"Wah, ini logam memori?"
Bai Shuo memandangi sekrup yang telah pulih di tangannya, terus meremas-remas penasaran.
Di genggamannya, sekrup terus-menerus dipelintir menjadi bentuk pretzel, kue logam, batangan, kawat, dan berbagai rupa aneh, namun akhirnya selalu kembali ke bentuk semula. Setelah penghancuran berkepanjangan, rupa sekrup mulai terlihat sedikit terdistorsi.
Li Xiao mengangguk dengan bangga: "Jika dibuat menjadi armor, bisa menahan serangan senjata tingkat empat bintang dengan keras, dan massanya juga relatif ringan; bahkan setelah proses khusus bisa menghilangkan kemampuan mengingat, kekuatan dasarnya akan meningkat satu level lagi, sangat cocok sebagai kerangka utama dan peralatan kunci kota bergerak."
"Sekarang dengan Xi Rang, tidak perlu menghilangkan stress, juga tidak perlu pendinginan air atau tempering, kita bisa langsung membentuk bentuk yang diinginkan melalui teknologi, sekali cetak. Kecepatannya juga dipercepat ke tingkat maksimal."
Bai Shuo melihat sekrup tangguh di tangannya, alisnya terangkat. Tak tahan bermain-main, ia langsung menarik sekrup itu memanjang, memelintirnya seperti kue keranjang, akhirnya membuat simpul kupu-kupu aneh.
Sekrup yang mulai memperbaiki diri akhirnya menemui musuh alami. Karena bukan makhluk hidup, tak tahu cara melepaskan diri dari simpul mati itu. Di bawah penghancuran terus-menerus Bai Shuo, akhirnya mencapai batas maksimal.
Boom!
Dentuman keras menyertai kehancurannya menjadi pecahan dan serpihan besi. Untungnya dibatasi oleh barrier, daya penghancur setara ledakan granat tidak menyebar.
"Hei, ini curang ya."
Dalam keluhan pasrah Li Xiao, Bai Shuo tertawa bangga: "Selanjutnya kita bisa mulai membangun 'Kota Bergerak'?"
Li Xiao langsung menampilkan progres pembangunan: "Mana mungkin selambat itu? Sudah dimulai dari tadi."
"Benar, kecepatan dewa."
Bai Shuo melempar serpihan besi ke tong sampah sambil berdecak kagum.
Saat semua orang bersiap untuk pergi, Bai Shuo menangkap ekspresi wajah Li Xiao yang sepertinya ingin mengatakan sesuatu, sehingga memutuskan untuk tetap tinggal.
Memandangi tatapan Bai Shuo, Li Xiao tersenyum getir: "Tempat ini tidak cocok untuk berbicara, mari ke luar."
Di bawah senja sore Tibet, mereka duduk di kursi atap gedung markas. Kucing pelayan dengan cepat mencuci buah-buahan, menghidangkan teh, lalu berlari kecil pergi.
Li Xiao jelas sedang merenung, namun senyumannya terlihat tulus: "Bagaimana perasaanmu dua hari ini? Tentang kerja sama tim."
"Sangat baik, harmoni yang tak terduga." Bai Shuo mengangguk: "Jujur saja sulit dipercaya, aku pernah dengar dalam banyak misi gabungan, sering terjadi celah atau ketidaknyamanan antar tim. Tapi sejauh ini tidak terjadi, semoga harmoni langka ini bisa bertahan."
"Mungkin standar sekutu untuk 'misi gabungan' kita semua sangat seragam." Li Xiao mengunyah apel: "Awalnya kami sepakat: kalau tidak bisa bekerja sama dengan tim lain, lebih baik bertindak sendiri."
Dengan bahasa yang agak kasar, Li Xiao tertawa berdecak: "Setelah melihat Kubu Diam dan Tim Harapan, jelas jadi lebih lega."
Mendengar keluhan Li Xiao, Bai Shuo tersenyum pasrah: "Apakah Tim Harapan sudah diakui sebagai kelompok orang baik?"
“Haha, tidak sampai segitunya. Penilaian eksternal terhadap Kubu Diam selalu adalah 'jika orang tak menggangguku, aku tak mengganggu orang', sangat jarang terjadi gesekan dengan tim lain hanya karena keuntungan.”
Li Xiao berbisik mengutip arsip dari 'Poros Pengkhianatan': “Data Tim Harapan tidak banyak, namun memiliki seorang kapten yang tidak mau membebani rekannya dan memilih masuk sendirian ke plot hukuman. Kuyakin tim itu pasti tak akan mengecewakan.”
Bai Shuo bersandar di kursi sambil tertawa: “Tak kusangka di mata orang lain, citraku begitu agung.”
“Seseorang yang rela mengorbankan 3 kartu alur cerita tingkat S untuk rekan setim, berani duel mematikan tanpa henti dengan Sang Pelampau bintang sembilan 'Nietzsche', serta menanggung sendiri plot hukuman dengan kesulitan maksimal... Masih bisa dikatakan jahat darimana?”
Bai Shuo menjawab serius: “Kau melebih-lebihkan, sungguh.”
“Haha, aku percaya visi 'Poros Pengkhianatan'. Jika evaluasinya padamu adalah 'sekutu terbaik', pasti tidak ada kesalahan.”
“Komputer itu sehebat itu?” Bai Shuo menoleh penasaran: “Kedengarannya serba bisa.”
“Makanya kata orang, misteri menghabiskan tiga generasi, kekuatan fisik merusak seumur hidup, kemampuan supernatural setengah matang, hanya sains teknologi lah Tao yang abadi!”
Li Xiao menepuk bahu Bai Shuo: “Berminat beralih ke pelukan sains? Sekarang 【Paradoks】 sedang kekurangan kader tangguh sepertimu!”
"Mau aku bergabung dengan 【Paradoks】 untuk memperbaiki komputer itu untuk kalian?" Bai Shuo menunjukkan senyum keanehan, mengangkat kepalan tangannya dan menggelengkannya: "...metode memperbaiki televisi."
Li Xiao tak bisa menahan diri mulai berkhayal: 【Poros Pengkhianatan】 tiba-tiba crash suatu hari, layar dipenuhi noise, lalu Bai Shuo menerobos kerumunan, menghantam casing komputer dengan satu tinju, lalu...noise hilang, setelah reboot dari dual-core menjadi quad-core, RAM juga naik dari 528MB menjadi 2G...
"Puuut..." Li Xiao tak tahan tertawa, hampir tersedak apel di tenggorokannya, terbahak-bahak dengan terputus-putus: "Ada kesempatan...pasti akan kuberi kamu mencoba, haha..."
Setelah cukup lama, tawanya akhirnya berhenti, ia bersandar lelah di kursi, suasana tiba-tiba menjadi muram.
Li Xiao malas-malasan mengorek lubang telinganya dengan kelingking, berkata dengan acuh: "Kemarin, beberapa negara Uni Eropa mengambil teknologi penyimpanan tubuh manusia dariku."
Penyimpanan tubuh manusia?
Saat mendengar frasa ini, Bai Shuo langsung membayangkan gambaran - seseorang dibekukan bertahun-tahun lalu, kemudian dicairkan dan dibangunkan dari tidur panjang.
Seperti hanya tidur sebentar, tapi sudah melewati ribuan tahun.
Jika metode ini digunakan di kota bergerak, jumlah orang yang bisa dibawa mungkin akan bertambah dua kali lipat?
Soalnya mempertahankan aktivitas fisiologis manusia biasa dan kebutuhan lain melibatkan banyak aspek, tapi menjaga freezer tetap mempertahankan suhu hanya perlu listrik.
“Jika Li Xiao tidak berguna, berarti metode ini masih memiliki kelemahan tertentu.”
Maka, Bai Shuo langsung bertanya: “Apakah teknologi itu memiliki efek negatif?”
“Jika berbicara tentang teknologi aslinya, sebenarnya tidak bisa disebut efek negatif. Hanya saja dengan teknologi mereka saat ini, efek yang dihasilkan mungkin sekitar setengahnya.” Li Xiao merapikan kata-katanya, lalu menerangkan dengan gerakan tangan: “Kamu paham? Tubuh manusia sendiri adalah mesin yang sangat presisi hingga batas maksimal. Kesalahan kecil sekalipun bisa memicu reaksi berantai yang berujung pada kematian - mulai dari denyut jantung dan denyut nadi, tekanan intrakranial, pergantian sel...”
“Karena itu, biaya peralatan lengkapnya saja mungkin mencapai beberapa miliar dolar AS. Ini pun sudah saya pilih sebagai teknologi pembekuan yang paling mendekati tingkat teknologi mereka saat ini.”
“Selain itu, jika objeknya adalah orang biasa, harus menjalani diet khusus dan operasi persiapan selama setengah bulan sebelumnya, disertai injeksi sebagian ramuan terkait. Proses pembekuan akhirnya sendiri memakan waktu enam jam demi keamanan mutlak dan menghilangkan segala kemungkinan kecelakaan.”
“Total dana yang dikonsumsi dalam seluruh proses ini kira-kira... dua juta dolar AS per orang.”
Li Xiao menunjuk mata sambil berkata: “Tapi satu kesalahan kecil saja bisa membuat cairan tubuh membeku dan membengkak, mengubah manusia menjadi kantong berlubang yang membuatmu mual selama setengah bulan hanya dengan melihatnya.”
Ia bersandar di kursi sambil menghela napas: “Saya tidak bisa membantu mereka. Membangun ‘Kota Bergerak’ saja sudah membuat saya kewalahan. Begitu proyek ini berjalan normal, pasti tidak akan ada waktu lagi untuk urusan lain.”
Bai Shuo diam cukup lama sebelum bertanya: "Bagaimana cara mereka melakukannya?"
"Bagian inti tak tergantikan dihilangkan sepertiga, mau bagaimana lagi?" Li Xiao merenung sejenak sebelum menjawab pelan: "Singkatnya, metode mereka menggunakan cara termurah, taktik tercepat, dan sihir terdingin... untuk membunuh."
"Meski satu dari sepuluh berhasil, mereka tetap memaksakan manusia ke kriopods dengan pola pikir judi..." Li Xiao tak tahan memukul meja teh di sampingnya, kehilangan kendali sampai tingkat seperti ini.
"Sebelum bencana yang menyangkut seluruh umat manusia ini, masih ada kekejaman apa lagi? Mereka hanya ingin lebih banyak orang bertahan hidup."
Bai Shuo menepuk bahunya: "Kita tak bisa menyelamatkan semua orang, tapi jika ada yang bisa hidup karenanya, itu sudah baik."
Li Xiao mengeluarkan rokok dari pelukannya, menyalakannya dengan korek api kuno lalu menghisap dalam keheningan.
Setelah cukup lama, dia bertanya: "Menurutmu, perlukah kita begitu memikirkan orang-orang dunia ini?"
Bai Shuo menoleh padanya: "Mengapa menanyakan ini padaku?"
"Mungkin... karena kau ahli masalah filosofi? Biksu agung biasanya mahir mengatasi urusan duniawi..."
"Jangan, aku belum menikah." Bai Shuo melambaikan tangan menghentikannya, tersenyum kompleks di bawah pandangan yang penuh keingintahuan: "Kau terlalu banyak berpikir."
"Bagaimana maksudmu?"
“Setelah memasuki dunia tak terbatas, orang-orang yang beruntung selamat mungkin akan berpikir untuk menjadi lebih kuat?” Bai Shuo mengangkat kepala, memandangi senja yang mengotori langit dengan warna merah, berbisik: “Terus menjadi kuat, lebih kuat dari siapa pun.”
“Tapi jika hanya sekadar menjadi kuat, itu terlalu kekosongan dan membosankan. Jadi, menurutku, jika dalam proses ini kita bisa sekalian membantu beberapa orang, mungkin akan lebih menarik?”
“Bagi kita mungkin hanya tindakan sepele, tapi bagi mereka mungkin itu adalah harapan untuk bisa bertahan hidup.”
“Jujur saja, sampai sekarang aku baru mengerti makna sejati dari ‘Tim Harapan’.” Bai Shuo memandangi nama tim di jam tangannya, terkekeh pelan: “Harapan benar-benar barang bagus, tidak ada yang lebih baik darinya.”
“Jika kau takut kehilangan, harus berpegang erat, bahkan jika harus berlumuran darah sekalipun jangan melepaskan. Karena begitu melepaskan, kau Kalah.”
“Kupikir orang yang dulu memilih nama ini pasti berharap tim ini bisa menjadi tim yang mempertahankan harapan di hati, lalu juga bisa memberi harapan pada yang lain.”
“Karena itu, aku... sangat iri pada kalian!”
Li Xiao berbisik dengan suara yang hanya bisa didengar sendiri: “Setidaknya kalian selalu punya keberanian.”
