Kekuatan barrier yang biasanya lembut kini terkontaminasi oleh kesan 'Dewa Kuno' dalam ingatan yang otoriter dan absolut, meski hanya tiruan bentuknya saja, tetap menimbulkan rasa takut.
Dalam gemuruh "Boom", kedua orang itu mundur selangkah di bawah tatapan Bai Shuo, secara refleks membuka wilayah dewa masing-masing, bersiap melancarkan serangan dengan seluruh kekuatan terhadap krisis tak jelas.
Kegagahan yang meluas dalam sekejap mengusir segala kekuatan yang tidak tunduk dari ruang angkasa, terus menggerogoti dunia luar tanpa henti.
Mata Bai Shuo perlahan terbuka, tatapannya kosong dan bingung, sisa rasionalitasnya membuatnya kembali tenggelam dalam kenangan.
Di depan mata muncul kembali sosok terkuat dari waktu yang tak terhitung lamanya itu, mulutnya tanpa sadar mengulang mantra terakhir yang dibacanya:
“Rakyat merdeka dan dunia merdeka, berhasrat memohon di sini...” Suaranya parau, namun tatapannya memancarkan cahaya penghancuran yang sanggup membekukan seluruh dunia:
“Berdiamlah waktu, karena kau lebih mempesona dari segala hal!”
Bagai Faust yang menjual jiwa kepada iblis, melantunkan permohonan untuk menghentikan sang waktu!
Maka bergemalah suara keruntuhan wilayah dewa, ‘Batas Ketenangan’ yang menyapu ke segala penjuru mengalami metamorfosis di sini.
Melintasi zaman yang jauh, kekuatan terhebat sebelum pergantian Takhta keenam bangkit kembali dari waktu yang tertimbun, bersandar pada Enam Tingkatan Tertinggi, mengguncang Menara Babel yang menembus inti bintang ini dalam seketika!
Wilayah waktu yang membeku seketika menyapu hingga di hadapan dua dewa, tanpa pikir panjang, mereka serentak membentangkan wilayah dewanya ke depan.
‘Peta Agung Perubahan’ yang mengandung esensi sihir empat elemen dasar dan melahirkan segala kekuatan, serta ‘Negeri Orang Mati’ yang memiliki energi hidup-mati dewa dan sanggup membangkitkan yang telah tiada, kini menyatu di tangan dua dewa yang telah lama memiliki kedekatan batin.
Wilayah dewa yang telah menyatu runtuh menjadi sebuah titik dalam sekejap, ledakan terjadi di detik berikutnya, bentuk awal dunia baru terlahir darinya.
Pada seketika, cahaya dan gelap terpisah dalam dunia baru kekacauan, kedua orang ini bersama-sama menghidupkan kembali gelombang energi penciptaan tujuh hari dewa. Dengan 'prinsip sihir' masing-masing, mereka menciptakan keajaiban yang belum pernah dialami sebelumnya.
Wilayah dewa yang telah mengalami sublimasi dari 'Peta Besar Perubahan' dan 'Negeri Orang Mati' ini, kini bernama: 'Penciptaan Adam'!
Seketika kemudian, kharisma ilahi 'Keabadian Sekejap' dan wilayah dewa 'Penciptaan Adam' bertabrakan secara frontal, terjerat dalam kebuntuan.
Aula Kebangkitan mengeluarkan deru Boom yang menandakan keruntuhan, retakan menyebar ke segala penjuru. Tepat sebelum kehancuran total, kekuatan 'Keabadian Sekejap' tiba-tiba terputus dan lenyap.
Di tubuh Bai Shuo kembali muncul retakan mengejutkan, namun kali ini setidaknya dia sudah sadarkan diri.
Dua dewa yang terkejut saling memandang, tak kuasa mengusap keringat dingin di dahi.
Pada saat kontak, mereka justru menemukan bahwa wilayah dewa 'Penciptaan Adam' ternyata terkikis oleh aura dahsyat yang bahkan belum membentuk wilayah kekuasaan utuh.
Seandainya kekuatan fisik Bai Shuo setara dengan mereka—tidak! Cukup bertahan beberapa jentikan jari lagi, wilayah dewa 'Penciptaan Adam' pasti akan terasimilasi sepenuhnya...
Saat kesadarannya pulih, sensasi pertama yang dirasakan Bai Shuo adalah derita hebat dari cangkang tubuh dan Fu Dewa. Dengan suara parau ia berbisik: "Tadi... apa yang terjadi?"
Sudut mata Aaron berkedut, ia melambaikan tangan memanggil rekaman yang tersisa di Aula Kebangkitan dan memperlihatkannya di depan Bai Shuo: "Menurutmu?"
Bai Shuo menatap gambar dirinya sendiri di layar, tak kuasa berseru: "Ini... Mantra Dewa Kegagahan·Wu Jian Teratai Merah?"
Zhao Hun dan Aaron kembali saling memandang, serentak mengangguk. Aaron melangkah maju satu langkah dengan waspada bertanya: "Apa yang kau lihat?"
Bai Shuo yang melayang di udara tak kuasa menepuk kepalanya yang masih sakit, merenung dengan getir hingga akhirnya mengingat Dewa Kuno dalam memoranya yang membekukan seluruh dunia tak terbatas ke dalam keputusasaan. Napasnya tersengal.
Ia bergumam tak percaya: "Aku melihat pergantian takhta ketujuh, dan... Dewa Kuno?!"
Keduanya di samping kembali mengangguk. Aaron menahan kegembiraan di hatinya, bertanya dengan suara bergetar: "Berapa... yang kau pahami?"
Bai Shuo kembali masuk ke dalam perenungan, setelah cukup lama akhirnya tersenyum getir dan berbisik: "Kira-kira... setengah? Sepertiga? Atau sepersepuluh? Aku pun tak yakin."
"Hiss..." Aaron menarik napas tajam, berbisik tak percaya: "'Sekejap' kegagahan... Bahkan sepersepuluh pun sudah cukup."
Keduanya kembali bertukar tatapan, lalu menoleh ke Bai Shuo serentak berseru: "Mulai hari ini, masuklah retret meditasi!"
Setengah jam kemudian, Bai Shuo yang baru saja pulih sepenuhnya sedang bersiap mengatakan sesuatu ketika dua dewa kawakan bekerja sama menyekapnya ke dalam 'Ruang Waktu', sambil melemparkan tumpukan ribuan buku sihir berbagai jenis padanya.
Saat Aaron menutup pintu untuknya di akhir, dia berkata dengan ramah: "Aku mengatur setting waktu langsung selama setahun untukmu. Dalam setahun ini, tenang saja mempelajari hasil panen kali ini!
Sekalian, gurumu menyuruhku menyampaikan: Jika setelah keluar kamu masih belum bisa mempelajari beberapa Sihir Tiga Cincin, lebih baik bunuh diri saja..."
Begitulah, dengan ekspresi wajah Bai Shuo yang ingin menang tapi tak bisa, Aaron bersiul sambil menutup pintu Ruang Waktu dengan senyuman penuh antisipasi.
Maka dimulailah pertapaan yang tak diketahui orang.
……
Saat Index bertemu kembali dengan Bai Shuo di laboratorium mantranya, dia hampir terkejut setengah mati.
Siapa pria berambut acak-acakan, berjanggut lebat, mata dipenuhi urat darah merah, terlihat seperti paman berusia tiga puluh hingga empat puluh tahun ini?
Jangan main-main, meskipun Illidan tidak cantik, tapi masih beberapa kali lebih indah darimu!
Setelah Bai Shuo berhasil meyakinkan status barunya dengan susah payah, cahaya belas kasihan langsung terpancar dari mata Index.
Mengurung seorang barbar bersama ribuan buku selama setahun... Hukuman yang sangat mengerikan.
“Bai Shuo merapikan rambutnya yang kacau balau, tanpa bakat memotong rambut sama sekali, dia langsung mengikat rambut sepanjang pinggang di tengkuknya. Menggunakan pengalaman menyisir rambut Chen Jingmo sebelumnya, dia berhasil membuat ekor kuda bergaya kuno.
Setelah akhirnya membersihkan rambut wajahnya, barulah wajahnya yang dulu terlihat.
Indix mendekat dan memandang wajahnya dengan bingung: “Kamu terlihat lebih tua.”
“Kalau terkunci di ruang tertutup selama setahun, siapa pun akan menua.” Bai Shuo menghela napas pasrah.
Untungnya setelah mencapai tingkatan tertinggi ini, tubuhnya sudah tidak perlu lagi dibersihkan dengan mandi. Kalau tidak, pasti sudah bau seperti mayat.
Saat membahas masalah mencari Index, Bai Shuo langsung blak-blakan: “Kali ini, ada hal penting yang ingin kuminta.”
“Apa itu?” Index menepuk dadanya keras-keras: “Serahkan padaku!”
“Kamu baru tingkat enam bintang. Aku sudah tujuh bintang. Masalah sebesar apa bisa kamu atasi?”
Bai Shuo mengelus kepala anak itu, berpura-pura bijak tapi dalam hati senyum-senyum: “Harus lebih giat berlatih.”
Seketika, wajah Indix memerah marah, matanya melotot kesal: “Dasar ‘ahli sihir seni bela diri’! Aku paling tidak suka diomeli orang sepertimu!
Aku sudah mau menyelesaikan Fu Dewa! Begitu terobosan ini berhasil, warisan yang terkumpul akan langsung mendorongku ke tingkat delapan bintang!”
“Oh, kalau gitu harus lebih giat lagi.”
Bai Shuo langsung menganggap ini sebagai ‘sikap keras kepala’ anak kecil yang ingin menjaga muka, sehingga tidak mempermasalahkannya. Kembali ke topik utama, dia berkata dengan serius: "Bisakah kamu meminjamkan beberapa orang kepada saya?"
"Baiklah, berapa banyak yang kamu butuhkan? Aku akan menyuruh Nona Merlin membawa beberapa anggota tim." Index menepuk-nepuk tumpukan naskah setinggi badannya dengan penuh penyesalan: "Aku baru mulai meneliti wilayah dewa akhir-akhir ini, jadi sementara tidak bisa pergi."
"Hmm, intinya semakin banyak semakin baik, mungkin hanya butuh beberapa jam waktu." Bai Shuo menyatukan telapak tangan dan berkata dengan tulus: "Kumohon."
"Kalau begitu baiklah, tapi upahnya harus kamu bayar sendiri ya." Index bahkan tidak menanyakan alasannya, langsung mengangguk setuju.
"Terima kasih banyak, nanti aku akan menghubungimu lagi." Bai Shuo bangkit dari kursinya, bersiap menghubungi target berikutnya.
Saat sampai di pintu, dia tiba-tiba menepuk dahinya dan bertanya sambil menoleh: "Sekadar bertanya, apakah kamu tahu di mana 'Xiao'?"
"Ah, itu tidak jelas." Index memegang dagu kecilnya, cukup lama kemudian baru berkata: "Terakhir kali bertemu, dia sedang mempersiapkan tim 20 orang bersama【Kultus Mekanis】untuk memburu 'Slaanesh'."
"Coba tanyakan, seharusnya mereka sudah kembali."
"Baik, terima kasih." Bai Shuo mengangguk memberi salam perpisahan.
Saat keluar dari kamar, Bai Shuo langsung mengirim undangan komunikasi ke 'senior' Ksatria Abu-abu-nya.
Tak sampai beberapa detik, komunikasi terhubung. Di tengah latar belakang ledakan dan jeritan yang terus-menerus, suara Xiao terdengar penuh semangat namun agak terdistorsi.
"Memang layak disebut rupa Nafsu Empat Dewa Jahat! Tepat kena satu tembakan 'Wahyu' tapi masih sekuat ini! Hahahaha... Aduh, Wocao!"
Bai Shuo mendengarkan suara bising itu lalu meningkatkan suaranya: "Sepertinya di sisimu sedang sibuk sekali."
"Pedang Akhir Zaman!... Gak sibuk, sama sekali gak sibuk! Sudah masuk tahap penyelesaian. Langka sekali kamu menghubungiku. Ada perlu apa?... Wocao!"
Sudut mulut Bai Shuo berkedut saat berkata jujur: "Awalnya mau pinjam beberapa orang darimu, tapi sepertinya lebih baik urungkan."
"Tunggu sejam! Berapa pun orangnya bisa kuatur!" teriak Xiao di tengah gemuruh kobaran perang: "Tugas mitos ini tinggal selemparan batu lagi!"
"Nanti aku balik, bawa separuh pasukan 【Cross】 juga bisa! Oke dulu, aku kolaps dulu!"
“……”
Bai Shuo menatap komunikasi yang tiba-tiba terputus sambil menutupi wajah sambil berdesah.
Bro, sebenernya lo bisa diandalkan apa nggak sih?
Satu setengah jam kemudian, Ksatria Abu-abu yang seluruh tubuhnya berlumuran darah berbau busuk muncul di depan Bai Shuo melalui penanda lokasi dimensi.
Ia menepuk pelindung dada penuh goresan sambil berkata sungguh-sungguh: "Oke, katakan. Mau balas dendam, kerjakan tugas, atau merusak Sayang keluarga mana? Serahkan padaku!"
Bai Shuo langsung mengeluarkan sebuah lencana yang baru diambil dari BOSS dalam ruang angkasa: "Meski aku tak ingin menggunakannya, tapi kurasa lebih baik kita punya lebih banyak orang untuk hal seperti ini."
Xiao menatap terkagum-kagum pada lencana hak akses di tangan Bai Shuo yang melambangkan 'komando sementara' dan serangkaian makna khusus, ekspresinya membeku: "Gila, ini bisa kau dapatkan?!"
"Aku mau ke 【Evolusi Ilahi】 untuk dendam, mau bantu?"
"Serahkan padaku!" Xiao tertawa lebar sambil melambaikan tangan, puluhan Prajurit Samsara yang diam mengangkat senjata masih bernoda darah muncul di belakangnya, tanpa sepatah kata.
"Aku bahkan berhasil membawa separuh pasukan penakluk 【Cross】 untukmu!" Ia bersemangat mengibaskan kepalan tangan: "Hal seru begini, mana mungkin tanpa aku?!"
