Di pasar transaksi yang ramai, Chen Jingmo membawa keranjang belanja produksi dewa utama, bersenandung sambil mengamati kios-kios di kedua sisi.
Di dimensi khusus tempat Prajurit Samsara berjumlah ribuan ini, berbagai Prajurit Samsara dengan penampilan aneh berkumpul membentuk pemandangan langka di seluruh multiverse.
Dengan tujuan membeli atau menjual item, suara tawar-menawar sengit hampir terdengar di mana-mana.
Saat pertama kali datang, sebagai pemula yang tidak mengerti apa-apa, dia pernah terkejut oleh tatapan kedinginan prajurit Sith. Namun setelah beberapa kali berpengalaman, Chen Jingmo sekarang sudah mahai menawar dengan Prajurit Samsara bertipe mata iblis.
Ketika makhluk bermata iblis yang pendiam itu mengangkat dua tentakelnya, itu artinya harga barang tersebut 2000 poin hadiah. Jika dia membentuk tubuh rekan satu timnya menjadi huruf C dengan tentakelnya, berarti masih membutuhkan satu kartu alur cerita tingkat C.
Lupa menyebutkan, rekan satu timnya adalah ular besar yang suka menggulung diri menjadi bola setelah menukar garis keturunan 'Jörmungandr'.
Dalam arti lain, ini juga merupakan pengalaman berharga.
Biasanya di saat seperti ini, Chen Jingmo yang sibuk menawar di depan sementara Bai Shuo mengikutinya dari belakang sambil menunggu kedatangan 'anak jahat' atau 'kupu-kupu mabuk' dari legenda. Lalu turun dari langit saat si brengsek itu mengulurkan tangan kotor ke pacarnya, mematahkan kaki anjing itu...
Tapi selain aturan besi larangan perkelahian di Ruang Transaksi dan 'lingkaran cahaya perdamaian' dari dewa utama, sebenarnya tak banyak Prajurit Samsara yang sampai segila itu - begitu melihat wanita cantik langsung ingin menggoda.
Betapa banyak cewek gratis di dunia tak terbatas ini. Kalau tidak bisa cari pacar, masa tidak bisa cari teman kencan?
Jika Prajurit Samsara sampai sengsara tidak bisa menemukan teman kencan, mungkin benar-benar mencapai tingkatan tertinggi kegagalan. Orang seperti itu pasti sudah mati dalam tugas.
"Baiklah, ini bisa dianggap sebagai khayalan sia-sia Bai Shuo di tengah kebosanan, bahkan dirinya sendiri merasa itu sangat konyol."
Ia menatap senjata super megah di tangannya, sambil mengobrol santai dengan pria macho yang tampaknya sama sekali tidak punya bakat bisnis.
Bai Shuo memandangi senjata megah di tangannya penuh rasa ingin tahu: "Bos, senjata apa ini?"
Pemilik kios kekar mengangkat kepalanya dari majalah, setelah melihat senjata di tangan Bai Shuo ia berpikir sejenak lalu menepuk dahinya: "Yang kamu pegang ini adalah 'Senjata Dewa' tipe Halilintar - Ru Shi Wo Zhan."
Sepertinya tidak mahir dalam taktik bisnis, si pemilik kios dengan jujur meledakkan diri: "Sayangnya ini belum bentuk terkuat, masih versi awal Ru Shi Wo Zhan. Kami dapat ini setelah membunuh Heavenly Blade saat mengerjakan misi gabungan beberapa tim."
"Halilintar?" Bai Shuo dengan sangat hati-hati menarik senjata dari sarungnya, mengamati mata pisaunya: "Dulu aku juga pernah pertimbangkan untuk memperkuat rute She Sheng Tong Zi, sayangnya tidak berguna."
Si bos melambaikan tangan: "Kalau begitu datang lagi lain kali untuk melihat."
Bai Shuo meletakkan 'Ru Shi Wo Zhan' itu, lalu mengambil aksesoris yang sudah lama dilihatnya: "Berapa harga jepit rambut ini?"
"Visimu bagus, itu hasil latihan teman satu timku saat belajar enchantment. Cincin Bangsawan+3, meningkatkan semua kondisi fisik, dan melepas diri medan gaya pertahanan setiap tiga jam. Tiga ribu poin hadiah langsung jadi milikmu."
"Tapi seharusnya tidak berguna bagimu?" Dia menatap enam bintang di atas kepala Bai Shuo dan bertanya.
"Dibeli untuk hadiah." Bai Shuo menjawab sambil lalu, baru saja hendak membeli, tiba-tiba sebuah telapak tangan mengambil aksesoris itu dari tangannya.
Chen Jingmo menggelengkan tangannya, mengacungkan dua jari: "Dua ribu boleh?"
Pedagang mengeluarkan buku kecil dari pelukannya, mungkin berisi batasan harga yang ditulis rekan satu tim, sambil memegang dagu dia mencari-cari lama kemudian berkata: "Tambahkan tiga ratus lagi baru boleh bawa, setuju?"
"Baiklah." Chen Jingmo tersenyum, sudah paham maksud Bai Shuo dia bertanya: "Tidak akan lolos situasi tidak muat dipakai kan?"
"Otomatis menyesuaikan ukuran, tenang saja." Kata pedagang sambil mengkonfirmasi transaksi, mengacungkan jempol: "Di li DOTA ogre dan kraken pun bisa muat."
Sudut mata Chen Jingmo berkedut, tapi karena rasa pencapaian sukses menawar, tidak terlalu dihiraukan, bahkan menasihati: "Bang, kalimat macam ini jangan diucapkan di depan wanita ya..."
"Oh? Benar juga." Pedagang pria macho itu memegang pena, mencatat nasihat Jingmo di buku, Bai Shuo melihat sekilas isi buku itu.
"Obral besar...nilai luar biasa...hanya lima puluh ribu poin hadiah...jangan sampai kelewatan..."
Waduh, dari mana menjiplak slogan iklan ini...tampaknya sel bisnis pedagang ini benar-benar kurang, perkiraan rekan tim yang menuliskannya, dia tinggal membacanya saja.
Chen Jingmo memandang Bai Shuo memasukkan 'Cincin Bangsawan+3' ke dalam ruang angkasa, berkata dengan gelisah: "Hmm, hadiah ulang tahun Youxi? Sebagai kakak, aku juga tidak boleh datang dengan tangan kosong. Hadiah apa yang cocok ya?"
Bai Shuo menggenggam tangannya, berkata: "Kita jalan-jalan lagi saja. Tapi kenapa kamu sengaja datang ke pasar transaksi untuk membeli bahan makanan?"
"Dengar-dengar di Menara Babel, akhir-akhir ini pasar transaksi menjual bahan spesial dari 《Toriko》. Lagipula lebih murah daripada di dewa utama."
Chen Jingmo berkata penuh rasa ingin tahu: "Kalau pesta ulang tahun hanya menukar makanan di dewa utama, rasa-rasanya kurang meriah."
"Setuju." Bai Shuo mengangguk: "Mau beli apa?"
"Tidak tahu juga." Chen Jingmo berpikir sejenak, lalu menatap dengan senyum lembut: "Bagaimana kalau beli 'Kelinci Gulung' dan 'Ayam Hitam' untuk direbus? Bisa dikukus atau dimasak kecap. Aku sedang belajar seri masakan rebusan baru..."
Kreek...
Bai Shuo seketika merasa dirinya membatu. Dengan kaku ia menoleh, dalam pandangan lembut Chen Jingmo tiba-tiba merasa dingin menyergap.
Ia meniru sikap heroik Sun Wukong, pura-pura tak bersalah: "Ha...haha... Kelinci Gulung dan Ayam Hitam apaan? Aku belum pernah dengar."
“Benarkah? Aku pernah dengar lho.” Chen Jingmo berkata dengan tenang seperti angin sepoi-sepoi, seolah sedang mengobrol biasa, sambil memandangi barang-barang di kios-kios samping jalan. Tiba-tiba dia melontarkan serangan mematikan: “Misalnya membakar ‘Kelinci Nyata’? Kayaknya enak juga ya.”
Bai Shuo saat itu belum tahu, Chen Jingmo dan Ottolia yang sedang memegang teropong telah menyaksikan segalanya dengan jelas...
Siapa sangka kapan Chen Jingmo merasa seni membaca bibir itu menarik, sampai menghabiskan 20 poin hadiah untuk menukar skill ini...
“Be-Begitu… terdengar bagus sih.” Dia memaksakan senyum keanehan, berusaha mempertahankan ekspresi wajahnya.
“Di matamu, apakah aku benar begitu menakutkan?” Chen Jingmo tiba-tiba berhenti melangkah, menatap Bai Shuo dengan mata tajamnya: “Aku kan tidak membawa golok.”
Dia menggoyang-goyangkan tangan yang bergandengan dengan Bai Shuo, mengangkatnya sambil berkata: “Aku tidak tahu apa yang terjadi antara kamu dan Nuwa, tapi yang kamu pegang sekarang adalah tanganku. Nama pacarmu saat ini adalah: Chen Jingmo.”
“Meski kesal kamu selingkuh di luar, tapi tidak semenakutkan yang kamu bayangkan kok.” Chen Jingmo melihat ekspresi beku Bai Shuo, tiba-tiba tertawa sambil menjewer harga dirinya: “Yang selalu bersamamu, tetaplah aku.”
Bai Shuo tak tahu harus berkata apa, hanya bisa menunduk sambil berdesah: “Maafkan aku.”
“Aku yakin ini bukan salahmu.” Chen Jingmo menggandeng tangannya, berjalan di depan dengan suara yang tidak menunjukkan amarah maupun kesedihan: “Karena itu, aku memaafkanmu.”
“Tapi, kalau kau ketahuan melakukan hal tidak senonoh dengan wanita lain di luar…” Chen Jingmo menoleh dengan senyum yang sangat lembut: “…akan kubunuh kau ya.”
Seketika itu, Bai Shuo sangat ingin bertanya: Apakah Ottolia termasuk "wanita luar"?
Tapi lebih baik tidak… Demi keamanan diri sendiri, pertanyaan ini sebaiknya tidak diungkapkan.
Seolah puas dengan efek menggetarkan yang ditimbulkannya, senyum Chen Jingmo semakin mempesona saat ia berjalan penuh semangat di depan.
Di kerumunan orang, mungkin karena ketidaksengajaan atau kecerobohan, tiba-tiba seorang gadis yang sedang menoleh melihat barang di kios menabrak tubuh Chen Jingmo, lalu mundur selangkah sambil membungkuk: “Eh? Maaf ya.”
Berkat lingkaran cahaya perdamaian yang dipancarkan Dewa Utama, tabrakan tidak disengaja seperti ini tidak akan menyebabkan kerusakan permanen pada kedua pihak, bahkan mencegah terjadinya pencurian. Karena itu Chen Jingmo hanya tersenyum sambil melambaikan tangan: “Tidak apa-apa.”
“Sungguh maaf, ini pertama kalinya ke sini, agak belum beradaptasi jadi tidak memperhatikan...”
Gadis tak dikenal itu menunjukkan senyum penuh penyesalan, dengan rambut di tengkuknya sengaja diikat miring membentuk ekor kuda.
Di telinga kirinya tertancap anting-anting agak aneh berbentuk mirip amber.
Melihatnya, Chen Jingmo teringat penampilannya saat pertama kali datang ke tempat ini. Setelah menghibur beberapa patah kata, dia menarik Bai Shuo pergi tanpa memedulikan lebih lanjut.
Di belakang mereka, Gandhi yang selama ini berdiri di kedalaman kerumunan namun tak terdeteksi tiba-tiba bersuara: "Sudah lihat? Bagaimana perasaanmu?"
"Lumayan." Gadis itu menguap seolah mengantuk, tersenyum sambil merentangkan badan: "Bersama wanita itu... bunuh saja sekalian..."
Sepertinya tidak setuju dengan keputusan sang gadis, Gandhi menggeleng lembut. Daripada berdebat, dia tetap mempertahankan senyum misteriusnya yang khas.
※※※
Di bawah cahaya ilahi dewa utama, Bai Shuo mengeluarkan meja besar khusus untuk jamuan makan dari kamar. Tanpa ragu, dia menghabiskan banyak poin hadiah di dewa utama untuk menukar kue ulang tahun bertuliskan 'Rasa Tiada Tanding'.
Dilengkapi lilin sesuai usia Youxi, setelah dinyalakan bisa memberikan buff 'Berkah' yang meningkatkan keberuntungan objek yang diberkati.
Meski tak bisa mengabulkan semua keinginan, setidaknya ini bisa meningkatkan keberuntungan Youxi selama 24 jam.
Setelah semua persiapan selesai, Bai Shuo meletakkan kotak hadiah di tangan Youxi sambil membelai rambutnya: "Selamat ulang tahun."
Chen Jingmo dan Ottolia juga menaruh hadiah mereka di tangan Youxi. Terakhir, Sun Wukong yang penuh perasaan mengangkat putrinya: "Selamat ulang tahun Youxi!"
Masa lalu yang hilang kembali direbut, hari yang terus menghantui pikiran ini akhirnya tiba kembali.
"Dari jalan yang dipenuhi niat membunuh, berjuang sampai sekarang, beberapa kali melewati hidup dan mati, akhirnya menunggu hari ini."
Ia memeluk Youxi yang tersenyum murni, berusaha menahan air mata: "Youxi, bisa menemukanmu lagi, sungguh luar biasa."
