Di tengah malam yang sunyi, alarm yang tiba-tiba meraung keras menggema di seluruh markas. Bai Shuo yang sedang beristirahat dengan mata tertutup di aula langsung membuka matanya seketika, melakukan beberapa lompatan menaiki tangga, menginjak tembok, dan muncul diam-diam di pusat ruang komando.
Di dalam ruang komando yang hening, R-2 yang sedang bertugas malam terlihat tertancap banyak kabel dan kawat, matanya berkedip merah tanpa suara selaras dengan bunyi alarm.
Li Xiao yang berbaring di kursi terhubung dengan kabel di tengkuknya, persis seperti di film The Matrix, memasukkan jiwa dan keinginannya ke dalam jaringan virtual.
Di antara raungan alarm, ia perlahan membuka mata. Sepertinya plugin suara belum aktif, suaranya datar seperti elektronik: "Verifikasi ketiga tak ada kesalahan..."
Saat semua orang mulai berdatangan, Li Xiao baru tersadar seperti bangun dari mimpi besar. Ia mencabut kabel dari tengkuknya, bangkit dari kursi sambil mengusap dahinya.
Bai Shuo melihat layar berkedip merah gelisah: "Apa yang terjadi?"
Li Xiao menarik napas dalam, jarinya menekan udara virtual. Peta dunia di layar terus membesar, bumi berputar, kamera mulai zoom cepat. Akhirnya, yang muncul di layar besar adalah pegunungan tandus.
Peta mulai berkedip cepat, pegunungan berubah menjadi gambar 3D setelah mengalami deformasi.
Li Xiao berbisik: "Ini Pegunungan Appalachian di timur Amerika Utara..."
“Ada yang lolos?” Bai Shuo mengobservasi gambar di layar dengan cermat.
Li Xiao menggeleng: “Kami yang mendeteksi situasi mencurigakan.”
“Empat jam lalu, perangkat deteksi gelombang gravitasi Gurita selesai dipasang, lalu aku mulai mempersiapkan konfirmasi ulang kondisi perubahan kerak bumi.”
Li Xiao berhenti sejenak, menjelaskan: “Bisa dipahami sebagai sesuatu yang mirip pemindaian gelombang suara, merambat dalam benda padat, memantul berbeda saat bertemu rongga kosong atau fluida. Data akhir dikompilasi dan diproses R-2 dua kali, hasilnya menemukan ini.”
Peta berganti lapisan demi lapisan, di bawah gambar pegunungan utuh, menampakkan rongga raksasa berbentuk kompleks. Seperti jaringan saluran pembuangan megah yang menjalar ke segala penjuru bawah pegunungan, menyambungkan rongga-rongga bawah tanah mirip balon satu per satu.
“Di sini terletak Taman Nasional dengan kelompok gua Borleham yang terkenal...” Li Xiao menampilkan data yang dikumpulkan: “Beberapa bulan lalu gempa bumi meruntuhkan banyak gua... Enam penjelajah tewas, memicu perselisihan besar...”
“Awalnya kupikir ini struktur topografi biasa.” Li Xiao menyipitkan mata: “Tapi sepertiku tak sengaja menemukan rahasia besar.”
“Ini rekaman drone-ku. Sekelompok... barbar sedang melakukan ritual persembahan untuk Dewa Jahat?”
Li Xiao memutar segmen rekaman video.
Robot pemindai kecil berbentuk laba-laba merayap lincah di antara gua-gua, namun gambar dari kamera inframerah tetap stabil, mempertahankan ketinggian dan kualitas yang sama. Meski warnanya aneh, gambarnya sangat jelas.
Di dalam kompleks gua gelap, berbagai lorong yang menyerupai jaring laba-laba bertebaran. Ada yang begitu sempit hingga hanya muat satu lengan masuk, sementara ada yang begitu luas seolah sengaja digali manusia.
Dalam kegelapan, lensa kamera memasuki sebuah gua alami tanpa suara. Yang mengejutkan, di sini ternyata ada api yang menyala?
Benda-benda seperti lilin dan obor memberi cahaya redup pada gua ini. Ratusan makhluk humanoid berwajah buruk rupa dan mengerikan berkumpul bersama, terus bergerak menggeliat.
Sebagian besar mirip manusia, tapi seringkali memiliki ciri yang berbeda dari manusia biasa, lebih menyerupai kumpulan makhluk. Dan mereka sepertinya sedang memakan sesuatu?
Dalam suasana mengerikan yang mencekam, seorang laki-laki bertubuh penuh pola gambar aneh yang dilukis dengan darah segar, menyeret seorang wanita terikat dari sudut tersembunyi.
Wanita berpenampilan pengunjung itu jelas-jelas kakinya sudah patah. Dengan jeritan kesakitan, ia diseret oleh makhluk humanoid ke atas batu raksasa, lalu sang makhluk mengaum keras ke arah 'kerumunan'.
Speaker tiba-tiba mengeluarkan lolongan mencekam - lengan wanita itu tercabik oleh seekor monster.
Makhluk mengangkat tubuh wanita itu, mencabut salah satu lengannya dan menyumpalkannya ke mulut, lalu mulai mengunyah dengan cara yang menjijikkan. Rekan-rekannya juga terus mencabik-cabik daging dan darah dari tubuh wanita itu dengan cakar, mencabik-cabik dan melahapnya...
Dalam suara kunyahan yang tidak menyenangkan, alis Bai Shuo semakin berkerut.
Sebagai Prajurit Samsara yang terbiasa melihat mayat, tentu saja dia tidak akan terguncang oleh pemandangan menyedihkan ini, hanya ekspresi wajahnya semakin tidak bagus: "Apa kamu mengajak kami menonton hanya untuk tontonan aneh-aneh semacam ini?"
"Tentu tidak..." Li Xiao mematikan rekaman itu, membuka telapak tangannya: "Faktanya, yang kutemukan adalah dunia kegelapan yang belum pernah muncul dalam sejarah sebelumnya."
"Ini adalah dunia kegelapan di bawah permukaan..." Jari Li Xiao bergerak cepat, gambar di layar juga berubah dengan gesit: "Setelah menyelidiki dengan drone selama satu jam, saat kupikir sudah memahami konteksnya, aku menemukan ini..."
Di layar, sebuah lubang gua berkelok-kelok ditandai, membentang ke bawah layar hingga akhirnya, menembus jauh ke dalam kerak bumi...
"Selain di sini, aku menemukan ada lubang besar yang lebih besar di bawah Islandia..." Li Xiao menopang dagunya berkata: "Ekosistem lengkap nan indah, hukum alam kuat memangsa yang lemah, dan berbagai makhluk aneh yang sama sekali tak pernah kita bayangkan... Sejauh ini sudah kudeteksi 16 jenis makhluk, tak satu pun bisa diklasifikasikan dengan metode taksonomi saat ini. Termasuk kelas apa? Famili apa? Genus apa? Bangsat, ini benar-benar..."
Emosi Li Xiao semakin memanas, tangannya mencengkram sandaran kursi sambil bergumam pelan: "...Dunia inti bumi!"
Peta membesar cepat, menandai lubang raksasa di bawah tanah seluruh dunia: Amerika, Islandia, Eropa, Australia...
"Bisa kalian bayangkan?"
Li Xiao garuk-garuk rambutnya kesal: "Di bawah pantat kita semua ada lawan, suatu hari mereka akan sadar - oh~ ternyata di atas kepala kita ada tanah seluas ini... Ah, serangga kecil itu kayaknya enak dimakan... Eh? Kriuk, ternyata rasanya seperti ayam..."
"Saat itu pantat kita akan terbakar api, yang terjadi adalah pertempuran seluruh kelompok. Gua banget! Dewa utama sialan! Kau kebanyakan baca Journey to the Center of Earth ya!"
Gagak yang terus memandang layar mendesah penuh pencerahan, melafalkan petunjuk tugas dewa utama: "Dalam penghancuran yang Penghancuran Total ini, sang takdir baru akan bangkit dari tanah, gunung, dan air..."
“Bukankah sudah terdeteksi sebelumnya?” Bai Shuo menepuk bahunya dari belakang: “Serahkan sisanya pada kami untuk diselesaikan.”
“Tidak perlu, aku sudah mengaturnya.” Li Xiao sepertinya membuat keputusan besar, menghela napas lelah dengan senyum mengejek: “Kalau bukan aku yang melakukan ini, lalu siapa lagi?”
Bai Shuo mengerutkan alisnya: “Kondisimu sepertinya tidak baik.”
“Tidak, aku baik-baik saja, sangat baik.” Li Xiao menyeringai dengan senyum aneh: “Serahkan padaku...Aktifkan Rencana G!”
R-2 yang terhubung ke pusat operasi tidak bergerak, cahaya merah di matanya berkedip, kata-kata muncul di layar: “Xiao, kau perlu kewaspadaan, makanlah blueberry, minum minuman keras, tidurlah. Serahkan sisanya padaku.”
Li Xiao mengangkat kepala dengan gerakan aneh seolah ingin mematahkan lehernya, berkata kata demi kata: “Kukatakan, AKTIFKAN REN-CA-NA G!”
Kali ini bukan hanya Bai Shuo yang mengerutkan alis, keanehan Li Xiao membuat semua orang mulai khawatir. Kondisi rohnya terlalu membara...tidak, dia lebih seperti sedang ketakutan?
“Mereka tidak mampu, serahkan hal seperti ini padaku saja.”
Li Xiao bangkit dari kursi dengan limbung, mendorong Bai Shuo dan berjalan ke panel kontrol, kedua telapak tangan bertumpu di meja operasi, seperti terengah-engah sekaligus berbicara pada dirinya sendiri: “Mereka tak sanggup, penghancuran skala besar seperti ini hanya bisa kita lakukan...dan hanya aku yang harus melakukannya...”
Mata R—2 berkedip sekali, lalu diam. Di layar muncul peta raksasa dan bilah progres yang bergerak perlahan.
Di ruang angkasa, puluhan satelit transportasi yang berpatroli di bagian luar diaktifkan. Kunci rahasia dimasukkan, program mulai berjalan. Dalam keheningan yang mencekam, mereka terbang ke posisi masing-masing dan menunggu perintah.
Puluhan komputer kuantum mulai terhubung paralel, menyatukan daya komputasinya dengan prosesor R—2. R—2 yang tertancap kabel-kabel di seluruh tubuhnya kini telah terhubung dengan 'Alat Pemindaian Gelombang Gravitasi' Dr. Octopus.
Gelombang halus yang tak terdeteksi mulai merambat, menyebar perlahan di kedalaman kerak bumi yang luas...
Bumi berubah menjadi model data yang terus berubah setiap keit dengan detail paling sempurna, muncul dalam prosesor R—2.
Bai Shuo berdiri di sampingnya, bertanya dengan suara rendah: "Apa sebenarnya Rencana G ini?"
Li Xiao mengeluarkan cangkir air dari ruang angkasa, lalu menggigit tutup botol anggur merah. Dengan mengabaikan tata krama minum anggur, ia menuangkan cangkir itu sampai penuh dan meletakkannya di depan Bai Shuo.
Sebutir tetes anggur jatuh perlahan dari ujung jarinya ke dalam cangkir, menciptakan riak-riak bergelombang.
Dengan suara serak, Li Xiao berkata: "Saat setetes air jatuh ke cangkir, slow motion menunjukkan tetesan itu akan terpental kembali ke udara setelah menyentuh permukaan air. Jika kita mengendalikan waktu dengan tepat, membuat tetesan kedua jatuh bersamaan dengan tetesan pertama yang terpantul, maka jelas tetesan yang terpental kembali akan memiliki ukuran kuadratik..."
Ia mengangkat cangkir air yang penuh anggur, menghadap cahaya lampu yang menyilaukan. Anggur merah yang bergoyang di dalam cangkir memantulkan kilauan basah di wajahnya. Dengan ekspresi kecanduan, ia berbisik: "Ketika proses ini diulang hingga ketujuh kalinya, dasar cangkir dan tetesan air yang memantul akan terbuka ke udara secara bersamaan..."
Mengabaikan tata krama dasar, tanpa peduli pada Bai Shuo di sampingnya, ia meneguk habis anggur dalam cangkir sekali jalan. Cangkir air dihempaskannya ke konsol kendali dengan keras, senyum keanehan mengembang: "Kita ganti tetesan air dengan bom ledak tinggi, cangkir dengan Samudra Pasifik. Tujuh kali pengulangan akan membuka dasar laut, membentuk tsunami yang menyapu separuh bumi."
"Karena butuh tujuh kali, dan huruf G dalam alfabet Inggris adalah ke-7, maka dinamakan Bom Gelombang Surge Tipe-G. Menakjubkan, bukan?" Li Xiao terkekeh: "Ini cuma aplikasi nyata sederhana dari prinsip resonansi Tesla... Waktu itu aku juga mengembangkan Bom Udara Tipe-G, Bom Ether Tipe-G... Singkatnya, mereka cuma 'mainan iblis' yang dibuat oleh seorang idiot yang sama sekali tak paham konsekuensi, atas nama penelitian ilmiah."
Melihat rasa takut dan keputusasaan di kedalaman pupil mata Li Xiao, Bai Shuo akhirnya memahami sesuatu. Bertanya perlahan: "Kau pernah menggunakannya?"
"Tentu saja, mana mungkin tidak?"
Pupil mata Li Xiao membesar, senyum hiperbolis merekah di wajahnya: "Efeknya luar biasa dahsyat... Tahukah kau? Saat itulah pertama kalinya aku menyaksikan langsung bagaimana sebuah planet dibakar menjadi bola kaca..."
