"Benar juga, haha." Bai Shuo menenggak habis soda dalam kaleng, lalu menggulung kaleng aluminium tipis menjadi bola besi kecil: "Lagi baca apa?"
"Rekor penguatan..." Sun Wukong membalik buku tebal di tangannya, memperlihatkan tulisan rapat-rapat: "Catatan peningkatan anggota berbentuk salib selama bertahun-tahun beserta hasil pertempuran, ditambah beberapa data yang dikumpulkan dan hal lainnya."
"Penjelasan tentang penguatan dari Dewa Utama terlalu sedikit..." Sun Wukong memutar halaman buku dengan jari: "Aku butuh lebih banyak informasi untuk memahami perbedaan sebelum-sesudah dan aspek keahlian masing-masing."
"Penguatan hanyalah cara bertarung, tapi setiap orang punya arah keahliannya sendiri. Seringkali satu keterampilan bela diri bisa berkembang jadi beberapa versi, satu sihir yang ditingkatkan akhirnya berubah menjadi beberapa bentuk yang sama sekali berbeda."
"Lagipula perbedaan antara penguatan yang ditukar dari Dewa Utama, penguatan yang didapat lewat item, kekuatan yang dilatih sendiri, bahkan pencerahan selama mengalami dunia plot - pencapaiannya pasti berbeda-beda."
Sun Wukong melihat lima jarinya yang kasar: "Tertarik maju oleh kekuatan sendiri atau mengendalikan kekuatan keras dan ganas dengan sempurna, ini benar-benar tingkatan tertinggi yang berbeda."
"Mau mencari apa sebenarnya?" Bai Shuo mengambil satu berkas data yang telah dibaca di sebelahnya: "Yun Ti Feng Shen, Dou Xian Shu, Rokushiki Angkatan Laut, Pengembalian Nyawa..."
"Kau ingin mencari apa?" Bai Shuo menangkap secarapetunjuk arah: "Pertarungan jarak dekat... Kau ingin mencari metode pengendalian tubuh sepenuhnya?"
"Bukan sekadar sepenuhnya. Harus bisa 110%, 150%, bahkan 300% kekuatan. Baru bisa disebut pengendalian sempurna di batas maksimal..."
"Tingkat saat ini masih kurang?" Baru saja Bai Shuo berkata, ia melihat Sun Wukong tersenyum getir sambil mengangkat jari telunjuk tangan kanannya.
Dalam keheningan, gelombang getaran Qi yang ganas langsung terkumpul sempurna, menembus jarak super dekat di antara mereka, akhirnya sirna di depan barrier mantra samar-samar pada telapak tangan Bai Shuo.
Serangan 'Dodonpa' dengan seluruh kekuatan Sun Wukong membuat retakan tipis muncul di barrier telapak tangan Bai Shuo, tapi langsung menyatu kembali seketika.
Jari telunjuk Sun Wukong telah membengkak parah tak berbentuk.
“Lihat, seketika aku mengeluarkan semua kekuatan fisik sepenuhnya, bahkan diriku sendiri bisa mengalami kerusakan permanen.” Sun Wukong memandangi jari-jarinya yang berwarna ungu kebiruan, pori-porinya masih mengeluarkan darah segar. Dari bengkak di pangkal jari hingga ujung jari yang hancur berdarah-daging, sekarang terlihat seperti wortel yang hampir matang...
Sun Wukong mengibaskan jari-jari yang sudah beku sambil berteriak: “Dewa utama, perbaiki aku.”
Setelah kilatan cahaya singkat, jari-jarinya kembali ke bentuk semula. Tapi hati Sun Wukong tampaknya tidak terlalu senang:
“Latihan Qi bisa dihentikan sementara. Jika aku tidak menemukan metode pemanfaatan yang lebih baik, semakin banyak Qi hanya akan membuatku Meledakkan diri.”
“Kalau tidak ketemu, bilang saja padaku. Poin hadiahku masih banyak. Garis keturunan 'Saiya' meski tingkat A, tetap bisa kubeli.”
“Sekarang bisa mengandalkanmu, bagaimana nanti?” Sun Wukong menatap Bai Shuo: “Kau bisa menaikkanku dari tingkat satu bintang ke tiga bintang, apa kau benar-benar bisa membuatku mencapai bintang sembilan?”
“Jalan harus ditempuh sendiri. Bantuanmu sudah lebih dari cukup.”
“Baiklah, bagaimana dengan Ottolia?” Bai Shuo menengok ke sekeliling, tapi tidak menemukan bayangan gadis itu.
“Mungkin dia ingin keluar untuk menghibur diri. Setelah kamu pergi, dia langsung menyusul.” Sun Wukong menunduk memakai kacamata sambil terus membalik halaman buku, berkomentar penuh perenungan: “Kasus Ito dari klan itu adalah pelajaran berharga, Kapten. Mengarungi dua perahu sekaligus hanya akan berakhir dengan kapal indah (good end).”
“Sebagai panda jantan yang kepribadiannya mirip gorila, terus-terusan mengkritik dalam hati dan berkhayal hanya akan membuat nasibmu semakin buruk.”
Bai Shuo menghela napas pasrah, meletakkan buku di sampingnya lalu bangkit pergi.
※※※
Saat Liang Gongzheng kembali membuka mata, yang terlihat hanyalah ribuan cermin yang memantulkan bayangannya sendiri dari segala penjuru.
Ruang angkasa yang seluruhnya terbuat dari cermin, pantulan yang tak terhitung jumlahnya saling membiaskan dan memutar hingga membentuk Istana Cermin yang mempesona dan sama sekali tak bisa dikenali arahnya.
Namun jika hanya cermin biasa, mustahil menciptakan situasi mencurigakan seperti ini - semua pantulan menunjukkan sisi frontal dirinya. Membuka mata berarti harus berhadapan dengan ribuan versi diri sendiri, ada yang dekat ada yang jauh, ada yang besar ada yang kecil.
Terkadang muncul halusinasi 'sebagian bayangan bergerak sendiri'. Bukan, bukan halusinasi! Sebagian bayangan itu menangis, sebagian tertawa, dengan ekspresi wajah dan gerakan yang beragam.
Setiap pantulan adalah potongan jiwa Liang Gongzheng, ribuan versi yang tak ada satupun yang benar-benar identik.
Di sampingnya, seperti ilusi yang tak nyata, sosok yang tak tercermin dalam ribuan cermin itu tersenyum keanehan.
Pria berkulit hitam legam dengan ekspresi wajah gembira tertawa terkejut: "Pertama kali melihat penampang jiwa sebanyak ini... Setiap satu terlihat utuh seperti kehidupan baru, Liang Gongzheng, keberadaanmu benar-benar keajaiban..."
"Omong kosong, seluruh Rumah Sakit Jiwa Qing Shan tahu Kakak Gongzheng sangat kejam." Liang Gongzheng mengorek hidungnya: "Membawaku ke sini tanpa alasan jelas, apa kau gay yang suka melatih indera?"
Tuhan Konspirasi dan Akal Busuk membuka tangannya: "Aku adalah gurumu, setidaknya hormatilah aku."
"Guru? Pantas saja penampilanmu mirip dengan para pemakai jas putih itu." Liang Gongzheng berkata dengan wajah serius: "Penyakitmu sudah stadium akhir, kau butuh penyembuhan."
Seolah tak pernah terganggu oleh komunikasi dengan Liang Gongzheng, Tuhan Konspirasi dan Akal Busuk mengeluarkan sekumpulan panah kuno dan sebuah busur: "Baiklah, bicara serius."
Liang Gongzheng penasaran menerima busur panah itu, memandangi pria di depannya dan bertanya:
"Aku yang menembak, kau yang menaruh apel di kepala?"
"Ini adalah wilayah dewa-ku, setiap 'cermin' akan memantulkan kondisi jiwa manusia secara langsung. Di sini segala yang nyata dan samar-samar tak memiliki batas absolut, ilusi dan kenyataan bisa bertransformasi dan menyatu dengan sempurna."
Dewa berwajah gembira itu melihat Liang Gongzheng menarik tali busur kosong sambil berkata: "Yang perlu kau lakukan adalah menghabiskan semua panah di sini."
Liang Gongzheng mengangkat busur itu, menarik tali busur kosong mengarah ke pria di depannya: "Tembak siapa? Kau?"
“Jika kamu bisa menembaknya.” Tuhan Konspirasi mengangkat tangan dengan acuh: “Faktanya, targetkan di mana pun, akhirnya yang tertembak hanya akan jadi dirimu sendiri?”
Dia mengeluarkan panah kuno dari tabung, mengelus kepala panah yang tak tajam dan pola aneh di permukaannya: “Di dunia jojo, ini meteor yang jatuh di Greenland zaman purba, ditempa jadi panah oleh nenek moyang.”
“Jika tertembak tapi tak mati, akan mendapat kekuatan paling unik...”
Sambil bicara, dia membimbing Liang Gongzheng memasang panah di tali busur, menariknya hingga melengkung seperti bulan purnama:
“Ada yang menyebut kekuatan serba-bisa ini yang bisa mengubah dunia, menghentikan waktu... sebagai... Stand.”
Dia menarik kembali tangan, memandang Liang Gongzheng yang memegang busur, tersenyum penuh antisipasi: “Bisa dimulai!”
“Kalau mati?” Liang Gongzheng bertanya.
Tuhan Konspirasi tersenyum tanpa jawab. Liang Gongzheng mengangguk: “Benar-benar mati, ya?”
“Dengan kepribadian berjuta, berapa Stand yang akan kau miliki?”
Pria berkulit hitam legam dengan ekspresi wajah selalu gembira itu berbisik:
“Ciptakan legiun Stand untukku, Liang Gongzheng. Kau mampu.”
※※※
Keesokan harinya saat Bai Shuo muncul di depan kios Li Xiao, anak muda yang doyan tidur itu sudah menunggu lama.
Sambil menggaruk rambut merah menyala yang kusut, dia malas memberi salam pada Bai Shuo.
“Kamu terlihat sangat buruk.” Bai Shuo melihat penampilannya: “Mengapa aku merasa kamu belum mandi berhari-hari?”
“Tidak apa, aku baru kembali ke markas 【Paradoks】.” Li Xiao menguap: “Pertama kali menggunakan meja kerja tingkat molekul untuk membuat barang sederhana ini, semua orang mengira aku gila.”
“Terima kasih.” Bai Shuo menyampaikan rasa terima kasihnya dengan tulus, bagi mereka yang membantunya, dia tidak pernah pelit membalas budi.
“Aku akan memberimu tambahan lima ribu poin hadiah.”
“Jangan hanya berterima kasih padaku.” Li Xiao melambaikan tangan: “Keahlianku bukan di bidang pembuatan senjata, perlu berterima kasih juga pada Nyonya Ye Ying yang memberi hak akses studio tiga level.”
“Ye Ying?”
“Hmm, aku juga harus menyampaikan terima kasih darinya padamu. Saat pertarungan kelompok besar terakhir, enam belas ‘bentuk manusia’ bintang empat miliknya hancur di tangan Nietzsche.”
Bai Shuo tersenyum: “Tindakan tak sengaja, tak perlu berterima kasih. Lagipula awalnya aku hanya ingin melampiaskan emosi saja.”
Setelah mengaktifkan mode privat, penghalang hitam pekat yang tak bisa ditembus mata manusia muncul di sekitar toko.
Di bawah cahaya monoton, Li Xiao membuka ruang angkasanya dan terus mengeluarkan berbagai peralatan:
“Perlengkapan tempur bintang dua satu set, termasuk rompi antipeluru lengkap dan empat granat serbaguna per set, alat bantu rangka luar sederhana. Pernah lihat film ‘The Tuxedo’? Mirip dengan yang dipakai Paman Jackie Chan...”
“Satu set komponen berperingkat satu bintang, dapat dirakit menjadi tiga bom termal setidaknya tingkat tiga, dilengkapi dengan buku panduan.”
“Peta elektronik dengan presisi tingkat milimeter; satu set alat dan perangkat lunak invasi elektronik sederhana, operasional ala Shiki, cukup lima menit Anda bisa menari tap dance di sistem utama Gedung Pentagon...”
“Senyawa kimia yang bisa membuat setengah kota tewas keracunan, namanya terlalu rumit untuk diingat, cukup lemparkan saja, dilengkapi topeng anti racun.”
“Kacamata dengan analisis data dan identifikasi kawan-lawan, senjata dengan stabilitas melebihi batu, untuk peluru kaliber spesifik cukup tukar magasin peluru tak terbatas dari Dewa Utama, enam laras cadangan.”
Li Xiao terakhir mengeluarkan ransel kecil berisi komponen pengganti, menaruhnya di meja yang sudah penuh peralatan, lalu mengembangkan tangan dengan bangga: ”Semua alat ini siap pakai, sepenuhnya tanpa perlu debug, semuanya sudah dalam kondisi terbaik!”
Dalam dentang suara jernih, Bai Shuo mentransfer 5000 poin hadiah tambahan kepada Li Xiao melalui transaksi.
Melihat angka yang ter-refresh di jam tangannya, Li Xiao mengucek pelipis sambil menguap:
”Dengan perlengkapan ini, bahkan orang lumpuh parah bisa menerjang Washington, membantai Wall Street, mengorban-putihkan Gedung Putih, lalu meledakkan Pentagon.”
