Dalam pergantian takhta keempat, petarung terkuat yang muncul dari dewa kuno - 'Ular Abadi' naik takhta, di bawah pimpinannya, kehendak akhir secara tak terbayangkan hampir mencakup 'seluruh dimensi tak terbatas'.
Untuk mencapai kesempurnaan, konsep-konsep seperti waktu, ruang angkasa, dimensi dan segala yang pernah ada, belum ada, diketahui maupun tidak diketahui sepenuhnya tunduk padanya, ia melakukan penghancuran dan penciptaan tanpa hitungan.
Kehebatannya yang paling utama terletak pada kemampuan membalikkan waktu tanpa batas, layaknya Save&Load, jika hasil yang diinginkan tak tercapai, mulai lagi dari awal; dalam proses tak terhitung kali ini, 'kehendak akhir' mencoba ribuan jalan berbeda, berevolusi dengan kecepatan tak terbayangkan, bahkan menentukan fondasi dasar seluruh dunia tak terbatas saat ini.
Setelah berkali-kali gagal, langkah evolusi 'kehendak akhir' kembali terhenti, dan saat itu 'Dewa Kuno' akhirnya menemukan penerus yang telah mereka tetapkan sendiri.
Setelah menaikkan penerus ke 'takhta' dengan tangannya sendiri, penguasa yang dijuluki 'Ular Abadi yang Terbelenggu' ini hancur dengan sendirinya.
Inilah evolusi yang menuai pro-kontra setelah kebenarannya terungkap: ——"Kembalinya Abadi"!
Yang dinobatkan ke takhta oleh "Ular Abadi yang Terbelenggu dalam Siklus Tanpa Akhir" adalah penguasa kelima.
Dunia yang diidamkan penguasa baru ini bertumpu pada prinsip 'inklusivitas total dan mencintai segala sesuatu' di era baru.
Ia memiliki orientasi paling unik dalam sejarah "takhta" - para Dewa Kuno lainnya memiliki kesombongan "menaklukkan dunia di bawah kuasaku" dalam kadar berbeda, dengan sisi agresif memerintah kepatuhan - namun dalam dunia yang dibangun dari keinginan ini, tak ada paksaan untuk tunduk.
Di dunia indah bagai dongeng itu, kesalahan memiliki harapan penebusan, ketidaksempurnaan pun berpeluang diperbaiki.
Jika pertama kali tak berhasil meraih yang diinginkan, coba kedua kalinya, ketiga kalinya, keempat kalinya! Setelah reinkarnasi tak terbatas, kebahagiaan pasti akan ditemukan!
Inilah hukum alam dari 'Siklus Reinkarnasi'!
Raja kelima yang terinspirasi dari prinsip "Kembalinya Abadi" ini meraih pemujaan tertinggi, bahkan dihormati para petarung generasi berikut sebagai "Cahaya Tertinggi", "Dewa yang membuat dewa lain tampak jahat dibandingkannya".
Namun, kelemahan fatal dari prinsip "siklus reinkarnasi" terletak pada sikapnya yang menerima semua kebaikan dan kejahatan tanpa pandang bulu. Inilah yang setelah puluhan ribu tahun akhirnya melahirkan pergantian generasi keenam yang paling jahat dalam sejarah!
Kesombongan, kegilaan, kekejaman, keteguhan, kemurahan hati - apapun karakteristik dan prinsip yang dimiliki dewa-dewa masa lalu, sejak awal mereka telah mencintai segala makhluk ciptaan dan dunia yang mereka ciptakan. Seperti orang tua yang menyayangi anaknya, mereka menuangkan prinsip yang dipegang teguh ke seluruh dunia dari sudut pandang keibuan/keayahan.
Namun, dewa baru yang muncul kemudian dengan keberuntungan yang hampir mustahil berhasil mengalahkan Dewa Kuno generasi kelima, lalu naik takhta. Inilah entitas yang disebut "Iblis", sang Dewa Jahat paling ganas dan keji.
'Tao' yang dipegangnya memiliki eksklusivitas tak tertandingi: "Tak ada yang lain selain aku!" Ego yang membengkak tanpa batas ini menganggap dirinya sebagai satu-satunya yang eksis.
Dengan cinta membara pada diri sendiri dan kebencian membara pada orang lain, ini merupakan pemberontakan absolut terhadap jalan yang ditempuh para Raja Takhta sepanjang generasi.
Untuk mencapai tujuannya, ia tak segan mengorbankan segalanya, bahkan seluruh Ruang Tanpa Batas!
Begitu ia sepenuhnya menguasai Takhta Dewa, seluruh alam semesta dimensi akan menghilang, hanya menyisakan eksistensinya sendiri.
Bahkan Kehendak Akhir pun akan terserap sepenuhnya, dan makna 'ketakterbatasan' akan lenyap selamanya.
Justru di bawah ancaman krisis inilah pergantian ketujuh lahir - kelahiran dari "Ruang Tanpa Batas"!
Saat Dewa Jahat dihancurkan oleh semua Dewa Kuno yang memiliki kualifikasi kandidat 'takhta', kehendak akhir memecahkan posisi tertinggi yang semula menjadi beberapa takhta independen.
Kaisar yang memimpin segalanya menghilang, berubah menjadi puluhan 'Raja' dengan kekuasaan mutlak di wilayah kekuasaan mereka sendiri!
Dapat dipahami sebagai perubahan dari sistem diktator ke sistem parlementer. Seiring waktu, para Dewa Kuno dari masa lampau telah meninggalkan dunia ini, melanjutkan ekspansi ke arah yang tidak diketahui.
Para penguasa di atas takhta kemudian dipilih kembali oleh 'kehendak akhir', yang kita sebut sebagai 'dewa utama'. Inilah era tempat kita berada sekarang.
Inilah era yang kita sebut sebagai 'dunia tak terbatas'!
Dunia kita telah berevolusi melalui kesalahan tak terhitung dan jalan berliku, hingga mencapai rupa yang bahkan tak bisa disebut 'keajaiban'!
"......Inilah masa lalu dunia tak terbatas."
Tuhan Kematian-Kehidupan akhirnya menyelesaikan kelas bimbingannya, menatap Bai Shuo sambil tersenyum: "Muridku, apa kesanmu?"
Bai Shuo menunduk, bergumam: "Takhta, pergantian takhta, 【Cross】, pembaruan dunia dengan kobaran api, dan [rencana] yang hingga kini hanya diketahui namanya dengan konten rahasia tertinggi..."
Tiba-tiba ia mengangkat kepala menatap gurunya yang tiba-tiba terasa asing: "Apakah tujuan 【Cross】 adalah pergantian Takhta ke-delapan?"
“Benar.” Tuhan Kematian-Kehidupan akhirnya menunjukkan senyum kegembiraan: “‘Kehendak Akhir’ mampu dalam proses mencetak ‘penguasa mutlak baru’, terus menyerap aturan untuk mengisi kekosongannya, hingga akhirnya setelah mencapai tahap akumulasi tertentu, memulai penggantian kedelapan yang juga merupakan evolusi yang jauh lebih besar!
Sejak awal, tujuan kami tidak pernah disembunyikan... Bukankah sudah dijelaskan sebelumnya?
Kami akan memperbarui dunia dengan kobaran api!”
Bai Shuo berusaha menarik napas dalam-dalam, merasa kepalanya penuh dengan informasi yang begitu besar; namun karena sudah terlanjur penuh, tak ada salahnya menambah sedikit lagi, maka dia bertanya kembali: “Setelah penggantian takhta ketujuh, apa aturan dunia tak terbatas?”
“‘Aturan’ yang dipegang ‘Dunia Tak Terbatas’ adalah jalan yang dipertahankan semua Dewa Kuno generasi sebelumnya, kecuali Dewa Jahat generasi keenam.”
“Baik ‘Dualisme’, ‘Kekacauan Sifat Binatang’, ‘Kesedihan Jalan Surga’, ‘Regresi Abadi’ maupun ‘Reinkarnasi dan Kelahiran Kembali’ semuanya eksis bersamaan di saat ini di berbagai dunia, dan dalam ekspansi tak terbatas, terus memasukkan yang tak diketahui ke dalam ketakterbatasan baru, melahirkan aturan-aturan baru yang terus mengalir.”
Zhao Hun tersenyum misterius: “Yang berbeda hanyalah Ruang Dewa Utama tempat para Prajurit Samsara berada.”
Bai Shuo tahu ‘bahan peledak’ akan datang lagi, menarik napas dalam-dalam lalu berkata serius: “Kami ingin mendengarnya secara detail.”
“Di era Dewa Kuno, penguasa mutlak bukanlah petarung pemberani abadi, jika tidak takkan terjadi penggantian takhta. Era itu pernah memiliki beberapa petarung pemberani yang sejajar dengan ‘penguasa mutlak’.”
Mereka karena berbagai alasan tak pernah mencapai puncak takhta, namun tak berarti 'prinsip' yang mereka yakini dan pertahankan memiliki kelemahan dibandingkan para Raja……”
Zhao Hun berhenti sejenak, memandang Bai Shuo dengan senyum kagum: “Dan yang dipilih dalam Ruang Dewa Utama, justru jalan yang dipilih oleh seseorang yang tak pernah mendapat kesempatan menduduki takhta. Dunia sempurna yang ia bayangkan, sangat familiar bagimu.”
“Itulah dunia yang disebut 'Dunia Emas Tertinggi'!” Orang bijak itu mengambil "mengenang kematian" sebagai moto, mencintai segalanya, menghancurkan segalanya, mengubah seluruh dunia menjadi medan pembunuhan yang penuh pertikaian.
Bisa disebut sebagai 'perwujudan Jalan Raksasa Pembunuh', 'neraka', 'Tanah Suci para raksasa penghancur dan monster mengerikan'……
Justru karena ini, ada yang menganggap seluruh Ruang Dewa Utama sebagai neraka penyucian.
Hanya dengan cara inilah petarung baru bisa muncul dengan kecepatan tertinggi, terus menyempurnakan kekosongan kolektif melalui evolusi individu, hingga akhirnya membuat 'Kehendak Akhir' berevolusi lagi.
Kejayaan individu membawa kemajuan kelompok, kejayaan kelompok juga memicu lompatan kualitatif kualitas individu, benar-benar simbiosis mutualistik yang sangat tidak konvensional.
Inilah kebenaran tertinggi yang tak pernah mencapai status dewa, Jalan Raksasa Pembunuh!
Bai Shuo berbisik pelan: “Meningkatkan kecepatan evolusi hingga batas maksimal melalui pembunuhan dan pertarungan tak henti?”
“Kedengarannya, sangat menarik.” Dia menunduk, melihat jari-jarinya gemetar tak terkendali, dengan hati penuh sukacita dan antisipasi, senyum tak wajar mengembang di wajahnya: “Kebenaran seperti ini, benar-benar memuaskan ya...”
Dunia tak terbayangkan yang memiliki kemungkinan tak terbatas ini, ternyata adalah tempat yang jauh melampaui perkiraan!
Memandang aura tajam yang memancar dari Bai Shuo, Tuhan Kematian-Kehidupan tersenyum dalam bayangan.
Semangat pantang menyerah dan hasrat menantang seperti ini... Muridku, engkau memang ditakdirkan memiliki segala yang kuharapkan.
Perlihatkan padaku, sampai di mana batas kemajuanmu?
Sang Pelampau? Dewa? Takhta... Atau mungkin seperti Dewa Kuno zaman dahulu, mendarat dengan megah di seluruh dimensi tak terhingga?
Sangat kunanti, sungguh tak sabar!
Di aula besar yang suram, tiba-tiba muncul titik cahaya redup di ujung jari Tuhan Kematian-Kehidupan.
Cahaya yang melayang seperti kunang-kunang musim panas itu berputar mengelilingi jari, memancarkan aura mengerikan yang membuat orang tak bisa menahan gemetar.
“Hampir saja lupa...” Tuhan Kematian-Kehidupan mengangkat jarinya: “Ini, untukmu.”
Bai Shuo mengangkat kepala, menatap partikel cahaya yang melayang di antara mereka, seolah bisa merasakan aura yang sangat familiar: “Apa... itu?”
“Hmm, bisa dibilang ini adalah bantuan terakhir seseorang untukmu. Detailnya tak bisa kubicarakan, tapi kau bisa memilih menerima atau menolak.”
Zhao Hun mengamati cahaya di ujung jarinya dengan ekspresi penasaran: "Bahkan aku sendiri tak tahu isinya, mungkin ini kutukan yang sangat kuat."
"Guru tak perlu menggunakan taktik kuno seperti ini untuk memprovokasiku," Bai Shuo tertawa mendengar perkataannya, mengulurkan telapak tangannya: "Kalau begitu berikanlah, aku tak akan sungkan."
"Murid yang sulit diatasi ini." Zhao Hun tersenyum, mengibaskan partikel cahaya di tangannya. Cahaya itu beterbangan di udara sebelum akhirnya mendarap di tangan Bai Shuo.
Barulah kemudian Bai Shuo melihat dengan jelas apa sebenarnya cahaya kecil itu.
Di dalam cahaya itu hampir tak ada apa-apa, namun terdapat inti tak tergantikan yang sangat mikroskopis. Lapisan cahaya bertubi-tubi membelit partikel debu itu seperti rantai, setiap keit cahaya memancarkan tulisan suci yang tak terhitung jumlahnya.
Dalam sekejap, Bai Shuo telah mengidentifikasi elemen-elemen yang dikenalnya dari cahaya tersebut: 'Kitab Buddhis', 'Jimat', 'Jalan Dewa', 'Mantra', 'Barrier', 'Segel'...
Seperti seluruh jimat dan kitab suci di dunia berubah menjadi secercah cahaya untuk menekan sebutir debu yang nyaris tak kasat mata.
Yang tak diduga Bai Shuo, partikel cahaya itu pecah tepat saat mendarap di tangannya!
Aura arogan yang seolah menduduki puncak dunia langsung menyapu Bumi seketika, menghancurkan wilayah dewa Negeri Kematian, membuat aula besar berderai retakan dalam gemuruh Boom!
Binatang buas yang terkendali di dalamnya, telah keluar dari sangkar!
