Sembilan hari lalu, Feng Suxi melemparkan 'mitokondria' yang disegel ke lautan. Monster yang disebut 'mitokondria' ini mendapatkan ranjang ideal, menyerap semua materi di lautan untuk bertumbuh.
Bentuknya semakin besar, dan yang paling mengerikan adalah kemampuannya tidak hanya memanipulasi petir dan api, tapi juga bisa melompati ruang-waktu seperti 'Elder Things'.
Dalam dunia "Parasite Eve", ia mengirimkan pasukan monster 'Distorsi' tak terhitung dari ratusan tahun kemudian kembali ke tahun 2002.
Kini, tanpa ragu ia mengerahkan semua kekuatan yang terakumulasi untuk kembali dari masa depan.
Untuk memusnahkan manusia di saat mereka paling rapuh!
Siapa sangka, potongan daging kecil yang dilemparkan Feng Suxi beberapa hari lalu, setelah beberapa abad tumbuh menjadi monster mengerikan yang menguasai separuh Pasifik?
Mengikuti instruksi Feng Suxi yang diukirkan di kedalaman 'Diri' melalui kekuatan Gaia, setelah menghabiskan semua kekuatan, ia merobek penghalang ruang-waktu dengan metode yang terukir dalam nalurinya, kembali ke era ini.
Pada detik pertama kepulangannya, ia langsung menemukan 'dirinya sendiri' yang tersembunyi di kedalaman lubang gua di Samudra Atlantik.
Tanpa ragu-ragu, ia menyerap diri masa lalunya dalam sekejap - lebih tepat disebut menyatu dan terasimilasi daripada sekadar penyerapan.
Akhirnya ia berhasil menetapkan 'koordinat waktu'-nya secara permanen di 'masa lalu' yang sebenarnya tidak memuat keberadaannya ini.
Untuk membawa tubuh asli yang masif melalui lubang ruang-waktu, semua kekuatan telah terkuras. Penyerapan tubuh ini justru bertujuan untuk terasimilasi oleh tubuh asli, sehingga poros waktunya sepenuhnya disesuaikan dengan momen kini.
Menggantikan diri masa lalu, ia membuang 'masa depan' tempatnya berasal, menghapuskan secara total 'masa depan' aslinya.
Artinya, jalan pulang telah tertutup. 'Masa depan' itu kini sirna, ujung waktu kembali pada kekacauan abadi yang tak teramati siapapun.
Berbeda dengan Ruang Dewa Utama di puncak dunia tak terbatas yang mandiri dari semua alam semesta tinggi - bahkan mampu memuat tak terhitung 'garis waktu' melingkar bertumpuk menjadi 'sirkulasi bulat' yang tak terpahami manusia biasa.
Di alam semesta dasar ini, hanya ada sungai waktu searah yang tak bisa dialir balik atau dihentikan.
"Sesuatu yang eksis secara bersamaan di masa depan dan masa kini, tidak ada di dunia ini - untuk kembali ke masa lalu, harus mengorbankan masa depan, dan perubahan masa lalu akan mengubah masa depan."
"Masa depan yang dikorbankan menyerap masa kini, ratusan tahun kemudian musuh besar turun dari langit, menjadi bencana pamungkas!"
"Pada detik terakhir sebelum pusaran ruang-waktu raksasa perlahan menutup, tubuhnya yang tak tertandingi akhirnya menyembul dari retakan raksasa itu."
"Hanya dengan meregangkan tubuhnya, sudah melampaui pandangan manusia biasa, menutupi dasar Samudera Pasifik. Gerakan kecilnya saja cukup menciptakan gelombang raksasa di permukaan laut."
"Di langit, lautan jiwa yang berkumpul di angkasa mulai gemetar, seolah melihat akhir kematian menghampiri. Ia mengeluarkan jeritan yang hanya bisa didengar oleh segelintir orang."
"Monster mitokondria yang pernah menghancurkan Araya, bagi Araya adalah pemangsa alami sejati!"
"Sss..." Li Xiao secara refleks menarik napas tajam melalui gigi: "Gurita, berapa lama lagi evakuasi warga dan rencana migrasi akan selesai?"
Gurita yang mengontrol modul tubuh kota langsung merespons: "Masih ada sekitar tujuh juta orang di bahtera berbagai negara, empat juta lainnya di Atlantis belum dievakuasi..."
“Ck, timing yang dipilih benar-benar pas!” Ekspresi wajah Li Xiao mengerikan, telapak kakinya menginjak keras lantai lapis baja yang sekeras baja. Tiba-tiba poros aktif, panel kontrol raksasa muncul seketika dari kekosongan. Di layar besar terpantul bayangan monster yang terdeteksi...
Besar... Tak tertandingi besarnya!
Bahkan gerakan anggota tubuh paling lemah dari makhluk lunak raksasa itu, cukup untuk menciptakan ombak setinggi sepuluh ribu zhang di atas lautan.
Air laut merah darah seolah ingin menguburkan seluruh benua baja hingga ke akar-akarnya.
“Gurita mati lagi... Aku paling bangsat sama hewan lunak begini!” Li Xiao meremas rambutnya: “Apa Laozi masuk ke dunia film tokusatsu Jepang?! Mana Ultraman-nya?!”
“Hey, jangan sembarangan tembak aku!” Dr. Octopus mengeluh tak bersalah di saluran komunikasi: “Ini urusanku apa?!”
“Pokoknya semua makhluk laut kubenci, mau apa?!” Li Xiao menggebrak dashboard dengan kasar: “Hari ini Laozi mau bikin hotpot gurita pedas! Rasa mala!”
Telapak tangannya menari seperti memainkan piano, menciptakan bayangan panjang yang seketika menekan semua tombol merah di dashboard hingga habis.
“Target makhluk laut tak dikenal di dasar Atlantis! Semua satelit bersenjata, rak peluncur misil proton, enam belas railgun, Bahtera·Atlantis dengan 1300 peluncur senjata jarak jauh... Apapun yang bisa menyemburkan kobaran api, aktifkan semuanya sekarang!”
“Tak peduli efek samping apa pun yang terjadi, bahkan jika kerak bumi retak sekalipun! Tembakkan semua peluru!”
Seketika, ratusan kunci rahasia dia input tanpa pikir panjang. Terakhir, dia mengangkat lengannya tinggi-tinggi seperti mengayunkan Palu Besi, lalu menghantam tombol terakhir: “Mode Penghancuran, aktifkan!”
Seketika, kota baja raksasa itu merekah membentuk ribuan kekosongan besar. Misil tak terhitung jumlahnya menembus langit, lalu berbalik tajam di puncak ketinggian, menghantam permukaan laut dan menancap jauh ke palung terdalam samudera.
Langit yang tak tahu sejak kala diselubungi awan hitam pekat tiba-tiba tercabik-cabik oleh aliran api tak berujung. Ribuan ton peluru logam ditembakkan dari railgun, mengukir lubang raksasa di permukaan laut, menembus zona terdalam, lalu... meledak!
Selama tiga bulan, bengkel perang ‘Tim Asal-asalan’ tak pernah berhenti sekejap pun. Senjata berbagai rupa terus mengalir dari jalur produksi, diangkut berbagai kendaraan, ada yang melesat ke alam semesta atau dipasang di setiap sudut paling pinggir dunia ini.
Pada hari ketujuh, Li Xiao telah menyelesaikan pembangunan jaringan tembakan global; Pada hari kedua puluh enam, ciptaan Li Xiao telah cukup untuk menyelimuti setiap inci permukaan planet ini dalam kobaran api penghancuran.
Awan hitam pekat di langit telah tercabik-cabik oleh hujan peluru paduan logam pada detik kelima, jejak vakum dari lintasan peluru yang saling mempengaruhi telah menciptakan angin topan tingkat bencana alam di atas Atlantis.
Atlantis yang awalnya merupakan bahtera kiamat kini berubah menjadi senjata terbesar dalam sejarah manusia, dengan ribuan laras meriam dan rak peluncur misil yang menjulur seperti duri landak, setiap saat meluncurkan misil dan petir tak terhitung jumlahnya.
Kekuatan penghancur dunia dituangkan tanpa ampun ke lautan, setiap detik samudra mengerang kesakitan, ribuan ton air laut menguap menjadi kabut putih, menghilang diterpa angin ganas.
Kegelapan samudra dalam tersinari terang-benderang!
Setiap ledakan misil memancarkan cahaya dan panas tak terhingga, menyebar ke segala penjuru, kilauan yang terus menyala dan padam bagikan pesta kembang api megah di kedalaman lautan!
Lebih dari tiga ratus satelit laser berkumpul di orbit Bumi, menyatu melalui perangkat khusus dalam dua menit, akhirnya berubah menjadi struktur raksasa sebesar stasiun ruang angkasa.
Di bawah koreksi R—2, tiga ratus perangkat penargetan langsung mengarah ke makhluk raksasa di kedalaman Laut Merah yang berwarna merah menyala; Seketika berikutnya, aliran cahaya menyala setebal puluhan meter yang mirip pedang merah Dewa langit menusuk dari luar angkasa.
Hasil peningkatan kekuatan tanpa mempertimbangkan biaya adalah, meskipun 16 persen energinya terdisipasi oleh atmosfer dan pembiasan, aliran cahaya yang membakar tetap berhasil menembus permukaan laut dalam sekejap.
Struktur air laut terkoyak hingga tingkat molekul, cahaya yang menusuk menciptakan kekosongan raksasa di tengah lautan dengan suara aneh.
Seketika menghancurkan lautan dan kerak bumi, aliran panas bahkan menembus lava yang mengalir, mengukir parit besar di dasar samudera.
Tidak seperti biasanya yang langsung menghilang, cahaya terus mengayun seperti pedang tajam, memotong-motong permukaan air.
Dalam sekejap, seluruh area dalam radius 800 mil laut Atlantis terpotong menjadi permukaan laut pecah-pecah berukuran 4 meter persegi.
Kecepatan keruntuhan air laut tak mampu menyaingi gesitnya pemotongan, saat itu seluruh langit dan bumi tertutupi cahaya merah membara.
Awan uap tebal dengan suhu tinggi yang membuat tercekik melesat dari permukaan laut, bahkan badai pun tak mampu menghalau awan kehancuran pucat ini.
Hingga sepersepuluh detik berlalu, permukaan laut yang retak akhirnya runtuh. Air laut yang terbelah dan terisolasi oleh laser seketika mengisi kekosongan yang terbelah di bawah tarikan gaya gravitasi, sementara permukaan laut secara keseluruhan tiba-tiba jatuh dengan perbedaan ketinggian ratusan meter.
Di bawah pengaruh 'Fu Gravitasi' itu sendiri, kecepatan penurunan permukaan laut di sekitar Atlantis juga melambat, mencegah benua baja ini jatuh dari ketinggian ratusan meter.
Erangan rendah keluar dari tenggorokan Li Xiao yang sedang dilanda kegilaan: "Tidak cukup! Tidak cukup! Lebih banyak! Berikan lebih banyak tembakan meriam! Lebih banyak peluru! Lebih! Lebih!"
Seakan merespons auman rendahnya, ribuan misil yang melesat cepat muncul dari ujung cakrawala dengan mengekor mesiu putih penghancur.
Misil yang dicat hitam murni memuntahkan ekor api merah menyala, berduyun-duyun terbang ke arah yang sama!
Mereka bagikan gerombolan gagak hitam yang menembus langit, membawa bayangan kematian menutupi air laut merah menyala, datang dengan murka berapi dan niat membunuh yang dingin!
Seluruh 40.700 misil 【Hukuman Surgawi】 telah memenuhi panggilan, hanya untuk mengubah lautan menjadi jurang yang mendidih!
Di antara langit yang membakar dan lautan, di puncak tertinggi kota baja, Li Xiao membentangkan lengannya sambil tertawa terbahak-bahak penuh kegembiraan: "Nah baru benar! Ayo, bertarung sampai puas!"
Dengan lempeng raksasa sebagai baskom, seluruh Samudra Pasifik sebagai air, menggunakan railgun dan cahaya kematian sebagai bumbu, Li Xiao hendak merebus monster yang tak diketahui asalnya ini sampai benar-benar matang!
