Karena alasan tak diketahui, Dewa Utama ternyata ikut campur?
Ekspresi wajah Bai Shuo semakin buruk, namun telapak tangannya tak kendur, malah mulai menambah kekuatan!
Mengabaikan peringatan merah yang berkedip di jam tangan, lengannya mengencang berotot, kekuatan jari-jarinya terus mengerahkan tekanan, hampir menghujam ke leher Gagak.
Tulang leher yang terkunci mulai mengeluarkan suara keberatan, tenggorokan Gagak seperti tercekik rintihan, tak menyangka tindakan Bai Shuo ini mencoba melepaskan cengkeramannya, namun tak bisa lolos dari kekuatan monster tersebut.
Hasil tak terduga membuatnya menyesali tindakan gegabahnya, kini ia hanya bisa menatap putus asa saat tulang lehernya perlahan bergerak menuju tahap retakan.
Hanya perlu hitungan dingin untuk menentukan nyawanya.
Mengangkat tubuh Li Shiren, Bai Shuo menatap wajah ungu kebiruan itu, mengeluarkan suara kejam: "Lima, empat, tiga, dua..."
"Satu."
Hitungan akhirnya berakhir, telapak tangan yang hampir menghancurkan lehernya melepaskan cengkeraman di detik terakhir.
Dengan suara berat, Gagak jatuh ke tanah. Sudut mulutnya mengeluarkan air liur kental akibat tercekik terlalu lama, terpuruk dalam kesedihan di tanah.
Kedua telapak tangan meraba lehernya sendiri, ia merangkak di tanah mengeluarkan erangan seperti orang sekarat dan terengah-engah yang keruh.
"Haha..." Ia tersenyum tersendat-sendat dengan susah payah, terus-terusan merangsang murka Bai Shuo tanpa peduli: "Luar biasa! Pantas dewa utama memilihmu... Hmm, haha, haha."
Tergeletak di tanah, ia menoleh dan menatap wajah Bai Shuo yang dipenuhi niat membunuh, tersenyum kaku: "Aneh kan? Aku cuma bisa mengeluarkan kekuatan fisik tingkat tiga. Mau tahu penilaian asliku di dewa utama?"
Ia mengacungkan jari membentuk angka, tersenyum dingin: "Level enam bintang yang bisa menghancurkan berkeping-kepingmu seketika!"
Bai Shuo mengangkat telapak kakinya perlahan, lalu menendang wajah dinginnya dengan keras, berkata dingin: "Tapi sekarang kau seperti anjing."
Tubuh Gagak terlempar, akhirnya tersangkut di pagar besi. Ia tidak melepaskan diri, hanya menatap Bai Shuo:
"Di dunia ini, siapa yang tidak seperti anjing? Anjing Liar yang saling membunuh di bawah kendali dewa utama."
"Cuma aku tak mau mati seperti anjing juga." Li Shiren menyeka air liur di sudut mulutnya, membuat senyum jijik Bai Shuo: "Sekarang, mau tahu tugas setengah dewa apa?"
Di dunia reinkarnasi, kekuatan fisik dan trik tak terhitung memungkinkan Prajurit Samsara meningkatkan kekuatan mereka tanpa batas; namun, sistem bintang ibarat tangan raksasa yang mencekik tenggorokan, membatasi kekuatan pengembangan Prajurit Samsara.
Setiap bintang memiliki syat-syarat breakthrough dan prinsip besi yang berbeda, menyesuaikan individu dengan kondisi berbeda dan situasi yang tidak pernah sama.
Gerbang Legenda tingkat tiga, Rintangan Setengah Dewa enam bintang, Tingkatan Dewa bintang sembilan - ini adalah tiga rintangan paling jelas sekaligus tersulit.
Misalnya, sisi sains yang ingin meningkatkan bintang perlu terus mengembangkan teknologi dan sains baru. Di antara jalan perkembangan tak terhingga, semua teknologi menorehkan pola yang sama sekali berbeda, terkali bersinggungan, terkali berseberangan.
Rintangan Setengah Dewa paling termasyhur bagi sisi sains adalah 'mesin gerak abadi' yang tak masuk akal untuk dibuktikan!
Sisi mistis, kemampuan supernatural, hingga klasifikasi Kekuatan Fisik juga memiliki batasan dan syarat berbeda, satu-satunya kesamaan adalah standar mutlak nan menjulang itu.
Setiap rintangan besar yang teratasi membuka lapis langit dan Bumi baru; mereka yang belum memenuhi syarat mustahil memahami maupun menguasainya.
Namun sebagai Ruang Dewa Utama dengan kemungkinan tak terbatas, bukan berarti tak ada jalan alternatif. Sebaliknya, pilihan justru lebih banyak.
Misalnya, pihak misteri dapat mengubah diri menjadi makhluk seperti Lich, Tianmo, dll melalui ritual persembahan atau transformasi untuk melampaui batasan diri secara paksa, namun dengan berbagai konsekuensi: Lich kehilangan kemanusiaan selamanya, tidak hanya resistensi terhadap kekuatan positif menjadi negatif, tetapi juga mustahil mencapai rintangan bintang sembilan; Tianmo yang tak kasat mata dan pandai memanipulasi hati, namun bahkan dengan seluruh kekuatannya tak bisa menggerakkan sehelai kertas, hanya bisa bersemayam dalam hati orang lain dan menahan siksaan tak terkatakan.
Sang Penghancur yang berubah menjadi Penjaga Menara Babel: Aaron, awalnya adalah Raja Elemen bintang sembilan yang pernah menghancurkan banyak dunia. Namun setelah mengubah bentuk eksistensinya, ia tak bisa melangkah lebih jauh untuk mencapai tingkatan tertinggi.
Di antara jalan tak terhitung ini, ada satu pencapaian yang setara dengan apa yang diperoleh para penerobos rintangan - yaitu 'tugas setengah dewa' yang hanya bisa diaktifkan dengan alat yang sangat berharga dan pengorbanan besar dari Prajurit Samsara Tingkat Dewa lainnya.
"【Tugas Setengah Dewa: Muslihat Raja Konspirasi dan Kekacauan】."
Gagak berkata perlahan: "Inilah tugas setengah dewaku. Dewa yang kusembah adalah Wakil Komandan dari salah satu Tiga Batalyon Misteri 【Maha Tahu】, Prajurit Samsara Tingkat Dewa yang tak boleh disebut nama lengkapnya. Kami memujanya sebagai - Penguasa Konspirasi dan Kekacauan."
"Aku memberikan senyuman: \"Aku telah membayar harga yang luar biasa agar Yang Mulia memberikan kesempatan ini padaku.\""
"\"Memaksakan penurunan tingkat spiritual ke tingkat tiga, menempuh jalan Tuhan Konspirasi, menggunakan \'kejahatan tanpa dosa\' untuk menciptakan kekacauan dan kematian. Setelah selesai, aku akan memperoleh sifat ketuhanan dan otoritas ilahi dari Tuhanku, eksis sebagai dewa bawahan di dunia ini.\""
"\"Sebelumnya, enam belas tim telah hancur total karena aku, termasuk pendahulu Tim Harapan. Bagaimana, hebat bukan?\""
"\"Sangat menjijikkan...\" Bai Shuo melihat jam tangan di pergelangan tangan Gagak, di sana tertera progres penyelesaian tugas——75%.
"\"Datang ke sini hanya untuk memamerkan konspirasi dan sikapmu yang memualkan?\" Bai Shuo melihat peringatan di jam tangannya, niat membunuh menyebar tak terbendung: \"Mengapa aku menjadi peserta konyol seperti ini?\""
"\"Itulah alasan mengapa aku memberitahumu.\""
Li Shiren turun perlahan dari pagar besi, memutar lehernya yang masih memar kebiruan: \"Indikator keras tugas hanya tingkat kekacauan dan ritual persembahan berdarah. Jika tidak memenuhi kuantitas, kualitas harus ditingkatkan."
Jika awalnya adalah Pertempuran Lima Tim, sama sekali tidak akan muncul pembatasan dan tuntutan mendadak seperti ini. Tapi sekarang berubah menjadi Pertempuran Tiga Tim, untuk memperkeruh kekacauan lebih lanjut, memicu kontradiksi antar tim adalah keharusan. Kalau tidak, mengapa aku akan memberitahumu begitu banyak intelijen? Tapi kau benar-benar hebat, sisa-sisa Api Purba itu sudah membencimu sampai ke tulang sumsum.
Dan sekarang, tingkat kekacauan sudah tidak memenuhi syarat tugas setengah dewa, secara alami akan ditambahkan aturan dan penghalang baru, seperti 'Medan Pembantaian' saat ini!"
Pada keit ini, pergelangan tangan Bai Shuo tiba-tiba menerima petunjuk dari Dewa Utama:
Tugas khusus terpicu: Medan Pembantaian.
Isi tugas: Arena pertarungan sampai mati yang ditingkatkan menjadi semi-tersembunyi karena tugas setengah dewa, hanya satu dari dua peserta yang boleh bertahan hidup, hanya satu tim dari tiga tim yang boleh eksis.
Target tugas: Bunuh lawan.
Sebelum Kembali, jika dua peserta masih hidup bersamaan maka akan dihabisi.
Hadiah: Hak pembukaan tugas setengah dewa, dua kartu plot A-level, 10000 poin hadiah.
(Sebagai tugas semi-tersembunyi, peserta dilarang membocorkan isi tugas kepada pihak tak terkait dengan cara apapun)
Li Shiren yang mengenakan jaket keabu-abuan mengangkat jarinya, tersenyum bersemangat: "Bagaimana? Apa kau merasa sangat berbahaya?"
"Maaf, sama sekali tidak ada perasaan sedikitpun." Bai Shuo meremas-ruas jarinya sambil kembali mendekat: "Artinya, selama aku membunuhmu, kekacauan ini akan terselesaikan sendiri..."
“Haha, kalau bisa, kamu bisa coba sekarang juga.” Gagak memiringkan kepala melihat Bai Shuo: “Sebelum sesi ini berakhir, interupsi apa pun akan menyebabkan dihabisi oleh dewa utama.”
“Jujur saja, batasan harus bertarung sampai mati dengan musuh yang dipilih dewa utama seperti ini, baru pertama kali kualami. Tapi, ini benar-benar menarik sekali!”
Gagak membuka kedua telapak tangannya, penuh dengan kebaruan dan kegilaan berkata: “Tidakkah kau menyadari? Ini adalah pertempuran antara keadilan dan konspirasi!”
“Ayo, sebagai perwakilan keadilan, terjunlah ke kekacauan ini. Jika aku membunuhmu, maka aku akan menjadi setengah dewa baru; jika kaulah yang membunuhku, kau bisa membuka jalan setengah dewamu sendiri, bahkan memiliki Fu Dewa pun bukan tidak mungkin!”
“Setelah tugas ini berakhir, yang bisa keluar dari dunia ini hanya satu tim, atau kau akan dihabisi paksa sebagai pecundang.”
Setelah bicara, dia terdiam, memandang Bai Shuo dari kejauhan yang tidak terlalu jauh.
“Kau bilang, dewa utama memilihku?”
Bai Shuo melihat tampilan tugas di pergelangan tangannya, mengeluarkan niat membunuh yang tak disembunyikan:
"Benar, lebih tepatnya untuk memenuhi persyaratan tugas setengah dewa. Lebih banyak kekacauan, dan pembantaian yang lebih mengerikan. Api Purba sudah setengah hancur, jadi kekuatan yang bisa membuat dunia ini semakin kacau hanya Tim Harapan yang masih memiliki anggota tempur utuh saat ini. Bagaimana? Ada perasaan terhormat? Berterima kasihlah padaku! Tanpaku, dewa utama takkan memberimu kesempatan ini!"
"Keraguan terakhir, bukankah lebih mudah bagimu jika tidak memberitahuku?"
"Jika dari awal sudah berada di posisi tidak setara, itu sama sekali bukan medan pembantaian. Aku juga tak bisa berbuat apa-apa terhadap tuntutan keras dewa utama." Gagak menunjukkan ekspresi mengejek yang membuat Bai Shuo jijik: "Lagipula masih ada poin hadiah, informasi lain anggap saja strategi taklukkan ujian yang kuhadiahkan~"
"Senang berkenalan, Tuan Pemberani."
Dengan suara kasar ia bersandar di pagar pendek membuat ekspresi aneh: "Aku adalah Raja Iblis~"
Pada detik berikutnya, cahaya merah peringatan di pergelangan tangan Bai Shuo sirna tanpa suara. Sesi yang dilarang terputus akhirnya berakhir.
Saat pembunuhan dimulai, seketika siluet Bai Shuo menembus batas ruang angkasa, tiba-tiba muncul di depan Gagak. Kepalan tangan dengan angin tornado menusuk dadanya, meremukkan jantung yang berdetak di dalamnya.
