
Setelah mempertimbangkan, Ottolia tetap memilih penguatan yang terlihat sangat ketat ini, menahan kesakitan hebat, dan akhirnya berhasil.
Untuk melangkah lebih jauh, sel Jenova harus diaktifkan. Jenova yang tersadar ibarat monster kelaparan selama 10.000 tahun, langsung mulai menyedot energi kehidupan murni dalam jumlah besar. Tanpa tindakan penanggulangan, kemungkinan Inang tersedot menjadi mayat kering memang ada.
Energi kehidupan murni bukanlah masalah yang bisa diatasi dengan sembarangan memakai pembangkit listrik tenaga nuklir. Cara yang ditemukan Bai Shuo di Batalyon Salib semuanya membutuhkan persiapan dan proses yang sangat rumit.
Contoh sukses memang ada. Seperti seorang Prajurit Samsara yang memperkuat arah spiritual di plot , pada detik-detik terakhir pengaktifan Alkimia Tanah Air, dengan bantuan satu tim, ia menarik 'Homunculus' dari posisi pusat gravitasi lalu merebut tempatnya.
Hanya dalam setengah jam, Prajurit Samsara tanpa penguatan fisik sama sekali ini - melalui sel Jenova - menyerap nyawa dan jiwa tak terhitung. Kekuatan fisiknya melonjak dari satu bintang ke enam bintang seperti naik pesawat! Kekuatan spiritual yang awalnya sudah luar biasa pun cukup untuk mengintimidasi sepenuhnya sel Jenova yang telah menguat.
Seperti cara curang yang membuat Prajurit Samsara lain cemburu, iri, dan benci sambil meniru, sayangnya karena masalah motivasi atau faktor internal, tidak ada satu pun yang berhasil kemudian.
Tanpa kekuatan spiritual yang kuat, bagaimana mungkin menekan Jenova yang telah menyerap ribuan jiwa penuh amarah? Jika rekan tim tidak kompeten, syarat awal pun tidak terpenuhi.
Selain itu tidak bisa melakukan penguatan raga terkait lainnya. Kecuali Batalyon besar, tim lain tak memiliki keunggulan untuk mencetak tenaga profesional.
Ilmu terkait beserta proses dan aspek penting berhasil dirangkum oleh yang sukses, dijual dengan harga tinggi di pasar transaksi. Batalyon 'Berbentuk Salib' langsung memborongnya untuk distribusi internal. Cukup dengan poin kontribusi memadai, batalyon akan mengatur semua syarat lainnya secara gratis. Tinggal duduk saja nanti.
Sayangnya 30.000 poin kontribusi - bahkan menguras habis Tim Harapan pun takkan cukup! Nilai tukar kontribusi dan poin hadiah adalah 1:5!
Jadi penguatan Ottolia hanya bisa dilakukan perlahan dengan mencari cara.
Empat hari lalu, pilihan baru muncul di hadapan Chen Jingmo.
Saat mereka akhirnya tiba di depan Gua Cahaya Keemasan, Taiyi yang telah lama menunggu akhirnya muncul. Dalam persepsi Jingmo, gelombang jiwa yang begitu kuat mampu menyelimuti seluruh pegunungan - bahkan Tuhan Kematian dalam 《Soul Eater》yang menyelimuti kota dengan jiwanya pun tak ada artinya dibanding ini.
Hanya dengan mengulurkan telapak tangan, jiwa Nezha langsung dikeluarkan dari tubuh Chen Jingmo. Gerakannya alami sempurna, tanpa kesan buatan sedikit pun. Sementara Chen Jingmo masih terkejut, Taiyi yang telah menyimpan jiwa Nezha itu kini mengamati mereka.
Sosok makhluk surgawi yang samar wajahnya, bagai diselubungi kabut tipis itu memandang Chen Jingmo: "Kalian, cukup baik."
Chen Jingmo terdiam sejenak sebelum menunduk menjawab: "Nezha ini anak yang polos dan menggemaskan. Ia juga banyak membantu kami di Kota Chentang."
"Baik secara perasaan maupun ritual, kami tak bisa membiarkan jiwa Nezha tercerai-berai."
"Kini dengan campur tangan Yang Mulia, tentu semuanya akan baik-baik saja."
Taiyi tetap tenang mendengar jawaban Chen Jingmo. Tatapannya beralih ke Ottolia yang tak sadarkan diri di belakang Chen Jingmo. Setelah mengamati keduanya, ia berkata: "Bagus. Meski ada jejak aura aliran jahat, tapi dengan semangat membara seperti ini, di masa depan mungkin bisa meraih pencapaian."
Detak jantung Chen Jingmo tiba-tiba berpacu kencang mendengar perkataan Taiyi.
Meski dirinya bukan pengikut aliran sesat, sifat Persenjataan Kegelapan memang bukan sesuatu yang mulia. Apalagi di dalam tubuh Ottolia masih tersembunyi sel Jenova.
Dia tidak berani lengah, memaksakan diri menahan kecemasan di hati, berusaha menampilkan sikap semangat kebajikan yang teguh, lalu mulai memamerkan pengetahuannya. Dengan menggabungkan pengalaman menonton sinetron TVB, film silat kontinental yang rumit, serta novel web, dia berkata:
"Hamba pernah mendengar orang berkata, teknik tidak memiliki kebaikan atau kejahatan, hanya jalannya yang satu. Jika digunakan untuk kebajikan, bisa memberi manfaat bagi dunia. Meski hamba tidak berbakat, hamba pasti tidak akan terjatuh ke jalan Iblis."
Setelah Chen Jingmo selesai berbicara, bahkan dirinya sendiri tidak terlalu percaya dengan kata-kata ini. Ia sulit membayangkan seorang Prajurit Samsara yang menukar Kemampuan Iblis tidak bermain 'xixile' - lalu apa gunanya? Tapi perkataan penyelamat muka seperti ini harus tetap diucapkan.
Saat pikiran Chen Jingmo kacau tadi, hampir saja semangat TVB menyatu padanya. Ia nyaris menepuk bahu Taiyi sambil berkata: "Nah, Dewa, sebagai manusia... yang paling penting itu harus bahagia..."
Tentu saja, Taiyi tidak berminat kehilangan wibawa dengan mengintip pikiran seorang junior. Sosok agung yang membiarkan Nezha berulah bahkan mendukungnya ini, entah apa yang direncanakan dalam hati. Meski Chen Jingmo dan kawan-kawan mungkin mengacaukan rencananya, tapi mereka telah menyelamatkan nyawa muridnya. Tidak mungkin dia hanya mengeluarkan hening dingin, melepaskan Kubah Api Naga Sembilan, lalu...
Jika melakukan itu, akan terlihat terlalu kejam. Jadi, imbalan yang seharusnya tetap harus diberikan.
Matanya menatap mata Chen Jingmo, lalu berkata perlahan: "Kedua tuan telah bersusah payah melestarikan jiwa Nezha dan mengantarkannya ke Gua Cahaya Keemasan. Meskipun kemampuan spiritual hamba rendah, hamba tetap ingin membalas jerih payah kalian. Apakah ada permintaan khusus dari kedua tuan? Hamba pasti akan memenuhinya."
Setelah mendengar ini, hati Chen Jingmo dipenuhi keraguan. Entah karena dia mengukur hati orang suci dengan pikiran piciknya sendiri atau bagaimana, ucapannya terdengar penuh makna tersirat...
Pertama, kau bilang kalian cuma mengantarkan jiwa muridku, jasamu tidak besar. Kedua, kau tekankan bahwa kekuatan magisku lemah, jangan meminta terlalu banyak. Terakhir, kau tanyakan apa yang kami inginkan.
Setelah lama berpikir, dia mengeluarkan senyum getir dan merendahkan sikap, membungkukkan pinggang sambil menjawab jujur: "Meski tak berniat mencari keuntungan, saat ini kami memang tak berada dalam posisi untuk menolak balasan. Terima kasih atas kebaikan Yang Mulia."
Jelas terlihat sikap Chen Jingmo yang tulus tanpa kepalsuan telah memenuhi harapan Taiyi. Kemudian dia melanjutkan:
"Hamba tak berani serakah. Hadiah apapun yang dianugerahkan, semuanya terserah kebijaksanaan Yang Mulia."
Dalam ucapannya, Chen Jingmo berusaha keras mengembalikan bola keputusan ini. Bagaimanapun Taiyi tampaknya bukan tipe pelit - hadiah misi sudah diterima, keuntungan tambahan hanyalah bonus. Lebih baik tidak memancing kemarahan Taiyi karena hal ini.
“Oh?” Alis Taiyi berkerut, diam sejenak, pandangannya jatuh pada tubuh Ottolia, lalu menyapu:
“Orang di belakangmu mengalami cedera serius, dan mengandung garis keturunan siluman. Aku bisa menyembuhkannya, bahkan meningkatkan setengah langkah kemampuannya, sehingga garis keturunan siluman tidak lagi memengaruhinya, malah menjadi kekuatan pendukung.”
Chen Jingmo tertegun sejenak lalu tersenyum, menurunkan Ottolia dari punggungnya, menggendongnya di dada, lalu mengangkatnya perlahan.
“Adik perempuanku luka parah, sudilah Guru Immortal menolong.”
Taiyi mengangguk dan berbalik:
“Ikutlah aku.”
※※※
Setiap judul bab harus delapan karakter, sangat merepotkan...
