“Satu tim di lapisan luar Batalyon terbukti mata-mata dari Batalyon sisi teknologi lain, jadi...”
“Dibunuh?” Bai Shuo mengambil Gulungan itu: “Apa data atau artefak berharga yang dicuri?”
“Sebagian desain Menara Babel. Menurutmu ini penting?”
“Ba... Bie... Ta...” Bai Shuo mengikuti jari Aaron menatap langit-langit, matanya menyipit. Dalam menara raksasa ini, cahaya sihir yang tak terlihat oleh manusia biasa memenuhi setiap sudut yang bisa dilihatnya, terus-menerus bersinar dengan warna misterius.
Di bawah peringatan Aaron, Bai Shuo mengembangkan cermin hatinya. Reaksi mantra yang sebanyak taburan bintang tercermin dalam hatinya, jumlahnya yang luar biasa membuatnya menarik napas tajam.
Setiap batu bata diukir dengan mantra rumit, setiap dinding ditandai lapisan berbeda. Rangkaian sihir besar-kecil ini saling bertautan, membentuk sirkulasi halus maupun masif. Mereka menyusun akar dan urat seperti pohon raksasa yang tumbuh selama 10.000 tahun, menembus seluruh menara bahkan hingga area tak terlihat Bai Shuo.
Kekuatan fisik di setiap aliran rahasia cukup untuk membuat prajurit reinkarnasi bintang lima biasa malu.
Batu bata tak terhitung, jumlah dinding yang tak terukur, tingkat yang hampir mencapai 10.000 - semuanya bersatu padu.
Menara Babel... Apa sebenarnya ini?
Hanya saat Aaron mengizinkan Bai Shuo untuk mengobservasi, barulah ia sedikit memahami esensi menara ini.
Ini bukan sekadar 'menara'! Jika cahaya spiritual sedemikian banyak menyatu seketika dan meledak, daya hancur yang dihasilkan...
Bangsat! Sebesar apa itu? Bai Shuo tak bisa membayangkannya.
Bai Shuo sama sekali tak bisa memahami hakikat menara ini. Bangunan raksasa yang awalnya ia pahami telah berubah menjadi monster besar berselimut penyamaran.
“Ini Menara Babel?” Bai Shuo bergumam: “Menara raksasa yang menembus langit dan Bumi... Kalian sebenarnya ingin melakukan apa?”
“Bukan kalian, tapi kita.” Aaron memperbaiki kosakata Bai Shuo, senyum tak pernah pudar dari wajahnya: “Lupa kukabarkan, Menara Babel sebenarnya adalah menara penyihir.”
Menara penyihir? Bai Shuo menahan dorongan untuk membalik meja.
Menara penyihir dalam cerita fantasi itu sih dibanding Menara Babel cuma seperti tusuk gigi! Tusuk gigi!
“Fungsinya benar-benar banyak, aku bingung menjelaskannya.” Mata Aaron menyipit sambil tersenyum: “Anggap saja ini sebagai alat perang raksasa yang tersusun dari 200+ perangkat bintang sembilan.”
Persis seperti seseorang duduk di depan Bai Shuo yang dulu, dengan tenang berkata: “Besok kita ledakkan Washington yuk? Lihat, ini tombol peluncur nuklir...”
Sungguh tenang, keren banget, menggemparkan...
Inilah 'Salib', salah satu pondasi pembaruan dunia dengan api.
Bai Shuo perlahan menarik kembali pandangannya yang mendongak: “Maaf, aku tak tahu harus tersenyum bagaimana menghadapi ini.”
“Ini adalah bukti gelar Sembilan Raja, tentu tidak mungkin sembarangan.” Aaron memandang sekeliling: “Salah satu takhta, Takhta Misteri, Sumber Keilahian...”
Aaron berhenti, tersenyum dan berkata: "Topiknya agak melenceng, yang dicuri kali ini adalah sebagian sistem kendali dan desain teknologi penyerapan energi. Meski tidak lengkap, tetap mengandung rahasia penting. Tapi tenang, agar tidak mencurigakan kami, kemampuan mereka sendiri sebenarnya rendah. Hanya mengandalkan dua artefak mereka bisa mencuri desain itu sebelum menarik perhatian. Saya perkirakan mereka tidak sengaja mengaktifkan lapisan pertahanan saat memasuki inti Menara Babel, lalu asal mengambil dua dokumen. Tapi artefak yang bisa membuka celah tanpa terdeteksi itu sangat unik. Sepertinya untuk mendapatkan desain Menara Babel, 'orang-orang itu' benar-benar membayar harga yang mahal."
"Kamu tingkat bintang berapa?" tiba-tiba Bai Shuo bertanya.
Meski bingung, Aaron tetap sabar menjawab: "Menilaidi Administrator, sekitar bintang sembilan..."
"Mereka yang dianggap prajurit samsara bintang sembilan terlihat kemampuannya biasa saja..." Bai Shuo menghela napas: "Lalu bagaimana penilaianmu tentang kekuatan saya sebenarnya?"
Aaron mengangkat mata. Bai Shuo tiba-tiba merasakan seluruh menara mengawasinya. Keinginan yang ada di mana-mana menyiram dirinya seperti air dingin dari ujung kepala hingga kaki, lalu menghilang.
Inilah 'mata' mantan Raja Penghancur yang kini menjadi Administrator Menara Babel - melampaui batas penglihatan fisik, mencapai tingkat ramalan setara dewa.
Hanya pandangan dari tubuh aslinya sudah membuat Bai Shuo menggigil di hati.
Aaron menatap Bai Shuo dengan serius dan menjawab: "Lumayan."
"Dua penilaian, satu kekuatan tidak tinggi... satu lumayan..."
Bai Shuo tersenyum getir dan mengangguk, mengingat status lawan bicara, pujian "kekuatanmu lumayan" memang sesuatu yang istimewa.
"Dua penilaian ambigu, tidak bisa melihat apa-apa dari ini."
Aaron berpikir sejenak sebelum berkata: "Jika membandingkan kekuatan komprehensif dua tim, kalian sedikit lebih unggul. Untuk kekuatan individu, kamu bisa tidak terkalahkan melawan masing-masing anggota mereka."
"Kalau begitu, ini adalah ujian untuk Tim Harapan?" Bai Shuo menjepit gulungan itu dengan dua jari, menegakkannya di ujung jari dengan keseimbangan yang goyah.
Tanpa menyembunyikan apapun atau menggunakan retorika, Aaron langsung mengangguk: "Benar."
Bai Shuo menatap gulungan yang terayun-ayun di jarinya: "Manfaatnya."
"Setelah masuk tim inti, jika ambisi kalian cukup, bisa mencapai tingkat enam bintang dalam lima misi." Aaron menjelaskan: "Kami akan berikan bantuan maksimal untuk meminimalkan krisis. Untuk melewati gerbang semi-dewa di tingkat enam bintang, kami akan siapkan tim khusus untuk bantu kalian mencapai breakthrough. Cukup satu orang berhasil, Tim Harapan bisa bertahan di ruang ini."
Bai Shuo terdiam. Gulungan di jarinya terus bergoyang namun tak jatuh. Akhirnya dia menghela nafas: "Kedengarannya sempurna..."
"Bukan sekadar terdengar, percayalah padaku." Aaron menyelesaikan kalimatnya, menunggu jawaban Bai Shuo.
“Baik.” Bai Shuo tiba-tiba meremas gulungan itu, perlahan menyimpannya: “Bagaimana dengan proses spesifik dan datanya?”
“Tenang, akan dijelaskan secara detail sampai kamu terkejut, kami punya orang dalam.” Aaron tersenyum: “Semua detail sudah tertulis di dalam, tidak perlu diulang. Percayalah, kamu tak akan menyesal.”
Bai Shuo mengangkat bahu: “Aku hanya percaya kekuatan Batalyon Berbentuk Salib tidak akan menipu bidak kecil seperti kami.”
“Pahlawan lahir dari bidak-bidak kecil, kami sangat yakin akan hal itu.”
“Baiklah, satu masalah sudah selesai, ada urusan lain.” Bai Shuo meneguk teh merah di hadapannya: “Kali ini aku sekalian datang untuk meminta bantuan.”
Aaron membuka kedua tangannya: “Silakan bicara, tidak apa-apa. Jika masalah kecil, bisa kubantu. Tapi untuk kesulitan besar, mungkin perlu kontribusi.”
Dia menjelaskan dengan penuh pertimbangan: “Ini aturan, kamu paham.”
“Aku mengerti, tidak pantas menerima hadiah tanpa kontribusi, bukan?” Bai Shuo mengangguk, mengeluarkan data ilmu sihir penukaran dari ruang angkasa: “Bukan masalah besar, ingin mencari orang yang bisa membantuku menyusun data ini. Jika memungkinkan, ajari aku.”
Dibandingkan pasar transaksi yang penuh dengan naga dan ular, sebagai organisasi besar, kredibilitas Batalyon Berbentuk Salib tidak diragukan - takkan ada praktik menyesatkan yang disengaja; plus sebagai guild yang sama, poin hadiah yang dibutuhkan juga lebih murah.
Aaron melihat data di tangan Bai Shuo, tidak menerimanya, tapi berpikir sejenak lalu berkata:
“Jika ini masalahnya, guild bisa menjembatani Anda dengan beberapa penyihir internal dan peneliti terkait. Transaksi ini bisa dilakukan dengan jaminan keadilan dari 'berbentuk salib', bagaimana?”
“Tidak masalah.” Bai Shuo mengatupkan tangan berkata: “Lebih baik sekarang.”
Aaron mengangguk berkata: “Tunggu sebentar.”
Sesaat setelah ucapannya, Bai Shuo merasakan sesuatu yang tak kasat mata terbang dari cangkang itu, seperti arus laut yang terbentuk di udara seketika, mengalir kembali ke tubuh tersebut. Maka terciptalah lorong tak kasat mata antara cangkang dan Menara Babel, informasi minum seperti ikan pun bertukar dan tersaring.
Hingga akhirnya, Aaron membuka matanya dan tersenyum pada Bai Shuo: “Kamu benar-benar beruntung.”
“Bagaimana maksudnya?” Roh Bai Shuo langsung bersemangat, bertanya.
Jari Aaron melukis pola di udara, meninggalkan jejak samar yang membentuk cermin sertifikat.
“Index kebetulan sedang meminjam laboratorium Menara Babel untuk simulasi Hukum Bebas. Kurasa kalian bisa berkomunikasi lebih lancar.”
Bai Shuo juga tersenyum. Meski tidak sering berinteraksi, remaja bernama Index itu memang banyak membantunya. Dengan dia sebagai perantara, hatinya pun tenang. Seketika ia mengangguk: “Terima kasih atas bantuannya.”
“Tapi ada satu hal yang perlu diperhatikan.” Aaron berkata dengan sangat serius: “Ini hanya sebuah saran, tapi kupikir kebanyakan orang akan mematuhinya. Meskipun hubunganmu dengan Index cukup baik, namun prinsip nilai setara adalah kebenaran mutlak. Transaksi tanpa harga adalah perilaku yang sangat dibenci oleh kebanyakan Prajurit Samsara, dan juga tidak baik untuk perkembangan persahabatan pribadi kalian berdua; ‘Batalyon’ juga tidak memberikan jaminan untuk transaksi semacam ini, jadi harap berhati-hati.”
Bai Shuo tertegun mendengarnya, dia benar-benar tidak pernah berniat mencari keuntungan tanpa modal seperti itu. Tapi ini juga menjadi hal yang perlu dia perhatikan. Meskipun Index lebih muda, tetap perlu memahami posisi relatif di antara mereka. Jika hanya tahu meminta, persahabatan mereka mungkin akan memburuk dengan cepat, sampai akhirnya menjadi seperti orang asing.
Pria paruh baya di depannya meski berbicara tanpa banyak basa-basi, Bai Shuo tetap merasa berterima kasih atas peringatannya.
“Baguslah, Batalyon juga berharap unit-unit bawahannya bisa menjaga hubungan yang harmonis. Sayangnya selalu ada yang tidak mengerti, dan beberapa orang lain yang sulit diajak berinteraksi, ha...”
Aaron menghela napas, setelah sedikit mencurahkan keluh kesahnya, dia tidak melanjutkan lagi.
Jarinya menyentuh permukaan cermin itu, riak-riak air pun bergetar. Dalam cermin terpantul kepulan asap hitam pekat, suara batuk terus-menerus terdengar, dan sebuah suara familiar bagi Bai Shuo yang sedang batuk sambil mengeluh keras:
“Hmm……Di mana lapisan ventilasi? Kenapa tidak aktif otomatis! ……Eh? Kok tidak ketemu? Hmm… Dasar sialan! Kenapa ramuan Nibelungen ditaruh di lemari nomor tiga! ……Aduh… Gagal lagi!……”
※※※
Pengaturan takhta akhirnya terungkap ya...
