Tepat saat Bai Shuo merasa sangat malu dan canggung, akhirnya seorang "orang baik" turun dari langit untuk membantunya keluar dari situasi sulit.
Dewa lampu bertubuh setengah mengambang membawa nampan dari luar pintu: "Tuan, puding buah Anda sudah siap. Ini biji pinus Tuan Tupai, bahan pemulihan yang baru dikirim Nona Ortoria ke dapur. Saya sudah menyiapkan sup untuk Nona Pangpang dan Nenek, serta teh susu untuk Nona Youxi..."
Dewa lampu dengan torso pria kekar ini menyajikan teh dan hidangan dengan sikap santun yang tak kalah dari kepala pelayan Inggris, ditambah secangkir puding buah spesial. Dengan membungkuk hormat, ia menghidangkan secangkir teh untuk Bai Shuo menggunakan gerakan elegan yang kontras dengan penampilannya.
"Karena tidak mengetahui kehadiran Tuan di sini sebelumnya, mohon maaf atas ketidaknyamanannya."
Dewa lampu yang terlupakan ini berkata.
Tentu saja Bai Shuo hanya bisa menggeleng dengan senyum getir. Memandangi Chu Xiang, rasanya sudah cukup sopan kalau gadis itu tidak menyumpal mulutnya dengan granat atau memberinya minum asam raja.
Lagipula, teh yang diseduh dewa lampu ini benar-benar nikmat. Keterampilannya tak perlu diragukan.
Sejak hari pertama masuk ke markas, dewa lampu tanpa nama ini telah mengambil alih misi logistik yang berat. Ia memimpin pasukan kucing pendamping membersihkan area dan mengelola dapur, persis seperti kepala pelayan profesional.
Sebenarnya, ketika Bai Shuo tahu bahwa dewa lentera ini hampir tidak memiliki kemampuan bertarung langsung, dagunya hampir copot.
Alasan menyebutnya 'tanpa nama' adalah karena nama aslinya panjangnya ratusan karakter, dan mengandung kekuatan aneh yang membuat orang tidak bisa mengingatnya, bahkan sulit diucapkan dengan benar sekalipun dibaca langsung.
Sebagai orang yang terlihat paling kekar di seluruh 'Kubu Diam', kemampuan bertarung langsung dewa lentera ini hanya sedikit lebih baik daripada tidak ada, tapi benar-benar hanya sedikit.
Baik pertempangan jarak dekat maupun sihir ofensif, sama sekali tidak ada bakat. Bahkan penguatan langsung dari dewa utama pun hanya menghasilkan kemampuan setengah-setengah. Semua sihir dan keterampilan beladiri ofensif di tangannya berubah menjadi sesuatu yang memancing senyum getir.
Dan yang paling parah... dia sangat penakut. Sampai-sampai... takut hantu...
Ditambah lagi menderita fobia darah berat, bahkan sampai level berteriak histeris saat menonton film horor dan mimpi buruk di malam hari.
Meski Bai Shuo meragukan apakah dewa lentera masih bisa bermimpi, dari deskripsi tupai terlihat jelas: dewa lentera ini adalah makhluk herbivora aneh yang langka dalam 10.000 tahun.
Seperti kata pepatah, "Tuhan menutup pintumu, tapi membukakan jendela."
Meski hampir tidak berguna dalam pertempuran, dia memiliki prestasi menakjubkan di bidang lain.
Bukan hanya kemampuan rumah tangga MAX+, tetapi juga memiliki bakat luar biasa di bidang seni, penelitian tulisan magis, pembuatan ramuan, alkimia, tempa senjata, dan pembuatan item.
Dengan kata lain, dia seharusnya terlahir sebagai seniman, sarjana, ahli ramuan kelas dunia, bahkan master pembuatan item... Bukan Prajurit Samsara yang setiap hari hanya 'bertempur' dan 'membunuh'.
Awalnya banyak luka yang rumit ditangani, tapi di tangannya, semudah menempelkan plester luka.
Tak hanya menyelamatkan Gagak yang tak sadarkan diri di belakang medan perang, tapi juga menyelamatkan Pangpang dan tupai yang sekarat sambil meremukkan mata dan gemetaran. Meski sempat berteriak cukup lama karena tak sengaja menyentuh darah Naga Perak, tapi memang dia orang baik.
Baru saja dia membuatkan kaki besi ber-enchantment untuk Si Bodoh yang bagian bawah tubuhnya hancur, sekaligus merancang rencana khusus penyembuhan untuk Sun Wukong yang sedang berjemur hingga detail menu makan, sambil membuatkan dessert untuk semua orang dengan konsentrasi terbagi.
Kecuali urusan pertempuran, segalanya nyaris sempurna.
Menurut tupai, sebagai kemampuan bawaan Dewa Lampu, dia bisa mengabulkan satu keinginan orang lain setiap sepuluh tugas.
"Meskipun ada serangkaian batasan seperti 'tidak boleh melukai orang lain', 'tidak bisa digunakan pada pemohon sendiri'... bahkan tidak bisa digunakan untuk meningkatkan kekuatan diri, namun hanya membutuhkan harga yang sangat kecil, bahkan tanpa perlu membayar harga apapun untuk mewujudkan keinginan. Kemampuan BUG sampai batas maksimal seperti ini jika digunakan dengan baik, pasti merupakan senjata pemusnah massal yang tak terbantahkan."
"Hanya saja menurut kabar dari tupai, sejak tiga tugas sebelumnya, keinginan Dewa Lentera sudah habis digunakan. Bai Shuo tidak berniat menanyakan detailnya, hanya merasa agak disayangkan."
"Jika bisa digunakan sampai sekarang, tugas kali ini pasti tidak akan ada kesulitan sama sekali, akan mudah seperti piknik."
"Nona Pangpang, kenapa baju zirah perlindungan yang kubuat untukmu tidak pernah kau pakai?"
Dewa Lentera mengeluarkan saputangan membersihkan air mata gadis berambut perak, nada suaranya pasrah: "Mengabaikan niat baik orang lain, itu tidak boleh."
"Ribet banget, baju zirah itu hitam legam, tidak bagus. Kalau dipakai jadi mirip Naga Hitam." Pangpang menggenggam lengan bajunya, membiarkan wajahnya dibersihkan, tersedu-sedu: "Lagipula aku ini naga, naga, naga kok pakai baju zirah."
"Kalau begitu, lain kali kubuatkan baju zirah tipe medan gaya untukmu ya? Transparan, dan cara memakainya juga simpel." Dewa Lentera menyimpan saputangan, cepat-cepat menggambar sketsa kasar di kertas lalu menyerahkannya: "Kali ini tidak boleh cari alasan lagi."
Pangpang memegang sketsa kasar itu, mengangguk sambil menarik napas: "Ya..."
Dewa Lentera berbalik badan, dengan cekatan menyisir kembali rambut Chu Xiang yang agak berantakan, di pergelangan tangannya masih terikat dua karet rambut, sambil berkata lembut: "Tuan, kurasa Tuan Bai juga tidak sengaja mengajari Nona Pangpang. Manusia punya kesalahan tak disengaja, jangan terlalu keras menghukum..."
Melihat amarah dalam tatapan Chu Xiang perlahan mereda, Bai Shuo tak kuasa menahan rasa haru hingga menangis tersedu-sedu pada dewa lentera tak bernama ini.
Siapa sangka sekadar memberi rokok pada naga perak bisa memicu kekacauan segudang ini... Nasibnya benar-benar sial.
"Karena terlalu khawatir pada Nona Pangpang, perkataan Tuan mungkin agak keras, mohon Tuan Bai bisa memaklumi."
Bai Shuo sangat ingin menasehatinya dengan tegas: "Sebagai manusia, yang terpenting adalah bahagia... Kejadian seperti ini, semua pihak tak menginginkannya..."
Sayangnya, dia tak berani, kalau tidak naga betina pemarah Chu Xiang benar-benar akan berubah menjadi Raja Kegelapan yang menginjaknya sampai darah muncrat.
Maka dengan tegas ia mengangguk, menghela napas panjang lalu bangkit dari kursi, melototi Pangpang yang sedang menjulurkan lidah di belakang Chu Xiang, berkata: "Kalau begitu, aku permisi dulu."
"Sampai jumpa Kapten Kakak~"
Youxi mengangkat tangan dari belakang, senyum manisnya memberi sedikit hiburan bagi Bai Shuo.
Karakter pendiam paling dibenci, memang Youxi-ku yang paling menggemaskan.
Jika ayah berotot itu tahu di hati kaptennya, putrinya sudah dianggap sebagai miliknya, pasti akan kembali histeris.
Di markas yang sedang sepi, Bai Shuo yang tidak ada pekerjaan akhirnya pergi ke ruang pemantau global. Ia menatap data berkedip di layar besar sambil mengunyah apel yang dibawakan kucing pendamping, sembari menarik Li Xiao untuk ikut bersantai.
R—2 jarang berbicara kecuali diperlukan, dan saat bicara selalu melalui kode di layar. Si Bodoh sedang membersihkan medan perang setelah perawatan, sementara Dr. Octopus telah menyatu dengan 'Kota Bergerak' untuk mengawal proyek konstruksi berikutnya tanpa perlu pengawasan.
Ruang kendali yang luas hanya diisi dua orang yang duduk minum teh di meja, terasa agak sepi.
"Sekarang, basis kiamat di seluruh dunia hampir selesai dibangun."
Li Xiao menggaruk rambutnya sambil menampilkan proyeksi holografik di meja: "Menurutku, berbagai negara diam-diam membuat bahtera dan kendaraan yang masih bisa menyelamatkan banyak orang."
"Baguslah, urusan di sini tidak butuh bantuan besar mereka. Kita beri teknologi, mereka bisa buat bahtera kecil untuk menampung banyak orang."
Bai Shuo mengangguk: "Jumlah pastinya berapa?"
"Yang kutahu, beberapa pabrik baja besar Dinasti Langit saja bisa produksi baja untuk puluhan kapal dalam beberapa bulan ini, belum lagi stok logistik perang dari tahun-tahun sebelumnya."
Li Xiao memperbesar peta, menunjuk titik merah di benua Dinasti Langit: "Tujuh basis industri besar bekerja tanpa henti siang malam. Begitu mesin negara diaktifkan sepenuhnya, dengan teknologi yang kami sediakan, minimal bisa memproduksi 14 unit."
"Kabar baik." Bai Shuo lebih memperhatikan satu pertanyaan: "Berapa banyak orang yang bisa ditampung?"
Li Xiao jelas sudah mengantisipasi pertanyaannya, menghela napas pasrah sambil menunjukkan penghinaan: "Lebih baik dari 300 ribu dalam karya asli. Satu kapal 200 ribu orang, total mungkin bisa menampung sekitar satu juta lebih."
Bai Shuo menahan diri lama, akhirnya berdesah: "Tetap... sedikit..."
Melihat ekspresi kecewa Bai Shuo, Li Xiao yang sudah stres mempermasalahkan kapasitas bahkan ingin melemparkan cangkir di tangannya ke wajahnya:
"Hey! Jangan bicara seenaknya saja, bajingan!" Suara Li Xiao meninggi sambil menepuk meja: "Teknologi NiMa sekalipun yang serba bisa, tetap tak mungkin memasukkan seluruh manusia ke satu kapal!"
"Kalau kau bisa dapatkan Senjata Dewa seperti lampu pengecil yang mengabaikan hukum kekekalan energi, bukan cuma 6 miliar! 60 miliar pun muat..." Li Xiao menggaruk-garuk rambutnya sambil mengeluh: "Baru-baru ini Gaia main-main dengan upaya breakthrough ketiga, kau pikir cuma sekedar mengubah warna air laut begitu saja?!"
Bai Shuo dengan penasaran memegang cangkir teh, dengan ekspresi 'wajahmu yang kesal tiba-tiba membuat hatiku jadi senang' bertanya: "Maksudmu?"
“Analisis dari 16 stasiun observasi geohidrologi global menunjukkan bahwa korosivitas air laut saat ini terhadap baja sudah mencapai titik ekstrem. Kita masih harus menyediakan lapisan logam khusus ke pemerintah berbagai negara untuk mengisolasi korosi air laut. Kalau tidak, setelah hanyut di laut selama sebulan, kapal akan berubah menjadi tumpukan komponen rusak.”
“Baja biasa yang kontak dengan ini seperti jatuh ke air raja.” Li Xiao mengeluarkan keluhan pahit: “Gaia sepertinya sudah menonton 《2012》, benar-benar berniat tidak memberi manusia kesempatan hidup. Jika menggunakan konsep bahtera asli, ratusan juta orang pasti akan mati semua!”
Setelah lama diam, Bai Shuo tiba-tiba bertanya: “Petunjuk dewa utama adalah, anak takdir baru datang dari gunung, tanah, dan lautan...”
“Dunia bawah tanah sudah kita deteksi lebih dulu dan runtuhkan; wabah serangga mutan yang menyebar dari berbagai pegunungan besar, serta berbagai makhluk juga sudah berhasil kita kendalikan dengan pembakaran tanpa mempedulikan harga. Tapi untuk yang di lautan... Saya khawatir semakin lama waktu berlalu, sesuatu di laut mungkin semakin rumit.”
