Gerakan mengejutkan Bai Shuo ditambah berbagai faktor menyebabkan 【Cross】 menuai panen besar yang belum pernah dialami sebelumnya.
Dan Bai Shuo sekarang merasa, dirinya jelas memiliki kemampuan untuk menguasai semua rune, namun dengan tegas meninggalkan sebagian besar rune, memberikan keuntungan kepada massa akar rumput...
Karakter mulia yang heroik ini, tindakan baik yang mengagumkan, membawa kabar gembira bagi para Prajurit Samsara...
Dirinya benar-benar orang baik, oh orang baik!
Dengan perasaan bangga dan megah ini, ia menatap langit yang tiba-tiba memancarkan cahaya, lalu enggan mengalihkan pandangan: "Inikah... Ming Fu?"
Pertarungan merebut rune pertama kali ini belum usai, Dewa Utama sudah melempar atraksi utama pertandingan kali ini lebih awal.
Dalam kilatan cahaya samar, tiga Ming Fu perlahan terkonsentrasi di angkasa.
Cahaya aslinya tidak gemilang, namun saat melihatnya, seluruh dunia terasa tiba-tiba suram.
Rune yang mencapai tingkatan Ming Fu tak lagi terikat dalam kartu seperti rune biasa, melainkan menanggalkan cangkang penuh rahasia, muncul perlahan dalam bentuk yang aneh.
Satu seperti kabut hitam pekat yang melingkar, berubah menjadi kubus segi delapan, di dalamnya terlihat benda-benda samar tak terhitung terus muncul; meski hitam murni seperti malam abadi, tak membawa kesan mengerikan, justru memancarkan kesucian agung yang membuat orang ingin bersujud.
Terlihat seperti langit berbintang abadi, tak pernah berhenti meski dilanda bencana penghancuran atau keajaiban kelahiran kembali, Jalan Surga tetap konstan, sirkulasi tanpa henti.
Sebuah rune murni seperti terbuat dari kristal, namun berbentuk pedang. Dalam putaran halusnya, di mana mata pedang menunjuk, semua orang merasakan ilusi ketajaman yang sangat dekat, bulu kuduk pun tak kuasa tak berdiri.
Seolah di detik berikutnya pedang itu akan menembus tubuh mereka dengan cara paling efisien, menghancurkan wujud hingga tak tersisa!
Sedangkan yang terakhir, rune yang paling menarik perhatian Bai Shuo, adalah konsentrasi merah menyemburat yang membuat gemetar, seolah memiliki kesan tak pantas berada di sini.
Dalam pandangan yang terdistorsi, Bai Shuo samar melihat bentuknya - sebuah topeng yang sempurna hingga batas maksimal?!
Sudut mulutnya menyungging senyum samar yang terasa mengerikan, namun di balik kekejamannya terselip sentuhan welas asih yang tak bisa diabaikan.
Saat berputar, merah menyemburat yang pekat itu seolah akan meneteskan darah segar kapan saja.
Gelombang getaran yang dipancarkan tiga rune saat muncul langsung menciptakan ilusi seolah menghadapi musuh besar. Tanpa jiwa, mereka tetap benda mati yang tak bergerak, namun memicu niat membunuh layaknya menghadapi lawan.
Siapapun yang melihatnya akan paham: meski mengumpulkan semua 'rune kehidupan', mereka tetaplah rune kuat yang langka di antara segalanya.
“Hei, gorila…” Li Xiao yang duduk di atas tentakel Doktor Gurita menendang tubuh gorila itu, mengarahkan kepala mengantuknya ke arah rune hitam pekat itu: “Pindai, benda itu sifatnya apa sebenarnya?”
Gorila bernama Si Bodoh menunjukkan ekspresi terkejut berteknologi tinggi di wajahnya saat melihat rune tersebut: “Tanpa pindai pun jelas, ini pasti terkait alam semesta dan aturan fisika… Perasaan megah yang memenuhi langit berbintang ini, setidaknya menyangkut empat gaya dasar alam…”
Doktor Gurita menyesuaikan perangkat analisis berbentuk kacamata hitam di wajahnya, proyeksi laporan analisis detail langsung muncul di lensa. Ia menatap kosong beberapa angka di laporan itu, “Xiao, rampoklah.”
Gorila itu juga mengguncang tubuh Li Xiao dengan kedua kaki dan telapak tangannya, berteriak penuh harap: “Rampok! Rampok! Jika kesempatan ini terlewat, sistemku pasti akan crash! Pasti!”
Li Xiao tersenyum aneh sambil mengeluarkan ransel besar dari kereta belanja di sampingnya: “Sudah sampai sejauh ini, baiklah… Mari kita rampok!”
Tiga keping di langit perlahan menyelam ke bawah. Cahaya putih dewa utama yang menyelubunginya akhirnya menghilang, ketiganya jatuh bebas dari udara.
Persis di saat yang sama, Li Xiao mengeluarkan hard disk dari saku dengan berat hati, lalu menancapkannya ke slot kartu yang muncul di tubuh Si Bodoh.
"'Penipuan Informasi' mulai, kekuatan tingkat empat bintang, hanya sepuluh menit! Cepat manfaatkan waktu!"
Gorila yang selama ini menggantung di prostesis logam tiba-tiba melompat dari tengah hampa, penyamaran tubuh daging-darah akhirnya memancarkan jejak aura logam!
Bulu hitam yang menyelubungi tubuh menghilang di bawah kulit seiring putaran modul tubuh yang berotasi.
Bukan seperti kesan rapuh dalam film Transformers yang setiap transformasi seolah-olah mengeluarkan banyak komponen, transformasi gorila saat ini sederhana dan singkat namun memancarkan aura tak tergoyahkan sekeras baja.
Suara dari mulut Prajurit Samsara si Bodoh tak lagi bernada serak dan aneh, melainkan bergema dalam suara Baron yang tegas:
"Maximal, transformasi!"
Seketika, penampakannya berubah dari gorila menjadi bentuk manusia baja yang kekar!
Saat ini, penguatannya akhirnya terungkap - tak disangka berasal dari sistem penukaran anime robot Beast Wars yang terkait erat dengan Transformers!
Rupanya sekarang, ia adalah Kapten Gorila yang memimpin Maximal dan Predacon bertarung dari Bumi hingga Cybertron: Optimus Primal!
Dengan mengandalkan kode penyamaran yang dibuat Ratu Sistem Integrasi Informasi, dalam lima belas menit ia bisa memulihkan kekuatan setara level empat bintang.
Meskipun bentuknya saat ini bukan seperti bentuk Optimal Optimus setelah transformasi oleh 'Oracle' dalam Beast Machines: Transformers Season 2, dalam sekejap ia telah berevolusi dari bentuk primitif menjadi 'transformasi logam' yang terlahir kembali setelah rencana penghancuran bumi oleh ras Vok!
Di tengah hampa, kedua kakinya tiba-tiba menyatu, muncul modul berbentuk papan seluncur.
Nyala api putih murni menyembur dari modul itu, membawa tubuhnya menembus langit, menerjang ke arah rune hitam pekat itu.
Sayangnya, yang melompat saat keit ini bukan hanya dirinya seorang.
Begitu rune mulai jatuh, tak terhitung orang dengan kemampuan terbang di kerumunan langsung terbang ke udara, berusaha merebut talisman hidup lebih dulu.
Sementara mereka yang tidak bisa terbang atau punya niat tersembunyi mulai diam-diam menyiapkan senjata dan skill, mencari kesempatan untuk merebut.
Di tengah kerumunan kacau-balau, perebutan talisman pertama belum usai. Udara saat ini dipenuhi peluru nyasar yang beterbangan.
Meski berisiko, mereka yang berani terbang langsung ke udara umumnya percaya diri dengan kekuatan sendiri, tak takut peluru nyasar, atau sekedar mengandalkan keberuntungan - siapa tahu talisman jatuh seperti manna dari langit.
Ada juga yang sengaja menambah kekacauan dengan memuntahkan peluru, panah, sihir, dan berbagai taktik serangan jarak jauh ke angkasa - kalau tidak bisa dapat, setidaknya bikin orang lain susah mendapatkannya!
Di tengah keributan sekelompok orang, tiba-tiba menyala cahaya menyilaukan. Di kedalaman kerumunan, pria gemuk (Si Gendut) dengan kasar menempelkan telapak tangannya ke dada lawannya.
Musuh yang jelas mengenali jurus ini berteriak, "Wocao, Wang Qinian! Pria pun kau raba!"
Telapak tangan Wang Qinian tiba-tiba menusuk masuk ke dadanya. Secara tak terbayangkan, seluruh lengannya masuk, lalu menarik sesuatu keluar dalam cahaya.
Terlihat jaring logam besar yang dikompresi menjadi gumpalan kecil di tangannya.
Musuh yang dadanya diserang itu sudah pingsan.
Si Gendut yang dipanggil Wang Qinian dengan tenang mengorek hidungnya, lalu menggosokkan upil ke baju lawannya: "Pinjam sebentar takkan bikin mati. Lihat 'langit'-mu bocor seperti saringan, sudah tahu kau bukan orang baik."
Setelah itu, sama sekali tidak merasa malu telah meraba dada orang lain (lagi pula seorang pria) di depan umum, malah bersikap seolah sudah terbiasa.
Dialah Prajurit Samsara termasyhur di Ruang Dewa Utama - Manusia Peraba Dada, Wang Qinian.
Popularitasnya bukan karena kekuatan fisiknya, tapi gaya bertarung uniknya... meraba dada.
Setelah memperkuat 'Kemampuan Raja', ia bisa mengambil 'langit' dari hati orang lain dan mengubahnya menjadi senjata.
Tapi sekarang sepertinya 'Kemampuan Raja' telah berubah menjadi 'Kemampuan Ō' (dalam aksara Jepang).
"Dalam legenda, tingkat penyimpangannya sudah menimbulkan kemarahan langit dan kebencian manusia, bahkan muncul legenda seperti 'mematahkan tangan yang digunakan untuk berbuat jahat akan membawa kebahagiaan'..."
Tentu saja, ini hanyalah rumor yang tidak bisa dijamin kebenarannya, tapi setidaknya menggambarkan seberapa jauh penyimpangannya.
Memegang langit yang berubah menjadi jaring besar, Wang Qinian terkekeh sambil melemparkan langit berisi rune ke udara.
Pada saat terlepas, jaring itu melesat cepat, berkembang dari gumpalan kecil menjadi jaring raksasa yang menempuh jarak jauh dengan kecepatan luar biasa, menyelubungi tiga rune.
Seketika, jaring berubah menjadi sangkar besi rapat, dengan rantai kokoh yang muncul di antara sangkar dan Wang Qinian.
"Ck, beruntung sekali!"
Wang Qinian bersorak sambil mencengkeram rantai, berusaha menarik rune yang terkunci dalam sangkar langit itu. Namun tiba-tiba wajahnya berubah pucat.
Rantainya... tidak bisa ditarik?
Kesempatan hanya datang sekejap. Tiba-tiba pria yang muncul di belakangnya menendangnya ke hujan tembakan meriam di langit, seketika tubuhnya berlubang seperti saringan.
Jaring yang masih menyimpan energinya jatuh ke tangan penyerang.
Tangan Bai Shuo segera mencengkeram rantai. Setelah menarik-narik percobaan, barulah ia sadar: meski tiga rune nyawa itu melayang di langit, ujung rantai lainnya seolah terkunci di pinggang gunung - sama sekali tak bisa digerakkan.
"Meskipun jiwa telah sirna, keinginan yang tersisa dalam Mingfu tetap tak mau menyerah; mungkin sekalipun benar-benar direbut oleh orang, takkan mudah membiarkan diri disimpan oleh yang lain?"
"Ada kesulitan? Aku paling suka."
Bai Shuo tersenyum, rantai di tangannya seketika meregang, mengeluarkan erangan kesakitan seolah hendak putus di bawah gaya tarik yang dahsyat.
"Maaf, kekuatan fisik tadi bahkan tidak sampai 10%!"
Jaring yang memblokir Mingfu tiba-tiba berbunyi distorsi, kaki kanan Bai Shuo mundur keras menginjak Bumi baja hingga menimbulkan getaran.
Orang-orang yang mengerumuninya nyaris terjatuh seketika.
"Inilah, Emas Vajra Tak Terkalahkan, Kekuatan Naga dan Gajah!"
"Turun kau!"
Dentuman keras menyertai rantai yang berkeping-keping, bahkan pecahannya saja membuat Prajurit Samsara di sekitar Bai Shuo berjatuhan.
"Bukan tidak bisa ditarik..."
Bai Shuo menatap 'langit' yang perlahan sirna di tangannya, akhirnya paham: "Harus diambil secara langsung dengan tangan!"
