Dalam celah yang dibentangkan Bai Shuo, munculnya aura hitam pekat langsung memicu badai dahsyat yang bergolak.
Pada seketika itu, Bai Shuo merasakan jejak aura yang sangat familiar, energi dewa Apokaliptik yang persis sama dengan Xiao!
Kekuatan akhir yang lahir dari kekuatan penekan terkuat, 'Ksatria Apokaliptik' dari dunia lain sedang menyerap bencana dari segala arah dengan keganasan luar biasa.
Energi dewa hitam pekat berubah menjadi kepompong raksasa menyelubungi Ottolia, sementara kekuatan planet yang bergolak di bawah kakinya seperti menemui Musuh Alami, terus-menerus tersedot ke dalamnya.
Baik hasrat Jenova akan energi Mako, maupun energi apokaliptik sejati yang mewakili akhir Gaia - semuanya mampu sepenuhnya menekan energi dewa ganas yang bergolak di kedalaman aliran energi Himalaya.
Dalam sekejap, kepompong hitam raksasa itu pecah. Energi apokaliptik hitam menyebar ke segala penjuru, menggores retakan dalam di batuan vulkanik hitam sekeras baja.
Di lokasi semula, hanya tersisa ksatria yang mengerikan.
Kuda perang hitam pekat raksasa berdiam bak bayangan di atas batu hitam pusat lava, sementara valkyrie di atasnya diselubungi armor gelap gulita. 'Fenrir' di tangannya berevolusi menjadi tombak berkuda kristal di bawah katalis energi apokaliptik.
Tombak sepanjang beberapa meter terlihat transparan dan berkilau seperti kristal hitam pekat. Di ujung tombak, baja hitam membentuk mata tombak yang seolah menyimpan mimpi buruk dan kehancuran.
Di tangan Ottolia, mata tombak menancap dalam ke batuan di bawah kakinya, menyedot energi dewa planet yang terkumpul dari segala arah dari kejauhan.
Ini adalah pesta pora Jenova dan serigala iblis Fenrir yang melahap segalanya. Kekuatan planet tak terbatas pun di mata mereka hanyalah mangsa yang bisa ditelan bulat-bulat.
Cahaya menyala-nyala bergejolak dalam batang tombak, dibagi oleh Ottolia dan Jenova yang termanifestasikan sebagai kuda perang, berubah menjadi 'Energi Wahyu Ilahi'.
Mengikuti Bai Shuo, Ottolia pun menginjakkan kaki di jalan setengah dewa!
※※※
Di kedalaman jantung planet yang jauh, gadis yang tak pernah mempedulikan kegagalannya sendiri kini memandang dengan kesal ke arah siluet Bai Shuo, bergumam pelan: "Pasangan mesum... Hmph! Matilah kalian... Pengkhianat yang suka berselingkuh pantas digolok!"
Perkataan Guru kembali terdengar di telinganya:
“Antara dirimu dan dia, berasal dari sebab-akibat yang berbeda. Kalian berdua adalah fenomena pengkhianatan yang paling tajam dan bertentangan. Kecuali di Ruang Dewa Utama yang mampu menampung segala pengkhianatan dan kontradiksi, di dunia misi manapun—ketika dua orang saling mengobservasi—hanya ada seketika. Setelah itu, kekuatan penekan alam semesta akan memodifikasi pengamatan kalian hingga saling menghilang.”
Gandhi yang secantik dewa namun ambigu gender menunjukkan senyum misterius: “Artinya, jika kau benar-benar ingin membunuhnya, kau hanya punya satu kesempatan.”
“Muridku, apa yang akan kau lakukan?”
……
“Hmph, untuk sementara kubiarkan kau.” Feng Suxi mendengus kesal, mengulurkan telapak tangannya perlahan ke arah siluet Bai Shuo dengan senyum licik: “Tapi sebagai harga atas penyerapan energi dewa planet sebanyak ini, tetap saja kalian harus tinggal lebih lama di bawah Gunung Himalaya!”
Saat jari-jari gadis itu mengepal, lempeng benua bergemuruh. Di atas kepala Bai Shuo, aliran energi bumi dan batuan yang menyatu dengan energi dewa berubah menjadi sangkar terkuat, sementara menutup peluang mereka untuk melarikan diri.
Sebelum benar-benar mengeringkan lava sumber kekuatan mereka, mustahil lolos dari kurungan Gaia!
Inilah tujuannya: memancing Bai Shuo turun dengan umpan ledakan energi dewa dari perut bumi, lalu mengurungnya sekaligus.
Setidaknya dalam periode berikutnya, kekuatan tempur terkuat di antara Prajurit Samsara takkan bisa kembali ke medan perang.
Ini sudah cukup.
Segera setelah itu, tiba saatnya mengerahkan trump card terkuat pada tahap ini.
"Selanjutnya, hancurkan sama sekali besi mengganggu itu." Dia menyungging senyum keanehan, memalingkan pandangan ke arah lain. Melalui bumi yang dalam, dia menatap spesies purba terkuat yang tertidur dalam gunung berapi, sambil terus tersenyum.
Inilah alat serba guna terkuat yang diciptakan Gaia dalam berbagai pembersihan akhir. Baik 'Abadon' belalang iblis maupun 'Malaikat Bencana', sama sekali tak berarti di hadapannya, bisa dicincang dengan sekali kibasan tangan.
Setelah mengakhiri zaman ikan, zaman serangga, zaman dinosaurus, akhirnya tujuannya beralih ke manusia.
Monster menakutkan ini bahkan perlu tertidur di gunung berapi selama puluhan ribu tahun setelah sekali penggunaan, untuk menyerap kembali energi dewa!
Dialah pembunuh terkuat yang diciptakan Gaia - naga kuno yang mewakili angka akhir '666'!
Gadis itu perlahan menarik napas dalam, mulai membacakan mantra. Maka seluruh bumi bergemuruh menyanyikan lagu kebangkitan spesies purba terkuat.
"Pada mulanya, kegelapan yang tak berujung..."
Dengan paksa, tubuh manusiawinya melantunkan mantra warisan Gaia. Jejak aura muram kehampaan menyebar, pertanda kedatangan akhir.
"...Kebencian meledak, lahirlah api; luka berkeropeng, menjadi tanah; ratapan kesakitan melahirkan angin; yang merembes dari langit, adalah lautan air mata..."
“Kami terlahir dalam kegelapan, langit dan Bumi yang kami kenal putih berselimut, adalah amarah, luka, kesakitan dan kesedihan...”
……
Di dalam markas, Si Bodoh berteriak kegirangan: “Li Xiao, reaksi energi di kaki Gunung Himalaya mulai melemah!”
Pria si rambut merah mengulum rokok, mengangguk dengan wajah tenang: “Hmm, hmm, benar seperti yang kuduga.”
Sebenarnya, diam-diam dia merasa lega telah mematikan modul reaksi emosi lebih awal. Kalau tidak, mana mungkin bisa tetap tenang dan kalem begini...
Tiba-tiba, dia mendengar suara alarm samar dari pihak Si Bodoh, bertanya bingung: “Hei Gorila, kenapa diam? Jangan-jangan ada masalah lagi?”
“Li Xiao...” Gorila di ujung komunikasi berbisik depresi: “Kau benar-benar mulut burung gagak sejati...”
“Ada apa?”
Si Bodoh menarik napas dalam, berkata dengan nada hampir menangis: “Gunung berapi super di Taman Nasional Yellowstone tadi... meletus!”
“Apa?! Bukannya masih ada sebulan lagi?!” Li Xiao hampir merasa inti komputasinya kepanasan, tak tahan menggaruk-garuk rambutnya dengan liar.
“Ini namanya perkembangan tidak terduga macam apa! Dewa utama, jangan main-main seperti ini! Tiba-tiba bikin kejutan begini, ini tidak ilmiah!”
Semua yang pernah menonton film 《2012》 tahu, letusan gunung berapi Yellowstone adalah prolog sejati gempa bumi dan banjir besar yang menghancurkan!
Hanya dua hari setelah letusan, banjir besar telah menenggelamkan seluruh dunia.
Tapi menurut hasil analisis Li Xiao dan tim, seharusnya masih ada sebulan lagi sebelum banjir besar meledak!
"Dewa utama bajingan! Kau mengaturku!!" Li Xiao memukul konsol dengan amarah: "Kenapa tiba-tiba begini jadinya?!"
Di saluran komunikasi, gorila berkata dengan nada kompleks: "Ini tidak ada hubungannya dengan banjir besar, Gunung Yellowstone meletus lebih cepat."
Li Xiao membeku lama sebelum akhirnya mengumpat marah: "Monyet sialan! Bicara sampai tuntas dong, bajingan! Bikin jantung copot!"
"Dengar dulu..." Si Bodoh menggigit gigi melihat peringatan reaksi energi tingkat tinggi di layar: "Tapi R-2 mendeteksi makhluk bereaksi energi tinggi di letusan gunung..."
Hati Li Xiao yang baru tenang langsung berdebar lagi: "Berapa ekor?"
"Satu."
"Huff... Nyaris mati kaget." Li Xiao menghela napas panjang. Dia bahkan tak punya tenaga untuk marah. Mengambil rokok dari saku, dia mengeluh pasrah: "Gorila, nyalimu makin ciut. Monster kecil saja bikin kau ngompol?"
"Ngompol apaan kau!" Gorila di ujung komunikasi akhirnya melolong putus asa: "Pernah lihat monster kecil dengan tingkat tujuh bintang mendekati delapan bintang? Bajingan! Ini BOSS yang bisa hancurkan kita semua!"
Rokok jatuh sunyi ke lantai. Li Xiao membeku di tempat, ekspresi membeku: "Kau... bilang apa?"
“Lihat sendiri kau!” Si Bodoh langsung mengirimkan gambar satelit ke konsol kendali Li Xiao.
Seketika, di layar raksasa yang melayang di tengah hampa, muncul sebuah gunung berapi yang siap meletus.
Gunung berapi yang telah diam selama 640.000 tahun ini memancarkan jejak aura berbahaya yang menekan, bergemuruh rendah yang menakutkan seiring guncangan-guncangan bumi.
Akhirnya, makhluk raksasa mengerikan yang tertidur di kedalaman gunung berapi membuka matanya. Gunung berapi pun berguncang, memuntahkan debu gelap gulita yang menyembur ke langit.
Di bawah langit suram, gunung berapi akhirnya mengeluarkan ledakan Boom dahsyat. Rupa merah darah menyembur keluar, lava berubah menjadi sungai yang melesat ke angkasa, jatuh melalui awan hitam yang beterbangan seolah hendak menyalakan seluruh dunia.
Di tengah deru ledakan yang ganas, sebuah tengkorak berukuran mengejutkan perlahan muncul dari lava. Pada kepala binatang yang mengerikan dan menakutkan itu terdapat mahkota bagai raja. Saat mata itu terbuka, tatapan merah darah langsung mengarah ke satelit di luar angkasa.
Di bawah tatapan merah darah yang langsung itu, Li Xiao hampir tak bisa menahan langkah mundur. Memandang kepala naga merah menyala di layar yang seolah menyunggingkan senyum dingin meremehkan, ia tak kuasa menelan ludah.
Satelit... Terdeteksi?!
Sepertinya tidak peduli dengan intipan serangga, ia perlahan muncul dari lava, mengaum dengan menggetarkan jiwa di bawah langit gelap gulita dan bumi yang terbakar.
Tujuh tengkorak raksasa mengenakan mahkota mengerikan dengan desain berbeda-beda, naga merah menyala yang besar terbang dari lautan magma, mengepakkan sayap raksasa hingga bumi pecah dan magma membeku.
Segala makhluk di bawah bayangannya terjebak dalam kehampaan, semua hewan dan tanaman di Taman Nasional Yellowstone mati seketika, dan wilayah kematian ini terus menyebar keluar.
Bahkan diam berdiri saja, ia mampu membuat separuh Amerika jatuh dalam kehampaan tandus yang mati!
Evaluasi data R—2 muncul di layar: "Penilaian Bintang: Tingkat Tujuh Bintang Puncak!"
"Sss..." Li Xiao menarik napas tajam melalui gigi, menghancurkan rokok yang baru diambilnya, daun tembakau dan serpihan kertas jatuh perlahan dari sela jarinya. Setelah diam sejenak, dia memberi perintah:
"Aktifkan semua satelit dan senjata jarak jauh, tembakkan seluruh kekuatan!"
Apakah ada gunanya? Dia tidak tahu, tapi harus dicoba!
