Di bawah terik matahari siang, di puncak gedung pencakar langit sebuah kota di Australia, si rambut merah duduk di tepi sambil memandang keramaian di kejauhan.
Di sudut paling pinggir atap, robot pendek berbentuk silinder terhubung dengan puluhan kabel, merangsek masuk melalui router di tubuhnya ke jaringan WIFI yang menyelubungi seluruh kota.
Aliran data tak terhitung dan teknologi ribuan tahun lebih maju dari dunia ini dalam seketika menghancurkan semua yang pantas disebut firewall, menguasai diam-diam seluruh server di kota.
Dalam seperseribu detik, bilah progres melompat dari nol ke 100%, di mana sebagian besar waktu terbuang justru karena jaringan komputer kota ini terlalu primitif sehingga transmisi sinyal berjalan lambat.
Seketika, lampu merah di persimpangan, kamera tol jalan raya, papan reklame besar di jalanan hingga sistem tiket stasiun, semua jatuh ke tangan-nya.
"Pada akhirnya, ponsel, tablet, hingga semua perangkat bergerak yang terhubung jaringan di seluruh kota telah jatuh ke dalam jaringan raksasa ini."
"Bintik-bintik merah tak terhitung bagai lautan berkedip di layar raksasa, mengepung sebuah bangunan."
Pesan singkat muncul di benak pria berambut merah itu: "Xiao, invasi Sekolah Dasar Swasta Brisbane selesai! Waktu Sydney 15:46:11."
Li Xiao berseru rendah penuh kemenangan, seolah meretas jaringan kota ini memberinya rasa pencapaian lebih besar daripada mengebom planet induk ras serangga.
"Bagus! Gurita mati bersiap! Sudah ratusan kali latihan di proyeksi 3D 【Poros Pembangkang】, kalau kali ini gagal lagi... Matilah kau!"
Jari Li Xiao menari cepat di atas layar melayang, memunculkan barisan data, wajahnya serius.
"Aku bilang... Xiao..."
Proyeksi layar muncul di udara. Di baliknya, pria paruh baya berjas bisnis memegang buket mawar berkata cemas: "Bagaimana kalau kita batalkan saja..."
"Bodoh!" Li Xiao menghentak beton pembatas hingga retak, wajah penuh amarah membentak layar: "Gurita mati! Kalau kau mengkerut sekarang, pantaskah menghadapi Si Bodoh yang masih terbang jadi router nirkabel di langit?!"
"Jika gagal, jangan pernah kau bilang kau seorang pria di hadapanku! Anggap saja aku buta! Untuk rencana hari ini, aku mengajukan lima persen sumber daya komputasi dari 【Poros Pembangkang】, menyia-nyiakan dua jam sumber daya yang cukup untuk menghitung ulang nebula di tubuhmu!"
Di balik layar, Dr. Octopus telah melepas lengan logam mengerikannya. Rambut keemasan-nya yang ditata desainer citra top memberi kesan aman dan terpercaya, terlihat seperti bintang baru di dunia politik.
Penampilan tergantung pakaian. Li Xiao menghabiskan beberapa juta dolar AS untuk melengkapinya dengan setelan kelas dunia, bahkan kancing bajunya pun diukir motif bunga oleh pengrajin tua.
Lagipula gurita ini memang tampan. Berdiri di sudut jalan dengan jas tailor-made, di belakangnya terparkir Aston Martin mengilap - sudah tak terhitung gadis yang mendekatinya.
"Aku mengerti..." Ia menarik dasinya dengan cemas, terengah-engah mengambil tekad: "A-aku akan Selesaikan!"
"Ini Li Xiao, memanggil Bai Shuo, tolong bantu gurita mati ini keluar dari keadaan buruk ini."
"Baik." Bai Shuo yang pasrah muncul di layar: "Aku akan membacakan mantra penenang..."
"Omong kosong! Aku tidak memanggilmu untuk baca mantra, bajingan!" Li Xiao menunjuk gurita di layar dengan kesal: "Lihat si malang di sudut jalan itu! Dia butuh bantuan playboy sejati!"
“Tapi... aku bukan jago percintaan.” Bai Shuo mundur selangkah dengan ekspresi tidak nyaman sambil tersenyum getir, menatap Li Xiao yang terlihat gila: “Sampai sekarang aku masih bingung, kenapa kalian harus merekrutku? Menurutku kalian pasti bisa menyelesaikan ini sendiri.”
“Udah kayak gini masih mau berpura-pura apa?! Kalau bisa selesai sendiri ngapain gw cari lo?!” Li Xiao dengan ekspresi wajah yang seakan dikutuk manusia dan dewa, menuding Bai Shuo berteriak: “Di Tim Asal-asalan cuma si gurita mati yang pernah menikah, yang lain sampai sekarang masih jomblo tua semua!”
“Tapi, beneran aku bukan ahli percintaan... Kenapa harus cari aku?”
“Nggak mungkin! Bajingan! Masih aja pura-pura!” Otot wajah Li Xiao berkedut: “Pilihan cari lo ini hasil dari 【Poros Pembangkang】!”
“Nima, seumur hidup kalian cuma ngandelin komputer rusak ini ya!” Bai Shuo menghela napas pasrah: “Kirain meramal pakai ilmu pengetahuan sudah cukup mistis... Ternyata komputer rusak kalian lebih tukang ramal lagi!”
Beberapa hari sebelumnya, Li Xiao dengan wajah tulus datang ke Tim Harapan untuk meminta bantuan Bai Shuo.
Alasan yang membuatnya malu sampai berkeringat dingin: Mereka butuh ahli rayu untuk membimbing aksi menaklukkan si gurita...
Saat itu Li Xiao mati-matian meyakinkan bahwa dirinya masih jomblo tua, R-2 cuma robot, Si Bodoh cuma suka gorila betina, dan satu-satunya yang bisa membantu hanyalah Bai Shuo.
Bai Shuo sendiri juga merasa hal ini agak aneh, karena di sisi ini dia juga tidak punya pengalaman...
"Kalau tidak punya pengalaman, dari mana datangnya cewek gratis di rumahmu?! Kalau tidak punya pengalaman, kenapa tatapan Ksatria putrimu padamu begitu aneh!" Li Xiao melompat-lompat kesal: "Seluruh dunia tak terbatas hampir tahu kau yang 'tidak berpengalaman' sudah membawa orang 【Cross】 merebut cewek di 【Evolusi Ilahi】! Kau masih bilang tidak punya pengalaman! Bajingan! Percaya tidak aku sebagai perwakilan 'Kelompok Mati untuk Dunia Tak Terbatas' akan menghukum mati kau!"
Bai Shuo mengusap keringat di dahinya, dengan wajah pasrah berkata: "Itu alasan khusus..."
"Sampai-sampai 【Poros Pembangkang】 bilang kau terkena nasib romantis, bajingan!" Li Xiao menghitung jari: "Hanya dari 'kalkulasi kekacauan' saja diperkirakan jumlah kekasihmu ada 1, 2, 3, 4..."
"Berhenti!" Bai Shuo kaget setengah mati: "Mana ada sebanyak itu..."
Hanya Chen Jingmo, Ortoria, dan Nuwa... ya tiga saja. Su Xi itu anak perempuan, tentu tidak bisa dihitung, ya, tidak bisa dihitung.
"Waktu hampir habis!" Li Xiao menutupi wajah: "Gurita mati di sana sudah mulai kejang-kejang! Jangan cuma mengamati saja..."
"Baiklah." Bai Shuo memberanikan diri maju, berjalan di belakang Dr. Gurita, menepuk bahunya: "Kurasa kau perlu lebih tenang..."
Gelombang getaran dari tubuh gurita itu bocor karena kecemasan hatinya, menyebar ke sekeliling.
“Orang-orang di sekitarnya merasakan berbagai ilusi yang aneh, ada yang merasa panas, ada yang dingin, bahkan ada yang merasa langit dan Bumi berputar hingga hampir terjatuh.”
Di bawah kakinya sehelai daun pun berputar-putar terbang. Mampu membuat samurai terakhir yang terkenal disiplin kehilangan muka sampai sejauh ini, menunjukkan hati gurita telah bergetar mencapai batas maksimal.
Suara Bai Shuo membawa kekuatan fisik yang menenangkan, sambil mengeluarkan kotak besi bertanya: "Mau rokok?"
Di udara tiba-tiba terdengar suara 'ciit', medan elektromagnetik yang menyelubungi gurita terganggu, menghancurkan seluruh kekuatan spiritual dalam kata-kata Bai Shuo.
Wocao, ada fungsi kayak gini...
Sudut mata Bai Shuo berkedut, kenapa Li Xiao tidak memberitahu sebelumnya? Apa harus menggunakan enam indera Buddha untuk menembus medan pertahanan spiritual ini, melakukan cuci otak pada gurita...
Tidak bisa, bagaimana jika gurita merasa duniawi membosankan karena satu kalimatku dan ingin masuk ke kekosongan? Sial sekali.
"Aku sudah berhenti merokok." Gugup, gurita menggeleng kaku, sama sekali tidak memperhatikan alarm, berbisik lesu: "Kurasa aku butuh sedikit tequila... Eh, ada vodka?"
"Maaf, aku tidak minum." Bai Shuo membuka tangan, langsung menembus medan magnet di sekitar gurita, menekan bahunya dengan paksa: "Kewaspadaan!"
Suara seketika mengalir deras ke telinga gurita, membuatnya merasakan seperti seember air es dituangkan ke tengkuknya, tak kuasa menahan tubuhnya menggigil. Meski terlihat compang-camping, akhirnya kesadarannya mulai pulih.
Bai Shuo memandang kepanikannya, dengan santai mengaktifkan barrier penyamaran di sekeliling, lalu memasukkan tangan ke dalam Tanah Suci di Enam Tingkatan Tertinggi miliknya, mengambil segenggam debu.
Aliran air menyembur dari keran di sampingnya, membasahi debu Tanah Suci itu. Api tak berwarna tiba-tiba menyala dari langit, dalam sekejap membakar genggaman debu itu menjadi butiran cairan kental yang mengalir. Setelah membeku, berubah menjadi bola-bola transparan. Belasan bola ini bila disusun bersama, akan membentuk ilmu Zen untuk membantu bermeditasi dalam sekte Zen.
Bai Shuo merangkainya dengan tali merah pembangun barrier, membuat kalung manik Buddha sederhana, lalu melemparkannya ke tangan gurita.
Ia mengangkat dagu: "Buang jam tangan mewah berharga puluhan juta itu, kurasa kau butuh ini."
Barang itu jika dinilai oleh Dewa Utama, minimal akan mendapat penilaian item tingkat tiga. Ini pun karena Bai Shuo sang ahli sihir yang tak memiliki keahlian 'alkimia' sedang menyia-nyiakan bahan langka.
Manik Buddha yang ditempa dengan prinsip sihir Sekte Zen tak terikat pada pintu, bahkan di tangan ahli sihir yang memperkuat 'Sekte Nichiren' atau 'Tantra' pun bisa menjadi artifak yang mudah digunakan. Bahkan prajurit kemarahan tempur yang tak bisa tenang sekalipun bisa menambah kecerdasan malang mereka sekitar belasan poin.
Bai Shuo kali ini benar-benar menguras tenaga dan pikiran demi membantu si gurita.
Dengan mengenakan manik Buddha pemberian Bai Shuo, ekspresi wajah gurita terlihat lebih baik. Ia melemparkan jam tangan yang terlihat sangat berharga itu ke Bai Shuo, mengangkat lengannya untuk mengusap keringat berminyak di dahinya, lalu mulai mengambil napas dalam.
Bai Shuo menunduk melihat waktu di jam tangannya, berbisik: "Jangan gugup, masih ada sedikit waktu lagi. Ikuti rencana dan pasti tidak akan ada masalah!"
Gurita memaksakan senyum keanehan yang terlihat sangat kaku: "Aku mengerti, serahkan padaku..."
"Tenang semuanya." Ia menghirup hidungnya, meluruskan pinggang: "Kali ini, aku akan mengeluarkan keberanian!"
"Diterima." Si Bodoh yang menggendong router raksasa di udara memberi jawaban singkat, sementara R-2 lebih sederhana lagi dengan mengirimkan serangkaian kode biner 'konfirmasi'.
"Gurita mati..." Di atas gedung, Li Xiao menunduk melihat siluet di kejauhan, bergumam: "Semangat... semangat... pasti bisa pulang..."
Bunyi lonceng penanda waktu bergema, tepat pukul empat sore.
Di seberang sudut jalan, bel berbunyi di Sekolah Dasar Swasta Brisbane - waktu pulang sekolah tiba.
Di atas gedung tinggi, Li Xiao yang datang ke sini untuk membantu gurita menemukan kembali keluarga yang hilang mengaktifkan prosesor komputasi raksasa sambil bergeram: "Aksi dimulai!"
Di gerbang sekolah yang terbuka, gadis kecil berambut emas muncul dari kerumunan orang dengan tas kecil di punggungnya.
Pada ketikan itu, Bai Shuo mendengar suara berbisik penuh kerinduan dari tenggorokan gurita: "Illy..."
