"Jika ingatanku tidak salah, ketika Prajurit Samsara menghadapi misi yang terkait dengan Dunia Misi sebelumnya, akan ada proses semacam penerusan data penyimpanan, bukan?"
Sun Wukong berpikir sejenak sebelum mengangkat kepala dan bertanya: "Dengan kata lain..."
Chen Jingmo memahami maksudnya dan melanjutkan: "Perubahan yang kita buat di Dynasty Warriors akan diwariskan ke Warriors Orochi?"
"Benar. Inilah yang paling kukhawatirkan."
Sun Wukong mengangkat kepala dengan wajah cemas: "Jika tidak salah ingat, saat Kapten mengalahkan ribuan musim sendirian dan membantai He Jin, Dian Wei juga kaubunuh, bukan?"
Bai Shuo membalik-balik data plot yang diambil dari basis data 【Cross】, merasa ada yang janggal, lalu mengangguk: "Betul."
Sun Wukong menyalakan sebatang rokok, menghembuskan asap sebelum berkata perlahan: "Jadi, Cao Cao yang tidak terbunuh pasukan Raja Iblis Orochi berkat perlindungan Dian Wei..."
Akhirnya ia menemukan bahaya laten yang terkubur dalam plot, berbisik pelan: "Apakah masih hidup?"
Dalam keheningan, Bai Shuo menyelesaikan pembacaan data di tangannya, merenung sejenak: "Kemungkinan 90%, mati."
Sebuah bom tersembunyi berhasil digali lebih awal, patut disyukuri.
Bai Shuo melanjutkan pencarian krisis yang terkubur dalam plot, menempelkan data di Papan Putih raksasa sambil membuka komputer di bawah bola cahaya. Layar besar menampilkan data hingga puluhan ribu karakter.
Ia mundur beberapa langkah, menggeser data pihak pasukan Raja Iblis dengan jari: "Orochi, Rubah Iblis Daji, Biksu Jahat Taira no Kiyomori - seberapa kuat mereka sebenarnya?"
Chen Jingmo yang pernah memainkan permainan ini beberapa tahun lalu merenung sejenak: "Kekuatan Taira no Kiyomori maksimal empat bintang tingkat pemula. Tapi dia mungkin menguasai metode kebangkitan tidak sempurna untuk menghidupkan Orochi yang mati. Rubah Iblis Daji juga selevel, makanya terus dikejar Taigong Wang dari dunia dewa."
Ia menemukan titik masalah, mengangkat kepala: "Tapi kekuatan Orochi terlalu ambigu."
Data menunjukkan Orochi Ular memiliki dua bentuk: wujud Orochi biasa dan wujud Orochi Sejati.
"Kekuatan awalnya kira-kira di tingkat menengah empat bintang. Setelah mati sekali, dia ternyata bisa bangkit kembali dengan bantuan Taira no Kiyomori, menjadi Orochi sejati. Kekuatannya meningkat signifikan, hampir mencapai tingkat awal lima bintang."
Sun Wukong menambahkan catatan setelah analisis Chen Jingmo: "Jangan lupa, karakter ini berasal dari Yamata no Orochi. Dalam plot Z, ada foreshadowing tentang kebangkitannya yang berlanjut."
"Transformasi tiga tahap? Mirip Freeza. Sayang kekuatannya jauh lebih lemah dibanding Freeza."
Bai Shuo tak bisa menahan tawa: "Sepertinya jika transformasi ketiga dilakukan, kemungkinan akan meningkatkan kekuatan hingga puncak tingkat lima bintang."
"Masih ada satu hal yang perlu diperhatikan, mungkin terkait orang-orang dari dunia dewa." Sun Wukong menunjuk beberapa gambar di sudut kiri atas layar.
"Fuxi, Nuwa, Taigong Wang, Biksu Xuanzang, Sun Wukong..."
Meski nama-nama ini mirip dengan tokoh mitologi Tiongkok, namun hanya sekadar nama belaka. Karakter dan kekuatan bahkan jenis kelamin pun tidak sesuai dengan aslinya.
Seperti Biksu Xuanzang, meski namanya terdengar baik, kenyataannya adalah wanita cantik berbusana penari dengan lengan baju panjang.
Fuxi digambarkan sebagai paman berwatak keras dengan senjata pedang besar, sedangkan Nuwa memiliki tubuh seksi dengan ekspresi dingin seperti gunung es.
"Yang paling merepotkan adalah Taigong Wang." Sun Wukong mengusap titik antara alisnya: "Meski mungkin menjadi bantuan dalam plot, ini bisa jadi bahaya laten yang ditanam Tuhan utama untuk kita."
Dia menyulut rokoknya dan berbisik, “Bagaimana dengan karakternya? Terlihat seperti anak muda tampan yang memakai jubah Tao versi modis dimodifikasi, tapi karakternya sangat buruk.”
Chen Jingmo menambahkan, “Sangat angkuh sampai-sampai tidak manusiawi, sekali memutuskan sesuatu sulit dibujuk; meski menjadi bantuan, mungkin juga akan menimbulkan masalah?”
“Tidak apa-apa.” Bai Shuo melambaikan tangan, “Sudah menemukan masalah, artinya penyelesaiannya tidak jauh lagi.”
“Menurutku, yang paling perlu diperhatikan ada di sini.” Bai Shuo menunjuk barisan pertama pada preview dunia plot: “Tugas setengah dewa.”
“Kesulitan default adalah tugas setengah dewa tertinggi. Nanti dewa utama mungkin akan menambahkan segala hambatan yang bisa digunakan. Dan tugasnya pasti bukan sekadar membunuh iblis Orochi, mungkin ada syarat khusus yang ditambahkan.”
……
Hampir setengah hari, Bai Shuo dan anggota tim menganalisis plot, sambil meminjam banyak reken tugas sebelumnya dari 【Cross】 di 【Perpustakaan Segala Fenomena】， mempersiapkan semua situasi mencurigakan yang mungkin lolos.
Setelah memastikan pemahaman yang cukup tentang plot, Bai Shuo mengenakan jaket dan berjalan menuju cahaya ilahi dewa utama.
“Aku akan ke gudang bahan 【Cross】， lagipula banyak fasilitas belum pernah digunakan, sayang kalau terbuang.”
Ketika dia muncul kembali di bawah cahaya ilahi dewa utama, sudah tiga belas jam kemudian.
Bai Shuo yang tampak begadang semalaman menguap lesu, lalu melambai ke Sun Wukong yang sedang berlatih pagi di aula sebelum pergi tidur lagi.
Selama persiapan berlangsung, waktu terus bergulir perlahan.
Saat hitung mundur misi akan dimulai tersisa lima menit, semua orang berkumpul di bawah cahaya menara.
Bai Shuo mengenakan jubah panjang biasa yang terlihat sederhana, hanya di bagian manset dan kerah terlihat sulaman rune misterius dengan kawat logam hitam pekat.
Di bagian dalam jubah tersebut tertulis mantra-mantra rapat disertai node-node ilmu sihir barrier yang dirancang untuk kerja sama tim.
Campuran darah dan energi sihir Bai Shuo yang meresap ke artifak sihir, membentuk replika kitab 《Sutra Buddha tentang Biksu Penggeser Gunung》.
Jika mengabaikan bentuknya, jubah ini nyaris setara armor eksoskeleton. Dengan energi sihir cukup, kekuatan fisik Bai Shuo bisa mencapai level bencana antropomorfik.
Dari segi pertahanan, bertahan dua jam dibombardir peluncur roket tanpa lecet hanyalah standar dasar. Yang terpenting, artifak ini memungkinkannya melepas diri ilmu barrier andalannya dengan lebih cepat.
Ini adalah baju zirah yang dia buat setelah menghabiskan waktu semalaman dan menyia-nyiakan tiga material. Seluruh proses membuat Indix yang dijuluki 'serba bisa mantra' menggelengkan kepala, namun efek akhirnya membuat shota yang biasanya sangat ketat dalam Jalan Sihir ini berkata 'lumayan'.
Setelah dikenakan, Bai Shuo akhirnya terlihat sedikit misterius. Hanya Chen Jingmo yang merasa selain usia dan gaya rambut, penampilannya semakin mirip Konyakou En dari Sekte Konyakou En.
Sun Wukong tidak memiliki baju zirah yang layak di seluruh tubuhnya, tapi kali ini mengeluarkan senjatanya - sepasang sarung tangan tinju modifikasi yang dibuat berdasarkan desain gambar "Gilgamesh" dari dunia 《Devil May Cry》.
Setelah berlatih mati-matian dalam waktu lama, pria paruh baya ini berhasil mengerutkan semangat pembunuhnya hingga ke tingkat ekstrim. Auranya terlihat ramah seperti pedagang pangsit pinggir jalan, tapi juga membuktikan penguasaan tinju pembunuhannya telah mencapai level mahir.
Ottolia cukup sederhana, hanya mengenakan setelan jas hitam polos yang sesuai dengan aura seriusnya, terlihat gagah perkasa. Sama sekali tak terlihat bekas valkyrie berbaju zirah hitam yang mengacak-acak medan perang dengan pedang berdarah.
Hanya saja saat melihatnya, bayangan pertama yang muncul di otak Bai Shuo adalah wajah kemerahan dan tatapan menggoda yang membandel di pemandian air panas. Begitu teringat hal itu, dia segera menghentikan pikirannya.
Yang paling biasa mungkin adalah Chen Jingmo yang bersandar pada Bai Shuo sambil makan camilan, tetap mengikat rambutnya menjadi kuda poni di tengkuk, mengenakan celana panjang santai dan baju olahraga berlengan panjang.
Sekilas terlihat tenang, sama sekali tidak memancarkan jejak aura berbahaya. Tapi dari sudut lain, bisa dikatakan seluruh tubuh Chen Jingmo adalah senjata? Setelah naik tingkat menjadi zirah Tuhan Kematian, tipe persenjataan Chen Jingmo termasuk langka yang bisa menggunakan zirah tubuh penuhnya sendiri, bahkan saat berdua saja bertempur, kekuatan tempurnya cukup mengesankan.
Melalui pengalaman bersama Bai Shuo di medan perang bernoda darah itu, dari segi kekuatan fisik, Chen Jingmo kini sama sekali tidak kalah dengan Sun Wukong yang telah mewarisi Hokuto no Ken.
Memandang rekan seperjuangannya, Bai Shuo merasa lega karena kekhawatirannya tidak menjadi kenyataan.
Sebelumnya ia terus khawatir bahwa segera, kekuatannya mungkin akan terlalu jauh meninggalkan anggota timnya, sehingga menciptakan kosong yang memfatalkan dalam struktur pertempuran Tim Harapan.
Kemungkinan terburuknya adalah kemampuan mereka tidak bisa beradaptasi dengan kesulitan tugas yang meledak, akhirnya menjadi korban dalam pertempuran.
Tim Harapan sebelumnya sudah menunjukkan gejala seperti ini, namun patut disyukuri bahwa setelah misi terakhir, celah tersebut berhasil ditambal dengan bantuan dan latihan dari 【Cross】.
Sekarang anggota terkuat dalam tim masih Bai Shuo, Prajurit Samsara sisi mistis tingkat lima bintang bagian tengah; kekuatan sepenuhnya Chen Jingmo tidak hanya terletak pada dirinya sendiri, tapi tetap berada di tingkat empat bintang bagian tengah; Sedangkan Ottolia dalam kondisi biasa, kekuatannya juga setara dengan Chen Jingmo, tingkat empat bintang bagian tengah; Justru Sun Wukong yang kemudian mengejar, melalui latihan mempertaruhkan nyawa berhasil mencapai terobosan ke tingkat empat bintang fase tinggi.
Dengan susunan formasi seperti ini, meski hanya empat orang, Tim Harapan sudah cukup untuk bertahan di dunia reinkarnasi ini, tidak seperti masa awal dimana setiap hari bahaya selalu mengancam.
Dari tim pemula yang semua anggota seniornya mengalami penghancuran total, bisa mencapai tahap ini, sebagai kapten Bai Shuo juga merasa sangat terharu dan lega.
"Apa kamu mau berkomentar lagi: Tidak mudah ya～, benar kan?" Chen Jingmo menatap ekspresi Bai Shuo sambil tersenyum bertanya: "Tatapanmu mirip seperti Paman San-ku."
Bai Shuo penasaran bertanya: "Paman San? Kerjaannya apa?"
"Petani." Chen Jingmo menahan tawa: "Setiap musim gugur tiba, setiap hari dia memandangi sawahnya dengan tatapan seperti itu."
"Ya, gandum sudah matang." Bai Shuo memegang cuping telinganya, berbisik: "Bisa dipanen."
Chen Jingmo melotot padanya, terus mengunyah permen karet sambil bergumam: "Matilah kau."
“Harusnya begini, bukan begitu?” Sun Wukong di samping menyela, menekan suaranya seraya menirukan nada rendah Yan Mo Ai dalam bahasa Jepang: "Ippen shinde miru (Mau mencoba mati sekali)?"
“Benar juga.” Ujung jari Chen Jingmo berkilau warna darah, mengarahkan pedang bayangannya ke leher Sun Wukong: "Berani mengejekku, mau mencoba mati sekali?"
Sun Wukong langsung menyerah, kedua tangan terangkat tinggi, mengabaikan tradisi mulia Hokuto no Ken: "Aku salah, mohon dimaafkan."
Bai Shuo tersenyum tenang, sementara Ottolia tetap diam seperti biasa, berdiri bagai bayangan di belakang Bai Shuo.
Hingga suara dewa utama bergema:
"Tugas setengah dewa——《Warriors Orochi》hitung mundur dimulai:5、4、3……"
Gulungan Peerless
