Saat Bai Shuo dan Chen Jingmo melakukan 'Resonansi Jiwa', di kamar Ottolia...
Gadis gelisah itu menyandar ke dinding kamar, pakaiannya berantakan, suara mendayu-dayu dan merdu keluar dari tenggorokannya.
Baru beradaptasi dengan hubungan jiwa yang erat, Ottolia masih bingung. Sebelum menemukan cara memutus sensasi menyebalkan ini, rasionalitasnya sudah hilang.
Gadis dengan ekspresi melayang itu lunglai di atas tempat tidur, tangan tak sadar menjelajah di balik baju berantakan, kulit putih dan halusnya memerah menggemaskan.
Meraba-raba dengan kikuk, Ottolia nyaris tersesat dalam sensasi aneh yang membanjiri jiwanya.
Perasaan tak terlukiskan itu hampir membuatnya menjerit. Tapi meski tinggal selangkah lagi, ia tak bisa sepenuhnya terbebas dari sensasi samar itu.
Terbakar oleh perasaan keanehan yang tak tertahankan, Ottolia tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Dalam kebingungannya, air liur yang tak disadarinya mengalir membasahi sebagian besar kerah bajunya.
Ia mengingat malam itu ketika berdua saja dengan Bai Shuo, gerakan-gerakan yang dilakukan pria itu pada tubuhnya, jari-jari yang canggung mengelus area lembap di bagian bawah tubuhnya.
Seolah dalam serbuan ini, ia akhirnya menemukan semacam kiat. Dengan kerja sama tim perasaan aneh yang bergulung seperti ombak, jarinya menggosok berirama pada jejak lembap itu.
Akhirnya ia limbung di sudut tembok sambil merintih dan menjerit, tak bergerak sama sekali, membiarkan cairan yang merembes dari suatu tempat merendam pakaian dalam dan rok pendeknya.
Setelah kesadarannya pulih, dengan susah payah ia mengomandoi tubuh lunglainya untuk melepas gaun panjang dan jaket yang sudah basah kuyup.
Berpegangan pada tembok, ia terhuyung-huyung masuk ke kamar mandi.
Mungkin berendam akan membantu, pikir gadis polos itu.
Terendam dalam air hangat, Ottolia merenungkan apa yang baru saja terjadi pada dirinya, namun perasaan tidak enak itu kembali merayap dari tulang belakangnya.
Gadis yang ingin menangis itu tak mendeteksi antisipasi samar dalam hatinya, karena sensasi aneh itu... datang lagi...
……
Saat segala sesuatu akhirnya berhenti, Ottolia sudah tak sadarkan diri di dalam bak mandi yang lunglai.
Dalam gerakan yang kacau balau, air bak mandi tumpah lebih dari separuh, menggenangi lantai yang perlahan-lahan menjadi dingin.
Rambut panjang keemasan yang kusut menempel di pipi, jari Ottolia yang masih berada di antara langkah kakinya terus berkedut tanpa sadar.
Matanya yang kehilangan fokus menatap langit-langit, terperangkap dalam kekosongan dan kebekuan.
Setelah cukup lama, deretan bel pintu yang terus-menerus akhirnya mengembalikannya ke kesadarannya. Ottolia yang lemas berjuang keluar dari bak mandi saat bel tiba-tiba menghilang.
Jam tangan di pergelangan tangannya tiba-tiba muncul dari mode tersembunyi, mengeluarkan Guncangan yang terus-menerus.
Dengan respon yang tertunda, ia memilih opsi 'terima', menatap kosong ke arah jam tangan.
Wajah Bai Shuo yang bingung dan gelisah langsung muncul di layar: "Ottolia, kamu... baik-baik saja?"
Ekspresinya kemudian berubah menjadi Terkagum-kagum dan canggung, secara refleks memalingkan muka: "Maaf, mengganggumu."
Komunikasi terputus seketika, baru sekarang Ottolia menyadari tubuh atasnya yang telanjang telah sepenuhnya terekspos selama komunikasi.
Gadis yang tiba-tiba sadar dari kebekuan itu, setelah terkejut dan panik, memeluk tubuh atasnya yang telanjang lalu tiba-tiba menunjukkan senyum keanehan yang manis.
Dia melihat kan?... Biarlah dilihat, tidak apa-apa kalau dia yang melihat.
Ya, begitu saja.
Setelah mengganti pakaian, dia merapikan rambut yang kacau dan pipi yang memerah sebelum menghubungi komunikasi kembali.
Dengan gugup dia menjelaskan ke layar video: "Tadi... aku baru bangun tidur, jadi..."
"En, aku mengerti, aku mengerti..." Bai Shuo di sisi layar mengangguk buru-buru, lalu keheningan menyelimuti mereka berdua.
Beberapa saat kemudian, Bai Shuo baru tersadar dan teringat tujuan awalnya: "Ayo makan malam, Jingmo sudah menyiapkan banyak hidangan. Malam ini kita rayakan dengan meriah."
"Oh." Ottolia mengangguk lalu tersenyum: "Tunggu sebentar, aku segera keluar."
Dia bisa merasakan kekhawatiran di hati Bai Shuo sebelum menerima komunikasi, dan juga memahami bahwa dirinya seakan telah meraih sesuatu.
Kalau sudah dimulai, jangan berhenti di tengah jalan.
Ottolia terus maju!
※※※
Bai Shuo merasakan dirinya berada di tepi jurang bahaya, sementara pandangan Sun Wukong yang penuh belas kasihan dan schadenfreude tertuju padanya.
Meski tak merasakan apa-apa, dia menangkap aura bahan peledak yang menyebar di meja makan. Kapan saja bisa 'Boom!' meledak dengan konsekuensi mengerikan...
Kecemasan ini tak berdasar. Di meja makan yang harmonis, mana mungkin ada krisis semacam itu... Ilusi, pasti ilusi... atau bukan?
Apakah aku terlalu berpikiran berlebihan? Semua orang jelas-jelas hidup dengan harmonis, sama sekali tidak ada tanda-tanda disharmoni.
Tapi entah mengapa ada perasaan... bahwa diriku setiap saat bisa menjadi buruk!
Pada akhirnya, Bai Shuo akhirnya yakin perasaan aneh ini berasal dari hati tidak tenangnya. Meski jelas tidak terjadi apa-apa dengan Ottolia, tapi tetap merasa seperti telah berselingkuh.
Hingga makan malam selesai, ia terus merenungkan apa yang terjadi pada dirinya. Hasilnya? Tentu saja tidak ada petunjuk sama sekali.
Setelah makan malam, Sun Wukong membawa tas beban tambahannya ke markas 【Cross】 untuk meminjam arena latihan dengan pengaturan gaya gravitasi di sana.
Ottolia juga tampak sangat lelah, pulang tidur dalam kondisi agak teler.
Ia duduk di sofa menatap layar TV dengan bengong, sementara Chen Jingmo Sandar di bahunya, terus tertawa melihat plot komedi di layar.
Bai Shuo sama sekali tidak memperhatikan 'keseharian' gadis-gadis kecil yang bisa menyemburkan laser dari mulut di layar itu, otaknya dipenuhi pikiran kacau.
Perlahan, ia mulai merasakan pandangan penuh tanya tertuju padanya. Chen Jingmo yang memeluknya tak tahu sejak kapan berhenti menonton, malah penasaran memandang tatapan jelas tidak fokus darinya.
Bai Shuo menunduk, bertanya pada wajah penasaran Chen Jingmo: "Ada apa?"
“Entah mengapa……” Chen Jingmo berpikir: “Aku selalu merasa situasi mencurigakan kita sekarang ini pernah kulihat di drama-drama TV……”
“Jangan ngaco, ini bukan plot anjing darah yang klise.” Bai Shuo mengusap rambutnya dengan santai: “Pernah kau lihat aku merokok setelahnya?”
Chen Jingmo menyangga tubuhnya dengan lengan, pandangan sejajar dengan Bai Shuo: “Berani-beraninya! Aku paling benci pria perokok.”
“Makanya, kenyataan bukan drama TV.” Bai Shuo mengangkat Chen Jingmo dan mendudukkannya di pangkuannya, memeluknya erat: “Jangan overthinking.”
“Lalu tadi kamu mikirin apa?” Chen Jingmo merangkul lehernya, menggantung di tubuh Bai Shuo sambil menatap matanya: “Dari tadi makan kamu terus melamun.”
“Ini.” Bai Shuo mengeluarkan kartu hitam pekat dari ruang arloji: “Traveling~ Honeymoon yang tertunda.”
“Kamu... ngomong apa sih! Honeymoon segala……”
Bai Shuo mengangkat wajah Chen Jingmo dengan kedua telapak tangan, menatap matanya: “Meski surat nikah resmi belum bisa, tapi cari kesempatan kita menikah ya.”
“Aku... aku...”
Mata Chen Jingmo memerah, bicaranya terbata-bata: “…Aku belum gosok gigi.”
“Jangan-jangan kamu phobia pernikahan?”
Bai Shuo menatapnya dengan senyum samar.
“Nggak ada!!”
Chen Jingmo membantah keras, lalu menundukkan kepala di bawah pandangan Bai Shuo, berbisik pelan: "Aku belum siap."
Bai Shuo terus mendesak maju bertanya: "Kapan baru akan siap?"
"Pokoknya sekarang belum siap!" Chen Jingmo memeluk lehernya, menyembunyikan wajah di dadanya: "Meminangku tak semudah itu, sekarang belum bisa..."
"Nanti kalau sudah punya anak akan terlambat."
"Aku tak punya anak! Tiap kali makan selalu minum obat!"
Are, sepertinya Bai Shuo mendeteksi sesuatu yang luar biasa...
"Oh? Diam-diam minum obat ya, aku tahu. Kalau begitu...sekarang kita bikin anak saja...Aku akan mengawasimu baik-baik."
"Eh? A...Wu...Wu..."
……
Di kamar sebelah, Ottolia yang mendeteksi sensasi aneh itu kembali meringkuk dalam selimut, wajahnya memerah. Terhadap perasaan ini, dia sendiri sepertinya mulai...terbiasa?
Maka, malam tanpa tidur pun dimulai.
※※※
Di sini adalah dunia yang dikuasai naga, ekosistem primitif penuh perburuan dan penangkapan.
Terdapat berbagai binatang buas dan unik, peradaban dan sejarah yang khas.
Bumi, langit cerah, seluruh penghuni era ini dipenuhi keganasan khas dan daya hidup.
Dibandingkan dunia lain, tempat ini telah menjadi sangat sederhana.
Yakni - berburu, penaklukan heroik berdarah panas!
“Di dunia yang dipenuhi pegunungan hijau dan air jernih, dengan berbagai pemandangan purba yang aneh, di mana-mana terasa nyawa yang dahsyat dan penuh motivasi.”
“Dan sungguh menyenangkan berada di dunia yang sangat bersih, tanpa sedikit pun polusi industri.”
“Namun bagi Tim Harapan saat ini, urusan penaklukan, perburuan, atau apapun itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan mereka.”
“Yang perlu mereka lakukan hanyalah bersantai di tempat indah dengan pegunungan dan sungai yang mempesona ini.”
“Sayangnya, ada yang tidak sepakat.”
“Pistol menyelamatkan dunia!”
Sun Wukong menggendong senjata besar yang terlihat sangat seru, berdiri di hadapan Bai Shuo dengan kedua tangan di pinggang: “Latihan semangat berapi-api para pria akan segera dimulai! Kapten, ayo berburu bersama! Inilah esensi sejati liburan kali ini!”
Di belakangnya, dua kucing peliharaan yang terlihat jinak berdiri di atas Bumi dengan kaki kecil, cakar mungil mereka menggenggam senjata presisi sambil membawa keranjang kecil menunggu perintah sang Tuan untuk berangkat.
“Hei, baru lima menit saja, bagaimana bisa kau menyiapkan semua perlengkapan ini?!”
Bai Shuo terkagum-kagum pada efisiensi Sun Wukong, wajahnya berkedut melihat paman bersemangat di depannya: “Jangan-jangan ini hasil curian?”
“Ngawur! Kau kira aku ini siapa?!”
“Sun Wukong mengepal tinjunya, melipat lengan untuk menunjukkan otot biceps yang tak tertandingi oleh Bai Shuo: ”Monster Hunter 3P sudah lama kubersihkan! Peta Desa Jieyun hafal betul di luar kepala!””
