Setelah mereka pergi, siluet Ottolia baru muncul seperti hantu dari kegelapan aula besar.
Merasakan jejak aura Bai Shuo yang masih tersisa di udara, dia menghela napas sendu.
Suara Zhao Hun bergema di telinganya: "Kontrak telah selesai. Mulai sekarang kau adalah pengawalnya. Ikatan keluarga yang tak terpisahkan bahkan oleh hidup dan mati."
“Dalam waktu tak terbatas, kau akan selalu menemani dia.” Zhao Hun seolah menghibur Ottolia: "Jangan risau dengan masa kini yang berlalu sekejap."
“Aku paham.” Ottolia mengangkat kepala, wajah pucat pasinya menampakkan senyum cerah, hatinya tampak gembira: "Aku bisa merasakannya. Di detik kontrak terselesaikan, aku sudah merasakan posisiku di hatinya."
Zhao Hun tertegun sejenak, lalu tertawa: "Kalau begitu berusahalah."
“Terima kasih atas bimbingannya, selamat tinggal.” Ottolia membungkuk hormat ke belakang.
“Selamat tinggal, nona kecil.”
※※※
Dengan Chen Jingmo dan Sun Wukong, Bai Shuo bersiap menemui Aaron untuk ucapan terima kasih sekaligus menanyakan keberadaan Ottolia.
“Jangan sampai Liang Gongzheng belum ditemukan, malah Ottolia ikut hilang……”
Tepat saat mereka keluar dari pintu transmisi lantai 17 Area Arsip Rekam Menara Babel, hampir menabrak seseorang.
Belum sepenuhnya pulih dari persepsi ruang yang kacau, Bai Shuo merasa seperti menubruk sesuatu.
Lalu ia mendengar suara gadis kecil terjatuh ke lantai, disertai bisikan tertekan dan terkejut yang tertahan.
"Eh? Kamu..." Bai Shuo memandangi gadis kecil duduk di lantai dengan mata berkaca-kaca, merasa familiar tapi tak bisa mengingatnya.
Di belakangnya, Sun Wukong yang melihat kejanggalan situasi berbisik: "Kapten Batalyon Inti 'Bisikan': Chu Xiang."
Benar, gadis kecil yang ditubruk Bai Shuo hingga terjatuh ini—terlihat baru 11-12 tahun—adalah kapten batalyon inti.
Kapten termuda dengan bakat terbaik dalam sihir mantra serapah, kekuatan tempurnya bisa masuk 10 besar di antara semua batalyon inti.
"Kapten Chu tidak apa-apa?" Bai Shuo teringat status hierarkinya, menawarkan tangan untuk membantunya bangun sambil memandanginya dengan ekspresi tak percaya.
Meski pernah bertemu di rapat sebelumnya, saat itu hatinya terlalu kacau untuk memperhatikan, baru sekarang menyadari keberadaan gadis pemalu yang selalu bersembunyi di sudut ini.
Meski bisa merasakan aura kuat dari gadis kecil ini, Bai Shuo tetap sulit mempercayainya.
Tapi mengingat ini Ruang Dewa Utama, bukankah segala kemungkinan bisa terjadi?
Gadis pemalu itu menggenggam tangan Bai Shuo dan berdiri, menggelengkan kepala dengan diam untuk menunjukkan bahwa dia baik-baik saja, memandangi Bai Shuo dan yang lain dengan sikap malu-malu.
"Menubruk gadis di belokan adalah FLAG klasik, apalagi ini tipe Wu..." Di belakang Bai Shuo, Sun Wukong bergumam sendiri, namun langsung terdiam setelah mendapat tatapan tajam dari Chen Jingmo.
"Minta maaf, junior! Untung Yaya tidak terluka, atau aku akan memakan kalian!"
Suara kecil aneh terdengar dari pinggang gadis itu: "Memakan kalian!"
Pada tas kecil bergaya kekanak-kanakan di pinggang Chu Xiang, terlihat tonjolan kecil yang bergerak-gerak, seolah ada sesuatu yang melompat-lompat di dalamnya, lalu keluar melalui celah tas.
Makhluk itu dengan lincah memanjat tubuh gadis, lalu melompat ke bahunya, menunjuk Bai Shuo dengan cakar kecilnya: "Junior bertubuh besar, cepat minta maaf!"
Ia memiliki sepasang mata kecil, bulu yang halus, dan ekor tebal yang mengembang.
Benar, itu seekor tupai!
Di cakar mungilnya terdapat jam tangan mini yang hampir tak terlihat jika tidak diperhatikan - ternyata seekor Prajurit Samsara tipe hewan yang langka...
Meski agak terkejut, Bai Shuo tetap membungkuk dengan tulus sambil menatap wajah Chu Xiang: "Maafkan kami."
Tupai kecil di bahu gadis itu setelah mendengarkan baik-baik, mengayunkan cakarnya: "Hmm, Yaya bilang dia memaafkan kalian."
“Ya-Ya tidak suka bicara, ada yang ingin disampaikan bisa bilang ke aku saja.” Tupai mengibaskan ekor besar-nya, mengulurkan cakar kecilnya ke Bai Shuo.
“Senang berkenalan.” Bai Shuo menjulurkan satu jari, menyentuh cakarnya: “Kamu adalah...?”
“Halo junior!” Tupai mengibaskan ekor besarnya sambil menepuk dada: “Seperti yang kau lihat, aku adalah tupai.”
“Panggil saja aku Tupai. Pasti orang biasa akan bertanya, apa tupai bisa jadi Prajurit Samsara? Kamu juga ingin bertanya begitu, benar? Benar?”
Di atas bahu gadis kecil itu, tupai melompat-lompat sambil berbicara.
Entah ilusi atau bukan, Bai Shuo tiba-tiba merasa tupai ini terlalu banyak bicara.
“Tentu karena alasan yang agung, sangat agung.” Tupai menyilangkan kedua cakar kecilnya di depan dada: “Tanyalah dengan hormat, aku akan berbaik hati memberitahumu mengingat kau juniorku.”
Sebelum Bai Shuo sempat berkata apa-apa, ia sudah lanjut bicara: “Baiklah, melihat rasa ingin tahumu, akan ku langgar pantangan untuk memberitahumu, junior! Dengarkan baik-baik!”
Setelah jeda sebentar, ia membusungkan dada kecilnya: “Keinginanku adalah menyebarkan kelompok besar tupai ke seluruh multiverse!”
Dengan sikap gagah perkasa, tupai mengibaskan ekornya: “Benar! Aku ingin semua dunia memiliki ciptaan sempurna bernama tupai!”
“Wah, ambisi menyebar benih ke seluruh dunia ya...” Di belakang Bai Shuo, Sun Wukong menahan tawa sambil memuji dengan serius.
“Jadi, ini benar-benar keinginan yang megah!” Tupai berekor besar menggerakkan cakarnya yang berkilau dingin: “Aku akan membuat tupai hidup di seluruh multiverse, dari surga sampai neraka, dari hutan sampai laut...”
“Aku akan membuat semua makhluk di berbagai dimensi meraih kebahagiaan! Hidup yang bisa bersama tupai setiap hari, sungguh...”
Saat semua orang hampir tak tahan dengan cerewetnya tupai ini, suara familiar Bai Shuo terdengar dari kejauhan.
“Tupai baik, tidak mau bergulingan?”
Seketika, suara tupai itu terhenti. Seperti menerima perintah yang tak bisa ditolak, ia patuh menggulung ekornya, berguling-guling di bahu gadis kecil lalu jatuh ke tanah.
“Cuit~”
Setelah bersuara lucu dan berguling 2-3 kali, tupai itu melompat bangkit dengan muka kesal, menunjuk pria itu: “Lagi-lagi kamu! Aku... aku takkan membiarkanmu!”
Mengabaikan tupai cerewet ini, pria yang terlihat sangat tidak bisa diandalkan - Xiao, membungkuk ke Chu Xiang sambil tersenyum: “Sudah lama tak jumpa, Ya Ya.”
Gadis itu dengan lembut mengangkat tupai yang kesal dari tanah, mengelus kepalanya sebelum mengangguk halus ke Bai Shuo dan Xiao, lalu berbalik dan berlari kecil pergi.
“Gadis kecil yang sangat menggemaskan, setiap melihatnya aku merasa seperti dimurnikan sekali lagi.”
Xiao berkomentar dengan senyuman keanehan kepada Bai Shuo: "Adapun tupai cerewet itu... Setelah ketahuan mengasah kukunya di bantalan favorit Komandan, ia dikutuk dengan sihir yang sangat kejam.
Jika yang berbicara adalah anggota Batalyon dan tidak berniat jahat, cukup ucapkan 'Tupai baik takkan bergulingkah?', maka ia akan terus berguling, haha..."
Boom!
Angin tajam yang mengamuk tiba-tiba meledak dari tempat Xiao berdiri tadi, barrier berlapis-lapis mengembang dan memblokirnya di pusat gravitasi, lalu kepalan tangan Bai Shuo menghantam kepalanya tanpa ampun.
Setelah suara hancuran, kepala Xiao berubah menjadi gumpalan kabut hitam pekat yang bergeliat, suara terkejut terdengar dari dalam kabut: "Hei, bicara baik-baik saja, apa yang kau lakukan?"
"Tidak ada, aku ingin berterima kasih atas kejutan yang kau berikan." Bai Shuo menunjukkan senyum berbahaya, tangannya tak berhenti menghancurkan seluruh tubuh lawan menjadi gumpalan kabut hitam pekat yang tak stabil.
"Kata-kata sudah tak bisa mengungkapkan rasa terima kasihku!"
"Santai saja, lepaskan dulu aku... Hei! Cepat simpan apa itu! Jangan sembarangan, benar-benar bisa terluka!"
Melihat api hitam yang muncul di tangan Bai Shuo, kabut hitam berguling-guling sambil berteriak: "Maaf, aku salah, kumohon maafkan aku!"
“Sungguh memalukan, Empat Ksatria Apokalips, Ksatria Abu-abu Perang... benar-benar... tidak punya sedikit pun harga diri.”
“Kalau mengakui kesalahan bisa menyelesaikan masalah, untuk apa ada polisi?” Bai Shuo menjepit benih api hitam yang membara dengan dua jarinya, perlahan mendekatkannya ke kabut hitam pekat.
“Hei hei, ini sangat berbahaya! Aku mengerti, aku akan mengganti kerugian mentalmu...”
Lagipula dirinya yang lebih dulu menjebak orang lain, Xiao merasa tidak enak untuk melawan. Biarkan orang lain memukulnya sekali toh tidak akan membuatnya kehilangan sehelai bulu. Masalahnya sekarang, bagaimana dia bisa menyalakan api pemusnahan ini hanya setelah sekali menjalankan tugas?
Itu adalah manifestasi pertanda kematian yang mengarahkan segala sesuatu menuju akhir. Jika benar-benar dibiarkan menyala dua kali, bahkan Ksatria Abu-abu pun akan muntah darah.
“Satu tiket liburan Monster Hunter World, mohon diterima!”
Kabut hitam dengan sangat hati-hati mengulurkan kartu merah ke hadapan Bai Shuo. Setelah berada di tangan Bai Shuo, ia berputar beberapa kali sebelum kembali ke bentuk lingkaran.
“Ini keterlaluan!” Xiao memandangi tiket undangan itu dengan wajah kesakitan. Ini benar-benar liburan wisata yang sangat langka.
Untuk mengatasi tekanan berlebihan yang dialami Prajurit Samsara selama misi, di Ruang Dewa Utama juga tersedia layanan relaksasi yang bisa ditukar.
Seperti berbagai barang mewah, obat-obatan saraf non-adiktif, kenikmatan setara raja.
Tentu saja ada juga layanan wisata terkait, misalnya tiket liburan yang tidak menggunakan kuota pertukaran plot jeda misi tim.
Liburan tanpa bahaya, tidak ada tugas, dan gangguan dari siapa pun, bisa bersantai di antara pegunungan hijau dan air jernih, melepas diri dari tekanan psikologis.
Selain harganya mahal, juga membutuhkan kartu alur cerita terkait untuk ditukar. Fakta bahwa Xiao bisa mengeluarkan kupon liburan ini juga membuktikan ketulusan permintaan maafnya.
Xiao memandangi kupon liburan di tangan Bai Shuo dengan penuh kekecewaan, berbicara dengan cepat seperti suara tulang retak, lalu menghilang dengan aura sedih.
Xiao yang baru keluar dari ruangan Aaron memberitahu Bai Shuo bahwa dia tidak perlu datang lagi. Aaron sedang sibuk melakukan pembangunan perluasan jaringan ley line Menara Babel, mungkin tidak punya waktu menerima tamu.
Ottolia baru saja kembali dari dunia kultivasi dan sekarang telah tiba di markas tim.
Lagipula akhir-akhir ini baru bisa santai, Xiao juga menyarankan mereka untuk bersantai, jangan membebani diri dengan tekanan berlebihan.
Terakhir, Xiao sekalian menanyakan apakah Bai Shuo punya pertanyaan terkait rekrutan pemula.
Cross bisa menggunakan hak aksesnya untuk mengatur pemula berbakat masuk ke Tim Harapan melalui sistem tugas.
Tapi akhirnya Bai Shuo memutuskan untuk mempertimbangkannya dulu sebelum memberi pemulihan.
