Bai Shuo mengepal tangan, mencengkeram titik tumpuan yang sulit ditemukan, puluhan luka di tubuhnya mengencang cepat oleh kekuatan barrier, emosi negatif yang bergolak diredam oleh sikap dinginnya.
Jumlah musuh tetap tak terhitung, berapa kali serangan penuh kekuatan Bai Shuo bisa bertahan? Ia tak menghitungnya, tapi angka pastinya tak akan menyenangkan.
Keputusasaan atau hal lain, ia tak mau memikirkannya. Ia tahu masih ada orang yang menunggunya di luar, masih ada kepala yang harus ia penggal sendiri.
Pikiran rasional mengatakan kemungkinan mati di sini mencapai lebih dari 99%, tapi jika tak memperjuangkan nyawa kurang dari 1% itu, maka kesempatan terakhir pun akan hilang oleh kelemahan diri.
Meski kematiannya telah tercatat di masa depan, Bai Shuo akan menghancurkan takdir yang tak boleh diubah itu, lalu menulis ulang.
“Seperti yang dia katakan dalam pesta: Yang menguasai nyawa, jiwa, dan takdirku hanyalah diriku sendiri!”
Segala sesuatu yang lain, pergilah dariku!
“Emas Vajra! Tidak Takut! Shexie! Dingjing! Daitian! Wangxian!”
Seiring teriakan Bai Shuo di udara tipis, lingkaran cahaya demi lingkaran cahaya berputar di sekitar tubuhnya dalam vakum. Enam tingkatan tertinggi yang sama sekali berbeda muncul di udara dengan pola lingkaran konsentris, membangun diri mereka sendiri di tubuhnya.
Cairan membusuk yang kental dan anggota tubuh terdistorsi telah menyebar hingga puluhan meter, seolah akan menelannya dalam sekejap.
Bai Shuo menarik napas dalam-dalam dari sisa udara yang tipis. Barrier di tangan kanannya terbuka sepenuhnya. Lengan kanan yang berada di antara wujud fisik dan Roh kembali membakar, membentuk segel pengusir iblis dengan tulang putih sehalus giok.
“Roda Raksasa!”
Enam lapis cahaya tiba-tiba saling bereaksi. Di bawah tingkatan tertinggi, barrier yang awalnya terpisah jelas perlahan menyatu menjadi lingkaran konsentris kompleks yang sempurna.
Di tengah hampa, segel mandala dan pola duri tumbuh menyebar dari lingkaran konsentris, akhirnya menyelubungi Bai Shuo seperti bola emas berongga yang rumit.
Enam tingkatan berbeda yang telah menghancurkan bentuk aslinya sepenuhnya menyatu ke dalam tubuh Bai Shuo, tercakup dan terintegrasi oleh 'Roda Enam Alam'.
Seperti menggambarkan Mandala Vajra yang melukiskan tiga ribu dunia dan sepuluh Buddha, enam kekuatan berbeda berputar lincah seperti ikan dalam 'roda raksasa', akhirnya menyatu ke tempat-tempat berbeda.
Bunyi 'krek-krek' bergema di udara, penuh kekhidmatan dan cahaya, roda raksasa tak kasat mata akhirnya mulai berputar.
Di hadapan gelombang anggota tubuh yang membanjiri langit, Bai Shuo mengulurkan telapak tangannya menghadap 'air pasang': "Hancur!"
Kekuatan penghancuran barrier bagaikan batu giling menggilas ke depan, membuat lekukan raksasa dalam gelombang kental, daging dan darah hancur serta anggota tubuh seketika menyatu di dalamnya.
Bahkan seperti ini... masih belum cukupkah?
Jika belum, ulangi lagi!
Sekitar 'barrier roda raksasa' tiba-tiba muncul bayangan cahaya samar-samar, sosok raksasa ilusif yang seolah terkandung dalam kekacauan gelap!
Bagai raksasa yang terbangun sejenak dari tidur dalam kandungan, mengulurkan telapak tangan raksasa berhiaskan tulisan suci dan pola magis ke arah gelombang busuk berwajah buruk rupa.
Kedua telapak tangan terlipat ke dalam, jari tengah tegak saling berhadapan, jari tengah bagai bendera, kedua tangan bagai segel.
Dari langit terdengar suara Bai Shuo melantunkan mantra, samar-samar, bagai bisikan di telinga manusia.
Ketenangan tak tergoyahkan seperti Bumi, menanggung segala dosa makhluk hidup, kekuatan tertinggi 'Roda Enam Alam' dipaksa dikeluarkan!
“Mencapai tingkatan tertinggi Taiso terpancar sekejap, namun cukup untuk menjelma menjadi kekuatan fisik nyata!”
“Segel Pokok Ksitigarbha!”
Cahaya paling cemerlang tiba-tiba menyala dari kegelapan, aura cahaya bagaikan matahari terbit di atas ombak bau busuk, segala kegelapan dan kengerian tersapu bersih, seluruh kebusukan dan keanehan dimurnikan menjadi asap kehijauan yang sirna.
“Kutanggung segala penderitaan, semua dosa dan karma, biar aku yang menanggungnya!”
Telapak tangan raksasa menahan gelombang busuk tak berujung di depan, tubuh Bai Shuo hampir remuk di atas pelat baja, ia memaksakan tubuhnya melangkah maju selangkah demi selangkah, mendesak ombak tak berujung itu mundur!
“Lihatlah bagaimana kubersihkan tempat terkutuk ini sampai tuntas!”
Ombak lautan anggota tubuh membusuk tertahan oleh kedua telapak tangan raksasa di tempatnya, bahkan perlahan mulai surut.
Bersamaan dengan itu, kabin di sekeliling mulai runtuh perlahan, stasiun ruang angkasa di bawah kendali monster sedang bergerak cepat menuju kehancuran.
Udara bocor deras dari celah-celah, dingin ekstrim mulai menyebar, menyedot semua panas ke alam semesta yang kedinginan.
Di bawah tingkat lima bintang, tanpa persiapan memadai, siapapun yang terlempar ke ruang angkasa hanya bisa menunggu kematian setelah berjuang.
Sebelum stasiun ruang angkasa ini hancur, Bai Shuo harus menemukan tubuh asli prajurit kemarahan tempur, lalu menggilingnya menjadi serpihan debu.
Mengikuti petunjuk insting, Bai Shuo menegakkan jarinya, mengendalikan raksasa cahaya untuk mengarahkan ke suatu titik pada gelombang bau busuk: "Tebasan Ombak!"
Aliran cahaya gemilang seketika terlepas dari tubuh Bai Shuo, barrier pun meredup sejenak sebelum cepat kembali normal.
Dalam dentuman keras itu, gelombang bau busuk terbelah membuka celah besar. Tanpa ragu-ragu, Bai Shuo melompat masuk ke dalamnya.
Bersembunyi di balik ribuan tubuh monster? Di bawah pantulan cermin hati, pikiran dingin mirip monster itu menyolok bagai sinar matahari!
Sekejap kemudian, gelombang bau busuk menelan Bai Shuo sepenuhnya.
Cahaya barrier 'Roda Raksasa' membungkus Bai Shuo yang belum tertelan nanah asam. Ia merasa sedang berjalan di dalam mayat binatang raksasa yang mulai membusuk, dengan monster-monster menjerit terus muncul dari nanah untuk menyerangnya.
Mengandalkan medan gaya besar yang dibentuk barrier, Bai Shuo kembali menciptakan aliran udara berat, membentuk pusaran angin kecil di tengah gelombang anggota tubuh yang tak terhitung.
Ribuan kekuatan fisik yang saling bertautan seperti partikel dalam collider terus berbenturan di medan gaya, namun mempertahankan keseimbangan kesatuan. Bagai ribuan pisau tajam, mereka menerobos masuk ke tubuh-tubuh monster.
Aliran udara dalam seketika terwarnai merah darah dan hijau pucat, mengarah ke gelombang busuk tak berujung untuk melakukan pembantaian. Segala sesuatu yang terperangkap di dalamnya hancur menjadi pecahan oleh kekuatan yang mengandung barrier yang runtuh.
Akhirnya nanah busuk dan anggota tubuh yang tak terhitung jumlahnya menghilang.
Bai Shuo sedang terjatuh ke bawah?
Seperti akhirnya berhasil menusuk tubuh membusuk monster, jatuh ke dalam rongga dada yang mulai membusuk.
Seluruh dunia tiba-tiba berubah menjadi warna-warna pembusukan dan daging yang menggeliat...
Di ujung pandangan, di antara makhluk jamur abu-abu kehitaman yang membusuk, siluet antropomorfik yang menonjol di dada bergerak naik-turun perlahan. Dari anggota tubuh yang membusuk muncul makhluk mirip lintah dan ular yang merayap.
Saat gumpalan-gumpalan tumor perlahan muncul dari Bumi daging di sekitarnya, Bai Shuo akhirnya memahami tempat ini...
Ini adalah rahim monster raksasa yang terbentuk dari kumpulan semua mayat busuk...
Tempat kelahiran dan pembiakan monster yang tak terhitung.
Membungkuk di lumpur darah yang membusuk, Bai Shuo terengah-engah, memandang makhluk antropomorfik yang bergulat di kejauhan, lalu menggeleng penuh penyesalan: "Terlihat benar-benar menjijikkan."
Mengulurkan tangan ke depan, sisa-sisa kekuatan dalam tubuhnya tak memungkinkan penggunaan kemampuan seperti 'Vajra Emas - Hancur' lagi. Hanya mempertahankan barrier di area tempatnya bertahan saja sudah membuatnya kelelahan.
"Tapi tidak menghalanginya untuk merendahkan, jari-jari pucat yang terendam nanah korosif perlahan teracung:"
"Lemah total kau!"
Jeritan tak tertahankan memenuhi telinga dari sekitar siluet manusia dalam jamur, bagai amukan kemarahan - kutukan marah ribuan suara, makian penuh kebencian, permohonan putus asa, dan bujukan lembut akhir bergema di telinganya.
Bai Shuo yang pusing tak mampu mencerna kata-kata itu, namun merasakan keserakahan tersembunyi di balik suara-suara itu. Keinginan jahat tak lagi puas dengan raga prajurit kemarahan tempur, mulai mengincar kesehatannya melalui sugesti dan cara rohani agar ia menyerah, menyatu sukarela dengan sarang busuk ini.
"Kembali bersatu... Nyawa abadi... Bebas kesakitan..."
"Pergilah!" Bai Shuo mengorek lubang napasnya. "Daripada berteriak, mending manfaatin kesempatan ini buat coli! Sebentar juga kupenggal kepalamu!"
Jeritan menyebar, tumor-tumor raksasa meledak menggelegar. Bumi daging-darah dan kubah merah darah mengeluarkan cairan asam bau busuk saat pecah, memuntahkan monster mayat busuk buruk rupa...
"Banyak wajah familiar. Hmm, kayaknya pola kalian cuma segini doang ya."
Barrier di sekitar tubuh Bai Shuo perlahan menyusut, menempel erat di permukaan kulit, memastikan tubuhnya bisa berfungsi normal dalam lingkungan yang mendekati vakum.
Barrier yang menyusut itu menyatu dengan kulit, mengusir cairan busuk yang menempel di tubuhnya, membuat hatinya sedikit lebih lega.
Barrier roda raksasa di belakangnya membentuk lingkaran cahaya samar, bagai nyala lilin yang hampir padam.
Dengan tingkat kesehatan fisiknya sekarang, jika dilempar ke ruang vakum mungkin akan mengalami kesakitan hebat, wajah retak, darah tersedot hingga menjadi sesuatu yang mirip mayat kering.
Kematian seperti itu pasti terlalu mengerikan, bukan?
Tapi mengapa selalu memikirkan hal-hal tentang kematian terus-menerus?
Bai Shuo melihat telapak tangannya dengan putus asa, tampaknya bahkan dirinya sendiri tidak yakin bisa keluar hidup-hidup dari barrier penuh bau busuk ini...
Sambil mempertahankan operasi normal barrier diri, berapa sisa kekuatan yang masih ada? Jika konsumsi energi untuk satu kali 'Nirwana' adalah tiga puluh, dan satu kali 'Tebasan Ombak' sepuluh, berapa sisa kekuatanku?
Enam belas? Tidak, itu terlalu percaya diri. Tiga belas? Mungkin lebih sedikit dari itu...
Dengan kekuatan sedikit ini, bisa apa? Ruang Dewa Utama bukan tempat diskonan dengan harga 998 saja...
"Tapi syukurlah, masih banyak yang bisa dilakukan."
Bai Shuo menyatukan kedua tangannya, menatap ke langit tempat monster-monster terdistorsi tak terhitung jatuh bagai hujan deras, sementara mayat-mayat membusuk tak terhitung melompat keluar dari tonjolan-tonjolan di tanah berdaging.
Ujung jarinya memancarkan secercah cahaya, sinar sebesar butiran beras itu mengiris ujung kedua jari telunjuknya, mengalirkan darah kemerahan bercampur keemasan.
Kedua jarinya dengan gesit melukiskan rune samar di lengan, tulisan suci yang lama tak terlihat kembali muncul dalam wujud darah di lengan. Sebelum darah keemasan itu habis, tangan kanannya akhirnya mengukirkan empat karakter besar bagai pahatan kapak di dada.
‘Energi Dewa’！
