Saat ini, pemandangan asli tergantikan oleh bayangan barrier. Tirai air tak terhitung yang diwarnai selubung darah tipis memenuhi seluruh distrik secara tak beraturan, menjadi penghalang antara Bai Shuo dan Joshua.
Dalam tirai air transparan yang samar, kilatan misterius terus melintas. Lapisan-lapisan air memunculkan bayangan ilusi: Buddha memetik bunga tersenyum, Emas Vajra menggeram marah, Raksasa Pembunuh bertarung habis-habisan, para dewa tersenyum anggun, hiruk pikuk duniawi...
Di sini terkandung segala pemahaman Bai Shuo tentang kekuatan fisik, bahkan bentuk awal dari tingkat tertinggi 'Roda Enam Alam'.
Berbagai ilusi yang nyata dan palsu terus berubah seperti kilatan listrik, memukau mata dan membuat kecanduan.
"Ini adalah pencerahan dari 《Heart Sutra》: Seperti mimpi dan ilusi, seperti embun dan godaan, segala hukum yang berkondisi, harus dipandang demikian."
Melalui bayangan ilusif yang tak terhitung seperti gelembung, senyum Bai Shuo khidmat seperti dewa langit. Suara yang muncul dari segala arah memasuki telinga Yosua.
"Selamat datang di barrier terkuat: 'Lantai 64 Balai Persembahan'! Tapi aku lebih suka menyebutnya..."
Setelah jeda sejenak, suara Bai Shuo tiba-tiba muncul dari belakang Yosua: "Wu Jian!"
Siulan tajam yang menusuk telinga terdengar di titik terdekat di belakang Yosua. Telapak tangan yang membakar Api Naga Murka mengepal, menghantam punggungnya tanpa belas kasihan.
Menembus lapisan kilatan listrik yang bertubi-tubi, tubuh Yosua terlempar dari tempat yang tak terbayangkan.
"Jangan terkejut, jangan ragu..." Suara Bai Shuo yang lembut namun dingin terdengar di telinganya: "Kau akan segera memahaminya."
Sebuah telapak tangan berapi tiba-tiba muncul di depan mata Yosua, samar terlihat tulang putih di dalamnya.
Tangan tulang putih menembus aliran listrik yang melingkupi tubuh Yosua, dengan garang mencengkeram wajahnya:
"Ini baru permulaan."
……
※※※
Dalam hujan deras yang tiba-tiba, kabut tebal semakin menyebar. Tertawa aneh dalam kabut dan pisau bedah yang muncul-tenggelam pun semakin terasa asing.
Ini adalah kediaman Tohsaka, hanya terpisah oleh satu lantai dari bengkel sihir Tohsaka Tokiomi. Namun Qin Anze menemukan bahwa dirinya bahkan tidak bisa menemukan lokasi musuh licin seperti ikan itu.
Dalam kabut yang pekat, orientasi arah depan-belakang-samping benar-benar kacau. Qin Anze memegang dua pistol tangan besar dengan siluet ekstrim, berlari cepat dalam kabut sambil sesekali menembakkan senjata ke arah sosok bayangan hitam yang tiba-tiba muncul.
Dentuman keras ditelan oleh kabut. Dengan amarah, Qin Anze menyadari tidak hanya gagal membunuh musuh yang jelas jauh lebih lemah ini, tapi juga kehilangan orientasi arah dasar.
GPS di tangannya telah kehilangan sinyal. Terpengaruh kabut mirip wilayah kekuasaan ini, bahkan komunikasi menjadi terputus-putus.
Ia terengah-engah dalam kemarahan, menembakkan senjata secara acak ke segala arah. Pistol tangan yang penuh keganasan terus mengeluarkan suara memekakkan telinga.
Kabut terus menyebar dan berkumpul kembali, kemudian mulai menyusun ulang diri lagi.
Sama sekali tidak efektif.
Liang Gongzheng dengan topeng Black Jack di kepala, asyik memainkan pisau bedah sambil muncul dan menghilang dalam kabut. Meski terlihat santai, sebenarnya ia sedang berjuang keras mempertahankan skala kabut dan menjaga situasi mencurigakan di depannya.
Sejak dua menit lalu, serangkaian pertanyaan dan perintah terus datang dari Kirei Kotomine, namun Liang Gongzheng sama sekali tidak menghiraukannya.
Seperti sudah bermain dungeon selama lima jam dengan susah payah, saatnya membuka BOSS terakhir, momen genting inilah.
Tanpa Command Spell, ngomong JB aja!
Di satu sisi membiarkan ilusi pembelahan diri yang ngawur terus berdebat dengan Kirei Kotomine, sementara di sisi lain ia harus menyelesaikan musuh yang sangat merepotkan dan sudah mencapai batas maksimal ini.
Dari kedalaman kabut tiba-tiba terdengar suara sesuatu yang berputar, suara jernih dan indah itu...
Itu adalah bunyi halus putaran laras senapan mesin!
Seketika, hujan peluru menutupi area luas kabut, meliputi seluruh zona tempat siluet Liang Gongzheng muncul.
Peluru yang meraung nyaris bersentuhan dengan tubuh Liang Gongzheng terus melesat, menggores kekosongan yang tipis dan kencang dalam kabut pekat.
Dirinya sudah terkunci oleh musuh.
Qin Anze yang akhirnya menemukan musuh, takkan membiarkan Liang Gongzheng lolos lagi.
Seperti sulap, senapan mesin besar di tangannya lenyap, seketika siluet penyembur api raksasa yang bentuknya ekstrim muncul di telapak tangannya.
Melalui transformasi rune tipe 'menggerogoti', semburan api merah darah beracun korosif menerpa wajah.
Meriam tangan 'warisan' ungu tanpa peluru, senapan mesin raksasa yang muncul tiba-tiba, penyembur api fokus dengan atribut sihir...
Belum berakhir.
Saat api berhenti, peluru meriam meluncur dengan suara meraung; disusul tembakan meriam anti-tank; senapan laser menyemburkan sinar laser memfatalkan berpanas tinggi...
Setelah serangkaian serangan ganas, separuh rumah Tohsaka telah hancur, sementara jubah Hitam Liang Gongzheng telah tercabik-cabik oleh tembakan meriam yang dahsyat.
Tubuh pucat pasi yang tampak seperti dijahit dengan benang terungkap, dipenuhi luka mengerikan dan bagian yang hilang. Sebuah lengan telah hancur oleh ledakan, namun di tangan satunya, ia masih mencengkeram erat pisau bedah berkilauan dingin!
Saat ini, pisau bedah itu telah menempel di leher Qin Anze.
Ini adalah serangan mematikan yang akan menusuk arteri leher...
"Jenderal!" Senyum aneh muncul di wajah Qin Anze. Lubang hitam laras meriam tiba-tiba muncul di depan mata Liang Gongzheng, bau menyengat bubuk mesiu menguar di rongga hidung.
Sesaat kemudian, Qin Anze menekan pelatuk.
Dentuman keras menggema, tubuh Liang Gongzheng dan Qin Anze terlempar ke belakang secara bersamaan.
Topeng Black Jack telah retak sebagian besar, sementara bahu Liang Gongzheng hancur berkeping-keping oleh meriam yang telah lama mengumpulkan tenaga. Tangan kanan Qin Anze yang menekan pelatuk kini hancur berdarah-daging, tiga jari hancur menjadi daging akibat guncangan tiba-tiba, tulang tangan patah menjadi remuk.
Pada detik terakhir, telapak tangannya yang menekan pelatuk tertembus gelombang getaran Qi yang melintasi jarak jauh, saling melukai.
Itu adalah... aliran Crane - Dodonpa!
Siluet Sun Wukong berlari cepat dalam kabut, kontur kaburnya bagaikan harimau yang sedang berlari kencang, menciptakan desir angin mirip auman rendah, muncul di belakang sosok Qin Anze.
Sebelum sempat mendarat, teriakan garang telah bergema dari belakang Qin Anze: "Volley Fist!"
Seketika, Qin Anze merasa seperti kembali ke medan perang surgawi dalam ingatannya: Peluru meluncur ke arahnya yang masih pemula kala itu, upaya breakthrough dahsyat dan kekuatan ledakan mengubur separuh tubuhnya - memori horor yang terpendam dalam hati.
Tenaga kepalan menghujam dari belakangnya, membuat cekungan besar di armor berat bawah pakaiannya.
Lapisan pelindung berat Shadow Slash retak, kekuatan terakhir nyaris menghancurkan tulang belakangnya, memaksanya memuntahkan darah merah pekat.
Keahlian utama Penembak adalah persenjataan berat dan serangan jarak jauh. Meski memakai armor pertahanan tertinggi, ia mengalami cedera serius akibat serangan mendadak Sun Wukong.
Qin Anze tingkat empat bintang nyaris tewas seketika di bawah kerja sama Hero dan Prajurit Samsara.
Tenggorokannya yang dipenuhi ilusi rasa logam mengeluarkan raungan garang, dengan susah payah berputar di udara ia mencengkeram kepalan Sun Wukong yang sedang ditarik kembali.
Apakah kau benar-benar mengira... aku tak ahli bertarung jarak dekat?
Meskipun bukan seorang gunslinger yang terkenal dengan tembakan gaya bebas atau pertarungan jarak dekat yang memukau, juga bukan seorang petarung yang hidup untuk pertarungan fisik, tapi!
Jangan anggap Artileri sebagai pemula dalam pertarungan jarak dekat!
Kristal putih berkilau tiba-tiba muncul dari tangannya, seketika kemudian bom kuantum meledak, gelombang kejut dahsyat membuat gerakan Sun Wukong terhenti sejenak, bahkan Qin Anze sendiri nyaris terkena dampak ledakan.
Di bawah pengaruh gelombang kejut, tubuh kedua pria itu terjatuh keras ke tanah. Detik berikutnya, pukulan tiba-tiba membuat tubuh Sun Wukong terpental, kemudian muncul senapan mesin raksasa yang mencolok di tangan Qin Anze, tirai maut menyembur deras dari moncong senjata yang berputar kencang.
Recoil dahsyat nyaris mematahkan pergelangan tangannya yang sudah penuh luka, tapi dia tetap tak menghentikan gerakannya, terus mengeluarkan berbagai granat dan melemparkannya ke arah Sun Wukong.
Dalam kepulan asap ledakan bom, Qin Anze tidak mencium bau daging dan darah beterbangan, melainkan merasakan sensasi seperti ditabrak kereta api di rahangnya.
Buruk... lengah...
Kali ini yang melayang keluar adalah dirinya, sementara sebuah telapak tangan mencengkeram tengkuknya, menariknya naik ke ketinggian yang lebih ekstrim.
Menembus kabut pekat, menerobos angin kencang dan hujan deras, terus menyusup hingga ke dalam lapisan awan.
"Selamat datang di penerbangan kali ini, dan... silakan datang lagi."
Sun Wukong yang berlumuran darah segar menghentikan momentum naiknya - ini adalah puncak intensitas yang bisa dicapai oleh Teknik Terbang-nya. Di atas kepalanya, baling-balat bambu lucu berputar kencang lalu tiba-tiba berhenti.
Dengan kuncian jarak dekat yang ketat, dia memblokir semua gerakan Qin Anze. Keduanya kemudian berubah menjadi meteor yang meluncur menghujam Bumi.
Meloloskan diri dari blokir peluru dan bubuk mesiu menggunakan teknik bayangan, rasa takut akan kematian dalam diri Sun Wukong berubah menjadi niat membunuh yang ganas.
Dalam deru angin yang menusuk, dia mengunci mati Qin Anze yang terus meronta. Menatap Bumi yang mendekat cepat, di detik terakhir dia melepaskan telapak tangannya.
Teknik Terbang yang baru dikuasainya membuatnya jatuh puluhan meter di tengah hampa, nyaris tertusuk besi tulangan yang hampir menembus rongga mata sebelum mendarat.
Di lokasi jatuhnya Qin Anze, kini terbentuk kekosongan raksasa.
Di tepi lekukan besar itu, tiba-tiba muncul telapak tangan tulang-tulang yang sekeras besi tuang. Tangan yang berpendar percikan listrik itu, dengan turbin dan sistem hidrolik, melempar tubuh Qin Anze keluar dari lubang dalam.
Pada momen terakhir, lengan logam hasil transformasi itu meredam sebagian besar kekuatan fisik melalui fungsi dan strukturnya. Namun tetap saja, gaya jatuh dari ketinggian ratusan meter itu membuat kesehatannya mengalami cedera serius.
Lengan paduan logam yang mengukirkan mantra ilmu sihir, adalah produk alkimia dari Surga: tempat kelahiran Master Meriam!
Dalam Perang Surga, Qin Anze yang lolos dari bahaya maut, mendapatkan hadiah dari pemimpin Master Meriam Hai Lan melalui penyelesaian tugas berkesulitan tinggi.
Tangan Kanan Kejayaan Perang!
